Nama
: Eviarina Indriyanti
NIM
: 06111003012
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Penerapan Kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Daryanto,
2014:210).
Pada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Kurikulum 2013
sudah tidak diterapkan lagi. Banyak sekolah yang memberlakukan kembali KTSP
2006 berbasis pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan
survei dari 58 SMP Negeri di kota Palembang dan
masih menerapkan
empat Sekolah
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka
yang
menjadi
permasalahan
dalam
penelitian
ini
adalah
Bagaimana
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara
lain adalah :
1.4.1
1.4.2
Secara Teoretis
Penelitian ini dapat mendukung teori-teori pembelajaran tematik dalam
proses pembelajar di sekolah.
Secara Praktis
1.4.2.1
Membantu
sekolah
dalam
proses
pembelajaran
mengenai
Menambah
wawasan
dan
pengetahuan
peneliti
mengenai
II.
Tinjauan Pustaka
2.1
Pembelajaran Tematik
memiliki
Aliran Progresivisme
Aliran Konstruktivisme
Aliran Humanisme.
Landasan Psikologis
Landasan Yuridis, yaitu UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan
anak yang berhak memperoleh pendidikan dan UU No. 20 Tahun 2003
dalam
pembelajaran tematik memiliki tiga landasan yang utama yaitu landasan Filosofis,
Psikologi dan Yuridis.
3.
Holistik
Artinya, bahan ajar menurut kajian suatu fenomena sari beberapa bidang
kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. Dengan
demikian, keberadaan bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat
memahami suatu fenomena dari segala sisi, menjadi lebih arif dan
4.
bijaksana.
Autentik
Artinya, karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi
autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar.
Dengan kata lain, bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan
pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri. Selain itu, bahan ajar
tersebut memberikan informasi yang kontekstual dengan kenyataan
empiris aau fenomena sosial budaya di sekitar siswa. Hal ini berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Prastowo (2014: 100) menurutnya karakteristik pada pembelajaran tematik
yaitu:
1. Adanya efisiensi
2. Konstekstual
3. Student Centered (Berpusat Pada
Siswa)
4. Memberikan Pengalaman
Langsung (Autentik)
5. Pemisahan Mata Pelajaran yang
Kabur
6. Holistis
7. Fleksibel
8. Hasil Pembelajaran Berkembang
Sesuai Minat dan Kebutuhan Siswa
9. Kegiatan Pembelajaran Sangat
Relevan dengan Kebutuhan Siswa
10. Kegiatan yang Dipilih Bertolak dari
Minat dan Kebutuhan Siswa
f.
Pembalajaran
tematik
memiliki
model-model
pembelajaran
yang
menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna. Kadir dan
Asrohah (2014: 39) mengatakan bahwa model pembelajaran tematik adalah:
1. Model Keterhubungan/Terkait (Connect Model)
Model terhubung (connect) merupakan model integrasi inter bidang
studi.
2. Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed Model)
Model webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tetentu yang menjadi tema sentral bagi
keterhubungan berbagai bidang studi.
dan
kolaboratif.
e. Guru memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan hasil belajar individual maupun kelompok
f. Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun
kelompok.
g. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok
h. Guru memfasilitsi siswa melakukan pameran, turnamen dan festival
untuk produk yang dihasilkan.
i. Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggan percaya diri siswa.
3) Kegiatan Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan isyarat, maupun hadia terhadap keberhasilan siswa.
b. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa melalui berbagai sumber.
c. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
10
268) yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
Merupakan kegiatan pembukaan yang harus ditempuh guru dan
siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik
1) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan materi yang telah diberikan
dengan materi yang kan dipelajari, sehingga pemahaman siswa
menjadi utuh
2) Menginformasikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam
kegiatan pembelajaran
3) Melakukan pretest atau kuis, yaitu untuk mengetahui kemampuan awal
siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran tematik bersifat situsional, dalam
arti perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana proses
pembelajaran itu berlangsung.
c. Kegiatan Penutup
1. siswa menyimpulkan KBM di bwah arahan guru
2. melaksanakan post test atau penilaian akhir
3. melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian
tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumaah
4. menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa
5. menginformasikan topik atau tema yang akan dibahas pada pertemuan
yang akan datang
6. menutup kegiatan pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran tematik (Daryanto, 2014:216)
1. Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan
11
adalah
menyimpulkan/
IPS
adalah
terpadu yang
merupakan
12
13
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
III.1
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Tematik.
III.2
Interaksi Manusia dilihat dari proses pembelajaran tematik pada mata pelajaran
IPS semester genap tahun pelajaran 2014/2015, mulai dari kegiatan pendahuluan
berupa kegiatan apersepsi, kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi,
kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi dan kegiatan penutup yaitu
menyimpulkan atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
secara aktif, yaitu mendorong keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
kemudian menyenangkan karena bahan ajar memiliki sifat mempesona sehingga
peserta didik tertarik untuk terus belajar, lalu holistik yaitu bahan ajar memuat
kajian dari berbagai bidang kajian sehingga memungkinkan peserta didik menjadi
lebih bijaksana dan terakhir memiliki karakteristik yang autentik, berarti peserta
didik mengaitkan materi dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh diri
sendiri.
3.3
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah guru IPS SMP Negeri Kota Palembang
14
Nama Sekolah
SMPN 01
SMPN 03
SMPN 09
SMPN 11
TOTAL
Nama Guru
Hd
Fh
DS
Rd
Hm
KD
Am
Ff
Ss
Rh
10 GURU
15
16
P
f
N
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
17
(Arikunto,2006:200)
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Daryanto.2014.Pembelajaran Tematik, Terpadu,
2013).Yogyakarta: Gaya Media
Terintegrasi
(Kurikulum
Gunawan,Rudy.2011.Pendidikan IPS.bandung:Alfabeta
Imam, Mohammad. 2013. Kurikulum Rekonstruksionis Dan Implikasinya
Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial: Analisis Dokumen Kurikulum
2013. Surakarta: Sebelas Maret University Press (UNS Press)
Isjoni.2007.Integrated Learning (Pendekatan Pembelajaran IPS Di Pendidikan
Dasar).Bandung: Falah Production
Kadir, Abd dan Asrohah,.2014.Pembelajaran Tematik.Jakarta: PT RajaGrafindo
Prasada
Kemendikbud.2013.Kurikulum
2013
IPS
SMP/Mts.
https://mgmpips3gw.wordpress.com/2013/08/01/kurikulum-2013-ipssmpmts/, Di akses tanggal 16 Februari 2015
Khoiru, Iif dan Sofan Amri.2014.Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik
Integratif.Jakarta: Prestasi Pustaka
18
19
PROPOSAL PENELITIAN
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA MATA
PELAJARAN
ILMU
PENGETAHUAN
SOSIAL DI
DISUSUN OLEH :
EVIARINA INDRIYANTI
06111003012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
SMP
20