Anda di halaman 1dari 25

Melakukan Polinasi

PENGANTAR

Diantara berbagai komponen kegiatan belajar mengajar pada sistem diklat,


komponen bahan ajar dan metode mengajar merupakan komponen yang
berperan besar terhadap keterlaksanaan dan keberhasilan diklat. Ketersediaan
bahan ajar dapat digunakan acuan yang sangat membantu proses pengajaran
baik dari segi substansi yang diajarkan, metode pengajaran yang digunakan,
dan waktu pelaksanaan pengajaran, sehingga dengan tersedianya bahan ajar
yang siap pakai maka siapapun yang mengajar, dimanapun dan kapanpun
pengajaran dilakukan, tetap akan dilakukan proses pengajaran yang sama baik
secara kuantitas maupun kualitas. Modul melakukan polinasi didesain dan
disusun dengan mengacu pada standar kompetensi kerja nasional indonesia
bidang pembenihan dalam rangka menyediakan bahan ajar yang dapat
digunakan oleh pihak yang memerlukan. Saran dan masukan yang terstruktur
dan bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan.

Penulis

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 1 dari 25
Melakukan Polinasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................... 2
I. PENDAHULUAN .................................................. 3
A. Latar belakang ................................................. 3
B. Tujuan ......................................................... 4

II. STANDAR UNIT KOMPETENSI ........................ 5


III.MATERI PEMBELAJARAN ................................ 8
A. Mengidentifikasi bunga yang akan dipolinasi . 8
B. Melakukan kastrasi ........................................ 14
C. Melakukan polinasi ........................................ 17
D. Memberi label/ identitas ................................ 23
E. Melakukan cheking dan pendataan hasil polinasi 23

IV.LEMBAR KERJA .................................................... 26


Lembar kerja 1......................................................... 26
Lembar kerja 2 ... ..................................................... 28
Lembar kerja 3......................................................... 30
Lembar kerja 4......................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 35

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 2 dari 25
Melakukan Polinasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kualitas benih baik fisik maupun fisiologis, merupakan resultante dari


perpaduan antara sifat genetik, kondisi lingkungan tempat tumbuh, dan
penanganan pasca panen, termasuk di dalamnya rantai pemasaran,
sebelum benih sampai ke tangan petani pengguna benih dan dipakai untuk
usaha tani.

Sifat genetik suatu tanaman dapat ditingkatkan melalui pemuliaan tanaman


dengan cara merakit sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh tanaman. Salah
satu metode pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan secara sederhana
adalah melalui persilangan yaitu menggabungkan dua atau lebih sifat
unggul yang dimiliki tetuanya dengan tujuan untuk memperoleh benih
hibrida yang unggul.

Agar dapat melakukan persilangan yang menghasilkan benih hibrida sesuai


dengan target yang diinginkan, diperlukan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan polinasi atau persarian .

B. Tujuan

Tujuan umum
Peserta diklat mampu melakukan polinasi bila disediakan alat dan bahan
polinasi yang relevan baik secara kuantitas maupun kualitas.

Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari diklat ini adalah peserta diklat mampu:
 Mengidentifikasi bunga yang akan dipolinasi
 Melakukan kastrasi
 Melakukan polinasi

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 3 dari 25
Melakukan Polinasi

 Memberi label atau identitas


 Melakukan cheking dan pendataan hasil polinasi

II. STANDAR UNIT KOMPETENSI

KODE UNIT : TAN.TB02.019.02

JUDUL UNIT : Melakukan Polinasi

DESKRIPSI : Kompetensi ini menjelaskan pengetahuan dan keterampilan


UNIT dalam melakukan polinasi. Kompetensi ini bermanfaat untuk
menghasilkan benih hibrida yang dalam pelaksanaannya
memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran yang tinggi
agar dihasilkan buah sesuai standar yang dikehendaki
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK)

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 4 dari 25
Melakukan Polinasi

1. Mengidentifikasi bunga 1.1. Bagian-bagian bunga digambarkan dan


yang akan dipolinasi diidentifikasi berdasarkan fungsinya
1.2. Berbagai fase pertumbuhan bunga diamati
secara visual dan atau menggunakan
loupe bila diperlukan
1.3. Bunga yang siap dikastrasi dan dipolinasi
diidentifikasi berdasarkan kenampakan
secara visual
1.4. Proses penyerbukan alami dan buatan
pada berbagai jenis tanaman
dideskripsikan berdasarkan karakter
masing-masing tanaman

