Anda di halaman 1dari 12

Reaksi Pengenalan Karbohidrat

Disusun oleh :

Apriyani Supia Dewi

XII IPA 1/ 04

Tahun Ajaran 2014-2015

SMA Xaverius 1 Palembang

Jalan Bangau No. 60/ 1258 Palembang - 30113


A. Tujuan :
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada pengujian glukosa dengan
pereaksi fehling.
2. Mengamati perubahan yang terjadi pada pengujian amilum dan
selulosa dengan larutan iodin.
3. Mengamati hidrolisis yang terjadi pada amilum dan selulosa
(polisakarida).

B. Alat dan Bahan :


Alat
1. Tabung reaksi 5 buah

2. Gelas Kimia 250 ml 1 buah

3. Gelas ukur 1 buah

4. Pipet tetes 1 buah

5. Gelas arloji 1 buah


6. Lumpang porselin 1 buah

7. Spiritus 1 buah

8. Penjepit 1 buah

9. Kaki 3 dan Kassa Asbes 1 buah

10. Rak tabung reaksi 1 buah


11. Spatula 1 buah

Bahan
1. Larutan glukosa 3 ml

2. Fehling A 10 tetes

3. Fehling B 10 tetes

4. Air 100 ml
5. Kertas saring 1 lembar
6. Kapas secukupnya
7. Serbuk amilum 1 sendok spatula

8. Iodine 0,1 M 1 tetes 3 tetes

9. Asam sulfat pekat 8-10 tetes

10. NaOH 6 M 8-10 tetes

11. Kertas lakmus merah 2 lembar


12. Kertas lakmus biru 2 lembar
C. Langkah kerja
1. Uji glukosa
Sebanyak kira-kira 3 ml larutan glukosa 0,1 M dimasukkan dalam
tabung reaksi. Kemudian, kira-kira 1 ml pereaksi Fehling
ditambahkan. Campuran dipanaskan di penanggas air.

2. Membedakan selulosa dan amilum


a. Bahan kertas saring atau kapas diletakkan di atas gelas arloji.
Sebanyak 3 tetes larutan iodin 0,1 M diteteskan di atas kertas
saring atau kapas. Lalu, warnanya diperhatikan.

b. Sedikit serbuk amilum dimasukkan ke dalam gelas arloji.


Kemudian, sebanyak 3 tetes larutan iodin 0,1 M diteteskan pada
serbuk amilum (jika perlu ditambahkan air agar warna campuran
menkadi lebih jelas).
3. Hidrolisis selulosa
a. Beberapa potongan kertas saring dimasukkan ke dalam lumpang
porselin. Selanjutnya, sebanyak 8-10 tetes asan sulfat (H2SO4)
ditambahkan tetes demi tetes sambil kertas saring di lumat.
Kemudian, ditambahkan 15 ml air.

b. Larutan yang telah dibuat dipindahkan ke dalam gelas kimia dan


dididihkan selama beberapa menit (3-5 menit).

c. Larutan kemudian dinetralkan dengan menggunakan larutan NaOH


6 M. Kemudian, larutan yang dinetralkan dapat diuji apakah sudah
netral dengan menggunakan kertas lakmus biru dan merah.
Selanjutnya, larutan yang telah netral diuji dengan pereaksi
Fehling. Hasil pengujian dicatat dalam tabel hasil penelitian.

dinetralkan
D. Hasil Pengamatan
NO. Kegaiatan yang dilakukan Pengamatan
1. Pengujian larutan glukosa dengan Warna larutan setelah ditetesi
pereaksi Fehling pereaksi Fehling berubah menjadi
biru. Namun, setelah dipanaskan
larutan berubah warna menjadi
merah bata.

2. a. Kertas saring atau kapas yang Kapas yang ditetesi larutan iodin
ditetesi dengan larutan iodin berubah warna coklat kekuningan
seperti warna iodine sendiri

b. Amilum yang ditetesi larutan Amilum yang ditetesi iodine


iodine berubah warna menjadi biru ungu
kehitaman
3. Pengujian terhadap larutan yang Ekstrak kertas saring yang telah
diperoleh dari kertas saring dengan dinetralkan lalu, dipanaskan
pereaksi Fehling berubah warna menjadi merah
bata.
4. Pengujian terhadap larutan yang Larutan amilum setelah
didapat dari amilum dengan dipanaskan, berubah warna
pereaksi Fehling menjadi kuning kemerahan.

