Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS CITRAAN DAN MAJAS PERSONIFIKASI, MAJAS

METAFORA, MAJAS PARADOKS, MAJAS LITOTES, DAN MAJAS


RETORIS DALAM PUISI KARAWANG BEKASI KARYA CHAIRIL
ANWAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Syarat Mengikuti Penilaian Akhir Semester Genap Mata


Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2020/2021

Oleh:
VINY FITRIA
KELAS XI MIPA 1/27/11590

SEKOLAH MENENGAH ATAS KATOLIK SANTO PAULUS JEMBER


2021
ANALISIS CITRAAN DAN MAJAS PERSONIFIKASI, MAJAS
METAFORA, MAJAS PARADOKS, MAJAS LITOTES, DAN MAJAS
RETORIS DALAM PUISI KARAWANG BEKASI KARYA CHAIRIL
ANWAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Syarat Mengikuti Penilaian Akhir Semester Genap Mata


Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2020/2021

Oleh:

Nama : Viny Fitria


Kelas : XI MIPA 1
Nomor Unit : 27
Nomor Induk : 11590
Tahun Pelajaran: 2020/2021

Disetujui oleh:

Pembimbing,

Alexander Sulistiawan Jatmiko, S.Pd.

ii
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Analisis Citraan dan Majas Personifikasi, Majas
Metafora, Majas Paradoks, Majas Litotes, dan Majas Retoris dalam Puisi
Karawang Bekasi Karya Chairil Anwar” diuji oleh penguji dan diterima SMAK
Santo Paulus Jember pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 29 April 2021
Tempat : SMAK Santo Paulus Jember

Tim Penguji:

Mengetahui,
Pembimbing, Kepala Sekolah

Alexander Sulistiawan Jatmiko, S.Pd. A. Denny Cahyo S., S.S.,


M.Sc., M.Pd.

iii
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai
kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.
(Yeremia 29:11)

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini dipersembahkan kepada:


1. Yth. Antonisus Denny S. S.S., M.Sc., M.Pd.
2. Yth. Alexander Sulistiawan Jatmiko, S.Pd.
3. Ytk. Ibu Evi Effendy
4. Ytc. Teman-teman Kelas XI MIPA 1
5. Ytc. Almamater SMA Katolik Santo Paulus Jember

v
ABSTRAK

ANALISIS CITRAAN DAN MAJAS PERSONIFIKASI, MAJAS


METAFORA, MAJAS PARADOKS, MAJAS LITOTES, DAN MAJAS
RETORIS DALAM PUISI KARAWANG BEKASI KARYA CHAIRIL
ANWAR

OLEH: VINY FITRIA


XI MIPA 1/27/11590
PEMBIMBING: ALEXANDER SULISTIAWAN JATMIKO, S.PD.

Puisi memiliki struktur fisik meliputi diksi, pengimajian, majas, rima, dan
tipografi. Citraan adalah kesan atau gambaran visual yang ditimbulkan oleh
sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam
puisi. Citraan meliputi citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan
penciuman, citraan pencecapan, citraan gerak, citraan perabaan, dan citraan
perasaan. Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya
dengan sesuatu yang lain (kiasan). Ada empat jenis majas yang disampaikan
dalam aplikasi majas, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas
penegasan, dan majas sindiran. Peneliti mengkaji citraan dan majas pada puisi
Karawang Bekasi karya Chairil Anwar menggunakan metode analisis data
deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data
dokumentasi yaitu pengumpulan data secara observasi pada tulisan. Berdasarkan
hasil penelitian, peneliti menemukan lima citraan puisi Karawang Bekasi antara
lain (1) “Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi” dan (2) “Kami yang kini
terbaring antara Karawang-Bekasi” merupakan (citraan penglihatan), (3) “Jika ada
rasa hampa dan jam dinding yang berdetak”(citraan pendengaran), (4) “Kami
sudah coba apa yang kami bisa”(citraan gerak), (5) “Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang – tulang diliputi debu”(citraan perasaan). Peneliti
menemukan lima majas dalam puisi ini antara lain (1) “Kami sekarang mayat.”
(majas personifikasi), (2) “Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
kemenangan dan harapan.” (majas metafora), (3) “Kami bicara padamu dalam
hening di malam sepi.”(majas paradoks), (4) “Kami cuma tulang-tulang
berserakan.” (majas litotes), (5) “Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru
kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?” (majas retoris).  Dengan
demikian, citraan dan majas pada puisi ini.

Kata kunci: puisi, citraan, majas

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan
karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penyusunan karya tulis ilmiah ini
dibuat sebagai syarat untuk mengikuti Penilaian Akhir Semester Genap Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2020/2021 
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada: 
1. Yth. Antonius Denny Cahyo S., S.S., M.Sc., M.Pd. selaku Kepala Sekolah
SMA Katolik Santo Paulus Jember, 
2. Yth. Alexander Sulistiawan Jatmiko, S.Pd., selaku guru pembimbing karya tulis
ilmiah yang dengan rela meluangkan waktu, memberikan pengarahan, dan nasihat
kepada penulis demi kelancaran penyusunan karya tulis ilmiah ini, 
3. Ytc. Orang tua penulis, yang telah membantu kelancaran penyusunan karya
tulis ilmiah ini;
4. Ytc. Teman-teman kelas XI MIPA I yang telah memberikan semangat dan
motivasi. Penulis berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Akhir kata,
penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar tulisan ini lebih
sempurna. 
Jember, Aprils 2021
Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN GURU PEMBIMBING ..................................ii

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO ......................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK .....................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................v

DAFTAR ISI .......................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................3

1.5 Definisi Operasional .....................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5

2.1 Citraan ..........................................................................................................5


2.2 Majas ............................................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................8

3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................................8

3.2 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................8

3.3 Metode Analisis Data ...................................................................................8

3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................................9

viii
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................10

4.1 Analisis Citraan Dalam Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar.....10

4.2 Analisis Majas Dalam Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar.......11

BAB V PENUTUP ..............................................................................................12

5.1 Kesimpulan .................................................................................................12


5.2 Saran .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya.


Rekaman ini menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dengan
bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain (Jakob Sumardjo, 1939).

Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2019) puisi


adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait. Menurut Herman J. Waluyo (2002, hlm. 25), arti
dari sebuah puisi adalah bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan
struktur fisik dan struktur batinnya.

Puisi dibedakan menjadi tiga yaitu, puisi lama, puisi baru, dan puisi
kontemporer. Menurut Wirjosoedarmo (1984, hlm. 51), puisi lama adalah
karangan yang terikat oleh banyaknya baris dalam setiap bait (kuplet/strofa,
suku/karangan), banyaknya kata dalam setiap baris, banyaknya suku kata
dalam setiap baris, rima, dan irama. Sementara itu, puisi baru seolah tidak
berjenis, orang bebas mengekspresikan pemikiran dan perasaannya tanpa
terikat aturan, misalnya berapa baris atau berirama. Puisi kontemporer adalah
jenis puisi yang menyesuaikan perkembangan zaman dan bentuknya sesuai
keinginan pengarang. Puisi memiliki struktur fisik dan batin. Struktur fisik
puisi meliputi diksi, pengimajian, majas, rima, dan tipografi. Sementara,
struktur batin pada puisi meliputi tema, perasaan, dan amanat.

Citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau


gambaran angan si penyair. Gambaran angan-angan itu macama-macam,
dihasilkan oleh indra penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan,
dan penciuman, bahkan juga diciptakan oleh pikiran dan gerakan (sic).

1
2

Majas merupakan unsur-unsur penunjang gaya bahasa (Ratna,


2009). Ada empat jenis majas yang disampaikan dalam aplikasi majas, yaitu
majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas
sindiran (Keraf, 2009)

Penggunaan citraan dan majas dalam puisi Karawang Bekasi menarik


untuk diteliti. Puisi karya Chairil Anwar ditulis pada tahun 1948 setelah
terjadinya Tragedi Rawagede pada 9 Desember 1947. Kejadian itu terjadi di
Desa Balongsari Rawamerta, Karawang yang terletak di antara Karawang dan
Bekasi. Puisi ini menceritakan tentang perjuangan pahlawan melawan tentara
Belanda pada Agresi militer Belanda I. Pahlawan-pahlawan tersebut berjuang
melawan Belanda meskipun mereka harus mati muda. Mereka tidak ingin
perjuangan mereka sia-sia dan mereka memberi semangat untuk terus
berjuang, walau mereka telah wafat.
Dengan demikian, judul karya tulis ilmiah ini dapat didefinisikan sebagai
penelitian yang membahas tentang citraan dan majas dalam puisi “Karawang
Bekasi” karya Chairil Anwar

!.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini antara lain sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimana citraan dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil
Anwar?
1.2.2 Bagaimana majas dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui citraan dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil
Anwar.
1.3.2 Mengetahui majas dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil
Anwar.
3

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain sebagai
berikut.
1.4.1 Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru untuk mengetahui
pemahaman murid mengenai citraan dan majas puisi Karawang
Bekasi karya Chairil Anwar.
1.4.2 Bagi Murid
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi murid untuk
meningkatkan pemahaman dan wawasan mengenai citraan dan majas
dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar.
1.4.3 Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
memahami dan menambah wawasan mengenai citraan dan majas
dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar.

1.5 Definisi Operasional


Definisi operasional dari karya tulis ilmiah ini antara lain sebagai
berikut.
1.5.1 Analisis
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2019),
analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
1.5.2 Citraan
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2019), citraan
adalah kesan atau gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata,
4

frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya
prosa dan puisi.

1.5.3 Majas
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2019),
majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan
menyamakannya dengan sesuatu yang lain (kiasan).
1.5.4 Puisi

Menurut Herman J. Waluyo (2002, hlm. 25), arti dari sebuah


puisi adalah bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.
5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Citraan
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2019), citraan adalah
kesan atau gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau
kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa dan puisi.
2.1.1 Jenis Citraan
Citraan dibagi menjadi citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan
perabaan, citraan penciuman, citraan gerak, dan citraan pengecapan.
a. Citraan penglihatan adalah citra yang ditimbulkan dengan pemanfaatan
pengalaman indera pengelihatan. Pengalaman indera penglihatan manusia
terutama berkaitan dengan dimensi ruang (ukuran, kedalaman, dan jarak),
warna, dan kualitas, cahaya atau sinar (Pradopo, 1997).
Contoh: Serupa dara dibalik tirai (Amir Hamzah, Padamu Jua)
b. Citraan pendengaran adalah citraan yang ditimbulkan dengan
menggunakan pengalaman pada panca indera pendengaran kita dapat
menangkap gambaran sesuatu dengan menggunakan indera pendengaran
kita (Pradopo, 1997).
Contoh: Suara sayup (Amir Hamzah, Padamu Jua)
c. Citraan perabaan adalah citraan yang bercirikan adanya potensi
pembangkitan pengalaman sensorisindera peraba. Pengalaman indera
peraba terutama berkaitan dengan rasa bahan, yaitu ciri atau kualitas
permukaan sesuatu yang dapat diraba (Pradopo, 1997).
Contoh: menggaruki rasa gatal di sukmanya (W.S. Rendra, Blues untuk
Bonie)
d. Citraan penciuman adalah citraan yang dapat ditimbulkan dengan
menggunakan pengalaman indera penciuman. Pengalaman yang
merupakan hasil penginderaan penciuman, berkaitan dengan bau, dengan
berbgai jenis sumber bau dan kualitas bau juga merupakan penanda
hadirnnya citra penciuman (Pradopo, 1997).
Contoh: Tubuhmu menguapkan bau tanah (WS Rendra, Nyanyian Suto
untuk Fatima)
e. Citraaan gerak adalah citraan yang membangkitkan oleh pengalaman akan
pengamatan terhadap gerak (Pradopo, 1997).

5
6

Contoh: Melambai pulang perlahan (Amir Hamzah, Padamu Jua)

f. Citraan pencecapan, citraan yang dapat dimunculkan dengan


menggunakan pengalaman indea pencecapan. Pengalaman sensoris yang
berkaitan dengan rasa lidah menjadi sumber citraan pencecapan (Pradopo,
1997).
Contoh: Pahit pekat tetap kau jalani dalam kebisuan.

2.2 Majas

Majas adalah salah satu kepuitisan berfungsi agar sesuatu yang digambarkan
dalam puisi menjadi jelas, hidup, intensif, dan menarik.Bahasa kias memiliki
beberapa jenis diantaranya, personifikasi, metafora, simile, metonimia, sinekdok,
dan alegori (Pradopo, 2006).

2.2.1 Jenis Majas


Pada umumnya, majas dibagi menjadi empat kategori, yaitu majas
perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan
(Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia, 2016)
a. Majas perbandingan di antaranya :
a.a Majas metafora
Majas metafora adalah majas pembanding tanpa menggunakan kata-
kata pembanding secara eksplisit seperti laksana, bagai, seperti dan
sebagainya (Pradopo, 2010).
Contoh: Dia membuatku naik darah

a.b Majas personifikasi


Majas personifikasi adalah mempersamakan benda dengan manusia.
Benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya
seperti manusia. (Rachmat Djoko Pradopo, 1990).
Contoh: Langit menangis saat senja tiba

b. Majas pertentangan
b.a Majas paradox
7

Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara


berlawanan atau bertentangan
Contoh: Dia merasa kesepian di tengan keramaian kota.

c Majas penegasan
c.a Majas litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan
sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. (Gorys Keraf, 2009)
Contoh: Mampirlah ke gubuk kami.

c.b Majas retoris


Majas retoris adalah majas yang digunakan untuk memberikan penegasan
dalam bentuk kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban
Contoh: Apakah mungkin Tuhan mengampuni dosa-dosaku?
8
BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk menyelesaikan penelitian ini penulis memerlukan metode


penelitian. Bagian dalam metode penelitian meliputi: rancangan penelitian,
metode pengumpulan data, metode analisis data, dan prosedur penelitian. Berikut
uraian dari bagian-bagian metode penelitian.

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian yang dilakukan oleh penulis tergolong dalam penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 2010).
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data tentang berbagai macam
bagian tertentu seperti bagian karya sastra yang menjelaskan tentang
pemikiran dari persoalan yang diteliti. Penelitian ini mendeskripsikan tentang
citraan dan majas yang ada pada puisi "Karawang Bekasi" karya Chairil
Anwar. Dari uraian di atas, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif
kualitatif.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data
dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan, yaitu berupa sumber-sumber data dari karya
sastra. Studi dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan
bahkan untuk meramalkan (Lexy J Moleong, 2018). Dengan demikian,
penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mengumpulkan
data pengertian citraan, majas, dan puisi "Karawang Bekasi" karya Chairil
Anwar.
3.3 Metode Analisis Data
Pada karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode analisis data
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 2010). Penulis
menggunakan metode analisis data kualitatif karena hasil dari analisis yang
dilakukan berupa tulisan tentang citraan, majas personifikasi, majas metafora,
majas paradoks, majas litotes, dan majas retoris yang terdapat dalam puisi
"Karawang Bekasi" karya Chairil Anwar.

8
10

3.4 Prosedur Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut:
3.4.1 Menentukan topik
Penulis menentukan topik yang akan dibahas pada karya tulis ilmiah, yaitu
tentang citraan dan majas perbandingan, majas personifikasi, dan majas
pertentangan.
3.4.2 Menentukan Judul
Penulis menentukan judul berdasarkan topik yang dipilih. Judul karya tulis
ilmiah ini adalah “Analisis Citraan dan Majas dalam Puisi "Karawang
Bekasi" Karya Chairil Anwar”.
3.4.3 Menyusun Bab I
Penulis menyusun bab I yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional berdasarkan topik
yang dipilih.
3.4.4 Menyusun Bab II
Penulis menyusun Bab II dengan mengumpulkan informasi dan pengertian
seputar citraan dan majas yang akan dibahas pada bab IV.
3.4.5 Menyusun Bab III
Penulis penyusun Bab III tentang metode penelitian yang digunakan untuk
membuat karya tulis ilmiah yang terdiri atas ramcangan penelitian, metode
pemgumpulan data, metode analisis data, dan prosedur penelitian.
3.4.6 Menyusun Bab IV
Penulis menyusun Bab IV yang membahas tentang citraan dan majas yang
ada di dalam puisi "Karawang Bekasi" karya Chairil Anwar.
3.4.7 Menyusun Bab V
Penulis menyusun Bab V yang berisi kesimpulan dari penelitian yang ada
dalam karya tulis ilmiah ini dan penulis memberi saran kepada pembaca.
3.4.8 Menyusun Daftar Pustaka
11

