04011181419058
Beta 2014
Analisis Masalah
1. Tn.M umu r 40 tah un, seorang lai!lai "eer#a se"agai "uruh "angunan, se#a lima
"ulan yang lalu, tera"a a$a "en#olan $ileher anan se"esar telur puyuh, "en#olan ti$a
nyeri, "a$an terasa $emam tapi ti$a terlalu tinggi $an mu$ah "ereringat, na%su maan
menurun, "erat "a$an masih normal. &e#a 4 "ulan yang lalu tim"ul "en#olam $ilher
se"elah iri se"esar telur puyuh se$angan "en#olan se"elah anan leher semain
mem"esar yaitu se"esar telur ayam. Berat "a$an menurun 'g $alam 2 "ulan terahir.
&e#a satu "ulan yang lalu tn.M mengeluhan sait menelan $an sulit menelan, ahirnya
tn.M "eo"at e"agian penyait $alam $an $irawat.
a. Apa makna klinis benjolan leher? DD
Menandakan adanya pembesaran kelenjar getah bening pada regio leher yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, keganasan, atau autoimun
b. Mengapa benjolan semakin besar?
Keganasan → berproliferasi ↑ di dalam nodus limfatikus → menetuskan inflamasi dan tumor
→ nodus membesar → limfadenopati.
2. Tn.M "ero"at e$oter umu m, $i"eri o"at #uga $il auan pem erisaan $arah $an
rontgen $a$a, namun "en#olan ti$a menge(il $an malah mem"esar.
a. Apa saja obat!obatan yang mungkin diberikan pada pasien?
"bat!obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. #imfadenopati dapat timbul
setelah pemakaian obat!obatan seperti fenitoin dan isonia$id. "bat!obatan lainnya seperti
allupurinol, atenolol, aptopril, arbama$epine, efalosporin, hidrala$ine, peniilin,
pirimetamine, %uinidine, sulfonamida, sulinda.
). tn.M seri ng me melihara "i natang sepe rti u(i ng $an #u ga sen ang maa n maa nan ya ng
$i"aar seperti sate. tn.M #arang minum o"at!o"atan atau #amu!#amuan.
5. Pemerisaan la"oratorium*
Darah rutin hb /1,0 grB, C+ 3.1112mm5, hitung jenis 12726212/32/ #=D 61 mm2jam.
Kimia darah ureum 71mg2d#, kreatinin /,8 mg2d#, asam urat 3,7 mg2d#, #D* 767 E2#
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan laboratorium diatas?
-o. *asil (emeriksaan -ilai -ormal @nterpretasi
#aboratorium
/ *b
/1,0
gB /5!/3g2d# Abnormal
0 C+ 3.1112mm 5 7.111!/1.1112mm5 -ormal
5 *itung jenis
• +asofil 1!/B 9absolut 01!/11
12726212/32/
sel2mm5:
3 #D*
767
E2# 081!831E2# Abnormal
b. +agaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium diatas?
. Manifestasi klinis
• &erdapat benjolan tidak nyeri dan dapat digerakan
• +adan terasa demam tapi tidak terlalu tinggi
• Mudah berkeringat
• -afsu makan menurun
• +erat badan menurun
d. Komplikasi
Learning Issues
Keganasan limfadenopati 9(A:
/MMA !-3+/
Epidemiologi
#-* merupakan neoplasma ganas padat yang ukup sering dijumpai dengan frekuensi 5B dari
seluruh kanker. Di @ndonesia frekuensi relatif #-* jauh lebih tinggi di bandingkan dengan limfoma
*odgkin. (ada tahun 0111 di Amerika 'erikat diperkirakan terdapat 78.11 kasus baru, dan 06./11
orang meninggal karena #-*. Di Amerika 'erikat, 7 B kasus #-* baru terjadi pada pria, dan 8 B
pada )anita per tahunnya. (ada tahun /, #-* dilaporkan sebagai penyebab kematian akibat kanker
utama pada pria usia 01!5 tahun. 'aat ini angka pasien #-* di Amerika 'erikat meningkat dengan
pertambahan 7!/1 B pertahunnya menjadikannya urutan ke lima tersering dengan angka kejadian /0!
/7 per /11.111 penduduk. Dengan makin meningkatnya insidens A@D', jumlah kasus limfoma non!
*odgkin meningkat seara signifikan.