Kiri = larutan kertas saring


Kanan = larutan amilum

E. Pembahasan

Berdasarkan tabel percobaan diatas, diketahui bahwa pada percobaan


pengujian glukosa dengan pereaksi Fehling yang dipanaskan akan
menghasilkan warna dan endapan merah bata. Perekasi Fehling adalah
oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida.
Endapan merah bata yang dihasilkaan ini merupakan Cu2O, yang merupakan
salah satu hasil reaksi glukosa dengan larutan Fehling (Fehling merupakan
CuSO4). Ion Cu2+ dapat mengoksidasi gugus aldehid pada glukosa. Aldehid
akan mereduksi fehling. Pengujian dengan fehling ini untuk mengidentifikasi
senyawa aldehid pada glukosa, mirip dengan praktikum sebelumnya, yaitu
mengidentifikasi formaldehid dengan pereaksi fehling, sehingga pereaksi
fehling dapat digunakan untuk mengidentifikasi gula monosakarida. Oleh
karena itu, hal ini menunjukkan bahwa glukosa (C6H12O6) mengandung
gugus aldehid (CHO).
Selanjutnya adalah percobaan membedakan selulosa dengan
amilum. Pada percobaan ini diketahui bahwa amilum yang ditetesi dengan
iodine akan berubah warna menjadi biru ungu kehitaman. Warna yang
dihasilkan ini dapat menjadi lebih jelas apabila ditambahkan dengan sedikit
air didalamnya. Sedangkan, pada selulosa yang ditetesi dengan iodin akan
berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari iodin sendiri. Hal ini
menunjukkan selulosa atau kapas yang ditetesi dengan iodin tidak terjadi
perubahan warna. Hal ini jelas terlihat perbedaan antara amilum dengan
selulosa. Perbedaan ini dikarenakan amilum pada saat diuji dengan iodin akan
mengikat I2 sehingga menghasilkan warna biru ungu kehitaman. Iodium akan
memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Hal ini disebabkan
karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.
Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna
biru tua pada kompleks tersebut. Micelles ini dapat mengikat I2 yang
terkandung dalam reagen. Sedangkan, selulosa merupakan zat yang terdapat
pada tumbuhan dan merupakan zat yang terdapat pada kapas tidak dapat
mengikat iodine, sehingga tidak terjadi perubahan warna pada kapas (hanya
ada warna kuning kecoklatan yang berasal dari iodin) .
Pada percobaan selanjutnya, yaitu ekstrak kertas saring yang telah
digerus dihidrolisis dengan air. Lalu, ditambahkan dengan asam sulfat yang
membuat ekstrak bernuasa asam sehingga, asam sulfat bekerja sebagai katalis
dalam reaksi. Oleh karena itu, penetralan dilakukan dengan penambahan
NaOH dengan indikator kertas lakmus merah dan biru. Untuk membuktikan
apakah telah terjadi reaksi hidrolisis yang diinginkan maka selulosa atau
ekstrak kertas saring diuji dengan pereaksi Fehling. Berdasarkan tabel
percobaan diatas, diketahui bahwa selulosa yang direaksikan dengan pereaksi
Fehling yang dipanaskan pada penanggas air akan berubah warna menjadi
merah bata. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa selulosa telah
terhidrolisis, sehingga selulosa (polisakarida) tersebut telah berubah menjadi
gula yang lebih sederhana yaitu glukosa (monosakarida) atau selobiosa dan
D-glukosa. seperti hasil pengujian glukosa dengan fehling.
Selain itu, pada percobaan yang terakhir, yaitu pengujian terhadap
amilum dengan pereaksi Fehling memiliki prosedur yang sama dengan
pengujian selulosa (kertas saring) dengan pereaksi Fehling. Hanya saja
selulosa diganti dengan amilum. Amilum dihidrolisis (dengan tambahan asam
sulfat sebagai katalis) lalu dinetralkan dengan penambahan NaOH dan
indikator kertas lakmus merah dan biru. Lalu, setelah direaksikan dengan
pereaksi Fehling terjadi perubahan warna menjadi kuning kemerahan yang
menunjukkan terdapat endapan Cu. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi
dapat menunjukkan bahwa amilum telah terhidrolisis menjadi glukosa atau
gula yang lebih sederhana.

F. Pertanyaan
1. Tulis reaksi glukosa dengan pereaksi Fehling!
Jawab :

2. Tulis reaksi yang terjadi ketika campuran selulosa atau amilum dengan
asam sulfat dipanaskan. Apa fungsi asam sulfat dalam proses itu ?
Reaksi hidrolisis amilum atau selulosa dengan ditambahkan H2SO4 :

(C6H10O5)n + x H2O x C6H12O6


Selulosa atau amilum Air Glukosa
Fungsi asam sulfat pada proses ini adalah sebagai katalisator.
Katalisator merupakan zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi
tetapi zat itu tidak ikut bereaksi. Asam sulfat ini merupakan larutan asam
kuat, yang mengandung ion H+ dengan konsentrasi tinggi, yang berguna
sebagai katalisator dalam reaksi ini, sehingga selulosa atau amilum
terhidrolisis dengan cepat menjadi glukosa (gula sederhana).
G. Kesimpulan
1. Larutan glukosa yang diuji dengan pereaksi fehling mengalami perubahan
warna dan terdapat endapan berwarna merah bata.
2. Amilum dan selulosa dapat dibedakan dengan pengujian iodin. Amilum
berubah warna menjadi biru ungu kehitaman sedangkan, selulosa tidak.
3. Amilum dan selulosa (polisakarida) yang dihidrolisis menghasilkan
glukosa yang dapat diuji dengan pereaksi Fehling.

DAFTAR PUSTAKA

Utami, Budi, Agung Nugroho, Lina Mahardiani, Siti Yamtinah, Bakti Mulyani.
2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Alam. Giyarti
(Ed.). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba, Michael, Sunardi. 2012. Kimia 3 untuk SMA/MA Kelas XII. Bima
Prasetya dan Supriyana (Ed.). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai