Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

Posted by Nggheenkgheenk Shiee Lhaankgheenks on November 14, 2012


Posted in: Laporan Praktikum Biologi. Leave a Comment

I. Tujuan

Mempelajari dan memahami golongan darah.


II. Dasar Teori
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu
proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia,
sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah.
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut
aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik
terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi(penggumpalan)
eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin.
Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).
Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada
rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka
glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl
Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau
tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :
1. Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam
plasma darah.
2. Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam
plasma darah.
3. Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma
darah tidak memiliki aglutinin.
4. Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma
darah memiliki aglutinin-a dan b.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan
tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase.
Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+.
Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang
dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma
darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit
sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-
kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan
umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum
tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin.
Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel
fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh
seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu.
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan
sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien.
Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis
golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat
ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi
darah adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur
dari darah yang dibutuhkan.
III. Alat dan Bahan
1. Kaca objek
2. Lanset
3. Kapas
4. Spidol (marker)
5. Tusuk gigi
6. Pipet
7. Alkohol 70%
8. Serum anti-A dan serum anti-B
IV. Cara kerja
A. Menentukan Golongan Darah
1. Memilih salah seorang teman untuk diambil darahnya.
2. Membuat lingkaran A dan B menaruh kaca objek pada tengah
lingkaran.
3. Membersihkan ujung jari manis sebelah kiri dengan menggunakan
kapas yang telah diberi alkohol.
4. Menusukkan lanset pada ujung jari manis tersebut, kemudian
meneteskan darah pada masing-masing kaca objek.
5. Memberi setetes serum anti-A pada tetes darah di lingkaran A, dan
serum anti-B pada darah di lingkaran B.
6. Mengaduk darah yang telah diberi anti serum dengan menggunakan
tusuk gigi.
7. Mengamati setelah lima menit. Apakah terjadi penggumpalan atau
tidak ?
8. Menentukan golongan darah.
Jika darah di lingkaran A menggumpal dan di B tidak, golongan
darahnya adalah A.
Jika darah di lingkaran A tidak menggumpal dan di B menggumpal,
golongan darahnya adalah B.
Jika darah di lingkaran A dan B menggumpal, golongan darahnya
adalah AB.
Jika darah di lingkaran A dan B tidak menggumpal, golongan
darahnya adalah O.
B. Menghitung Waktu Pembekuan Darah
1. Memilih salah seorang teman untuk diambil darahnya.
2. Mebersihkan ujung jari manis sebelah kiri dengan menggunakan
kapas yang telah diberi alkohol.
3. Menusukkan lanset pada ujung jari manis tersebut, kemudian
meneteskan pada kaca objek.
4. Mengaduk darah sambil ditarik.
5. Menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk benang.
C. Menghitung jumlah eritrosit
1. Mengukur berat badan teman.
2. Menghitung jumlah eritrosit dengan cara menghitung 8% berat badan.
VI. Kesimpulan
Golongan darah tergantung pada tipe aglutinogen dan aglutinin yang
terkandung dalam darah.
Golongan darah dapat ditentukan dengan melihat penggumpalan yang terjadi
pada serum A atau serum B.
Lama waktu pembekuan darah ditentukan oleh lamanya trombosit membentuk
benang fibrin.
Jumlah eritrosit dalam darah ditentukan oleh faktor jenis kelamin, usia, dan
berat badan.
http://langgengsetya.wordpress.com/2012/11/14/laporan-praktikum-golongan-
darah/

BABI.

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Dalamhidupnya,organismememdaritubuh.memerlukanmakanandanoksigenuntuk

melangsungkanmetabolisme.Prosesmetabolisme,selainmenghasilkanzatzatyangberguna,

jugamenghasilkansampah(zatsisa)yangharusdikeluarkandaritubuh.Bahanbahanyang

diperlukan tubuh seperti makanan dan oksigen serta hasil metabolisme dan sisasisanya,

diangkutdandiedarkandidalamtubuhmelaluisystemperedarandarah.Hasilpencernaan

makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh.

Sebaliknya,sisasisametabolismediangkutolehdarahdariseluruhjaringantubuhmenuju

organorganpembuangan.

Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada henti.

Darahadalahsungaikehidupandalamtubuhkita.Jikakitakehilanganbanyakdarah,maka

nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Seringkali seseorang

kekurangandarahakibatmengalamikecelakaanataumenderitasuatupenyakityangdimana

orangtersebutharus memerlukandarahdengancaratransfusidarah.Mendonorkandarah

kepada seseorang merupakan suatu perbuatan yang amat mulia. Maka dari itu untuk
melakukan donor darah kita harus mengetahui golongan darah yang kita miliki. Apakah

golongandarahyangkitamilikidenganorangyangakanmenerimanyacocokatautidak?

Melaluipraktikuminilahkitaakanmenentukangolongandarah.

C.TujuanPenelitian
Menentukangolongandarahmanusia

D.ManfaatPenelitian
Dapatmendiskripsikancaramenentukangolongandarah.

BABII.

TINJAUANPUSTAKA

Darahadalahunitfungsionalselulerpadamanusiayangberperanuntukmembantu

proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan selsel darah.

Plasmadarahyangadapadadarahsekitar55%darijumlahdarahdalamtubuhmanusia,

sedangkanselseldarahadapadadarahsekitar45%.Selseldarahdikelompokkanmenjadi3

kelompokyaituerythrocyt,leucocyt,dantrombocytyangberperandalampembekuandarah.

Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipeA dan tipeB. Antigen ini

disebutaglutinogen.Sebaliknya,antibodiyangterdapatdalamplasmaakanbereaksispesifik

terhadap antigen tipeA atau tipeB yang dapat menyebabkan aglutinasi(penggumpalan)

eritrosit.Antibodiplasmayangmenyebabkanpenggumpalanaglutinogendisebutaglutinin.

Adaduamacamaglutinin,yaituaglutinina(zatantiA)danaglutininb(zatantiB).
AglutinogenA memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil

glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogenB mengandung enzim

galaktosapadarangkaglikoproteinnya.Ahliimunologi(ilmukekebalantubuh)kebangsaan

AustriabernamaKarlLandsteiner(18681943)mengelompokangolongandarahmanusia.

Berdasarkanadaatautidaknyaaglutinogen,golongandarahdikelompokanmenjadi:

GolongandarahA,yaitujikaeritrositmengandungaglutinogenAdanaglutininbdalam

plasmadarah.

GolongandarahB,yaitujikaeritrositmengandungaglutinogenBdanaglutininadalam

plasmadarah.

GolongandarahAB,yaitujikaeritrositmengandungglutinogenAdanB,danplasma

darahtidakmemilikiaglutinin.

GolongandarahO,yaitujikaeritrosittidakmemilikiaglutinogenAdanB,danplasma

darahmemilikiaglutininadanb.

Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika

jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim

trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan

bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen

(proteinplasmayangdapatlarutdalamplasmadarah)menjadifibrin(proteinyangtidak

dapatlarutdalamplasmadarah).Pembentukkanbenangbenangfibrinmenyebabkanluka

akantertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk

eritrosit sebenarnya dapat berubahubah, seperti ketika selsel tersebut beredar melewati

kapilerkapiler. Jumlahseldarahmerahinibervariasipadakeduajeniskelamindanpada

perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di

sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan

eritropoietin.Jangkahidurperitrositkirakira120hari.Eritrosityangtelahtuaakanditelan

olehselselfagosityangterdapatdalamhatidanlimpa.Untukmenghitungjumlaheritrosit

padatubuhseseorangmakadapatdengancaramenghitung8%dariberatbadanorangitu.

Transfusidarahadalahpemberiandarahseseorangkepadaoranglain.Orangyang

berperansebagaipemberidarahdisebutdengandonor.Orangyangmenerimadarahdisebut

resipien.GolongandarahABmerupakanresipienuniversalkarenadapatmenerimasemua

jenisgolongandarah.Sebaliknya,golongandarahOadalahdonoruniversalkarenadapat

ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi

darahadalahkarenapenurunanvolumedarahdanuntukmemberiresipienbeberapaunsur

daridarahyangdibutuhkan.

BABIII.

METODOLOGIPENELITIAN

A.AlatdanBahan:

1.Gelasbenda
2.Bloodlancet(jarumfranke)

3.Kapas

4.Tusukgigi

5.Satusetantiserum

6.Alkohol70%

B.CaraKerja

1.Menyiapkanbendayangbersih,pijitdenganjarimaniskemudianmembersihkandengan

alkohol70%

2.Menusukjarimanisdengandenganbloodlencet

3.Meneteskandarahyangkeluarpada3tempat1.2.3

4.Meneteskandarahdengan:

DenganzatantiA

DenganzatantiB

DenganzatantiAB

5.Mengaduktetesandarahyangaditetesiserumdenganmenggunakantusukgigi

6.Mengamati,apakahterjadiaglutinasiatautidak.

7.Menulishasilpengamatanpadatabel.
C. Tabel Penelitian

Tabel 1.tabel penelitian

Hasil Pengamatan
No Nama Siswa Gol. Darah
I II III

5
BAB IV.
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data :

Tabel 2. hasil penelitian

Hasil Pengamatan
No Nama Siswa Gol. Darah
I II III

1 Uswatun Aglutinasi Tidak Aglutinasi A

2 Munawarroh Tidak Tidak Tidak O

3 Puspa Tidak Aglutinasi Aglutinasi B

4 Laily Aglutinasi Tidak Aglutinasi A

5 Gen adi Aglutinasi Tidak Aglutinasi A

B.Pembahasan

Kami telah melakukan percobaan dalam menentukan golongan darah, dengan

menggunakansampeldarahmilikkelompokkamisendiriyangberanggotakan5orang.yang

pertamauntukmenentukangolongandarahkamimemperhatikanketeranganberikut:

Untukmenentukangolongandarahseseorangadalahdenganmencocokkanketentuan

sebagaiberikut:

Bilasampledarah+zatantiA=menggumpal,tetapibilasampledarah+zatantiB=tidak

menggumpal.BerartitermasukgolongandarahA.

Bilasampledarah+zatantiA=tidakmenggumpal,tetapibilasampledarah+zatantiB=

menggumpal.BerartitermasukgolongandarahB.
Bilasampledarah+zatantiA=menggumpaldanbilasampledarah+zatantiB=

menggumpal.BerartitermasukgolongandarahAB.

Bilasampledarah+zatantiA=tidakmenggumpaldanbilasampledarah+zatantiB=

tidakmenggumpal.BerartitermasukgolongandarahO.