Penulis mencantumkan sumber-sumber yang digunakan dalam menyusun


karya tulis ilmiah.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar


memiliki beberapa citraan dan beberapa majas yang ada di dalamnya. Berikut
adalah penjabaran dari citraan-citraan serta majas-majas dalam puisi Karawang
Bekasi karya Chairil Anwar.
4.1 Analisis Citraan Dalam Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar
Penulis menganalisis citraan dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil
Anwar. Terdapat empat jenis citraan di dalam puisi Karawang Bekasi karya
Chairil Anwar yaitu, citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak,
dan citraan perasaan.
4.1.1 Citraan Penglihatan
Citraan penglihatan terdapat pada kalimat “Beribu kami terbaring antara
Krawang-Bekasi” dan kalimat “Kami yang kini terbaring antara Karawang-
Bekasi”. Dari kalimat tersebut menggambarkan tentara yang tewas di antara
Karawang-Bekasi, hal ini nampak atau dapat dibayangkan secara visual.
4.1.2 Citraan Pendengaran
Citraan pendengaran terdapat pada kalimat “Jika ada rasa hampa dan jam
dinding yang berdetak”. Dari kalimat tersebut menggambarkan jam dinding
yang berbunyi di kehampaan (suasana sunyi).
4.1.3 Citraan Gerak
Citraan gerak terdapat pada kalimat “Kami sudah coba apa yang kami bisa”.
Kalimat ini mengambarkan usaha mereka bergerak atau beraksi melawan
tentara Belanda.
4.1.4 Citraan Perasaan
Citraan perasaan terdapat pada kalimat “Kenang, kenanglah kami yang
tinggal tulang – tulang diliputi debu”. Kalimat ini menggambarkan perasaan
sedih dari para pahlawan yang ingin tetap dikenang walaupun telah tiada.
Mereka takut dan akan sedih jika perjuangan mereka tidak dikenang atau
sia-sia.

10
11

4.2 Analisis Majas Dalam Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar
Penulis menganalisis majas dalam puisi Karawang Bekasi karya Chairil
Anwar. Terdapat tiga macam majas, yaitu majas perbandingan, pertentangan,
dan penegasan. Terdapat dua majas perbandingan yaitu majas metafora dan
personifikasi, satu majas pertentangan yaitu majas paradoks, dan dua majas
penegasan yaitu majas litotes dan retoris.
4.2.1 Majas Personifikasi
Majas personifikasi terdapat pada kalimat “Kami sekarang mayat”
Alasannya, karena mayat bukan makhluk yang hidup namun seolah-olah
melalukan hal yang dapat dilakukan makhluk hidup. Mayat adalah tubuh
orang yang sudah tidak bernyawa, otomatis mereka tidak dapat berbicara.
Bertolak belakang dengan manusia yang masih hidup, mereka dapat
berbicara.
4.2.2 Majas Metafora
Majas metafora terdapat pada kalimat “Atau jiwa kami melayang untuk
kemerdekaan kemenangan dan harapan” Alasannya, karena jiwa melayang
merupakan simbol yang berarti mati, karena jiwa melayang seperti
meninggalkan raga.
4.2.3 Majas Paradoks
Majas paradoks terdapat pada kalimat “Kami bicara padamu dalam hening
di malam sepi” Alasannya, karena berbicara berarti ada suara, namun hening
berarti sepi tidak ada suara. Kedua hal tersebut berlawanan.
4.2.4 Majas Litotes
Majas paradoks terdapat pada kalimat “Kami cuma tulang-tulang
berserakan” Alasannya, karena tulang-tulang yang dimaksud dalam puisi
“Karawang Bekasi” karya Chairil Anwar adalah mayat atau jenazah
pahlawan-pahlawan yang tewas berjuang melawan Belanda. Kata mayat
direndahkan menjadi tulang-tulang yang berserakan, padahal tidak semua
tulang mereka berserakan.
4.2.5 Majas Retoris
Majas retoris terdapat pada kalimat “Tapi siapakah yang tidak lagi
mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?” Faktanya
deru saat perang sangat keras, menegangkan, dan berisik. Majas retoris
berupa pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Perlawanan yang
terjadi di antara Karawang Bekasi itu memakan banyak korban dan pasti
suasana gaduh.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, diperoleh
beberapa kesimpulan dan saran untuk karya tulis ilmiah ini. Berikut kesimpulan
dan saran pada karya tulis ilmiah ini.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian citraan dan majas puisi “Karawang Bekasi”
karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut.
5.1.1 Citraan Dalam Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar
Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan empat macam ciraan yaitu,
citraan penglihatan pada kalimat “Beribu kami terbaring antara Krawang-
Bekasi” dan kalimat “Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi”,
citraan pendengaran pada kalimat “Jika ada rasa hampa dan jam dinding
yang berdetak”, citraan gerak“Kami sudah coba apa yang kami bisa”, dan
citraan perasaan pada kalimat “Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang
– tulang diliputi debu”.
5.1.2 Majas Dalam Puisi “Karawang Bekasi” Karya Chairil Anwar
Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan tiga macam majas
diantaranya sebagi berikut, majas perbandingan diantaranya majas metafora
pada kalimat “Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan
dan harapan” dan personifikasi pada kalimat “Kami sekarang mayat”,
pertentangan di majas paradoks pada kalimat “Kami bicara padamu dalam
hening di malam sepi”, dan penegasan diantaranya majas litotes pada
kalimat “Kami cuma tulang-tulang berserakan” dan retoris terdapat pada
kalimat “Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang
kami maju dan mendegap hati?”.

5.2 Saran
Penulis memberikan beberapa saran setelah melakukan peneltian terhadap puisi
“Karawang Bekasi” karya Chairil Anwar. Berikut saran untuk karya tulis ilmiah
ini.
5.2.1 Saran untuk guru
Guru diharapkan dapat membantu murid dalam memahami unsur-unsur
intrinsic dalam sebuah puisi dan isi karya tulis ilmiah. Diharapkan dapat

12
13

melengkapi karya tulis ilmiah murid-muridnya dan supaya murid-murid


lebih memahami unsur-unsur karya tulis ilmiah.

5.2.2 Saran untuk penulis


Penulis diharapkan menyampaikan hasil penelitian dan penjelasan citraan
dan majas yang disampaikan pada puisi Karawang Bekasi karya Chairil
Anwar.

5.2.3 Saran untuk pembaca


Penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaca memahami dan
menambah wawasan tentang citraan dan majas yang disampaikan pada puisi
Karawang Bekasi karya Chairil Anwar.
DAFTAR PUSTAKA

Albi Anggito & Johan Setiawan (2018). Metodologi penelitian kualitatif


https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=59V8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Penelitian+kualit
atif+adalah+prosedur+penelitian+yang+menghasilkan+data+deskriptif+beru
pa+kata-kata+tertulis+atau+lisan+dari+orang-
orang+dan+perilaku+yang+dapat+diamati+,
+jurnal&ots=5HaApCjvCt&sig=pMnFZdsE4w8Kuw2dVz4H8IryTNQ&red
ir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2020). KBBI V. Kemerdekaan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Didik Komaidi (2017). Paduan Lengkap Menulis Kreatif Proses, Keterampilan,
dan Profesi.
Dini Anggita Sumantri, Wulan Ria Anggraini, & Purwati Anggraini (2020).
Penerapan Aplikasi 1001 Majasguna mempermudah pemahaman majas
siswa SMA di Kota Malang, Vol. 6, No. , Halaman: 115-124.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/kembara/article/view/11164/pdf
Eva Nurmayani & Roqyal Aini (2019). Bentuk Citraan Dalam Kumpulan Puisi
Penangkar BekisarKarya Kiki Sulistyo: Kajian Stilistika, Vol1, No.02
(April-Oktober 2019), Halaman: 17-27.
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/elkatarie/article/view/349
1/2583
Helda Jolanda Pentury (2017). Pengembangan Kreativitas Guru dalam
Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris, Vol 4, No 3.
Herman J. Walujo (2002). Apresiasi Puisi.
https://books.google.co.id/books?
id=Hi4gCRyTcN0C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary
_r&cad=0
Herman Wijaya (2020). Analisis struktur batin dan fiksi puisi "subuh: waktu yang
Dirayakan Kokok Ayam", Vol 2 No 2.
http://backup.ppjb-sip.org/index.php/bahasa/article/view/71
Muh. Fitrah & Dr. Luthfiyah (2017). Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus.
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=UVRtDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Bogdan+dan+Ta
ylor+penelitian+kualitatif&ots=lrp1LHEgPN&sig=6suE7F0kpPBGMtWYs
E52PX21R94&redir_esc=y#v=onepage&q=Bogdan%20dan%20Taylor
%20penelitian%20kualitatif&f=false
Nur Fitria Alfaathir (2018). Kemampuan Komunikasi Anak MDVI (Multiple
Disability with Visual Impairment) dalam Interaksi Sosial.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-
khusus/article/viewFile/25039/22941
Rachmat Djoko Pradopo (2009). Pengkajian puisi.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131782844/pendidikan/pengkajian-
puisi.pdf
Rini Nuruyani (2019). Pengaruh Penggunaan Media Tokoh Idola Terhadap
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Taruna Bhakti Depok,
Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Lingua Volume 1 Nomor 1.
https://journal.stkipm-bogor.ac.id/index.php/Lingua/article/view/17
Sumardjo, Jakob,& Saini K.M. (1994). Apresiasi Kesusastraan.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=251619
Sugeng Santoso (2016). Majas dalam Novel Semesta Mendukung Karya
Ayuwidya, Vol 2, No 1.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA/article/view/1528/1081
LAMPIRAN
Karawang Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi


tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa


Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan


Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan


atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata


Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat


Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami


yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Anda mungkin juga menyukai