Patogenesis LNH
(erubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya mutasi gen
pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang tengah berada dalam proses tranformasi
menjadi imunoblas 9terjadi akibat adanya rangsangan imunogen:. *al yang perlu diketahui adalah
proses ini terjadi di dalam kelenjar getah bening, dimana sel limfosit tua berada diluar Jentrum
germinativumJ sedangkan imunoblast berada di bagian paling sentral dari Jentral germinativumJ.
+eberapa perubahan yang terjadi pada limfosit tua, antara lain /: ukurannya makin besar, 0: kromatin
inti menjadi lebih JhalusJ, 5: nukleolinya terlihat, 8: protein permukaan sel mengalami perubahan
9reseptor:.
*al mendasar lain yang perlu diingat adalah bah)a sel yang berubah menjadi sel kanker
seringkali tetap mempertahankan sifat JdasarJnya. Misalnya sel kanker dari limfosit tua tetap
mempertahankan sifat mudah masuk dalam aliran darah namun dengan tingkat mitosis yang rendah,
sedangkan sel kanker dari imunoblas amat jarang masuk ke dalam aliran darah, namun dengan tingkat
Manifestasi Klinis
'emua gejala yang dapat disebabkan oleh limfoma non *odgkin juga dapat ditimbulkan oleh
penyakit lain. Dengan kata lain, tidak ada satu gejala yang dapat digunakan untuk menjamin adanya
limfoma non *odgkin. @ni merupakan salah satu alasan mengapa pemeriksaan diagnostik sangat
penting untuk menegakkan diagnosis limfoma non *odgkin.
'angat sering, pasien tidak mempunyai gejala ketika limfoma non *odgkin didiagnosis.
#imfoma sering pertama kali ditemukan sebagai hasil pemeriksaan fisik dokter atau pemeriksaan
karena kondisi lainnya, seper ti tes darah atau sinar!L dada. *al ini khususnya pada kasus pasien
dengan limfoma non *odgkin indolen dimana pertumbuhan lambat dan sering tanpa gejala untuk
)aktu yang lama.
Fejala klinis pada #-* dapat berupa sebagai berikut
• (embesaran kelenjar getah bening
'uatu pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit, biasanya lebih dari / m adalah gejala
yang paling sering saat limfoma non *odgkin didiagnosis. Kelenjar paling mungkin didapat kan di
leher, ketiak dan lipatan paha. (embengkakan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala
lainnya, tetapi sering ukurannya meningkat dengan pasti. &entunya, harus diingat, bah)a
pembengkakan kelenjar getah bening sangat umum, dan mayoritas orang dengan pembengkakan
kelenjar tidak menderita limfoma non *odgkin. 'ejauh ini kebanyakan penyebab pembengkakan
kelenjar getah bening adalah infeksi. Kelenjar getah bening yang membengkak pada infeksi
biasanya mereda setelah infeksinya teratasi.
• Fejala konstitusional
Fejala konstitusional adalah gejala!gejala yang tidak spesifik yang mengindikasikan seseorang tidak
sehat. Fejala konstitusional yang sering timbul pada limfoma non *odgkin termasuk
• Demam berulang, yang tidak dapat diterangkan penyebabnya 9dengan suhu tubuh melebihi
53 o:
• Keringat malam yang membasahi pakaian tidur dan alas tidur
• Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan 9penurunan berat badan lebih dari /1B berat
badan dalam 6 bulan:
• Kelelahan yang berat dan menetap
• (enurunan nafsu makan
• ;angkitan orofaringeal dijumpai pada 7!/1 B kasus yang dapat menimbulkan keluhan sakit
menelan 9sore throat:.
• Anemia, infeksi, dan perdarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai sumsum tulang
seara difus.
• Dapat dijumpai hepato2splenomegali
• Fejala pada organ lain seperti kulit, otak, testis dan tiroid dapat dijumpai. Kelainan kulit sering
dijumpai pada mycosis funguides.