Percobaandilakukan:

1.Yangpertamamenggunakansampeldarahmilikuswatunkhasanah,daripercobaanyang

telah kami lakukan ternyata darah milik uswatun bergolongan darah A, karena Darah

bergolongan A jika diberikan anti A menggumpal dan diberikan anti B, AB tidak

menggumpal

2.Selanjutnyayangkeduayaitusampeldarahmilikmunawaroh,,daripercobaanyangtelah

kamilakukanternyatasampeldarahmilikmunawarohbergolongandarahO,karena,Darah

bergolonganOjikadiberikanantiA,B,ABtidakmenggumpal

3. Percobaanyangketigakamilakukandenganmenggunakansampeldarahmilikpuspa,,

dengan cara yang sama dengan memberikan anti A,B dan AB, dan setelah dilakukan

percobaan ternyata sampel darah milik puspa yaitu bergolongan darah B, karena Darah

bergolongan B jika diberikan anti A tidak menggumpal dan diberikan anti B, AB

menggumpal

4.Kemudianpercobaanyangkeempatmenggunakansampeldarahmiliktemankamilaily,,

dengan cara yang sama dengan memberikan anti A,B dan AB, dan setelah dilakukan

percobaanternyatasampeldarahmiliklailybergoongandarahA,karenaDarahbergolongan

AjikadiberikanantiAmenggumpaldandiberikanantiB,ABtidakmenggumpal

5.Percobaanyangterakhiryaitudenganmenggunakansampeldarahmilikgenadi,,setelah

melakukanpercobaandanmemberikanantiA,BdanABternyatagolongandarahgenadi

bergolongan A, karena Darah bergolongan A jika diberikan anti A menggumpal dan


diberikan anti B, AB tidak menggumpal, sama dengan golongan darah milik laily dan

uswatun,,

Penyebaran golongan darah A,B,O dan ABberfariasi didunia tergantung populasi

atauras.Salahsatupembelajaranmenunjukandistribusigolongandarahterhadappopulasi

yangberbedabeda.

C.Pertanyaan

1.DarahbergolonganAjika...

2.DarahbergolonganABjika...

3.DarahbergolonganBjika...

4.DarahbergolonganOjika...

5.Skemamekanismepembekuandarah

Jawaban:

6. DarahbergolonganAjikadiberikanantiAmenggumpaldandiberikanantiB,ABtidak

menggumpal

7.DarahbergolonganABjikadiberikanantiA,B,ABmenggumpal

8. DarahbergolonganBjikadiberikanantiAtidakmenggumpaldandiberikanantiB,AB

menggumpal

9.DarahbergolonganOjikadiberikanantiA,B,ABtidakmenggumpal

10.Skemamekanismepembekuandarah

Trombositpecahmengaktifkantromboplastin

ProtombinCa+vitKtrombin

Fibrinogenfibrinmenyebabkandarahmembeku
BABV.

KESIMPULANDANSARAN

A.Kesimpulan:

JadigolongandarahseseorangdapatdintentukandenganmenggunakanzatantiA,B,dan

AB

B.Saran:

Perludilakukanlebihbanyakpercobaanlagi,agarkesalahanyangdilakukanbisa

minimum

DAFTARPUSTKA:

Saktiyono.2008.SeribuPenaBiologi.Jakarta:Erlangga

SyamsuriIstamar,dkk.2007.BiologiSMAKelasXI.Malang:Erlangga

TimLBBSSCintersolusi.2012.TEXTBOOKSSCIntersolusi:SSCI

PratiwiD.A.2007.BiologiUntukSMAKelasXI.Jakarta:Erlangga

https://www.google.com/praktikumdarah/OnTheWayBlogContohLaporanPraktikum

BiologitentangGolonganDarah.htm

diakses:pada16juni2013

https://www.google.com/praktikumdarah/SatuDuaTigaLaporanPraktikumBiologi
PenentuanGolonganDarah.htm

diakses:pada16juni2013

https://www.google.com/praktikumdarah/praktikumgolongandarah_praktikumgolongan

darah.htm

diakses:pada16juni2013

http://cuk-ing.blogspot.com/2013/06/laporan-biologi-golongan-darah.html#

LAPORAN BIODAS GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

Nama : Kun Aida

NIM : 120210103027

Kelas : Biologi - B
Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jember

2012
I. Judul :
Golongan darah pada manusia

II. Tujuan :
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
penggolongan darah pada manusia.

III. Dasar teori :


Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam
cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur
sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun
darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-
bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan
dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan
cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma
tanpa fibrinogen (protein). (Subowo. 1992)
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut
antigen muncul di permukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan
tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2
sampai 8 bulan setelah lahir. (Sloane, Ethel. 2003).
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen
dan aglutininnya. (Pratiwi, D.A. 2006)
Aglutinogen merupakan polisakarida dan terdapat tidak saja terbatas di sel
darah merah,tatapi juga di kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru,
testis, dan semen. Aglutinogen dibedakan menjadi dua , yaitu :
1. Aglutinogen A yang memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung
glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
2. Aglutinogen B yang memiliki enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya.
Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel,
misalnya antibodi.
(Pratiwi, D.A. 2006)

Golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu : sistem ABO, sistem
MN, dan sistem rhesus (Rh) : (Waluyo, Joko. 2010)

a. Golongan darah sistem ABO


Kita mengenal ada empat macam golongan darah, yaitu : A, B, AB, dan O.
Dalam sistem golongan darah ini terdapat dua macam zat sel darah A dan B.
Serta dua macam plasma, yakni : anti A dan anti B. (Tim Dosen Pembina. 2012)
Golongan darah ABO dengan unsur aglutinogen dan aglutininnya dapat
dijelaskan dengan tabel dibawah ini : (Pratiwi, D.A. 2006)

Genotip Golongan Aglutinogen Aglutinin

OO O - anti-A dan anti-B

OA atau AA A A anti-B

OB atau BB B B anti-A

AB AB A dan B -

Penggolongan darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena


pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan
destruksi sel darah merah. (Sloane, Ethel. 2003).

1. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A)
2. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B)
3. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB)
4. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak menyebabkan aglutinasi, individu
tersebut tidak memiliki aglutinogen. (golongan darah O)
(Sloane, Ethel. 2003)

b. Golongan darah sistem MN

Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Laviner telah menemukan golongan


darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah
merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ;
1. Golongan M, mengandung antigen M
2. Golongan N, mengandung antigen N
3. Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N
(Waluyo, Joko. 2010)

c. Golongan darah sistem rhesus (Rh)

Pertama kali ditemukan pada jenis kera oleh Landsteiner dan Weiner. Orang
yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+). Sedang yang tidak
dinamakan rhesus negatif (Rh-). Sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh
dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh. (Waluyo, Joko. 2010)
Sistem ini berbeda dengan sistem golongan ABO. Dimana individu ber-Rh
negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003)
Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila
golongan darah Rh+ maka tidak boleh digunakan sebagia donor untuk golongan
darah Rh-, karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika
seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi
dengan golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan
penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning atau eritoblastosis fetalis. (Gonzaga.
2010)
Konsep donor universal dan resipien universal pada sistem ABO
a. Donor universal
Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat
diberikan pada resipien manapun, asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan
darah O disebut donor universal.

b. Resipien universal
Individu dengan golongan darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya
sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut
resipien universal.
(Sloane, Ethel. 2003)

Pada umumnya, tranfusi darah dilakukan pada orang dalam kondisi berikut ini :
Kecelakaan
Tubuh yang terbakar
Waktu tubuh kehilangan darah, misalnya : operasi
Kekurangan darah akut
Orang yang mengidap penyakit kronis
(Pratiwi, D.A. 2006)

IV. Metotologi Penelitian

4.1 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat
- tusuk gigi
- pinset
- pensil
- lanset/ jarum steril
- gelas objek

4.1.2 Bahan
- Serum A dan B
- Alkohol 70%
- Kapas
- Darah segar manusia
4.2 Langkah Kerja

Meletakkan gelas obyek diatas kertas putih dengan terlebih dahulu membagi
kertas menjadi dua bagian

Mencuci tangan sanpai bersih, lalu mengoleskan kapas yang telah dibasahi
dengan alkohol 70% pada jari

Menempatkan setetes darah pada gelas objyek bagian A dan B

Mengamati obyek (menggumpal atau tidak menggumpal) pada masing-masing


bagian A dan B

Meneteskan dengan segera serum anti-A pada gelas objek A, dan meneteskan
serum anti-B pada gelas obyek bagian B, lalu aduk dengan tusuk gigi

Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol.

Menusuk bagian jari tersebut dengan menggunakan jarum steril

Menuliskan huruf A dan B pada pojok kanan dan kiri kertas

Membiarkan alkohol sampai kerinG

V. V. Hasil Pengamatan
Tabel Golongan Darah

No Nama Probandus Golongan darah

1 Linda Triana D. O

2 Winda Faidatul B

3 Wilujeng Yuliati AB

4 Dea Ajeng Pravita B

5 Lukma Suryaningsih O

6 Nuriyah Inda Sari O

VI. Pembahasan
Pada praktikum mengenai golongan darah pada manusia, menggunakan
probandus yang merupakan wakil dari masing-masing kelompok. Karena jumlah
kelompok dalam kelas ada enam, maka golongan darah yang ditunjukkan oleh
tabel pengamatan adalah sebanyak enam golongan darah probandus.
Probandus dari kelompok satu adalah Linda Triana Dewi. Didapatkan hasil
bahwa Linda Triana Dewi memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat
disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B,
keduanya tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu
dikarenakan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan
aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Linda bergolongan darah O.
Probandus dari kelompok dua yaitu Winda Faidatul. Didapatkan hasil bahwa
Winda Faidatul memiliki golongan darah B. Disimpulkan seperti itu karena saat
tetesan darah Winda yang berada pada gelas obyek ditetesi dengan serum anti-
A dan serum anti-B pada sisi A dan B, gelas obyek pada sisi B (yang ditetesi
dengan serum anti-B) mengalami aglutinasi. Dengan kata lain , darah Winda
mempunyai aglutinogen B yang bereaksi dengan serum anti-B, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Winda bergolongan darah B.
Probandus dari kelompok tiga adalah Wilujeng Yuliati. Didapatkan hasil
bahwa Wilujeng bergolongan darah AB. Hal tersebut dapat disimpulkan karena
saat tetesan darah probandus ditetesi dengan serum anti-A dan serum anti-B,
keduanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan itu terjadi karena darah
probandus mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi dengan
antibodi (aglutinin) yang dikenal dengan anti-A dan anti-B tersebut.
Probandus dari kelompok empat yaitu Dea Ajeng Pravita. Didapatkan hasil
pengamatan bahwa Dea bergolongan darah B. Hal tersebut dapat disimpulkan
karena saat tetesan darah probandus yang berada pada gelas obyek A dan B
ditetesi dengan anti-A dan anti-B, pada sisi B (yang ditetesi dengan anti-B)
mengalami penggumpalan. Dengan kata lain, darah Dea mempunyai aglutinogen
B dan aglutinogen B tersebut bereaksi dengan serum anti-B sehingga dapat
disimpulkan bahwa Dea bergolongan darah B.
Probandus dari kelompok lima adalah Lukma Suryaningsih. Didapatkan hasil
bahwa Lukma Suryaningsih memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat
disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B,
keduanya tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu
dikarenakan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan
aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Lukma bergolongan darah O.
Probandus dari kelompok enam adalah Nuriyah Inda S. Didapatkan hasil
bahwa Nuriyah Inda S memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat
disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B,
keduanya tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu
dikarenakan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan
aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nuriyah bergolongan darah O.
Dari hasilpengamatan yang didapatkan, maka pada suatu saat apabila
mesing-masing probandus membutuhkan tranfusi darah, dapat dilakukan serah
terima darah seperti skema dibawah ini :

