2 comments
Posted in Labels: Materi Kuliah
undefined
undefined
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan
meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan
tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens.
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada
spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan
tahap atau fase fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan
menghasilkan empat sperma matang.
Tahap Tahap Spermatogenesis :
1. Spermatogonium
2. Spermatosit Primer
Merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan.
Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
3. Spermatosit Sekunder
Merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
4. Spermatid
Merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
5. Sperma
Merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap
sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
Meiosis didahului oleh interfase yang mana selama fase ini setiap kromosom bereplikasi.
Untuk setiap kromosom hasilnya adalah dua kromatid saudara yang identik secara genetik
yang tetap melekat pada sentromernya. Pada fase ini sentrosom juga bereplikasi menjadi dua.
2. Meiosis I
a. Profase I
Kromosom mulai memadat. Kromosom homolog yang masing masing tersusun dari
dua kromatid saudara berpasangan membentuk tetrad. Pada banyak tempat di sepanjang
tubuhnya, kromatid kromosom homolog saling menyilang yang dinamakan kiasmata
(tunggal, kiasma). Kiasmata berfungsi untuk mengikat kromosom agar tetap bersama.
Sementara itu, komponen seluler lainnya mempersiapkan pembelahan nukleus, sentrosom
bergerak saling menjauhi dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya. Selubung
nukleus dan nukleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang
terbentuk pada kromosom dan kromosom mulai bergerak ke pelat metafase.
b. Metafase I
Pasangan kromosom homolog tersusun pada pelat metafase. Mikrotubula kinetokor dari
satu kutub sel melekat pada satu kromosom masing masing pasangan, sementara itu
mikrotubula dari kutub yang berlawanan menempel pada homolognya.
c. Anafase I
Alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub. Kromatid saudara tetap terikat
pada sentromernya dan bergerak ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke
arah kutub yang berlawanan.
3. Meiosis II
1. Profase II
Aparatus gelendong terbentuk dan kromosom berkembang ke arah pelat metafase II.
2. Metafase II
Kromosom ditempatkan pada pelat metafase dengan cara seperti mitosis, dengan
kinetokor kromatid saudara dari masing masing kromosom menunjuk ke arah yang
berlawanan.
3. Anafase II
Sentromer kromatid saudara berpisah dan kromatid saudara dari masing masing
pasangan bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan.
Nukles terbentuk pada kutub sel yang berlawanan dan terjadi sitokinesis. Pada akhir
sitokinesis terdapat 4 sel anak dengan kromosom haploid.
Spermatozoa
Oogenesis
Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ
yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel
kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh karena itu, terdapat dua macam
gamet yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis) yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada
umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di
dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel sel telur yang disebut
oogenia (jamak; oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum
kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan.
Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia
membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya,
semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase.
Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas.
Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan
tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel
berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit
sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan
tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua
sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut
badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.
Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam macam ovum. Ovum biasanya
dibedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya yaitu :
1. Alecithal, telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini
hampir tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
2. Isolecithal (homolecithal, ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang
tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.
3. Telolecithal, ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat
pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4. Sentrolecithal, pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah tengah ovum,
misalnya ovum insekta.
Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga
dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput selaput
pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam antara lain :
1. Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini
terdiri dari membran plasma dan membran vitellinus pada saat terjadi fertilisasi membran
vitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut membran fertilisasi.
Pada kebanyakan telur telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan
tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar membran vitellinus. Pada cacing pasir
(Nereis) dilindungi oleh benang benang halus protoplasma.
2. Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel sel folikel yang
mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat
impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur
cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini
dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle.
3. Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar
kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai
contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu :
a. lapisan albumin
Proses Sprematogenesis
Setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran sperma.
Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah matang
secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan sisanya
membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak spermatogonium. Spermatogonium
berubah menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis. Selanjutnya, spermatosit
primer membelah diri secara miosis menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid dan
berukuran sama. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan
empat spermatid. Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah
mempunyai ekor disebut sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16
hari. Selama spermatogenesis, sperma menerima bahan makanan dari sel sel sertoli. Sel
sertoli merupakan tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus.
Proses Gametogenesis : Spermatogenesis dan Oogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri
dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang
dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis.
Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi
kromosom, contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses
penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan
meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom,
contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama
persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan
pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan
bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
1. Spermatogenesis
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan
polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
SPERMATOGENESIS dan OOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Spermatogenesis berlangsung di
testis. Pada testis terdapat jaringan bernama tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus
terdapat banyak sel germinal yang akan berubah menjadi sperma melalui meiosis (Johnson
2002 : 1202). Sel germinal yang sudah siap bermeiosis dinamakan spermatosit primer yang
diploid. Proses meiotik pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder dengan 23 kromosom.
Kemudian setiap spermatosit sekunder bermeiosis yang disebut meiosis kedua yang
menghasilkan 2 spermatid. Spermatid spermatid inilah yang akan berubah menjadi
spermatozoa dewasa dengan bantuan sel sertoli (Johnson 2002 : 1202). Proses pematangan
sel germinal menjadi sel gamet pada wanita disebut oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium.
Sel germinal pada pria akan berbuah menjadi spermatosit primer, namun pada wanita sel
germinal akan membentuk oosit primer. Oosit primer akan mengalami meiosis menjadi
sebuah oosit sekunder dan sebuah badan polar yang masing masing hanya memiliki 23
kromosom (Johnson 2002 : 1208). Badan polar adalah sebuah sel kecil yang berisi sedikit
sitoplasma, diproduksi bersama oosit dan nantinya akan terdegradasi. Oosit sekudner dan
badan polar masing masing akan melakukan meiosis kedua yang akan menghasilkan satu
badan polar dan ovum pada oosit sekunder, dua badan polar oleh badan polar yang dihasilkan
pada meiosis pertama (Johnson 2002 : 1208).
SPERMATOGENESIS
Pembentukan dan pengembangan sperma pada seminiferus tubulus dari testis disebut
Spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses dimana laki laki spermatogonoia
berkembang menjadi spermatozoa matang. spermatozoa adalah gamet pria dewasa. Jadi
spermatogenesis adalah versi laki laki gamatogenesis. Pada mamalia itu occures dalam
selera laki laki di epididimis secara bertahap dan untuk manusia membutuhkan 65 75 hari.
Hal ini penting untuk reproduksi seksual. Ini dimulai saat pubertas dan biasanya terus
terganggu sampai kematian.
Spermatogenesis menghasilkan gamet pria dewasa biasa disebut sperma, namun secara
khusus dikenal sebagai spermatozoa yang mampu menyuburkan mitra perempuan gamet,
oosit selama konsepsi untuk menghasilkan individu tunggal yang disebut dikenal sebagai
zigot.
OOGENESIS
Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar
tujuh juta dari mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari
Oogonium ke oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur. Sel sperma
yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang
disebut dengan spermatogenesis. Dibentuk di dalam tubulus seminiferus. Dipengaruhi oleh
beberapa hormon yaitu :
1. Hormon GnRH
2. Testosterone
Hormon ini dihasilkan oleh sel sel leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus
testis. Hormon ini bertanggung jawab terhadap pembelahan sel sel epitel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembentukan spermatosit sekunder.
Berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu
hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).
Secara sederhana proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus
lewat langkah langkah sebagai berikut ini :
1. Ketika seorang anak laki laki mencapai pubertas pada usia 11 14 tahun, sel kelamin
jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi
diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel
anak yang masing masing berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak dan satunya lagi
disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing masing
memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y
atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan 4 sel lagi yang
disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
Sruktur Spermatozoa
Bagian-bagian tersebut terbagi atas 3 bagian utama, yaitu :
1. Kepala
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang
diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang
dimadsud adalah akrosom, fungsinya adalah sebagai pelindung dan menghasilkan enzim.
2. Badan
Terdapat mitokondria yang berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai
penyedia ATP atau energi untuk pergerakan ekor.
3. Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam
dan membrane plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma.
Oogenesis
Merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis
yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya
mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Proses oogenensis dipengaruhi oleh
beberapa hormon yaitu :
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel sel folikel sekitar sel ovum.
2. LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
3. Estrogen
Dihasilkan oleh folikel graff dan dirangsang oleh FSH di dalam ovarium. Estrogen
berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder.
4. Progesteron
Dihasilkan juga oleh korpus luteum yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan
LH. Hormon progesteron berfungsi juga untuk menebalkan dinding endometrium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari
Oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder
difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan
badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami
degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan
siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap
melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau
finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah
ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum
yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama
dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi (Biohealth Indonesia, 2007).
2. Zona Pellusida, yaitu lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak dibagian tengah.
Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
3. Korona Radiata, yaitu merupakan sel-sel granulose yang melekat disisi luar oosit dan
merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal