Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL UJI URINE ORANG NORMAL

DAN URINE PENDERITA DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH:

FITROTUN NISA (9)

M. RIZKY IQBAL (20)

UMMI ZUBAIDAH (30)

WIEKE WIDIAPUTRI (32)

WIYOGA AFRIYATUKO (33)

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 TUBAN
Jalan W.R. Supratman 2 TubanTelp (0356) 321272 Fax (0356)321272
E-mail / Website :sman1tuban@gmail.com /www.smansatuban.sch.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum hasil uji urine
orang normal dan urine penderita Diabetes Melitus yang telah kami
laksanakan pada hari Jumat, 25 Februari 2017.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
pada pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yaitu :
1. H. Mukti, S.Pd.,M.Pd. sebagai kepala sekolah SMA Negeri 1
Tuban.
2. Bapak Indro Bayuwono, S.Pd. sebagai guru pembimbing laporan
penelitian ini.
3. Orangtua yang telah banyak mendukung dan memberikan
sumbangan moral maupun material.
4. Teman-teman yang telah banyak memberikan dukungan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari


sempurna. Untuk itu diperlukan adanya kritik dan saran yang dapat
membangun kebaikan laporan penelitian ini. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Tuban, 25 Februari 2017

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................... I
KATA PENGANTAR................................................................. ii
DAFTAR ISI.. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................... ..................... 1
1.1 Latar Belakang. 1
1.2 Rumusan Masalah. 1
1.3 Tujuan .. 1
1.4 Manfaat 2
1.5 Variabel 2
1.6 Hipotesis . 2
BAB II LANDASAN TEORI.......................................... 3
2.1 Proses Pembentukan Urine... 3
2.2 Kandungan Kimia Urine... 4
2.3 Diabetes Melitus .. 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................ 6
3.1 Tempat dan Waktu Pengamatan...................................... 6
3.2 Alat Dan Bahan... 6
3.3 Cara Kerja 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10


4.1 Tabel Hasil Pengamatan.. 10
4.2 Pembahasan. 10

BAB V KESIMPULAN. 12
5.1 Kesimpulan. 12

DAFTAR PUSTAKA. 13
LAMPIRAN....... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia memerlukan energi untuk beraktivitas sehari-hari. Energi tersebut


berasal dari proses metabolisme dalam tubuh. Metabolisme dalam tubuh
manusia selain menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga
menghasilkan zat sisa. Zat sisa tersebut dinamakan zat sisa metabolisme
tubuh. Zat-zat sisa tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui suatu sistem yang
disebut sistem ekskresi. Zat-zat sisa metabolisme tersebut harus dikeluarkan
karena bersifat racun bagi tubuh.

Proses ekskresi melibatkan organ-organ khusus dan membentuk suatu


sistem ekskresi. Sistem ekskresi ini berperan penting dalam menjaga
keseimbangan (homeostasis) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi
adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam
cairan sel atau cairan tubuh. Sistem ekskresi ini tidak hanya dimiliki oleh
manusia, tetapi juga hewan. Sistem ekskresi pada manusia dapat berupa
ekskresi urine, getah empedu, keringat ataupun karbondioksida. Terbentuknya
urine sesungguhnya harus melalui beberapa proses diantaranya filtrasi yang
menghasilkan urine primer (filtrat glomerulus) yang masih berupa darah,
kemudian mengalami proses reabsorbsi menghasilkan urine sekunder, dan
yang terakhir mengalami proses augmentasi menghasilkan urine
sesungguhnya yang dikumpulkan pada tubulus kolektivus untuk disimpan
sementara di kandung kemih (vesica urinearia)

1.2 Rumusan Masalah

a. Kandungan kimia apakah yang terdapat pada urine orang normal?


b. Kandungan kimia apakah yang terdapat pada urine penderita diabetes
melitus?
c. Apa yang menyebabkan urine penderita diabetes melitus mengandung
glukosa?
d. Apakah peranan larutan AgNO3 dalam praktikum?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui macam- macam kandungan kimia pada urine orang
normal dan urine penderita diabetes mellitus, penyebab adanya glukosa
pada urine penderita diabetes mellitus, dan peranan larutan AgNO3 dalam
praktikum.

1
1.4 Manfaat
Agar dapat mengetahui kandungan kimia pada urine orang normal dan
urine penderita diabetes melitus, dapat mengetahui kerusakan pada bagian
ginjal sehingga menyebabkan adanya glukosa pada urine penderita
diabetes mellitus, dan mampu mengetahui peranan larutan AgNO3 dalam
praktikum.

1.5 Variabel
a. Bebas : Jenis urine (urine orang normal dan penderita diabetes
melitus).
b. Kontrol : Larutan AgNO3, reagen biuret dan reagen fehling A+B
c. Terikat : Adanya endapan, perubahan warna dan bau pada urine.

1.6 Hipotesis
a. Urine orang normal mengandung amonia dan klor
b. Urine orang diabetes mengandung amonia, ion klor, dan glukosa.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proses Pembentukan Urine

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urineasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai
sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu proses
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan proses
augmentasi (pengeluaran zat). Masing-masing proses dan skema
pembentukan urine tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gb. Penampang nefron

1. Proses Filtrasi (Penyaringan)

Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan


darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang
mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi.
Penyaringan akan memisahkan dua zat. Zat bermolekul besar beserta
protein akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya
akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer (filtrat
glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam

3
serta urea. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam
Simpai Bowman.

2. Proses Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)


Tahap reabsorpsi merupakan tahap terjadinya penyerapan kembali zat-
zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh yang sebelumnya sudah difiltrasi.
Tahap ini terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal yang dilakukan
oleh sel-sel epitelium. Hal ini berfungi untuk menyerap kembali zat-zat
di urine primer yang masih bermanfaat bagi tubuh. Diantaranya, asam
amino, glukosa, ion-ion Na+, Ca2+, K+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Pada
tahap reabsorpsi akan terjadi penyerapan air melalui proses osmosis di
tubulus dan lengkung henle. Bagi zat yang masih berguna akan masuk
ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.

Proses rebsorpsi menghasilkan urine sekunder dengan kadar urea lebih


tinggi dari urine primer. Kemudian urine sekunder ini akan masuk ke
dalam lengkung henle dan terjadi osmosis air di lengkung henle
desenden sehingga menjadikan urine berubah menjadi pekat karena
volume urine sekunder berkurang.

3. Augmentasi (Penambahan Zat)


Sampailah pada tahap terakhir yakni tahap pengumpulan zat-zat yang
tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Zat sisa
dalam tubuh seperti H+, K+, NH3, dan kreatinin akan dikeluarkan oleh
darah dan menghasilkan urine yang sedikit mengandung air. Kemudian
urine menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju pelvis
selanjutnya menuju kandung kemih melalui ureter.

2.2 Kandungan Kimia Urine Normal


Sebanyak 95% kandungan urine adalah air, 2,5% terdiri dari urea dan
2,5% sisanya merupakan campuran dari mineral, garam, hormon, dan
enzim-enzim.

Gb. Kandungan kimia urine

4
2.3 Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau
gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes
melitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon
insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah
meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun
jangka panjang pada pasien tersebut.

Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya


menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat
muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar
tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat
pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan
insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM
lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil,
yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.

Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola


hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola
makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain:
genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat
DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu. Gejala DM tipe II antara lain:
rasa haus yang berlebih, buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun
dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari
biasanya), banyak makan, penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab
yang jelas. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah,
yakni gula darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada hari Jumat, 25 Februari 2017 di labolatorim


Biologi SMAN 1 Tuban.

3.2 Alat dan Bahan

No. Alat Jumlah Gambar


1. Tabung Reaksi 8 buah

2. Rak tabung reaksi 1buah

3. Pipet tetes 4 buah

4. Penjepit tabung reaksi 1 buah

6
5. Pembakar spiritus 1 buah

6. Tripot 1 buah

7. Kasa 1 buah

8. Gelas kimia 200 cc 1 buah

9. Gelas ukur 100 cc 1 buah

10. Masker 1 buah

7
11. Handskul latex 1 buah

Bahan Jumlah Gambar


1. Reagen biuret 5 tetes

2. Fehling A dan B 5 tetes

3. Larutan AgNO3 5 % 5 tetes

4. Urine (normal dan secuku


penderita DM) pnya

8
3.3 Cara Kerja

Mengenal bau ammonia (NH3) hasil penguraian urea dalam urine.


a. Masukkan 1 ml urine orang normal dan 1ml urine penderita DM
masing- masing ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
b. Panaskan dengan menggunakan pembakar spiritus.
c. Hirup bau dari kedua uap urine.

Meneliti kandungan ion klor (Cl-) dalam urine


a. Masukkan masing-masing 2 ml urine orang normal dan penderita
DM ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
b. Tambahkan 5 tetes larutan AgNo3 5 % pada kedua tabung reaksi.
c. Cek ada tidaknya endapan.

Mengetahui adanya glukosa dalam urine


a. Isilah masing-masing 2 ml urine orang normal dan penderita DM
ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
b. Tambahkan masing- masing 5 tetes larutan fehling A dan B ke
dalam dua tabung reaksi.
c. Panaskan dengan pembakar spiritus
d. Amati perubahan warnanya.

Mengetahui adanya protein dalam urine


a. Isilah masing- masing 2 ml urine orang normal dan penderita DM
ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
b. Tambahkan masing- masing 5 tetes biuret ke dalam tabung reaksi.
c. Kocok kemudian amati perubahan warnanya.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

No. Jenis urine Kandungan Kimia


Ammonia Protein Glukosa Endapan
(NH3) AgCl
1. Orang normal - -

2. Penderita DM

Keterangan :
1. Ammonia : ada jika urine berbau pesing ketika dipanaskan.
2. Protein : ada jika urine yang bercampur dengan reagen
biuret berubah warna menjadi ungu.
3. Glukosa : ada jika urine yang bercampur dengan reagen
fehling A dan B berubah warna menjadi merah bata ketika dipanaskan.
4. Endapan AgCl : ada jika urine yang bercampur dengan larutan
perak nitrat ditemukan endapan putih di dasar tabung reaksi.

4.2 Pembahasan
Pada urine orang normal positif mengandung ammonia
(NH3) sebab ketika dipanaskan timbul bau pesing, selain ammonia
kandungan lainnya adalah endapan perak klorida (AgCl), hal ini
dibuktikan terdapat endapan putih perak klorida di dasar tabung
reaksi, akibat reaksi: + 3 + 3 . Dalam
hal ini larutan AgNO3 berperan dalam mengikat ion klor (Cl-) yang
ada pada NaCl untuk membentuk endapan perak klorida atau
AgCl. Sedangkan untuk kandungan glukosa dan protein negatif
ditemukan pada urine orang normal.
Pada urine penderita diabetes melitus positif mengandung
ammonia (NH3) sebab ketika dipanaskan timbul bau pesing, selain
ammonia kandungan lainnya adalah ion klor (Cl-), hal ini
dibuktikan terdapat endapan putih perak klorida di dasar tabung
reaksi, protein negatif ditemukan pada urine penderita DM sebab
warna urine setelah dicampur dengan reagen biuret tidakberubah

10
warna menjadi ungu, namun glukosa ditemukan pada urine
penderita DM yang dibuktikan urine berwarna merah bata setelah
ditetesi reagen fehling A dan B saat dipanaskan. Adanya
kandungan glukosa pada urine ini diakibatkan kerusakan tubulus
kontortus priksimal yang berperan dalam proses reabsorbsi zat
yang masih diperlukan dalam tubuh, misalnya glukosa. Sehingga
glukosa yang seharusnya direabsorbsi tidak direabsorbsi dan ikut
keluar bersama urine.

11
BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan,
bahwa kandungan kimia pada urine orang normal adalah amonia (NH3)
yang ditandai dengan bau pesing dan ion klor yang ditandai dengan
adanya endapan putih perak nitrat (AgCl). Sedangkan kandungan kimia
urine penderita diabetes mellitus adalah amonia (NH3), ion klor, dan
glukosa yang ditandai dengan perubahan warna urine menjadi merah
bata setelah ditetesi reagen fehling A dan B saat dipanaskan di atas
pembakar spiritus. Kandungan glukosa ini ada bersama urine sebab
adanya kerusakan pada tubulus kontortus proksimal sehingga proses
reabsorbsi glukosa menjadi tidak maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.zonabiokita.web.id/2013/09/organ-sistrem-ekskresi-pada-manusia.html

http://cacatanipa.blogspot.co.id/2015/06/proses-pembentukan-urine.html

https://dianadianawulandari.wordpress.com/2012/06/22/bahan-kimia-yang-
terkandung-didalam-urine-manusia-yang-dapat-menyembuhkan-kanker-6/

http://diabetesmelitus.org/penyakit-diabetes-melitus/
DiabetesMelitus.org

https://id.wikipedia.org/wiki/Urine

13
LAMPIRAN

Gb. Uji ammonia Gb. Uji Glukosa Gb. Hasil uji


urine penderita urine penderita glukosa pada urine
diabetes melitus
diabetes melitus penderita diabetes
melitus

Gb. Hasil uji klor pada Gb. Hasil uji protein Gb. Hasil uji
urine penderita pada urine penderita protein pada urine
diabetes melitus dibetes melitus orang normal

Gb. Hasil uji


Gb. Hasil uji klor
glukosa pada urine
pda urine orang
orang normal
normal

14

Anda mungkin juga menyukai