Linda, Lukma, Nuriyah

Winda , Dea

Wilujeng

Keterangan :
: golongan darah O
: golongan darah B
: golongan darah AB
Linda, Lukma, dan Nuriyah dapat mendonorkan darahnya kepada semua
prodandus, namun mereka (Linda, Lukma, dan Nuriyah) hanya bisa meminta
kepada sesamanya yang bergolongan darah O. Sehingga golongan darah Linda,
Lukma, dan Nuriyah disebut donor universal.
Winda dan Dea apabila memerlukan pendonoran darah, mereka dapat
menerima dari Linda, Lukma, dan Nuriyah. Namun mereka hanya bisa
mendonorkan darah mereka kepada sesamanya (Winda Dea) dan Wilujeng
saja.
Wilujeng apabila memerlukan pasokan darah, dia bisa menerima pendonoran
darah dari semua probandus, tetapi dia tidak bisa mendonorkan darahnya
kepada probandus lainnya. Sehingga golongan darah Wilujeng disebut dengan
resipien universal.

VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
Golongan darah A mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan aglutinin
(antibodi) anti-B.
Golongan darah B mengandung aglutinogen (antigen) tipe B dan aglutinn
(antibodi) anti-A.
Golongan darah AB mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan tipe B, tetapi
tidak mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen (antigen), tetapi
mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
Golongan darah O disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen
untuk diaglutinasi, sehingga dapat diberikan kepada semua golongan darah.
Golongan darah AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin
dalam plasmanya, sehingga dapat menerima darah dari semua golongan darah.

7.2 Saran

Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-sekali
menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena
ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gonzaga. 2010. Sistem Penggolongan Darah Manusia.


http://biologi-gonzaga.blogspot.com/index-files/Sistem-Penggolongan-
Darah
Manusia. [diakses pada 10/11/2012]
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember:
Universitas
Jember
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : University Press

http://kunbiology.blogspot.com/2013/05/laporan-biodas-golongan-darah-
pada.html

Laporan Praktikum Biologi Penentuan Golongan Darah

Laporan Praktikum
Golongan Darah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam hidupnya, organisme memdari tubuh. memerlukan makanan dan
oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain
menghasilkan zat-zat yang berguna, juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang
harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti
makanan dan oksigen serta hasil metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan
diedarkan di dalam tubuh melalui system peredaran darah. Hasil pencernaan
makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan
tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh
jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.

Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada
henti. Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan
banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan
kematian.

Darah mempunyai banyak fungsi vital, mulai dari sebagai kendaraan


hormone, nutrisi, oksigen, hingga limbah metabolisme. Darah juga bisa
membunuh bibit penyakit. Apabila aliran darah ke otakmu terganggu, dalam
sepuluh detik kamu akan pingsan!

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan


penafsiran ganda.Rumusan masalah harus dapat dijawab dengan pengamatan,
yaitu memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab masalah
tersebut. Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :

1.Bagaimana cara mengetahui golongan darah?

2.Bagaimana mekanisme pembekuan darah?

3.Bagaimana terjadinya aglutinasi darah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menguraikan atau mendeskrepsikan suatu


gejala atau objek.percobaan juga dapat bertujuan menerangkan suatu gejala
atau menguji suatu hipotesis.Dari rumusan masalah kita dapat mengetahui
tujuan dari penelitian ini.:

1.Mengetahui cara menentukan golongan darah.

2.Mengetahui mekanisme pembekuan darah.

3.Mengetahui pembentukan aglutinasi darah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dilihat dari dua aspek yaitu sumbangan bagi
pengembangan ilmu (aspek teoritis) dan manfaat bagi penerapannya di
masyarakat ( aspek praktis ). Manfaat penelitian pengamatanini :

1. Dapat mendiskripsikan cara menentukan golongan darah.

2. Dapat menggambarkan skema mekanisme pembekuan darah.

3. Dapat mendiskripsikan kesimpulan dari semua eksperimen yang telah


dilakukan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melakukan penelitian, pasti dalam penilitian menggunakan bahan-bahan.


Mulai dari bahan utama hingga bahan pelengkapnya. Sedangkan bahan-bahan
tersebit mengandung zat-zat kimia. Dalam kajian teori ini akan dijelaskan secara
satu per satu zat-zat apa yang terkandung dalam bahan tersebut

1. Serum Darah

Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang bukan
berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa
fibrinogen, (bahasa Latin: serum) [1] berarti bagian tetap cair dari susu yang
membeku pada proses pembuatan keju.

Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)
termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi
exogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor
koagulasi.

Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam berbagai
uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.

2. Golongan Darah A
Memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.

Orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

3. Golongan Darah B

Memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif

4. Golongan Darah O

Memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A
dan B.

Orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada


orang dengan golongan darah ABO apapun dan sisebur donor universal. Namun
orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.

5. Golongan Darah AB

Memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antaigen A maupun B.

Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang
dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada
sesama AB-positif.

6. Alkohol

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan
kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena
memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut,
bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang
digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

7. Antigen
Sistem kelompok darah ABO adalah darah yang paling penting jenis sistem (atau
sistem kelompok darah) dalam transfusi darah manusia. Anti-A dan anti antibodi
terkait-B antibodi biasanya antibodi IgM, yang biasanya diproduksi di tahun-
tahun pertama kehidupan oleh sensitisasi terhadap zat lingkungan seperti
makanan, bakteri, dan virus. Jenis darah ABO juga hadir di beberapa hewan lain,
misalnya kera seperti simpanse, bonobo, dan gorila.

Antigen H merupakan prekursor penting untuk antigen golongan darah ABO. Lokus
H terletak pada kromosom 19. Ini berisi 3 ekson yang rentang lebih dari 5 kb
DNA genomik, dan mengkode fucosyltransferase yang menghasilkan antigen H
pada sel darah merah. Antigen H adalah urutan karbohidrat dengan karbohidrat
terkait terutama untuk protein (dengan fraksi kecil yang melekat pada bagian
ceramide). Ini terdiri dari rantai -D-galaktosa, -DN-asetilglukosamin, -D-
galaktosa, dan 2-terkait, -L-fucose, rantai yang melekat pada protein atau
ceramide.

Lokus ABO terletak pada kromosom 9. Ini berisi 7 ekson yang rentang lebih dari 18
kb DNA genomik. Ekson 7 adalah yang terbesar dan berisi sebagian dari urutan
pengkodean. Lokus ABO memiliki tiga bentuk alleleic utama: A, B, dan O. alel A
mengkode Glycosyltransferase bahwa obligasi -N-asetilgalaktosamin ke D-
galaktosa akhir antigen H, menghasilkan antigen A. Alel B mengkode
Glycosyltransferase yang menghubungkan -D-galaktosa terikat ke D-galaktosa
akhir antigen H, menciptakan antigen B.

Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu
proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel
darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam
tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel
darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan
trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah.

Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini
disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan
bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan
aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan
penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu
aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).

Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil


glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung
enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan
tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943)
mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya
aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :

Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b


dalam plasma darah.
Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a
dalam plasma darah.

Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan
plasma darah tidak memiliki aglutinin.

Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan
plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.

Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika
jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah
protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah
enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut
dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam
plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan
tertutup.

Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk
eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar
melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis
kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga
eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur
oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp
eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel
fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit
pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat
badan orang itu.

Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang
berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima
darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena
dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O
adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan
darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan
volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang
dibutuhkan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1.Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dengan
kondisinya. Variabel bebasnya, yaitu alkohol 70%. satu set anti serum.

2.Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang terjadi akibat perlakuan variabel


bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah satu set anti serum (serum anti-
A, serum anti-B, serum anti-AB).

3.Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dibuat sama kondisinya.


Variabel kontrol pada penelitian ini adalah gelas benda, blood lancet(jarum
franke), kapas, tusuk gigi, kaca pipet.

B. Rancangan Penelitian

a. Kaca pipet ditetesi darah I ,tetesi dengan serum anti-A.

b. Kaca pipet ditetesi darah II ,tetesi dengan serum anti-B.

c. Kaca pipet ditetesi darah III ,tetesi dengan serum anti-AB.

C. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini meliputi populasi dan sampel. Populasi dalam


penelitian ini adalah darah manusia sedangkan jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 3 tetes darah manusia.

D. Alat dan Bahan

Alat :

1. Gelas Benda

2. Blood Lancet(jarum franke)

3. Kaca Pipet

4. Kapas

5. Tusuk Gigi
Bahan :

1. Serum anti-A

2. Serum anti-B

3. Alkohol

E. Cara Kerja

1. Menyiapkan kaca benda yang bersih, pijit ujung jari manis kiri dan bersihkan
dengan alkohol 70%.

2. Menusuk ujung jari manis kiri dengan blood lancet (jarum franke).

3. Darah yang keluar diteteskan pada 3 tempat: I, II, III.

4. Menetesi darah:

a.Dengan zat anti-A

b.Dengan zat anti-B

c.Dengan zat anti-AB

5. Mengaduk tetesan darah yang ditetesi serum dengan menggunakan tusuk gigi.

6. Mengamati, apakah terjadi aglutinasi atau tidak.

7. Menulis hasil pengamatan pada tabel.

F. Rencana Analisis Data

Rencana analisis data yang dipergunakan adalah rencana analisis data


deskriptif, yang dimana rencana analisis data deskriptif adalah suatu rencana
atau suatu cara yang dipergunakan dalam pengamatan yang dilakukan secara
deskriptif atau dengan menyebutkan secara satu per satu apa yang
dipergunakan. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pengamatan mengenai aglutinasi yang dihasilkan oleh serum anti-A dan serum
anti-B yang diteteskan ke darah manusia.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

N Hasil Pengamatan
Nama Siswa Gol.Darah
o I II III

1 Titis Mawar T.A - + - B

Amiroh
2 Mujahidah - + - B

Restituta
3 Pratyaksa - - - O

Ari Annisa Sekar


4 P - - - O

Keterangan:

Hasil Pengamatan I :darah ditetesi serum anti-A

Hasil Pengamatan II :darah ditetesi serum anti-B

Hasil Pengamatan III :darah ditetesi serum anti-AB

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa:

1.Darah Titis Mawar dan Amiroh Mujahidah tidak mengalami penggumpalan


(aglutinasi) pada serum anti-A dan serum anti-AB serta mengalami
penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-B, sehingga dapat diketahui
golongan darah keduanya adalah B.

