Anda di halaman 1dari 8

EMBRIOLOGI VETERINER

PERBEDAAN SPERMATOGENESIS DENGAN OOGENESIS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

ANGGOTA :
1. PRISCILLA AULDRINE
2. YOGA EKA PRASETYO
3. CITRA DEWI KARTIKASARI
4. I GEDE KARTIKA JAYA
5. SYINTHIA ARYA NOVIANTI
6. JULIAN SATRIA
7. PUTU SUANDHIKA
8. DESAK MADE WIGA PUSPITA DEWI
9. DIMAS ANDI PRATAMA
10. HARIS MUHAMMAD IKHSAN

(0809005088)
(1209005115)
(1209005117)
(1209005118)
(1209005119)
(1209005120)
(1209005121)
(1209005122)
(1209005123)
(1209005124)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
PERBEDAAN SPERMATOGENESIS DENGAN OOGENESIS

Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ
yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad.Sedangkan sel
kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh karena itu, terdapat dua macam
gamet yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis)
yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada
umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di
dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel sel telur yang
disebut oogenia (Anonim, 2013).
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah suatu proses yang terdiri atas tiga fase, yaitu:
spermatositogenesis

(mitosis),

pembelahan

meiosis,

dan

spermiogenesis,

yaitu

metamorfosis dari sel yang bentuknya speris menjadi spermatozoa yang bentuknya
memanjang dan motil (puja dkk, 2010). Proses ini terjadi di dalam alat genital pria, yakni
testis. Proses ini mulai terjadi saat fetus masih berada dalam kandungan, sel-sel germinal
primordial tampak pada tingkat perkembangan yang dini di antara sel endoderm di
dinding kantung kuning telur di dekat allantois.
Testis tidak mengandung spermatozoa sejak lahir. Spermatozoa pada testis
dihasilkan melalui serangkaian proses pembelahan sel spermatogonia pada tubulus
semeniferus menjadi spermatozoa (puja dkk, 2010). Selanjutnya spermatozoa akan
melewati vas efferent dan mengalami pematangan pada epididimis, khususnya pada
bagian caput epididimis.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai
berikut: (anonim, 2013)

Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis


yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis),
selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit
sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari
spermatogonium menjadi spermatid.

Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi


sperma yang dewasa.Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan
waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan
kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4)

Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.


Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke
lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki
kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam
cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena
kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis
namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas
sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
Hasil akhir dari spermatogensis adalah spermatozoa yang haploid (n), dimana 1

spermatosit primer menghasilkan 4 spermatozoa. Proses ini berlangsung di dalam testis


lebih kurang selama 64 hari, dimana sebenarnya spermatozoa yang terbentuk adalah
sekitar 300 juta sel spermatoza baru setiap hari (Rustam, 2012).

Gambar : Proses pembelahan spermatogesis


b. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang meliputi dua fase penting,
yaitu fase proiferasi dan fase meiosis (puja dkk, 2010). Fungsi dari ovum sendiri adalah
mewariskan sifat genetik pada keturunan, melakukan penyatuan dengan spermatozoa
pada proses fertilisasi serta melindungi perkembangan embrio.
Pada awalnya dalam ovarium terjadi oosit primer yang kemudian membelah tidak
sama besar dan terbentuk oosit sekunder (yang besar) dan benda kutub (yang kecil). Inti
kedua sel tersebut sebenarnya sama besar, tetapi berbeda dalam jumlah plasma sel,

Gambar: Proses Pembelahan Oogenesis

Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam macam ovum. Ovum


biasanya dibedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya yaitu :

1. Alecithal, telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti
ini hampir tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan
makanan.
2. Isolecithal (homolecithal, ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang
tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan
invertebrate.
3. Telolecithal, ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan
terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4. Sentrolecithal, pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah tengah ovum,
misalnya ovum insekta.

c. Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis


Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada hewan jantan dengan cara
pembelahan meiosis dan mitosis (Anonim, 2013). Sedangkan Oogenesis hanya terjadi
pembelahan meiosis saja. Spermatozoa dihasilkan di testis, tetapi spermatozoa tidak
tersedia sejak lahir, seperti pada oosit yang sudah tersedia sejak hewan dilahirkan. Proses
spermatogonia mengalami proses pematangan pada tubulus semeniferus menjadi
spermatozoa.
Adapun tahap-tahap pembelahan spermatogenesis antara lain (Anonim, 2013):
1. Spermatogonium merupakan tahap awal dari spermatogenesis yang dihasilkan oleh
testis. Spermatogonium terbentuk dari 46 kromosom dan 4n kromatin.
2. Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak
terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4n kro,atin.
3. Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini
terjadi

pembelahan

secara meiosis.