9tingkat rendah, sedang atau tinggi: didasarkan pada formulasi kerja yang baru. &ingkat keterlibatan
ditentukan sesuai dengan klasifikasi Ann Arbor yang telah dijelaskan di atas. ormulasi kerja yang
baru, yaitu
&ingkat rendah &ipe yang baik
/. #imfositik keil
0. 'el folikulas, keil berbelah
5. 'el folikulas dan ampuran sel besar dan keil berbelah
&ingkat sedang &ipe yang tidak baik
8. 'el folikulis, besar
Diagnosa Banding
#imfoma *odgkin
(enyakit *odgkin adalah suatu jenis keganasan sistem kelenjar getah bening dengan gambaran
histologis yang khas. iri histologis yang dianggap khas adalah adanya sel >eed!'ternberg atau
variannya yang disebut sel *odgkin dan gambaran selular getah bening yang khas. Fejala utama adalah
pembesaran kelenjar yang paling sering dan mudah dideteksi adalah pembesaran kelenjar di daerah
leher. (ada jenis!jenis tipe ganas 9prognosis jelek: dan pada penyakit yang sudah dalam stadium lanjut
sering disertai gejala!gejala sistemik yaitu panas yang tidak jelas sebabnya, berkeringat malam dan
penurunan berat badan sebesar /1B selama 6 bulan. Kadang!kadang kelenjar terasa nyeri kalau
penderita minum alkohol. *ampir semua sistem dapat diserang penyakit ini, seperti traktus
gastrointestinal, traktus respiratorius, sistem saraf, sistem darah, dan lain!lain.
#imfadenitis &uberkulosa
Merupakan salah satu sebab pembesaran kelenjar limfe yang paling sering ditemukan. +iasanya
mengenai kelenjar limfe leher, berasal dari mulut dan tenggorok 9tonsil:. (embesaran kelenjar!kelenjar
limfe bronhus disebabkan oleh tuberkulosis paru!paru, sedangkan pembesaran kelenjar limfe
mesenterium disebabkan oleh tuberkulosis usus. Apabila kelenjar ileoeal terkena pada anak!anak
sering timbul gejala!gejala appendiitis auta, yaitu nyeri tekan pada perut kanan ba)ah, keteganga n
otot!otot perut, demam, muntah! muntah dan lekositosis ringan. Mula!mula kelenjar!kelenjar keras dan
tidak saling melekat, tetapi kemudian karena terdapat periadenitis, terjadi perlekatan!perlekatan.
Terapi
&erapi untuk #-* terdiri atas terapi spesifik untuk membasmi sel limfoma dan terapi suportif untuk
meningkatkan keadaan umum penderita atau untuk menanggulangi efek samping kemoterapi atau
radioterapi. &erapi spesifik untuk #-* dapat diberikan dalam bentuk berikut
/. >adioterapi
/. Entuk penyakit yang terlokalisir 9derajat @:
0. Entuk ajuvan pada Jbulky disseaseJ
5. Entuk tujuan paliatif pada stadium lanjut
0. Kemoterapi
/. Kemoterapi tunggal 9single agent:
hlorambuil atau siklofosfamid untuk #-* derajat keganasan rendah.
0. Kemoterapi kombinasi, dibagi menjadi tiga, yaitu
i. Kemoterapi kombinasi generasi @, terdiri atas
• *"( 9ylophosphamide, do4orubiine, vinristine, prednison:
• *"(!+leo2+aop 9*"( N +leomyine:
• "M#A 9ylophosphamide, vinristine, methotre4ate )ith leuovorin
resue:
• <(2"( 9ylophosphamide, do4orubiine, prednison:
• !M"(( 9ylophosphamide, mehlorethamine, vinristine, prednisone,
proarba$ine:
ii. Kemoterapi kombinasi generasi @@, terdiri atas
• "(!+lam 9ylophosphamide, mehlorethamine, vinristine, prednisone,
bleomyine, do4orubiine, proarba$ine:
• (ro!MA=!M"(( 9(rednisone, methatre4ate )ith leuovorin resue,
Penye"a" Malnutrisi
(enyebab malnutrisi pada penderita #-* adalah multifaktorial. 'eara umum penyebabnya
dikelompokkan menjadi 0 kategori yaitu
/. berkurangnya asupan makanan dan malabsorbsi
0. gangguan proses metabolisme.
+ruera mengelompokkan penyebab ahe4ia pada penderita #-* sebagai berikut
/. faktor psikologis dan susunan saraf pusat 9keengganan makan, gangguan persepsi rasa keap, stress
psikologis:
0. efek tumor 9obstruksi mekanis, pemakaian substrate2 nutrisi oleh tumor, produksi sitokin oleh sel
tumor, lipid mobili$ing fators:
5. efek yang berhubungan dengan terapi 9kemoterapi, radiasi, nausea, stomatitis, 4erostomia, nyeri,
ileus:
8. efek yang berhubungan dengan penderita 9gangguan proses metabolisme, produksi sitokin oleh
makrofag, disfungsi autonomi, penurunan pengosongan lambung.