2.Darah Restituta Pratyaksa dan Ari Annisa tidak mengalami penggumpalan


(aglutinasi) pada serum anti-A, serum anti-B, maupun pada serum anti-AB,
sehingga dapat diketahui golongan darah keduanya adalah O.

Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka


terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Maka dari itu seperti halnya pada
percobaan ini, aglutinasi dapat terjadi karena tercampurnya darah dengan
antigen-antigen tersebut yang dapat membentuk gumpalan.
Diskusi:

b. Darah bergolongan A, jika terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-


A dan tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-B.

c. Darah bergolongan AB, jika terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum


anti-A dan serum anti-B.

d. Darah bergolongan B, jika tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum


anti-A dan terjadi (aglutinasi) pada serum anti-B.

e. Darah bergolongan O, jika tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada


serum anti-A maupun serum anti-B.

f. Skema mekanisme pembekuan darah:

Trombosit yang pecah

Trombokinase

Mengeluarkan

Protombin Trombin

Fibrinogen Fibrin

menjadi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Darah yang ditetesi Anti-A menggumpal,maka golongan darahnya A.

b.Darah yang ditetesi Anti-B menggumpal, maka golongan darahnya B.

c. Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B menggumpal, maka golongan darahnya
AB.

d.Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B tidak mengumpal semua, maka golongan
darahnyaO.

B. Saran

Selama menjalankan praktikum, sebaiknya tenang agar hasil yang diperoleh


teliti dan sesuai.
Hendaknya peralatan praktikum yang digunakan baik kondisinya.
Membersihkan dan membereskan peralatan praktikum yang telah digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Suharno,dkk. 2007. BIOLOGI untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Gahalia Indonesia.

Sujadi, Bagad. 2004. Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yuhdistira.

http://wikipedia.com

http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ntbr0111.pd

http://titismawar.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-biologi-
penentuan.html
LAPORAN BIOLOGI ( GOLONGAN DARAH )
9:54 nm. No comments

LAPORAN BIOLOGI

ACARA III

GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

Oleh;

Perdana Arief Sandy

120210101112

Biologi Dasar B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Jember

Semester Genap 2012 2013


A. Judul
Golongan darah pada manusia
B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia

C. Dasar Teori

Manusia tersusun dari berbagai jaringan, cairan, dan sebagainya. Cairan


jaringan pada manusia adalah 92% dan 8% adalah merupakan darah. Darah
merupakan unit fungsional seluler pada makhluik hidup yang bersifat cair dan
berperan untuk membantu proses fisiologis. Fungsi darah secara umum adalah :

1. Mengangkut zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-
sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan.
2. Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit
3. Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis
4. Menjaga stabilitas suhu tubuh
5. Menjaga keseimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari
kerusakan.

(Pratiwi. 2007:67)

Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah merupakan bagian darah yang cair. Sel-sel darah dikelompokkan
menjadi 3 kelompok : Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit.

(Idel. 1999:75)

Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan


darah. Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah
protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca 2+. Trombin adalah sebuah
enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut
dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam
plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan
tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus.
Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut
beredar melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada
kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut
juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya
diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp
eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel
fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit
pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat
badan orang itu.

( http://spatuway.blogspot.com )

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus ( faktor Rh). Didunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi tranfusi munologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok dan kematian

(Joko. 2006:37)

Kita mengenal ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB dan O.


Dalam sistem golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta
dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B. Berikut kombinasi yang mungkin
terjadi:

1. Individu dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasma
darahnya.
2. Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasma
darahnya.
3. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A
maupun anti B pada plasma darahnya.
4. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A maupun anti
B pada plasma darahnya.
(Tim Dosen Pembina. 2012: 11)

Pada permulaan abad ini (tahun 1900 dan 1901) K. Landsteiner


menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang kadang terjadi
apabila eritrosit (sel darah merah) seorang dicampur dengan serum darah orang
lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan
penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi
orang menjadi 3 golongan, ialah A, B, dan O. golongan yang ke empat jarang
sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB, telah ditemukan oleh dua orang
mahasiswa Landsteiner dalam tahun 1902, ialah A. V. von Decastello dan A.
Sturli.

Dikatkan bahwa antigen atau aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit orang
tertentu dapat mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau aglutinin
yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua macam antigen yaitu antigen-A dan
antigen-B, sedangkan antizatnya dibedakan atas anti-A dan anti-B. orang ada
yang memiliki antigen-A, lain lagi memiliki antigen-B, sedangkan ada pula yang
tuidak memiliki antigen-A maupun antigen-B.

Orang yang memiliki antigen-A tidak memiliki anti-A, melainkan anti-B di


dalam serum atau plasma darahnya. Orang demikian dimasukan dalam golongan
darah A. Orang golongan darah B mempunyai antigen-B dan anti-A. Apabila
antigen-A bertemu dengan anti-A, begitu pula antigen-B bertemu dengan anti-B,
maka darah akan menggumpal dan dapat menyebabkan kematian pada orang
yang menerima darah. Darah tipe A tidak dapat ditranfusikan kepada orang
bergolongan darah B, demikian pula sebaliknya.

Tabel hubungan antara golongan darah (fenotip) seseorang dengan


macam antigen dan zat anti yang dimiliki.

Golongan darah Antigen dalam Zat anti dalam


serum /
(fenotip) Eritrosit
Plasma darah
O - Anti-A dan anti-B

A A Anti-B

B B Anti-A

AB AB -

Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B, tetapi memiliki


anti-A maupun anti-B di dalam serum atau plasma darahnya, dimasukan dalam
golongan darah O. Adapun orang yang memiliki antigen-A maupun antigen-B,
tatapi tidak memiliki anti-A maupun anti-B di dalam serum atau plasma darah,
dimasukan dalam golomgam darah AB.

Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan darah, maka


sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si-pemberi (donor) maupun darah
si-penerima (resipien) harus diperiksa terlebih dahulu berdasarka system ABO.
Interaksi yang terjadi selama transfusi darah antara berbagai macam antigen
dalam eritrosit dengan zat anti dalam serum atau plasma darah.

Tabel interaksi antara alel alel IA, IB dan i yang menyebabkan


terjadinya 4 golongan darah, yaitu O, A, B, dan AB

Golongan Antigen dalam Alel dalam Genotip


darah kromosom
Eritrosit
(fenotip)

O - I ii

A A IA IAIA atau IA i

B B IB IB IB atau IB i

AB A dan B IA dan IB IA IB

(Suryo. 1984;254-257)

Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain.


Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang
menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien
universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya,
golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada
semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah
karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur
dari darah yang dibutuhkan.

( http://spatuway.blogspot.com )

D. Metode Penelitian

1. Alat

a. Lanset / jarum steril


b. Jarum pentul
c. Spidol
d. Gelas objek
e. Kertas putih

2. Bahan

a. Serum A dan B
b. Alkohol 70 %
c. Kapas
d. Darah segar manusia

3. Cara Kerja

Tangan dicuci bersih dan diusap menggunakan alkohol pada jari manis

Jari manis ditusuk dengan lanset steril dan darah ditaruh di gelas objek

Gelas objek ditandai A dan B pada masing masing bagian

Gelas objek diletakkan pada selembar kertas putih

Serum A diteteskan pada bagian A dan serum B pada bagian B

Masing masing bagian diaduk menggunakan jarum pentul

Dilihat apakah ada penggumpalan atau tidak


Tetesan darah ditempatkan pada gelas objek bagian A dan B

Bekas tusukan ditutup menggunakan kapas beralkohol

Gelas objek digaris dengan spidol menjadi dua bagian sama

E. Hasil Pengamatan

Tabel Golongan Darah

Kelompo Golongan
No. Nama Probandus
k Darah

1 I Yuli Nur Azizah B

2 II Tiofani Indraswari A B

3 III M. Dodik Kurniawan O


4 IV Irma Khoirul Ummah A

5 V Cici Fitri Lestari O

6 VI Soleh Chudin A

F. Pembahasan

Setiap manusia memiliki golongan darah masing masing. Pada sistem


penggolongan darah ABO, terdapat empat macam golongan darah, yaitu
golongan darah A, B, AB dan O. Golongan darah ini didasarkan pada alel
penyusunnya, diantaranya IA , IB , i. IA dan IB bersifat dominan terhadap i Seperti
contoh, orang yang bergolongan darah A, maka darahnya tersusun atas I A IA
atau IA i .Dalam hal ini, walaupun orang tersebut memiliki alel i pada
penyusunnya, ia tetap bergolongan darah A. Hal ini dikarenakan alel i bersifat
resesif, sedangkan alel IA bersifat dominan. Begitu pula pada orang yang
bergolongan darah B. Tetapi untuk orang yang bergolongan darah AB, pada
darahnya terdapat alel IA dan alel IB dimana keduanya bersifat dominan dan ia
tidak memiliki alel i pada darahnya. Sehingga dapat dikatakan jika seseorang
bergolongan darah O, maka ia memiliki alel i dan i yang menyusun darahnya.

Pada percobaan yang kami lakukan dalam menentukan golongan darah


manusia, didapatkan tiga hasil golongan darah. Yaitu glongan darah A, B dan O.
Golongan darah A dimiliki oleh Irma Khoirul Ummah dari kelompok IV dan Soleh
Chudin dari kelompok VI. Golongan darah B dimiliki oleh Yuli Nur Azizah dari
kelompok I dan Tiofani Indraswari dari kelompok II. Golongan darah O dimiliki
oleh M. Dodik Kurniawan dari kelompok III dan Cici Fitri Lestari dari kelompok V.
Sedangkan golongan darah AB tidak ada karena pemilik golomgan darah ini
sangatlah jarang

Dari kelompok IV dan VI yang bergolongan darah A, kami dapatkan bahwa


ketika ditetesi dengan serum A dan diaduk, maka terjadi penggumpalan.
Sedangkan ketika ditetesi dengan serum B tidak terjadi penggumpalan. Hal ini
dikarenakan darah tersebut memiliki aglutinin B (anti B) pada plasma darahnya.
Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen A. Penggumpalan yang
terjadi ditandai dengan munculnya butiran butiran seperti pasir pada bagian
darah yang ditetesi serum A. Penggumpalan ini disebabkan karena pada eritrosit
mengandung aglutinogen A. Sehingga jika diberi antinya (anti A), maka akan
terjadi proses aglutinasi.

