Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses metabolism dalam tubuh manusia seperti respirasi, pencernaan dan
sebainya pastinya akan menghasilkan limbah yang jika tidak dikeluarkan akan
menyebabkan penyakit. Terdapat dua jenis komponen hasil metabolisme pada tubuh
manusia. Komponen pertama merupakan zat yang dapat dipergunakan kembali yang
nantinya akan diserap oleh tubuh melalui tubulus ginjal. Komponen kedua adalah zat
yang tidak diperlukan oleh tubuh yang akan dibuang dalam bentuk urine. Proses
pembebasan limbah metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh tersebut disebut
eksresi.
Urine merupakan salah satu zat eksresan yang dieksresikan oleh ginjal yang
kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi. Urin sangat penting dalam
proses mempertahakan homeostasis tubuh, karena sebagian pembuangan cairan oleh
tubuh adalah melalui urine. Untuk mengetahui normal atau tidaknya urine seseorang
tergantung pada kandungan didalam urine itu sendiri. Urine sejatinya dapat dijadikan
suatu indikator kondisi tubuh seseorang.
Pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan
saluran urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran
empedu, pankreas, cortex adrenal, dan lain-lain. Kisaran normal jumlah rata rata urin
yang dikeluarkan adalah 0.8 – 2 liter perhari untuk orang yang memiliki asupan cairan
normal (Sarigul et al, 2019). Menurut Pearce (2002) jika banyak mengkonsumsi protein
maka akan diperlukan banyak cairan untuk melarutkan ureanya, sehingga urin yang
dikeluarkan jumlahnya sedikit dan menjadi pekat. Oleh karena itu, dalam praktikum ini
akan dilakukan percobaan untuk mengamati zat amilum, glukosa dan protein yang
terkandung dalam urine.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana identifikasi kandungan zat amilum, glukosa dan protein dalam urine?
2. Bagaimana karakteristik dari setiap urine yang telah diamati
C. TUJUAN PENGAMATAN
1. Menguji kandungan urine yang mengandung zat amilum, glukosa, dan protein.
2. Mengetahui karakteristik dari setiap urine yang telah diamati
BAB II
DASAR TEORI
A. SISTEM EKSKRESI
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair atau
zat gas. Zat-zat sisa berupa urine dikeluarkan oleh ginjal, keringat dikeluarkan oleh kulit,
empedu dikeluarkan oleh hati dan CO2 dikeluarkan oleh paru-paru. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni
tubuh. Selain ekskresi ada juga defekasi dan sekresi. Defekasi adalah pengeluaran zat sisa
hasil pencernaan berupa feses (tinja) melalui anus. Sedangkan sekresi adalah pengeluaran
oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses
lainnya seperti enzim dan hormon (Pratiwi et al, 2009).
B. URIN
Urine atau air seni adalah produk sisa metabolisme hasil filtrasi plasma darah di
glomelurus ginjal. Setelah proses filtrasi, cairan akan melewati tubulus untuk dilakukan
penyerapan kembali ion-ion yang masih terlarut sehingga pada proses miksi yang
diekskresikan adalah berupa urin sesungguhnya. Ekskresi urin diperlukan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010). Menurut Ma’arufah (2004),
komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk menahan dan menyerap
bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis
tubuh. Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35
gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik. urine terdiri dari 95% air dan 5% zat
padat terutama ureum dan natrium klorida dengan pH sedikit asam ± 6,0 dan memiliki
berat jenis spesifik 1,010 – 1,030. Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung
jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat,
amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam- garam terutama
garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin C dan obat-
obatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
C. LANGKAH KERJA
1. Ambillah 4 sampel urine!
2. Ambillah 4 tabung reaksi, berilah nomor 1-4 kemudian letakkan pada rak tabung
reaksi!
3. Isilah masing-masing tabung reaksi dengan urin setinggi 1-2 cm!
4. Panaskan tabung 1 di atas nyala api pembakar spirtus dan catat baunya!
5. Tambahkan 4 tetes larutan Benedict ke dalam tabung 2, kemudian panaskan lalu
catat perubaha warnanya!