1. Berurangnya Asupan Maanan $an Mala"sor"si
6%e Tumor
a. 6%e langsung * #-* dari luar traktus gastrointestinal yang menyebabkan obstruksi antara lain
#-* leher dan #-* usus halus menimbulkan gangguan penernaan dan absorbsi..
". 6%e ti$a langsung remote e%%e(t* #-* dapat menimbulkan anore4ia tanpa melibatkan traktus
gastrointestinal seara langsung. &erjadi akibat adanya penurunan rasa keap, kualitas peniuman,
gangguan neuroendokrin, gangguan pada hypothalamic appetite control center sehingga terjadi
gangguan kontrol asupan makanan dan rasa epat kenyang.
daerah abdominal:. Komplikasi akhir berupa keradangan muosal persisten, fibrosis intestinal dan
striktur.
2. 3angguan Meta"olisme
(enyebab perubahan metabolisme pada penderita #-* masih belum jelas. -amun beberapa
mekanisme yang berperan adalah adanya respon sistemik yang diperantarai oleh tumor indued distant
hormonal fator 9a4is neuroendokrin:, adanya respon non spesifik terhadap faktor!faktor yang
dilepaskan oleh tumor, adanya respon inflamasi sistemik yang diperantarai oleh sitokin yang diproduksi
oleh makrofag. 'itokin adalah kelompok berbagai soluble glyoprotein dan lo' molecular
'eight peptides yang mengatur interaksi antar sel serta fungsi sel dan jaringan. Dalam kaitannya
dengan ahe4ia pada #-*, sitokin mengatur motilitas dan pengosongan lambung melalui saluran
gastrointestinal atau susunan saraf pusat dengan ara mengganggu sinyal eferen yang mengatur
satiety. +eberapa hormon dan sitokin yang berperan dalam gangguan metabolisme adalah &-
mensupresi aktivitas lipoprotein lipase di adiposit, sehingga mengganggu kliren triglierida dari plasma
dan menyebabkan hypertriglyeridemia @#!/ menyebabkan anore4ia melalui bloking neuropeptide P
9-(P: indued feeding, -(P adalah suatu potent feeding stimulatory peptide yang diaktivasi oleh
penurunan kadar leptin &- dan @#!/ meningkatkan kadar ortiotrophin releasing hormone yang
merupakan neurotransmitter di saraf sentral dan pelepasan gluose sensitive neurons menyebabkan
penurunan intake makanan, @#!6 dan, leukemia inhibitor fator 9#@: yang diproduksi oleh sel kanker
terutama otot skeletal menyebabkan efek aheti yang poten @-!Q juga menyebabkan ahe4ia
lipid mobili$ing fator menyebabkan lipolisis dan penurunan ++ (roteolysis @nduing ator 9(@:
menyebabkan degradasi protein dalam otot skeletal melalui peningkatan pengaturan jalur ubi%uitin
proteasome proteolyti, menurunkan sintesis protein dan meningkatkan sitokin dan aute phase protein
#eptin mengontrol intake makanan dan energy e4penditure melalui neuropepti effetor moleuls
dalam hipotalamus, leptin merangsang jalur katabolik dan menghambat jalur anabolik, &-, @#!/ dan
#@ meningkatkan kadar leptin menyebabkan anore4ia dengan ara menegah mekanisme kopensasi
normal terhadap penurunan intake makanan unoupling protein 9E(: /, 0 dan 5 yang berperan dalam
pembentukan energi dan A&( yang berpengaruh terhadap energy e4penditure, ekspresinya dipengaruhi
oleh produk dari tumor 9sitokin:.
*emostasis glukosa glukosa adalah sumber energi utama bagi sel tumor dan host, peningkatan
penggunaannya akan disertai peningkatan pelepasan laktat yang kemudian diregenerasi menjadi
glukosa oleh #iver melalui oriyle. (eningkatan oriyle ini akan meningkatkan kehilangan energi
sekitar 511 kal perhari. Flukoneogenesis meningkat untuk mempertahankan hemostasis glukosa.
Asam amino, gliserol dan fat breakdo)n digunakan untuk proses glukoneogenesis di #iver untuk
membentuk glukosa 9kadar plasma alanine, glyine dan glutamine menurun:. (roduksi glukosa,
intoleransi glukosa dan resistensi insulin meningkat. Dilepaskannya ounter regulatory hormone seperti
gluoortioid dan gluagons meningkatkan resistensi insulin sehingga penggunaan glukosa oleh otot
skeletal menurun.
Metabolisme protein katabolisme otot meningkat 9musle )asting: menyebabkan asthenia atau
menurunnya kekuatan yang disebabkan oleh peningkatan pemeahan protein dan penurunan sintesis
protein otot, peningkatan sintesis protein #iver 9aute phase protein: dan tumor. &erjadi negative
nitrogen balance dimana terjadi peningkatan 'hole body protein turnover dan gangguan aminoaid
turnover.
Metabolisme lemak penderita akan mengalami kehilangan jaringan lemak karena terjadi
peningkatan lipolisis dan penurunan lipogenesis. &urnover glyerol dan free fathy aid 9A:
meningkat, penurunan kadar lipoprotein lipase menyebabkan klirens triglyeride dari plasma menurun,
kadar triglyeride meningkat, high dan lo) density lipoprotein menurun.
). e%isiensi Mironutrien
Defisiensi mikronutrien berbagai komponen2$at dalam makanan dapat berpengaruh dalam
perkembangan #-* melalui beberapa mekanisme termasuk gangguan metabolisme arinogen,
antioksidan, peningkatan diferensiasi, hambatan pertumbuhan dan pengaturan imunologik. <itamin
dan = berfungsi sebagai antioksidan, merangsang sistem imun, mengurangi nitrit yang menegah
pembentukan nitrosamine yang berperan dalam pembentukan sel tumor. <itamin A mengontrol
diferensiasi sel dan berperan dalam pertahanan imunolog is host. (enurunanan kadar vitamin A dan =
sering dijumpai pada penderita #-*.
4. 3angguan 6letrolit
*iperalemia, hiperfosfatemia, hipoalemia dan hiperkalemia berhubungan dengan tumor
lysis syndrome 9&#': yang sering terjadi pada limfoma sebagai akibat rapid tumor breakdo'n baik
seara langsung akibat pertumbuhan tumor yang epat diikuti dengan kematian sel tumor seara
langsung atau akibat terapi ditandai dengan hiperuruse mia akibat pemeahan D-A, hiperkalemia
akibat pemeahan ytosol, hiperfosfatemia akibat pemeahan protein dan hiperalemia akibat
hiperfosfatemia. *ipoalemia, hipomagnesemia dan hipofosfatemia sering terjadi pada penggunaan
preparat platinum, hiponatremia pada penggunaan preparat ylophosphamid dan vinristine.
halus, malabsorbsi dan intoleransi laktosa akibat edema usus halus pada hipoalbunemia pada liver
peningkatan glikogen, infiltrasi lemak pada ginjal glumerular filtration rate dan aliran darah turun
pada sistem hematologi dapat terjadi pansitopenia yaitu anemia normohrom normositer, leukopenia,
trombositopenia, hipoplasia elemen selular sumsum tulang pada sistem imun menyebabkan penurunan
imunitas selular sedangkan imunitas humoral tidak jelas pengaruhnya penyembuhan luka terhambat
akibat terhambatny a nervaskularisasi, proliferasi fibroblas, sintesis kolagen, remodelling luka dan
adanya edema pada penderita dengan hipoalbuminemia pada sistem muskoloskeletal berupa
berkurangnya massa otot skeletal, meningkatnya kelelahan, berubahnya pola kontraksi dan relaksasi
otot, berkurangnya massa tulang dan osteoporotik. Keadaan ini akan menyebabkan peningkatan
kepekaan terhadap infeksi, gangguan penyembuhan luka, toleransi yang jelek terhadap terapi,
menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan mortalitas dan morbiditas penderita #-*.
kg2m0 adalah normal, protein energy!malnutrition ringan +M@ /,1 R /3,8 kg2m0, sedang +M@ /6,1 R
/6, kg2m0 dan berat +M@ H /6,1 kg2m0. -ilai triep skin fold 9&'&: dan mid!upperarm mule
irumferene 9MEAM: dapat menilai status otot, kulit dan fat untuk menentukan status nutrisi.
(emeriksaan laboratorium dengan menentukan kadar protein serum terdiri dari albumin serum,
trasferin dan prealbumin. (engukuran kadar protein serum dapat menolong memprediksi prognosis
penderita. Kadar albumin yang rendah seara kronis diikuti dengan perpanjangan hospital stay,
penyembuhan luka yang buruk, infeksi dan meningkatkan mortalitas. Kadar prealbumin H 7 mg2dl
menunjukkan prognosis buruk, 7,1 R /1, mg2dl menunjukkan resiko yang bermakna dan memerlukan
support nutrisi yang agresif, //.1 R /7 mg2dl meningkatkan resiko dan perlu nutrisi dan monitor yang
ketat.
/MMA -3+/
(enyakit *odgkin termasuk dalam keganasan limforetikular yaitu limfoma malignum ynag
terbagi dalam limfoma malignum *odgkin dan limfoma malignum non *odgkin.Kedua penyakit
tersebut dibedakan seara histopatologis, di mana pada limfoma *odgkin ditemukan sel >eed!
'ternberg
(enyakit dilaporkan pertama kali oleh &homas *odgkin pada tahun /350, kemudian gambaran
histopatologis dilaporkan oleh #angerhans tahun /30, oleh 'ternberg and >edd mengenai sel raksasa
yang dinamakan 'el >eed!'ternberg.
Analisis (> menunjukkan sel >eed!'tenberg,berasal dari folikel sel + yang mengalami
gangguan struktur pada imunoglobullin dan faktor transkripsi inti sel 9-k+:, kedua hal ini
menyebabkan gangguan apoptosis.
lain adalah defisiensi imun, misalnya pada pasien transplantasi organ dengan pemberian obat
imunosupresif atau pada pasien angkok sumsum tulang.Keluarga dari pasien *odgkin 9adik!kakak:
juga mempunyai risiko untuk terjadi penyakit *odgkin.
7iwayat Penyait
&erdapat pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri.Fejala sistemik adalah demam
9tipe (el!=bstein:, berkeringat malam hari,penurunan berat badan, lemah badan dan pruritus terutama
pada jenis -odular 'klerosis.'elain itu terdapat nyeri didaerah abdomen akibat splenomegali atau
pembesaran kelenjar yang massif, nyeri tulang akibat dekstruksi lokal atau infiltrasi sumsum tulang.
3e#ala +linis
#imfadenopati dengan konsistensi rubbery dan tidak nyeri.
*epatosplenomegali.
-europati.
&anda!tanda obstruksi seperti edema ekstremitas, sindrom vena ava, kompresi medulla spinalis,
7a$iologis
(emeriksaan foto thorak untuk melihat limfadenopati hilar dan mediastinal, efusi pleura atau
lesi parenkim paru."bstruksi aliran limfatik mediastinal dapat menyebabka n efusi hylous 9seprti
susu:
E'F abdomen kurang sensitive dalam mendiagnosis adanya limfadenopati.(emeriksaan &
'an torak untuk mendeteksi abnormalitas parenkim paru dan mediastinal sedangkan & 'an
abdomen memberi ja)aban limfadenopati, mesenteri, portal,hepatosplenomegali atau lesi di ginjal.
Pentahapan &taging
'taging dilakukan menurut ots)olds 9/1: yang merupakan modifikasi dari klasifiksai Ann Arbor
9//:.
• 'tadium @, keterlibatansatu region kelenjar getah bening atau struktur jaringan limfoid 9impa,
timus,inin Caldeyer: atau keterlibatan / organ ekstralimfatik.
• 'tadium @@, keterlibatan S 0 regio kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama 9kelenjar
hilus bila terkena pada kedua sisi termasuk stadium @i: keterlibatan lokal / organekstranodal atau
/ tempat dan kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama 9@@=:.;umlah region anatomik
yang terlibat ditulis dengan angka 9ontoh @@ 5:.
• 'tadium @@@, keterlibatan region kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma 9@@@:, dapat
disertai lien 9@@s:, atau keterlibatan @ organ ekstranodal 9@@@=: atau keduanya 9@@@'=:.
///1, dengan atau tanpa keterlibatan keelnjar getah bening splenik, hilar, seliak atau portal.
///2, dengan keterlibatan kelenjar getah bening paraporta, iliaka dan mesenterika.
• &ta$ium /, keterlibatan difus2diseminata apda / atau lebih organ ekstranodal atau jaringan
dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.
• -odular slerosis
• Mi4ed ellularity
• #ymphoyte depletion
Klasifikasi C*"
• "odular !ymphocyte predominance #odgkin !ymphoma 9-odular #(*#: saat ini dikenal
bagain indolent B-cel non #odgkin !ymphoma dan bu kan true #odgkin Disease . &ipe ini
mempunyai sel limfosit dan histiosit D 01 positif terapi tidak memberikan gambaran sel >eed!
'ternberg.
• (lassic #odgkin !imphoma ) !ymphocyte rich, "odular sclerosis, *ixed cellularity, !ymphocyte
depleted.
Pengo"atan
7a$ioterapi
(enderita penyakit *odgkin stadium @ dan @@A dapat disembuhkan hanya dengan pemberian
radioterapi.Dosis sebesar 8111 rad 981Fy: mampu menghanurkan jaringan *odgkin kelenjar getah
bening pada sekitar 31B pasien tersebut.&eknik radioterapi tegangan tinggi yang lebih baik
memungkinakn pengobatan semua area kelenjar getah bening di atas atau di ba)ah diafragma dengan
satu blok Iselubung atasJ atau IP terbalikJ.>adioterapi juga berperan dalam pengobatan massa tumor
besar, misalnya tumor mediastinum pada penyakit sklerosis nodular atau deposit rangka, kelenjar getah
bening atau hjaringan lunak yang nyeri.Kemoterapi jangka pendek kadang!kadang dikombinasikan
dengan ardioterapi untuk menurunkan tingkat kekambuhan.
+emoterapi
Kemoterapi siklik digunakan untuk penyakit stadium @@@ dan @< da juga untuk pasien!pasien
stadium @ dan @@ yang mempunyai penyakit dengan massa besar, gejala!gejala tipe +, atau lelah
mengalami relaps setelah radioterapi a)al.Kombinasi Adriamyin, bleomisin,vinblastin, dan
dakarba$in 9A+<D: sekarang ini paling banyak digunakan. &erapi rangkap empat dengan mustin,
vinkristin 9"novin:, prokabar$in, dan prednisolon 9M"((: lebih mungkin menyebabkan terjadinya
sterilitas atau leukemia sekunder .<arian!varian menggantikan mustin dengan klorambusil atau
siklofosfamid.Memberikan enam siklus 9atau empat setelah terjadinya remisi legkap: la$im
dilakukan.Kemoterapi yang lebih intensif 9seperti 'tanford <: yang juga dengan menggunakan
radioterapi pada tempat!tempat dengan massa besar, sedang diteliti untuk pasien yang emnderita
penyakit lanjut atau relaps.
+asus relaps
(asien diobati dengan kemoterapi kombina si alternatif terhadap regimen a)al dan jika perlu,
dengan radioterapi di tempat dengan massa yang besar.Apabila penyakit tetap kemosensitif, maka
transplantasi sel induk autolog meningkatkan kemungkinan sembuh.&ransplantasi alogemik juga dapat
digunakan.
Prognosis
*arapan hidup limatahun rata!rata berkisar dari 71B sampai lebih dari 1B bergantung pada
usia, stadium, dan histologi.
&erdapat peningkata n insisden mielodisplasia atau leukemia myeloid akut 9AM#: dengan
punknya pada empat tahun setelah pengobatan penyakit *odgkin dengan obat peng!alkilasi,
khususnya bila radioterapi juga telah di berikan.#imfoma non!*odgkin dan kanker lain juga terjadi
dengan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan pada ontrol.Komplikasi non!maligna menakup
sterilitas 9penyimpanan air mani harus dilakukan sebelum menjalankan terapi:, infark miokard, dan
komplikasi paru atau jantung lainnya akibat radiasi mediastinum dan kemoterapi
http22repository.usu.a.id2bitstream2/0587632/6360282hapterB01@@.pdf
http22))).kalbemed.om2(ortals262/U17U01(endekatanB01DiagnosisB01#imfadenopati.pdf
http22halosehat.om2makanan2makanan!berbahaya2bahaya!makanan!yang!di!bakar
http22repository.usu.a.id2bitstream2/058763258810252hapterB01@@.pdf