Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH SUHU TERHADAP FERMENTASI


ALKOHOL
Disusun oleh,
Mery Christine M. Kelas XII-IPA 4

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KERTOSONO
Jalan Panglima Sudirman No 10 Kertosono Kode Pos 64351
Telepon 035.321915 Faks. 035.321915
Email: Smaker1964@yahoo.com Website: sman1kertosono.sch.id
2020

i
KATA PENGANTA

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Penulisan penelitian pengaruh suhu terhadap fermentasi alcohol bertujuan


untuk menambah wawasan, menambah penegtaahuan tentang hormone tumbuhan dan
pengaruhnya.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal
ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Kertosono, 18 September 2020

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan hasil penelitian pengaruh suhu terhadap enzim amilase, telah disetujui dan
disyahkan serta telah mendapatkan penilaian pada semester gasal tahun pelajaran
2020/2021

Nilai Paraf

Disahkan di : Kertosono

Menyetujui/ Mengesahkan , Penyusun,


Guru Mata Pelajaran Biologi
1. Mery Christine M ______________
NISN : 0032453501

Drs. TULUS SEDYANTORO


NIP. 19610615 198703 1 008

iii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ……………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………… Iii
DAFTAR ISI ……………………………… iv

BAB PENDAHULUAN ……………………………… 1


I
1.1 Latar Belakang ……………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………… 2
1.3 Tujuan ……………………………… 2
1.4 Manfaat ……………………………… 2

BAB KAJIAN PUSTAKA …………………………… 3


II
2.1 Fermentasi ……………………………… 3
2.1 Reaksi Anaerob
……………………………… 4
2.2 Faktor-faktor ………………………………. 5
2.2 Suhu
………………………………. 6

BAB METODE PENELITIAN ……………………………….. 8


III
3.1 Alat Dan Bahan ……………………………….. 8
3.2 tempat dan waktu ……………………………….. 8
3.3 penelitian
BAB HASIL DAN 9
IV PEMBAHASAN ………………………………. 9
4.1 Hasil ………………………………. 9
4.2 Pembahasan ………………………………. 9
BAB PENUTUP ……………………………….. 10
V
5.1 Kesimpulan ………………………………... 10
5.2 Saran ………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Fermentasi adalah salah satu reaksi oksidasi reduksi dalam system
biologi yang menghasilkan energi (Winarno dan Fardiaz, 1984).
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu
substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Proses fermentasi dibutuhkan
starter sebagai mikroba yang akan ditumbuhkan dalam substrat. Starter
merupakan populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang
siap diinokulasikan pada media fermentasi (Prabowo, 2011).
Fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu spontan dan
tidak spontan. Fermentasi spontan adalah yang tidak ditambahkan
mikroorganisme dalam bentuk starter atau ragi dalam proses
pembuatannya, sedangkan fermentasi tidak spontan adalah yang
ditambahkan starter atau ragi dalam proses pembuatannya.
Mikroorganisme tumbuh dan berkembang secara aktif merubah bahan
yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses
fermentasi (Suprihatin, 2010).

Ragi atau fermen merupakan zat yang dapat menyebabkan fermentasi.


Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan
media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk
butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam
industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi
seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir. Mikroorganisme yang digunakan di
dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang)
yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomy

1
ces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.
(Wikipedia).

Maka dari itu saya melakukan percobaan penguruh suhu untuk melihat
apakah ragi terpengaruh pada suhu itu nantinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana perubahan yang terjadi pada masing-masing botol dan balon
karet?
2. Bagaimana bau yang ditimbulkan masing-masing botol?
3. Botol manakah yang reaksinya paling cepat dan jelaskan peritiwa yang
terjadi!
1.3 TUJUAN
1.Untuk mengetahui suhu mana yang paling bagus untuk fermentasi
2. Untuk mengetahui bagaimana menentukan suhu yang tepat untuk
fermentasi
1.4 MANFAAT
1. Menambah wawasan
2. Mengetahui suhu yang tepat untuk fermentasi
3. Mengetahui pengaruh suhu pada fermentasi

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 FERMENTASI

Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu


substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme
(Suprihatin, 2010). Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba yang
akan ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam
jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi
(Prabowo, 2011).

Fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu spontan dan tidak spontan.
Fermentasi spontan adalah yang tidak ditambahkan mikroorganisme dalam bentuk
starter atau ragi dalam proses pembuatannya, sedangkan fermentasi tidak spontan
adalah yang ditambahkan starter atau ragi dalam proses pembuatannya.
Mikroorganisme tumbuh dan berkembang secara aktif merubah bahan yang
difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses fermentasi (Suprihatin,
2010). Proses optimum fermentasi tergantung pada jenis organismenya
(Sulistyaningrum, 2008). Hidayat dan Suhartini (2013) menambahkan faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi adalah suhu, pH awal fermentasi, inokulum,
substrat dan kandungan nutrisi medium.

Untuk beberapa lama fermentasi terutama dihubungkan dengan karbohidrat,


bahkan sampai sekarang pun masih sering digunakan. Padahal pengertian
fermentasi tersebut lebih luas lagi, menyangkut juga perombakan protein dan
lemak oleh aktivitas mikroorganisme (Suprihatin, 2010)

3
2.1.1 REAKSI AEROB

Pada tumbuhan, respirasi an-aerobik akan lebih cenderung


menghsilkan ethanol daripada asam laktat. Namun demikian, bahan sisa
metabolisme tersebut dapat diubah kembali menjadi glukosa atau dapat
dimanfaatkan kembali.

Secara ringkas ciri respirasi an-erobik adalah sebagai berikut :

Dari gambaran proses kimia pada respirasi an-aerobik di atas tampak


bahwa :

1) respirasi an-aerob merupakan pembongkaran glukosa yang tidak


sempurna, 2) hanya menghasilkan 2 ATP dati tiap mol glukosa yang
dibongkar,

3) Entropi besar karena hasil pembongkarannya menghasilkan sampah


yang berupa senyawa yang masih menyimpan energi cukup besar, yaitu :
a) Ethanol + CO2 , atau b) Asam laktat

4) Sebagian energi terbuang dalam bentuk panas Dengan demikian,


respirasi aerob merupakan pembongkaran yang jauh lebih efisien, karena :
1) dapat membongkar jauh lebih sempurna dengan zat sisa berupa molekul
kecil, yaitu CO2 dan H2O 2) Dapat menghasilkan 36 ATP dari setiap

4
pembakaran 1 mol glukosa 3) Energi yang terbuang dalam bentuk panas
sangat kecil

2.1.2 FAKTOR FAKTOR

Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh beberapa faktor


yaitu jenis bahan (subtrat), suhu, udara (oksigen), kelembaban, garam dan
asam (Amien, 2006).

1. Lama Fermentasi (waktu)


Lama fermentasi yang dibutuhkan dalam proses fermentasi
adalah 2-3 hari (Astawan dan Mita, 1991), waktu yang
sesuai akan menghasilkan tape yang rasanya khas, rasa
manis dengan sedikit asam serta adanya aroma alkohol.
Rasa manis karena perubahan karbohidrat menjadi glukosa
sebagai karbohidrat yang lebih sederhana, sedangkan rasa
asam karena dalam proses fermentasi terbentuk asam
(Suliantri dan Winiarti,1991).
2. Jumlah starter (ragi)
Jumlah ragi atau starter yang digunakan, jika jumlah ragi
yang digunakan terlalu sedikit maka proses menjadi tape
akan berjalan lama, akan tetapi jika jumlah ragi yang
digunakan terlalu banyak justru menghambat
mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi
dan mikroorganisme pembusuk akan tumbuh, dan tape
menjadi busuk (Astawan dan Mita, 1991)
3. Jenis bahan (substrat) Substrat sebagai sumber energi
yang diperlukan oleh mikroba pemulai fermentasi (starter)
untuk mengawali kelangsungan fermentasi. Energi yang
dibutuhkan berasal dari karbohidrat,protein, lemak,

5
mineral dan zat gizi lainnya yang terdapat dalam substrat.
Bahan energi yang banyak digunakan oleh mikroorganisme
adalah glukosa. Mikroba dalam fermentasi harus mampu
tumbuh pada subtrat dan mudah beradaptasi dengan
lingkungannya. (Astawan dan Mita, 1991)
4. Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis
mikroorganisme dominan yang akan tumbuh (Ryandini et
al,2005). Umumnya diperlukan suhu 300C untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300C
akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam.
5. Oksigen
Menurut Fardiaz. (1992), Ketersediaaan oksigen harus
diaturselama proses fermentasi. Hal ini berhubungan
dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh
khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya
membutuhkan oksigen selama proses fermentasi
berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil
asam tidak membutuhkan oksigen selama proses
fermentasi berlangsung.
2.2 SUHU

Suhu adalah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk


memindahkan panas kebenda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda
lain . Suhu merupakan besaran fisis yang perlu diukur dan dikontrol untuk berbagai
keperluan. Suhu merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan derajat. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu dapat mengakibatkan
benda memuai, baik itu pemuaian panjang, pemuaian luas, hingga pemuaian
volume.Secara garis besar, kita dapat mengelompokkan benda berdasarkan suhunya

6
menjadi benda panas dan benda dingin. Keduanya tentu sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Benda panas misalnya air mendidih atau panci aluminium di
kompor yang menyala. Sementara itu, benda dingin yang sering kita temukan adalah es
krim dan es batu. Ternyata suhu benda dipengaruhi oleh kalor. Kalor adalah bentuk energi
yang disalurkan antara dua atau lebih sistem atau sistem dengan lingkungannya
berdasarkan perbedaan suhu di antara keduanya. Pengaruh kalor dapat menyebabkan
perubahan suhu, perubahan ukuran, perubahan wujud benda, dan perubahan kimia.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan


• 3 botol aqua 1500 ml
• 3 sendok gula pasir
• 11 gram fermipan
• 3 balon karet
• 500cc air panas, 500cc air hangat, 500cc air dingin
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Di rumah , tanggal 17 September 2020
3.3 Penelitian
Langkah – Langkah:
1. Masukan fermipan 1 sendok the atau setengah sendok makan kedalam
3 botol
2. Kemudian masukan 3 sendok makan gula pasir , masing-masing 1
sendok makan untuk setiap botol
3. Masukan air hangat pada botol A, masukan air panas pada botol B,
masukan air dingin pada botol C
4. Kemudian pasang 1 balon pada setiap botol
5. Kocok botol kemudian amati apa yang terjadi
6. Amati botol tersebut

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Menit Warna Larutan Busa yang terlihat Keadaan balon


Ke- Hangat Panas Dingin Hangat Panas Dingin Hangat Panas Dingin
Mengem
Putih Putih Putih Sangat
1 Banyak Sedikit bang kempes kempes
susu susu susu banyak
kecil
Mengem Menge
Putih Sangat
2 Coklat Coklat Banyak Sedikit bang mbang kempes
susu banyak
kecil kecil
Mengem Menge
Sangat
5 Coklat Coklat Coklat Banyak Sedikit bang mbang kempes
banyak
besar besar
Mengem Menge
Sangat Sangat
10 Coklat Coklat Coklat Sedikit bang mbang kempes
banyak banyak
besar besar

4.2 Pembahasan

1. Setelah kocokan pertama yang mengalami perubahan yang telihat


adalah pad botol kedua , hal ini dikarenakan reaksi yang terjadi karena
reaksi berlangsung pada suhu ideal , tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu panas.
2. Dari ketiga botol tercium bau tape

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Suhu fermentasi mempengaruhi lama fermentasi karena pertumbuhan
mikro dipengaruhi suhu lingkungan fermentasi. Serta jika suhu terllau rendah
maka fermentasi akan berlangsung secara lambat dan sebalinyak jika suhu terlalu
tinggi maka mikroba akan mati sehingga proses fermentasi tidak akan
berlangsung.
5.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami apa yang telah diampaikan dan
dapatdigunakan dalam kehiduan sehari hari

10
Daftar Pustaka

BUKU SISWA MENJELAJAH BIOLOGI 3

BUKU KODING GO

Winarno dan Fardiaz, 1984

Suprihatin, 2010

Prabowo, 2011

Suprihatin, 2010

Sulistyaningrum, 2008
Hidayat dan Suhartini (2013
Amien, 2006
Astawan dan Mita, 1991
Suliantri dan Winiarti,1991
Astawan dan Mita, 1991
Ryandini et al,2005
Fardiaz. (1992)
https://journal.ugm.ac.id/jikfkt/article/download/10160/7684

https://www.researchgate.net/profile/Adrinta_Abdurrazaq/publication/313102517_Jurnal_
-_Jurnal_-
_Alat_Ukur_Suhu_Menggunakan_Atmega32/links/5890352a45851573233e97e3/Jurnal-
Jurnal-Alat-Ukur-Suhu-Menggunakan-Atmega32?origin=publication_detail

https://jiip.ub.ac.id/index.php/jiip/article/download/95/210

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/download/2019/2133

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/biopendix/article/download/1042/883

https://journal.trunojoyo.ac.id/agrointek/article/download/2045/1677

https://journal.trunojoyo.ac.id/agrointek/article/download/2045/1677
https://ejournal.uksw.edu/agric/article/download/206/190

11
https://journal.unhas.ac.id/index.php/jppa/article/download/6545/3822
https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP/article/download/1323/1427

12

Anda mungkin juga menyukai