Dari kelompok I dan II, probandus bergolongan darah B. Pada pengamatan


yang kami lakukan, darah mereka mengalami penggumpalan ketika ditetesi
serum B. Sedangkan saat ditetesi dengan serum A, darah tidak mengalami
penggumpalan. Hal ini dikarenakan pada plasma darahnya mengandung
aglutinin A (anti A). Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen B.
jadi ketika darah ditetesi dengan anti B, maka akan terjadi reaksi aglutinasi
antara eritrosit dan serum tersebut. Reaksi yang terjadi menyebabkan darah
menggumpal. Penggumpalan ditandai dengan adanya butiran butiran seperti
pasir yang ada pada darah yang ditetesi serum B.

Dari kelompok III dan V, probandus bergolongan darah O. Pengamatan


yang kami lakukan, memberikan hasil bahwa ketika darah ditetesi dengan serum
A dan B, darah tidak mengalami penggumpalan. Hal ini disebabkan karena
plasma darah mereka mengandung aglutinin A (anti A) dan aglutinin B (anti B).
Sedangkan pada eritrositnya tidak memiliki aglutinogen sama sekali. Sehingga
ketika darah mereka ditetesi dengan serum anti A maupun anti B, eritrosit tidak
bereaksi. Hal inilah yang menjadikan darah tidak menggumpal dan seseorang
tersebut dikatakan bergolongan darah O. Yang artinya tidak memiliki aglutinogen
sama sekali pada eritrositnya.

Dalam kegiatan praktikum yang kami lakukan, tidak didapatkan data


probandus yang bergolongan darah AB. Hal ini dikarenakan langkanya seseorang
yang bergolongan darah AB. Golongan darah AB ini langka karena pada plasma
darah seseorang yang bergolongan darah AB tidak didapati adanya aglutinin A
maupun B. Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen A dan
aglutinogen B. Sehingga apabila darah seseorang tersebut ditetesi dengan
serum anti A maupun anti B, akan terjadi reaksi antara eritrosit dan kedua serum
tersebut. Reaksi terjadi mengakibatkan darah seseorang tersebut mengalami
aglutinasi.

Ketika manusia kekurangan darah yang diakibatkan suatu penyakit


tertentu. Dan penolongan yang tepat adalah transfusi darah, maka darah yang
ditransfusi haruslah darah yang sama golongannya. Hal ini dikarenakan akan
terjadi penggumpalan darah pada pasien jika darah yang diterima tidak sama
golongannya. Dalam transfer darah dikenal dengan resipien universal dan donor
universal.

Resipien universal adalah seseorang yang bergolongan darah tertentu


sehingga dapat menerima transfusi darah dari golongan darah manapun.
Resipien universal adalah orang yang bergolongan darah AB. Secara teori orang
yang bergolongan darah AB bisa menerima transfusi darah dari golongan darah
apapun. Tetapi dalam prakteknya hal ini tidak diperbolehkan. Dikhawatirkan
nantinya akan terjadi penggumpalan dan kematian. Kenapa ? karena ditakutkan
terjadi ketidakcocokan antara aglutinin resipien dan aglutinogen pendonor.

Donor universal adalah orang yang memiliki golongan darah tertentu


sehingga dapat didonorkan ke siapa saja yang membutuhkan. Golongan darah
tersebut adalah golongan darah O. Jadi orang yang bergolongan darah O dapat
mendonorkan darahnya untuk ssemua golongan ( sistem ABO ). Secara teori hal
ini memang bisa, dikarenakan golongan darah O merupakan golongan darah
dimana tidak ditemukan adanya aglutinogen pada sel darah merahnya. Akan
tetapi dalam prakteknya, darah dengan golongan O hanya ditransfusikan ke
mereka yang bergolongan darah O saja.

Tabel Transfusi Darah

Resipien
A B AB O
Donor

A + - - +

B - + - +

AB - - - -

O + + + +

Keterangan : + = tidak menggumpal - = menggumpal

G. Kesimpulan

Golongan darah pada manusia ada empat, yaitu A, B, AB dan O.


Seseorang dikatakan bergolongan darah A, jika pada eritrositnya mengandung
aglutinogen A dan pada plasma darahnya mengandung aglutinin B. Seseorang
dikatakan bergolongan darah B, jika pada eritrositnya mengandung aglutinogen
B dan pada plasma darahnya mengandung aglutinin A. Seseorang dikatakan
bergolongan darah AB, jika pada eritrositnya mengandung aglutinogenA dan B,
sedang pada plasma darahnya tidak mengandung aglutinin A maupu B.
Seseorang dikatakan bergolongan darah O, jika pada eritrositnya tidak
mengandung aglutinogen A maupun B, sedang pada plasma darahnya
mengandung aglutinin A dan B.

http://matfromsandy.blogspot.com/2013/06/laporan-biologi-golongan-darah.html

laporan golongan darah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Golongan darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin
dalam plasma darah, oleh karena itu saya melakukan tes pengujian golongan
darah untuk membuktikan teori tersebut.

Pengukuran kadar hemoglobin dan pengukuran waktu koagulasi juga saya


lakukan dalam praktikum ini. Hal itu dimaksudkan agar saya tahu kadar
hemoglobin pada diri saya sehingga saya dapat membandingkan hasil Hb saya
dengan kadar Hb yang normal serta saya dapat mengetahui kadar Hb rata-rata
kelas

Tentang waktu koagulasi darah adalah untuk mengetahui waktu koagulasi


darah saya sendiri dan rata-rata kelas karena setiap orang waktu koagulasinya
berbeda-beda.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pengujian golongan darah dan variasi golongan darah
masing-masing

2. Untuk mengetahui cara pengukuran kadar hemoglobin dan variasi kadar


hemoglobin masing-masing siswa.

3. Untuk mengetahui cara mengukur waktu koagulasi darah dan variasi waktu
koagulasi/ pembekuan darah pada masing-masing siswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Informasi tentang golongan darah A, B, O seseorang mutlak
diperlukan dalam keadaan yang berhubungan dengan transfusi darah, baik
sebagai donor, maupun sebagai resipien. Oleh karena itu, sepatutnya seseorang
mengetahui dengan pasti akan golongan darahnya sendiri, yang dapat
dilakukannya dengan memeriksakan darahnya ke laboratorium. Golongan darah
juga berfungsi sebagai salah satu petanda ( marker ) genetik, yang ikut menjadi
bagian dari identitas seseorang.

Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut :

1. Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke
seluruh tubuh
2. Alat transpor O2 , yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke
seluruh tubuh.
3. Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paruparu
(gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke
empedu dan saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air.
Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warnanya merah cerah di dalam
arteri dan berwarna ungu gelap di dalam vena, setelah melepas sebagian
oksigen ke jaringan ( menyebabkan perubahan warna ) dan menerima produk
sisa dari jaringan.Pembentukan sel darah berlangsung di dalam sumsum tulang
dan sel-sel yang matang ( matur ) akan dilepas ke dalam aliran darah. Terbentuk
8 macam sel yang berbeda dan semua dihasilkan dari satu jenis sel batang
pluripoten yang akan menurunkan 5 garis keturunan sel yang berbeda. Garis
mieloblas menghasilkan tiga jenis sel granulosit, sedangkan garis monoblas dan
limfoblas menghasilkan sel agranulosit. Eritrosit (sel darah merah ) dan trombosit
dibentuk dari garis keturunannya masing-masing.

Darah selalu dihubungkan dengan kehidupan, baik berdasarkan kepercayaan


saja maupun atas dasar bukti pengamatan. Penggunaan darah yang berasal dari
individu lain dan diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah. Sel sel
darah merupakan bagian figuratif atau berbentuk sehingga dapat dilihat oleh
mata, meskipun dengan bantuan alat mikroskop. Sel sel darah terdiri atas: sel
darah merah, lekosit, dan trombosit. Ketiga macam sel ini berasal sel sel yang
sama disumsum tulang. Sel sel asal di sumsum tulang tersebut selanjutnya
berdiferensiasi sehingga mengambil bentuk yang berbeda beda. Setelah
matang, sel sel tersebut keluar dari sumsum tulang dan masuk ke dalam darah
dan berada di tempat ini dalam jumlah yang berbeda dan menjalankan fungsi
yang berbeda beda pula. Bahkan lekosit, seperti yang telah diuraikan terdiri
atas 5 jenis sel dengan morfologi berbeda, ternyata juga mempunyai peran yang
berbeda-beda.

Transfusi Darah

Transfusi darah adalah suatu proses pekerjaan memindahkan darah atau


pemberian darah dari orang yang sehat kepada orang yang sakit. Ahli-ahli yang
terdahulu sudah berpendapat, bila seseorang kehilangan darah yang banyak
harus diganti dengan darah atau bila seseorang kekurangan darah harus
ditambah dengan darah, agar organ-organ tubuh berfungsi normal. Transfusi
darah adalah suatu proses pekerjaan memindahkan darah atau pemberian darah
dari orang yang sehat kepada orang yang sakit. Ahli-ahli yang terdahulu sudah
berpendapat, bila seseorang kehilangan darah yang banyak harus diganti
dengan darah atau bila seseorang kekurangan darah harus ditambah dengan
darah, agar organ-organ tubuh berfungsi normal.

Manfaat Transfusi Darah

a. Menambah jumlah darah yang beredar dalam badan orang yang sakit, yang
darahnya

berkurang karena sesuatu sebab misalnya operasi atau perdarahan sewaktu


melahirkan, kecelakaan.
b. Menambah kemampuan darah dalam badan si sakit untuk membawa zat asam
atau O2, misalnya untuk penyakit-penyakit dimana sel-sel darahnya tidak
berfungsi dengan baik, sehingga sel-sel darah itu cepat pecah dalam badan
sendiri dan kemampuan darah untuk mengolah zat asam jadi berkurang. Disini
jumlah CC darah penderita sama saja dengan orang biasa, tetapi kalau darahnya
ada 5 liter, yang berfungsi baik hanya 3 liter.