6. Tambahkan 4 tetes larutan biuret ke dalam tabung 3, kemudian amati perubahan
warna yang terjadi!
7. Tambahkan 4 tetes larutan lugol ke dalam tabung 4, kemudian perhatikan dan catat
perubahan warna atau endapan yang terjadi!
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
B. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai uji kandungan urin yaitu merupakan cairan
sisa yang diekskresikan oleh ginjal dan kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Urin yang dikeluarkan tubuh terdiri dari berbagai unsu
seperti air, protein, amoniak, glukosa, sedimen, dan sebagainya. Unsur-unsur
yang dikeluarkan dari urine tersebut sangat bervariasi perbandingannya pada
orang yang berbeda.
Pada praktikum yang berjudul uji kandungan urine ini kami melakukan
empat percobaan yakni uji kandungan amonia pada urine, uji kandungan glukosa
pada urine, uji kandungan protein pada urine dan uji kandungan amilum pada
urine. Adapun pembahasan dalam laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Pada urin orang yang normal, setelah pencampuran dengan reagen benedict dan
dilakukan pemanasan, urin akan berwarna hijau bening dan tidak ada endapan
(negatif glukosa). Hal ini menunjukkan bahwa dalam urin tersebut tidak mengandung
bahan-bahan lain yang masih dibutuhkan oleh tubuh atau sedikit sekali terhadap
resiko penyakit misalnya diabetes melitu dan yang lain sebagainya (Wilmar, 2000).
Oleh demikian, jika dihubungkan dengan teori ini maka orang dengan sampel urin
pada tabung nomor 2 terindikasi mengandung 1-1.5% kadar glukosa serta berpotensi
menderita diabetes kaarena didapati endapan didalamnya.
3. Endapan apakah yang terjadi pada tabung reaksi 4? Tulislah reaksi yang terjadi!
Sampel urin pada tabung reaksi 4 tidak terjadi endapan. Namun, adanya endapan
mengartikan bahwa orang degan sampel urin yang diujikan tersebut berpotensi
mengalami diabetes. Namun endapan pada urin juga bisa berarti bahwa urin tersebut
mengandung garam. Endapan tersebut dinamakan endapan AgCl dengan reaksi
sebagai berikut :
AgNO3 + Cl- → AgCl +NO3-
KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Urine merupakan salah satu zat eksresan yang dieksresikan oleh ginjal yang
kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi.
2. Sampel 1 menghasilkan bau pesing yang mengindikasikan adanya ammonia
3. Pada uji glukosa sampel 2 menghasilkan warna kuning keruh, berarti pada sampel
mengandung sekitar 1-1.5% kadar glukosa dengan potensi diabetes karena terdapat
endapan.
4. Pada uji protein sampel 3 memberikan warna kuning kehijauan berarti pada sampel
tidak mengandung protein. Urin yang mengdung protein akan berubah menjadi biru
setelah di uji.
5. Pada uji glukosa sampel 4 memberikan warna kuning bening berarti pada sampel
tidak terdapat amilum. Urin yang mengandung amilum akan berubah menjadi biru
kehitaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’arufah. 2004. Perbedaan Antara Hasil Carik Celup Dengan Metode Mikroskopis Sebagai
Indikator Adanya Sel Darah Merah Dalam Urin. Jurnal Akademi Analis Malang 2(2) : 1-
12.Malang :Akademis Analis Kesehatan Malang.
Pearce, C. Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sarigul, N., Korkmaz, F. & Kurultak, İ. A New Artificial Urine Protocol to Better Imitate Human
Urine. Sci Rep 9, 20159 (2019). https://doi.org/10.1038/s41598-019-56693-4
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ketiga.
Jakarta : Salemba Medika.
Wilmar, M. (2000). Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta: Widya Medika.
DOKUMENTASI