Spermatosit

sekunder

terbentuk

dari

23 kromosom dan 1Nkromatid.


4. Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosomdan
1N kromatid.
5. Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini
terjadidiferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan
merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya (Anonim, 2012):

a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating

Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).


b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada

spermatogenesis.
Sedangkan ovum sendiri dihasilkan di ovarium yang merupakan sebuah kelnjar
ganda, yaitu sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone serta kelenjar
eksokrin yang menghasilkan ovum itu sendiri. Adapun fase-fase pembelahan Oogenesis
antara lain:
1. Fase proliferasi
Fase ini merupakan fase terbentuknya oosit primer dimna dalam ovarium
mengandung banyak sekali populasi oosit yang tidak semuanya memiliki kemampuan
untuk tumbuh dan berkembang yang sama. Oosit yang tidak dapat tumbuh akan
berumur pendek, sehingga hanya sebagian kecil oosit yang terlepas dari ovarium pada
saat ovulasi. Proses ini terjadi sebelum lahir.
2. Fase meiosis
Menjelang kelahiran anak, oosit primer dalam folikel memasuki pembelahan
sel secara khusus, yaitu pembelahan reduksi (meiosis) tahap pertama untuk
menghasilkan oosit sekunder (Puja dkk, 2010).
Dalam pembelahan meiosis tahap pertama, pasangan kromosom terbenuk dan
terjadi penyampuran materi genetic. Peristiwa ini diikuti oleh pemisahan pasangan
kromosom serta dihasilkannya badan kutub (polar body) pertama (Puja dkk, 2010).
Pembelahan meiosis kedua akan segera dimulai setelah meiosis pertama,
tetapi akan terhenti pada fase metaphase. Pemebelahan akan kembali terjadi jika
terjadi penyatuan ovun dengan spermatozoa atau disebut fertilisasi. Proses fertilisasi
inilah yang merangsang oosit primer untuk memasuki pembelahan meiosis kedua.
PERBEDAAN
Tujuan
Tempat
Hasil

SPERMATOGENESIS
Pembentukan sperma
Testis
4 Sel fungsional

OOGENESIS
Pembentukan ovum
Ovarium
1 sel fungsional

Pembelahan
Proses

Pembelahan meiosisnya terjadi


secara simetris
Spermatogenesis terjadi secara
terus-menerus

Pembelahan meiosisnya terjadi


secara asimetris
Oogenesis memiliki periode
istirahat yang panjang

KESIMPULAN
Spermatogenesis terjadi pada hewan jantan dan merupakan proses pembentukan sperma,
sedangkan Oogenesis terjadi pada hewan betina yang merupakan proses pembentukan ovum.
Spermatogenesis baru aktif saat memasuki masa pubertas, sedangkan Oogenesis sudah
dimulai dari periode dalam kandungan. Pembelahan spermatogenesis terdiri atas tiga fase, yaitu:
spermatositogenesis (mitosis), pembelahan meiosis, dan spermiogenesis. Sedangkan pembelahan
pada Oogeesis terdiri dari fase proiferasi dan fase meiosis.

DAFTAR PUSTAKA
Daumaru Tita. 2011. Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis.
http://pintarsains.blogspot.com/2011/09/perbedaan-spermatogenesis-dan-oogenesis.html
(diakses 25 Oktober 2013).
Noor Wane. 2013. Gametogenesis : Proses Spermatogenesis dan Oogenesis serta Hormon yang
Berperan.http://wanenoor.blogspot.com/2012/05/gametogenesis-prosesspermatogenesis.html#.Ume-_nCGros (diakses 23 oktober 2013).

Puja I Ketut, dkk. 2010. Embriologi Modern. Denpasar : Udayana University Press.
Rustam Ansar. 2012. Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis.
http://oospermatogenesis.blogspot.com/2012/12/perbedaan-spermatogenesis-danoogenesis.html (diakses 23 oktober 2013).
Suliyansyah. 2013. Materi Spermatogenesis dan Oogenesis. http://sulegratis.blogspot.com/2013/02/materi-spermatogenesis-dan-oogenesis.html (diakses 23
oktober 2013).

Anda mungkin juga menyukai