Transfusi darah adalah suatu cara membantu pengobatan dan transfusi


darah tidak bisa berdiri sendiri, jadi membantu cara pengobatan yang sudah
ada. Suatu Kekhususan dari transfusi darah adalah sumber untuk darah itu
terbatas. Sumber darah adalah tubuh manusia sendiri, dan tidak semua orang
bisa menjadi donor, dan darah tidak dapat dibuat secara synthetis. Penentuan
pasien yang akan diberi transfusi darah harus tepat dan diyakini benar-benar
bahwa transfusi darah akan menolong sisakit.

Ukuran orang-orang yang menderita Thalasemia, yaitu penyakit darah


dimana sel-sel darahnya tidak bisa hidup sepanjang waktu yang normal,
penghancuran sel darahnya lebih cepat, sedangkan tubuh tidak bisa mengikuti
pembuatan sel darah lebih cepat, sehingga pada umur tertentu terjadi
kekurangan darah, untuk ini harus diberi transfusi darah sesuai dengan
kebutuhannya. Biasanya penderita ini akan meninggal pada usia muda / sebelum
berusia 10 tahun.

Bahaya transfusi darah diberikan kepada orang yang tidak kehilangan


darah, misalnya untuk penderita Thalasemia tadi, ialah terjadinya penimbunan
zat besi. Satu liter darah mengandung 50 mg zat besi. Tubuh kita hanya mampu
mengeluarkan kelebihan itu sebanyak 1 mg perhari. Jadi dapat terjadi kelebihan
zat besi di dalam tubuhnya, yang memerlukan pengobatan tersendiri
(Haemosiderosis). Transfusi darah bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Pada
saat sekarang telah dipikirkan efisiensi penggunaan darah, yaitu darah tidak
diberikan secara keseluruhan kepada orang sakit, tetapi apa yang dibutuhkan
saja. Misalnya apabila yang dibutuhkan hanya sel darah merah, maka yang
diberi hanya sel darah merahnya saja.

Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna


merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang
dinamai sebagai sistem pembuluh darah. Uraian yang demikian tentang darah
lebih bersifat deskriptif, hanya menyebutkan apa yang dilihat, dari pada bersifat
definitif, yang bersifat menguraikan secara analitis tetapi ringkas tentang hakikat
sesuatu yang didefinisikan tersebut. Batasan yang tepat bahwa defenisi Darah
adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain,berada dalam
konsistensi cair beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai
pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi
homeostasis. Gandasoebrata.R (1995)

Penggolongan darah sebagai suatu jaringan didasarkan atas defenisi


jaringan, yaitu sekelompok sel atau beberapa jenis sel, yang mempunyai bentuk
yang sama dan menjalankan fungsi tertentu. Hanya saja, berbeda dengan
jaringan lain,sel-sel yang terdapat dalam darah dan dinamai sebagai sel-sel
darah tidaklah terikat satu sama lain membentuk suatu struktur yang bernama
organ, melainkan berada dalam keadaan suspensi dalam suatu cairan. Dengan
demikian, darah dapat dibagi 2 bagian besar. Bagian pertama adalah unsur yang
berbentuk atau figuratif, yang dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bagian
kedua adalah unsur tidak berbentuk atau non-figuratif. Dinamakan demikian
karna bagian ini tidak dapat dilihat secara kasat mata dengan bantuan alat
apapun. Kehadiran unsur ini hanya dapat diketahui secara kimia. Dengan
demikian dapatlah dikatakan,bahwa bagian ini terdiri atas berbagai bahan yang
terlarut di dalam cairan darah. Penggolongan darah sebagai suatu jaringan
didasarkan atas defenisi jaringan, yaitu sekelompok sel atau beberapa jenis sel,
yang mempunyai bentuk yang sama dan menjalankan fungsi tertentu. Hanya
saja, berbeda dengan jaringan lain,sel-sel yang terdapat dalam darah dan
dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah terikat satu sama lain membentuk suatu
struktur yang bernama organ, melainkan berada dalam keadaan suspensi dalam
suatu cairan. Dengan demikian, darah dapat dibagi 2 bagian besar. Bagian
pertama adalah unsur yang berbentuk atau figuratif, yang dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop. Bagian kedua adalah unsur tidak berbentuk atau non-
figuratif. Dinamakan demikian karna bagian ini tidak dapat dilihat secara kasat
mata dengan bantuan alat apapun. Kehadiran unsur ini hanya dapat diketahui
secara kimia. Dengan demikian dapatlah dikatakan,bahwa bagian ini terdiri atas
berbagai bahan yang terlarut di dalam cairan darah.

Sistem Golongan Darah ABO


Golongan darah adalah hasil dari pengelompokkan darah berdasarkan ada
atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah ( eritrosit ).
Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid.
Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada
golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Darah perlu
digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk Transfusi Darah. Karl
Landsteiner menemukan, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke manusia
lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi ( si penerima darah terlihat
syok dan ikterik / kuning ).

Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan resipien


( penerima ) dapat berakibat fatal. Selain itu, golongan darah dapat bermanfaat
untuk kepentingan forensik dan penentuan ayah sebagai metode penentu paling
sederhana.

Molekul sebagai penentu golongan darah dalam sistem ABO ada 4 macam, yaitu:

1. D-galactose

2. N-acetylgalactosamine

3. N-acetylglucosamine

4. L-fucose

Harper H. (1971)

1. Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1


molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1
molekul N-asetil glukosamin.

2. Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda


dengan antigen A, dimana antigen ini tersusun dari molekul Nasetil galaktosamin
digantikan oleh 1 molekul galaktosa.

3. Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan,


yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B.

4. Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun


terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada
permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil
glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik,
sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih
bisa diterima.

Yang kelebihan N-acetylgalactosamine akan menjadi golongan A, dan kelebihan


D-galactose menjadi golongan B.

Sebelum D-galaktosa dapat menerima monomer karbohidrat yang menentukan


aktivitas A atau B, molekul ini harus sudah mengikat monomer karbohidrat
fukosa. Suatu gugus D-galaktosa yang sudah mengikat fukosa, tetapi tanpa
Nasetilgalaktosamin aktif-A atau D-galaktosa aktif B, memiliki aktivitas antigenik
yang disebut H. Sel-sel yang hanya memiliki konfigurasi monomer karbohidrat
aktif-H tidak memiliki aktivitas A atau B dan disebut golongan O.
Glikosiltransferase yang ditentukan oleh gen A dan B bergantung pada adanya
substansi H prekursor untuk pengaktifannya. Perlekatan fukosa ke Dgalaktosa
menyediakan prekursor ini. Perlekatan fukosa diperantarai oleh enzim lain,
fukosa-transferase, yang keberadaannya ditentukan oleh gen H. Gen H terletak
di luar lokus ABO dan ditemukan di kromosom 19. Gen H sangat sering dijumpai,
dan hampir semua orang memiliki substansi H pada sel darah mereka. Beberapa
orang bersifat homozigot untuk suatu gen inaktif di tempat itu, yang disebut h.
Karena orang dengan dua gen h tidak dapat menghasilkan enzim yang
diperlukan untuk melekatkan fukosa, sel-sel darah mereka tidak memiliki
aktivitas H.

Perubahan dalam Tipe ABO pada berbagai penyakit

Melemahnya antigen A dapat terjadi pada beberapa orang yang mengidap


leukemia akut atau pada penyakit mieloproliferatif kronis dengan evolusi
leukemik. Kanker tertentu, terutama kanker kolon, mungkin berkaitan dengan
akuisisi antigen B yang disebut B didapat. B didapat juga dapat terjadi pada
infeksi gram-negatif tertentu dan obstruksi usus. Dengan demikian, pada
penyakit ini kadang-kadang pasien dari fenotipe golongan O mungkin
memperoleh B dan tampak sebagai golongan B, atau seseorang dengan
golongan A mungkin memperoleh B dan menjadi golongan AB.

Adapun isi dari reagen golongan darah A, B, O, AB ini terdapat dari Invitro
culture supernatants dari immunoglobulin sel tikus, kemudian dicampur dengan
buffer phosphate, sodium chloride,dimana terjadi Anti serum A berwarna biru,
Antiserum B berwarna kuning, Antiserum AB tidak berwarna. BCSH. Clin Lab
Haem. (1990) Setelah darah ditetesi serum maka akan terjadi beberapa
kemungkinan yang akan menunjukkan golongan darah tersebut. Beberapa
kemungkinan tersebut yaitu:

a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu


tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)

b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki


aglutinogen tipe B (golongan darah B)

c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut
memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)

d. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka


individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O). (Wijaya. 2009)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A.Alat dan bahan

1. blood lanset
2. kapas
3. jarum pentul
4. antiserum A
5. antiserum B
6. antiserum AB
7. antiserum D atau O
8. preparat

B. Cara Kerja

1. meneteskan sampel darah pada preparat

2. meneteskan zat anti A pada preparat

3. meneteskan zat anti B pada preparat

4. meneteskan zat anti AB pada preparat

5. meneteskan zat anti D pada preparat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil : dilampirkan

Pembahasan :

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jeniskarbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,
meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A
lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan
darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam


bidang Fisiologi danKedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.

1. Frekuensi

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung


populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan
darah terhadap populasi yang berbeda-beda.

Populasi O A B AB

Suku pribumi Amerika Selatan 100%

Orang Vietnam 45.0 21.4 29.1 4.5%


% % %

Suku Aborigin di Australia 44.4 55.6


% %

Orang Jerman 42.8 41.9 11.0 4.2%


% % %

Suku Bengalis 22.0 24.0 38.2 15.7%


% % %

Suku Saami 18.2 54.6 4.8% 12.4%


% %

2. Pewarisan

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak


Ibu Ayah

O A B AB

O O O, A O, B A, B

A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB

B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB

AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

3. Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan


memanfaatkan faktor Rhesusatau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet
jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl
Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah
merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis
penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan
darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu
golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi
dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan.


Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan
produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal
ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan
karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.

BAB V

KESIMPULAN

Untuk mengetahui golongan darah masing-masing orang

Penentuan golongan darah dibagi menjadi 2 yaitu :


System A, B, O yaitu : A, B, AB, O

System resus yaitu : RH (+) dan Rh (-)

Biasanya rh (-) ada dinegara kuli putih atau suku Mongolia

http://thisally.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Laporan denyut nadi, jantung dan penentuan golongan darah

A. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
jumlah denyut nadi, golongan darah, dan tekanan darah.
B. Dasar Teori
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel
darah merah. Setiap manusia memiliki golongan darah yang berbeda-beda. Ada
yang bergolongan darah A, B, AB dan O, penetapan penggolongan darah
didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Golongan darah
A mempunyai antigen A yang terdapat pada sel darah merah, individu dengan
golongan darah B mempunyai antigen B dan golongan darah O tidak mempunyai
kedua antigen tersebut. Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa
manfaat yang sangat penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba-tiba kita
membutuhkan darah maka kita tidak perlu repot-repot karena kita sudah
mengetahuinya. Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan
darah (Isnaeni, 2006).
Darah adalah suatu jaringan bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel dan
fragmen-fragmen yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat
seperti air, ialah plasma, sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsure-
unsur darah yang disebut unsur jadi. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat
diamati dengan mikroskop biasa. Ada 3 tipe unsur jadi ialah sel-sel darah merah
atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan keping-keping darah atau
trombosit. Diantara tipe-tipe tersebut sel darah merahlah yang paling banyak
jumlahnya, pada wanita normal mempunyai kira-kira 4,5 juta sel-sel ini dalam
setiap millimeter kubik darah, sedangkan pada laki-laki normal, rata-rata
jumlahnya agak tinggi kira-kira 5 juta (Kimball, 1983).
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan
darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A memiliki sel
darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif (Musawirr, 2007).
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu dengan golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A
dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif (Kimball, 1983).
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam melaksanakan praktikum ini yaitu sebagai
berikut:

1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai


berikut:
Hari / Tanggal : Selasa/ 30 April 2013
Waktu : 08.00 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah Blood lancet, slide bening,
sphygmomanometer, stopwatch, stetoskop, serum anti A dan B.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah darah dan kapas beralkohol
3. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini dalah sebagai berikut:

a. Tekanan Darah

1. Memasangkan manset sphygmomanometer pada bagian lengan objek


kemudian memompa sambil mengamati angka yang ditunjukan pada
sphygmomanometer

2. Mencatat hasil pengamatan

3. Melakukan aktivitas hingga merasa kelelahan lalu mengulangi prosedur di atas.

b. Denyut jantung dan nadi

1. Menyiapkan stopwatch untuk menghitung denyut nadi

2. Meraba pergelangan tangan untuk mendeteksi bagian yang menimbulkan


denyut nadi.

3. Menghitung jumlah denyut nadi selama 1 menit dan mencatat hasilnya

4. Melakukan aktivitas hingga merasa kelelahan lalu mengulangi prosedur kerja di


atas

c. Golongan darah

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Mengusapkan terlebih dahulu jari objek dengan menggunakan kapas beralkohol


lalu menusuk jari objek dengan menggunakan blood lancet

3. Meletakkan sampel darah pada kaca preparat, lalu meneteskan serum anti A dan
B pada masing 2 bagian sampel darah

4. Memperhatikan aglutinasinya lalu mencatat hasil pengamatan.


D. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah


sebagai berikut:

1. Penghitunga Denyut Nadi dan Detak Jantung

Denyut Nadi Detak Jantung

Normal Setelah Normal Setelah


Nama
aktivitas aktivitas

Tias Praditya 110/90 125/100 105/menit 153/menit


Putra

Vivi Avriani. T. 100/90 110/90 86/menit 140/menit

Yayu Anriana. R. 90/80 100/90 102/menit 161/menit

Nurafni Hidayah 110/90 105/90 94/menit 119/menit

Nurhidayat 90/80 110/100 90/menit 102/menit

Nurwilda Kaswi 100/90 110/90 92/menit 123/menit

Jamaluddin 110/90 110/90 75/menit 91/menit

2. Penentuan Golongan Darah

Nama Golongan Darah Aglutinin


Tias Praditya O + +
Putra

Vivi Avriani. T. A +

Yayu Anriana. R. O + +

Nurafni Hidayah B + -

Nurhidayat A +

Nurwilda Kaswi B + -

Jamaluddin O + +

E. Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan sebagai
berikut:
Pada pengamatan ini dapat dilihat pada tabel bahwa tekanan darah dan
denyut jantung melambat pada saat tubuh tidak melakukan aktivitas yang
dimana tekanan darah pada Tias Praditya Putra yang normal adalah 110/90 dan
denyut jantung 105/menit dan pada saat tubuh melakukan aktivitas seperti lari
maka tekanan darah dan denyut jantung akan naik dimana tekanan darah Tias
Praditya Putra yang setelah beraktivitas 125/100 dan denyut jantungnya setelah
berkativitas menjadi 153/menit. Pada Vivi Avriani. T tekanan darah normalnya
yaitu 100/90 dan denyut jantung 86/menit dan setelah beraktivitas tekanan
darah Vivi Avriani. T naik menjadi 110/90 dan denyut jantungnya 140/menit.
Pada Yayu Anriana Rahman tekanan darah yang normal adalah 90/80 dan denyut
jantung 102/menit dan setelah melakukan aktivitas tekanan darah Yayu Anriana
Rahman naik menjadi 100/90 dan denyut jantung 161/ menit. Pada Nurafni
Hidayah tekanan darah normal adalah 110/90 dan denyut jantung 94/menit
setelah melakukan aktivitas tekanan darah Nurafni Hidayah naik menjadi 105/90
dan denyut jantung 119/menit. Pada Nurhidayat tekanan darah normal adalah
90/80 dan denyut jantung 90/menit, setelah melakukan aktivitas tekanan darah
Nurhidayat naik menjadi 110/90 dan denyut jantung 102/ menit. Pada Nurwilda
Kaswi tekanan darah normal adalah 100/90 dan denyut jantung 92/menit,
setelah melakukan aktivitas tekanan darah Nurwilda Kaswi naik menjadi 110/90
dan denyut jantung 123/menit dan pada Jamaluddin tekanan darah normal
adalah 110/90 dan denyut jantung 75/menit, setelah melakukan aktivitas
tekanan darah pada Jamaluddin naik menjadi 110/90 dan denyut jantung
91/menit.

Tekanan darah dialami darah pada pembuluh arteri, ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi dan tekanan darah dipengaruhi aktivitas fisik di mana
tekanan darah akan lebih tinggi setelah melakukan aktivitas dan denyut jantung
serta nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat denyutan jantung. Pada pengamatan ini dapat
dikatakan bahwa denyut jantung dan tekanan darah berbanding lurus karena jika
jantung berdenyut kencang maka tekanan darah pada tubuh akan naik.

2. Golongan darah

Pada pengamatan golongan darah A, B dan O pada tabel ke dua bisa


dilihat bahwa Tias Praditya Putra, Jamaluddin dan Yayu Anriana Rahman memiliki
golongan darah yang sama yaitu O, orang yang memiliki darah O dapat
menstransfer atau mendonorkan darah pada orang yang bergolongan darah A
dan B namun stidak sebaliknya orang yang bergolongan darah O tidak dapat
menerima donor dari darah A dan B golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen namun memproduksi antibody terhadap antigen A dan B, pada tes saat
dilaboratorium darah Tias Praditya Putra, Jamaluddin dan Yayu Anriana Rahman
tidak mengalami aglutinasi dan serum darahnya pun tidak berubah pada saat
ditetesi.

Pada Vivi Avriani. T. dan Nurhidayat golongan darah mereka sama yaitu
bergolongan darah A pada saat tes darah Vivi Avriani. T. dan Nurhidayat terjadi
perubahan serumnya berwarna hijau yang menadakan mereka bergolongan
darah A. golongan darah A memiliki sel darah dengan antigen B, sehingga darah
A tidak dapat mendonorkan darah pada B, namun darah A hanya biasa
menerima donor darah dari A dan darah O.

Pada Nurafni Hidayah dan Nurwilda Kaswi mereka memiliki golongan


darah yang sama yaitu B, pada saat tes serum darah Nurafni Hidayah dan
Nurwilda Kaswi berubah menjadi kuning yang menandakan bahwa mereka
bergolongan darah B, orang yang bergolongan darah B pada sel darahnya
memiliki antigen A sehingga darah B tidak dapat mendonorkan darah pada darah
A dan O namun daran B dapat menerima darah dari darah B dan O

Pada pengamatan golongan darah ini dapat kita lihat bahwa darah A dan B
memiliki antigen yang berbeda kecuali darah O tidak memiliki antigen, darah
setiap orang berbeda di karenakan protein-protein pada permukaan sel darah
berbeda dengan protein yang ada pada serum plasma darah inilah yang
menyebabkan aglutinasi. Serum berwarna hijau itu menandakan golongan darah
A dan serum berwarna kuning menedakan golongan darah B.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari tujuan yaitu Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membrane sel darah merah, golongan darah dapat diketahui
dengan di lakukannya tes darah pada laboratorium. Tekanan darah adalah darah
yang mengalami tekanan setelah beraktivitas pada pembuluh arteri ketika darah
akan di pompa masuk kedalam jantung dan darah akan di alirkan pada seluruh
tubuh dan denyut jantung adalah gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat denyutan jantung, tekana darah dan denyut
jantung dapat diketahui melalui pemeriksaan dengan menggunakan
sphygmomanometer dan stetoskop.

2. Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan yaitu pada saat praktikum tempat
yang digunakan untuk menguji golongan darah harus di tempat yang steril
sehingga hasil yang di dapatkan lebih akurat dan tak terjadi kesalahan dalam
pemeriksaan.
Daftar Pustaka

John W.Kimball. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta 1983.

Isnaeni, Wiwi, Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Karnisius 2006.

Tayyib, Musawwir. Fisiologi Hewan. Makassar: Universitas Negeri Makassar 2007.

http://tiaspradityaputrasciense.blogspot.com/2013/06/laporan-denyut-nadi-
jantung-dan.html

Laporan Praktikum : Penentuan Golongan Darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menyumbangkan darah melalui PMI merupakan perbuatan mulia. Setetes darah sangat penting artinya bagi yang membutuhkan.
Sebelum menyumbangkan darah, darah harus diperiksa golongannya terlebih dahulu. Demikian pula seandainya kita membutuhkan
darah. Transfusi darah tidak dapat dilakukan apabila golongan darah si pemberi dan si penerima belum diketahui. Untuk itu, lakukanlah
penelitian berikut ini.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan golongan darah.

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh ).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu denangan
golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membrane sel dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serim darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah
dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap entigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O
(nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi SMAN 01 Unggulan Kamanre pada hari Senin tanggal 14 November 2011 .

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Jarum
b. Gelas benda
c. Kapas dan alkohol 70%
d. Serum anti A dan serum anti B
e. Pengaduk (tusuk gigi) dan pipet.

3.3 Cara Kerja


Prosedur pelaksanaan penelitian.
a. Pilih teman yang sehat untuk sampel percobaan.
b. Bersihkan ujung jari tengahnya dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70%.
c. Usaplah jarum dengan kapas alkohol 70%, kemudian tusuklah jarum tersebut ke ujung jari tengahnya. Pijat ujung jari agar mudah keluar,
kemudian teteskan darah yang keluar pada gelas benda A dan teteskan pula pada gelas benda B.
d. Apabila darah sudah diteteskan, bersihkan ujung jari dengan alkohol 70% lagi, agar tidak terkena infeksi.
e. Berilah setetes serum anti A pada darah di gelas benda A dan serum anti B pada darah di gelas benda B.
f. Aduklah tetesan darah yang telah ditetesi serum dengan adukan tusuk gigi.
g. Amati hasilnya, apakah terjadi penggumpalan darah atau tidak?

Tentukan golongan darah berdasarkan keterangan berikut:

Apabila

1. Darah di A menggumpal, sedangkan di B tidak, maka termasuk golongan darah A.


2. Darah di A tidak menggumpal sedangkan di B menggumpal, maka termasuk golongan darah B
3. Darah di A dan di B menggumpal, maka termasuk golongan darah AB.
4. Darah di A dan B tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah O (nol).

Coba lakukan juga untuk teman-temanmu yang lain, catatlah seluruhnya, ada berapa orang golongan A, B, AB, dan O (nol) ?
Golongan darah mana yang paling banyak.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Nama Siswa Gol. Darah

1. Agus Ryanto O

2. Hariani Ismail B

3. Muh. Zaenul AB

4. Nirmala Sabir A

5. Nirwana Permatasari AB

6. Ummul Khaeriah B

4.2 ANALISA DATA

Keterangan:
1) Darah dicampur dengan serum A
2) Darah pada serum anti A tidak menggumpal
3) Darah dicampur dengan serum anti B.
4) Darah pada serum anti B menggumpal

Setelah darah dicampur dengan serum anti A dan serum anti B, hanya serum anti A yang menggumpal. Jadi darah yang diteliti
termasuk golongan darah B

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Golongan darah digolongkan menjadi 4 (empat) macam yaitu A, B, AB. dan O. Golongan darah dapat diketahui dengan tes
golongan darah menggunakan serum anti darah A dan serum anti darah B dengan sampel dari tubuh seseorang.

5.2 Saran

Didalam melakukan praktikum sebaiknya siwa siswi menggunakan pakaian praktikum dan sebaiknya sekolah menyediakan alat
alat praktikum yang lebih lengkap agar praktikum dapat dilakukan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar. 2004: Erlangga Biologi XI Jakarta

http://mindberryel.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-penentuan-
golongan.html

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH


LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI

UJI GOLONGAN DARAH


Di susun oleh :

Nama : Aulia Rakhman

NIM : N 201 12 018

Asisten : Rifka

Kelompok :1

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS TADULAKO

2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya
pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh
manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini
seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot, dan
alel.
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah
kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat
melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara seksual,
individu beru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh
dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah zarah
penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan
mempunyai pasangan yang disebut alel.
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah.
Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit
(keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah
pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah
adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah
dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang
digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada
tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan
darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi
empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .
Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini
adalah mengetahui tekhnik uji golongan darah dan membuktikan golongan
darah O adalah golongan darah yang terbanyak di dunia dengan menggunakan
sampel darah dari tiap-tiap kelompok.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Untuk mengetahui tekhnik uji golongan darah.
2. Untuk menentukan golongan darah.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Bisa dan tahu menguji golongan darah pada seseorang.
2. Bisa dan tahu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah


kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dia dapat
melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel gamet yang terdiri
atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung
antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan
(Prawirohartono, 1995).

Sel telur dan sel sperma memberikan saham yang sama dalam
mewariskan sifat keturunan sifat tersebut kepada keturunannya. Penurunan sifat
dari induk kepada keturunannya dikenal dengan istilah hereditas
(Prawirohartono, 1995).

Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya


pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit, dan kelainan tubuh pada
manusia yang dapat dipecahkan dengan bantuan genetika. Ada beberapa istilah
yang digunakan dalam bidang genetika yaitu sebagai berikut : gen, resesif,
genotif, fenotif, dominan, alels, homozigot, heterozigot (Prawirohartono, 1995).

Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O,
tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen
(aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan
antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam
antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).

Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan


pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila
darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau
penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana
kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan
darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka
darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang
tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi,
kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b
tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon, 1993).

Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu


untuk :

1. Proses transfusi darah

2. Membantu penyelidikan tindak kriminal

Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut


dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien.
Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor
tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah
resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai
berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis,
kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah,
misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).

Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut


antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini,
tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat
sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.
1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel
darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya
disebut agglutinin.
2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi
salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan
eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam
plasma.
1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B.
2. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A.
3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak
mengandung aglutinin anti-A atau anti-B.
4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini
anti-A dan aglutini-B.
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena
pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan
destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:

Golongan aglutinogen (antigen) aglutinin (antibodi)


pada eritrosit pada plasma darah

A A b
B B a
AB A dan B -
O - a dan b

1. Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan)

2. Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan)

3. Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi


(penggumpalan)

a. Darah + anti Rhesus = aglutinasi terdapat antigen Rhesus gol Rh+


b. Darah + anti A= aglutinasi terdapat aglutinogen A gol A
c. Darah + anti B= aglutinasi terdapat aglutinogen B gol B
Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan
juga tidak masalah (Priadi, 2009).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktek yaitu :

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 desember 2012

Waktu : 13.00 WITA selesai.

mpat : Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Objeck Glass
2. Kapas
3. Alkohol70 %
4. Lancet
5. Batang Macis
6. Kertas Label
B. Bahan
1. Serum Alfa ()
2. Serum Beta ()
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1. menyisipkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1-4.
2. Mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alcohol 70%.
3. Menusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril,
lalu menekan ujung jari hingga darah keluar.
4. Meneteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat
yang berbeda sesuai nomor
5. Meneteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
mengaduk dengan gerakan memutar menggunakan batang macis. mengamati
apa yang terjadi.
6. Melakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serumanti
Rhesus
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan

No Nama Perlakuan Pengamatan Gambar Gol.


Dara
h

1 Ashar +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

2 Heru Kukuh +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

3 Moh. Fikri +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

4 Susanti +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

5 Anitatia +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

6 Moh Viqi +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

7 Shalha +Anti Aglutinasi A


Alamri A()
Aglutinasi
+Anti
B()

8 Ifana Audina +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

9 Miftahul +Anti Aglutinasi B


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

10 Indah +Anti Aglutinasi A


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

11 Miflahul +Anti Aglutinasi O


Usmah A()
Aglutinasi
+Anti
B()

12 Siti Rukmana +Anti Aglutinasi A


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

13 Dewi +Anti Aglutinasi A


Sukarana A()
Aglutinasi
+Anti
B()

14 Rahayu +Anti Aglutinasi B


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

15 Dyah Siti +Anti Aglutinasi O


Masyita A()
Aglutinasi
+Anti
B()

16 Harni Utari +Anti Aglutinasi O


A()
Aglutinasi
+Anti
B()

4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan

No Golongan Darah Jumlah Presentase

1 A 4 25%

2 B 2 12,5%

3 AB - -

4 O 10 62,5%

Juml 16 100%
ah
4.2 Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah pada manusia berfungsi untuk mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh
dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.

Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah,
mula-mula yang dilakukan adalah menyiapkan objek glass. Objek glass berfungsi
sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian
mensterilkan salah satu ujung jari yaitu jari manis dengan alkohol 70%. Alkohol
70% berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari kuman. Kemudian
menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi, ditusukkan pada
pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang telah ditusuk tadi
sehingga mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut pada objek glass,
di sebelah kiri dan sebelah kanan, kemudian meneteskan serum alfa di sebelah
darah yang berada disebelah kanan, dan meneteskan serum beta disebelah
darah yang berada di sebelah kiri, lalu mengaduknya dengan gerakan memutar
dengan menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi untuk
menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan
tidak adanya aglutinasi.

Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, Pada


uji golongan darah yang bernama Ashar dan Heru. Object glass di letakan di
meja dan masing-masing di atasnya di beri label yaitu object glass pertama
Ashar dan kedua Heru. Kemudian jari manis mereka di bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alcohol. Setelah di bersihkan dengan alcohol jari ditusuk
menggunakan lancet sehingga mengeluarkan darah. Kemudian darah tersbut di
letakan di sisi kanan dan kiri object glass. Perlakuan pada object glass, setelah
darah ditetesi anti A maka darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah
darah di tetesi anti B darah juga tidak mengalami penggumpalan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel darah yang terdapat pada Ashar dan Heru
adalah O, begitupun pada Fikri, Susanti, Anitatia, Viqi, Ifana, Miflahul, Dyah, dan
Harni ( No 3, 4, 5, 6, 8, 11, 15, dan 16 pada tabel di atas ).

Pada uji golongan darah yang bernama Shalha, Indah, Siti, dan Dewi (No 7,
10, 12 dan 13 pada tabel di atas ) didapatkan golongan darah A. Hal ini terjadi
karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut mengalami penggumpalan
dan setelah ditetesi anti B darah tidak mengalami penggumpalan.
Pada Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan
darah bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah
tersebut tidak menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut
menggumpal.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama
dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida,
tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan
dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B.
dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan
darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur


dengan serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi
terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum
darahnya dapat membuat agglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur


dengan serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi
terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum
darahnya dapat membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah


dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam
sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Pada percobaan ini juga telah di buktikan bahwa golongan darah O


merupakan golongan darah yang paling banyak dimiliki manusia. Dari penelitian
yang dilakukan pada 16 orang tadi 62% bergolongan darah O, 25% bergolongan
darah A, 12,5% bergolongan darah B, dan 0% brgolongan darah AB.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
2. Apabila darah + anti A mengalami penggumpalan dan darah + anti B tidak
menggumpal maka golongan darah orang tersebut adalah A.
3. Apabila darah + anti B tidak menggumpal dan darah + anti B mengalami
penggumpalan maka golongan darah orang tersebut adalah B.
4. Apa bila darah + anti A tidak menggumpal dan darah + anti B tidak
menggumpal maka golongan darah orang tersebut adalah O.
5. Golongan darah terbanyak yaitu golongan darah O sebanyak 62,5%, kemudian golongan
darah A sebanyak 25% , golongan darah B sebanyak 12,5%, dan golongan darah AB
sebanyak 0%(tidak ada).
5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam


melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta
ada baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga
menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta

Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta

Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira. Bogor.

Solomon, et. al. 1993. Biology. Savders-Collage Publishing: Fort wort.

http://rkhamhan.blogspot.com/2013/11/laporan-pratikum-biologi-uji-

golongan.html

Anda mungkin juga menyukai