2. Melakukan kastrasi 2.1. Pengertian dan tujuan kastrasi


dideskripsikan dengan jelas
2.2. Peralatan kastrasi disiapkan sesuai
persyaratan teknis
2.3. Prosedur kastrasi dideskripsikan dengan
jelas
2.4. Kastrasi dilakukan sesuai prosedur

3. Melakukan polinasi 3.1.


Pengertian dan tujuan polinasi
dideskripsikan dengan jelas
3.2.
Peralatan polinasi disiapkan sesuai
persyaratan
3.3.
Serbuk sari diambil/disiapkan sesuai
prosedur
Kepala putik dicek dan dipastikan berlum
terkontaminasi dan masih sehat/segar
3.4.
Persarian/ polinasi dilakukan sesuai
prosedur

4. Memberi label atau 4.1.


identitas Label/identitas dibuat dan disiapkan sesuai
kebutuhan
4.2.
Label dipasang/diikatkan pada tangkai
bunga yang telah diserbukkan

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 5 dari 25
Melakukan Polinasi

5. Melakukan cheking dan 5.1.


pendataan hasil polinasi Kriteria/ciri-ciri bunga yang berhasil
dipolinasi dideskripsikan dengan jelas
5.2.
Bunga yang telah dipolinasi diamati dan
dideskripsikan keberhasilannya
berdasarkan kriteria
5.3.
Bunga yang berhasil dipolinasi dihitung
dan didata sesuai ketentuan yang berlaku.
BATASAN VARIABEL
1 Unit kompetensi ini dapat dilakukan di tempat diklat dan di tempat kerja
2 Unit kompetensi ini berlaku untuk seluruh jenis tanaman yang mudah
dibiakkan secara generatif
3 Identifikasi bunga meliputi bagian-bagian bunga terutama benangsari/putik
dan tingkat kematangan benang sari/putik
4 Pendataan bunga yang berhasil dipolinasi meliputi rata-rata pertanaman dan
seluruh pertanaman
PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan Keterampilan Penunjang
1.1 Bagian-bagian bunga dan fungsinya
1.2 Kriteria bunga yang siap dikastrasi dan dipolinasi
1.3 Pengertian dan tujuan kastrasi
1.4 Teknik kastrasi
1.5 Pengertian dan tujuan polinasi
1.6 Teknik polinasi
1.7 Mengidentifikasi bunga yang akan dipolinasi
1.8 Melakukan kastrasi
1.9 Melakukan polinasi
1.10 Memberi label
1.11 Mengecek dan mendata hasil polinasi

2. Konteks penilaian :
Penilaian unit kompetensi ini dapat dilakukan di tempat diklat atau di tempat
kerja. Penilaian mencakup peragaan praktik di tempat kerja atau simulasi di
tempat diklat, serta penguasaan pengetahuan melalui lisan, tertulis, atau
portofolio.

3. Aspek penting penilaian :


1.1 Kemampuan mengidentifikasi bagian-bagian bunga
1.2 Kemampuan mengidentifikasi bunga yang siap dikastrasi dan
dipolinasi
Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 6 dari 25
Melakukan Polinasi

1.3 Kemampuan melakukan kastrasi


1.4 Kemampuan melakukan persarian
1.5 Kemampuan melakukan checking dan pendataan hasil polinasi

4. Kaitan dengan unit-unit lain :


Unit kompetensi melakukan polinasi sangat mendukung dan berhubungan
dengan unit kompetensi melakukan pengendalian mutu di tingkat lapang,
melakukan roguing, dan mengkoleksi plasma nutfah.

KOMPETENSI KUNCI
No Kompetensi Kunci Dalam Unit Ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasi 2
informasi
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerja sama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

III. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi bunga yang akan dipolinasi


a. Peranan bunga
Pada umumnya tanaman dapat menghasilkan bunga bila telah dewasa
dan cukup mengandung cadangan makanan. Tanaman yang baru
berkecambah dan tanaman yang masih muda belum dapat membentuk
bunga karena dia harus melakukan pertumbuhan vegetatif dahulu yaitu
membentuk akar, batang, dan daun hingga optimal. Fase pertumbuhan
tanaman dari biji hingga dewasa ini disebut sebagai fase vegetatif.

Apabila tanaman telah mencapai tingkat dewasa dan telah mempunyai


persediaan cadangan makanan yang cukup banyak terutama karbohidrat
maka dia akan mengalami perubahan kualitatif menuju ke arah
pembungaan. Pada fase awal tanaman akan mulai membentuk
Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 7 dari 25
Melakukan Polinasi

primordia bunga yaitu bakal bunga yang akan tumbuh menjadi kuncup
bunga. Dengan terbentuknya primordia bunga berarti tanaman mulai
mengalami peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif menuju fase
generatif. Fase generatif meliputi pembentukan kuncup bunga/primordia
bunga, penyerbukan, pembentukan buah, dan pembentukan biji. Pada
umumnya tanaman yang tumbuh pada habitat aslinya sehingga
memperoleh lingkungan (tanah dan iklim) yang sangat cocok dengan
kebutuhannya maka tanaman tersebut akan berbunga setiap tahun pada
bulan-bulan yang sama. Namun apabila tanaman tersebut dipindahkan
ke tempat lain dengan kondisi lingkungan yang berbeda maka tanaman
tersebut akan mengalami perubahan masa pembungaannya. Hal ini
menunjukkan bahwa lingkungan ternyata sangat mempengaruhi
pembungaan.

Bunga merupakan organ generatif dari tanaman yang manfaatnya


sangat penting baik bagi manusia maupun bagi tanaman itu sendiri.
Secara biologi bunga adalah suatu batang atau cabang pendek yang
berdaun dan telah mengalami perubahan bentuk. Bagi manusia, bunga
dapat berguna sebagai bahan pangan (sayuran), sebagai bahan baku
obat-obatan, bahan baku kosmetika, penghias dan penyegar kota, dan
sebagai bahan upacara adat. Sedangkan bagi tanaman itu sendiri,
bunga sangat bermanfaat untuk meneruskan keturunan, karena bunga
merupakan alat pembiakan generatif dimana dari bunga tumbuh menjadi
buah yang berbiji, dan biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
b. Bunga dan bagian-bagiannya.
Setiap jenis tanaman menghasilkan bunga yang beraneka ragam baik
warna, bentuk, maupun strukturnya. Sebuah bunga dikatakan sebagai
bunga lengkap bila mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
 Kelopak (calyx)
Kelopak adalah rangkaian daun-daun bunga pertama yang pada
kuncup terletak di bagian paling luar. Kelopak berfungsi untuk

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 8 dari 25
Melakukan Polinasi

melindungi bagian-bagian bunga yang lain dari gangguan luar


sebelum bunga tersebut mekar.
 Tajuk atau mahkota bunga (corolla)
Tajuk atau mahkota adalah rangkaian daun bunga kedua setelah
kelopak. Mahkota ini berfungsi untuk melindungi benang sari dan
putik dari gangguan luar selama bunga tersebut belum mekar.
Mahkota biasanya berwarna indah, cerah, dan menarik sehingaa
dapat menarik perhatian berbagai serangga penyerbuk.
 Benang sari (stamen)
Benang sari (stamen) berfungsi sebagai organ kelamin jantan yang
terdiri dari dua bagian yaitu tangkai sari (filamen) dan kepala sari
(anther). Tangkai sari adalah bagian dari benang sari yang pada
umumnya berbentuk silinder dan cukup panjang. Kepala sari adalah
bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari.
Didalam kepala sari terdapat ruang sari yang didalamnya akan
terbentuk serbuk sari (pollen)
 Putik (pistillum)
Putik (pistilum) berfungsi sebagai alat kelamin betina yang terdiri
dari 3 bagian penting yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik
(stylus), dan bakal buah (ovarium). Kepala putik terletak di ujung
tangkai putik. Kepala putik yang telah masak akan mengeluarkan
lendir yang mengandung gula, protein, dan zat organik. Tangkai
putik adalah bagian dari putik berbentuk tabung panjang yang
merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah.
Sedangkan bakal buah adalah bagian terpenting dari putik yang
terletak di bagian paling bawah persis di atas dasar bunga. Didalam
bakal buah terdapat bakal biji, bila bunga telah mengalami
persarian dan pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi
buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji.

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 9 dari 25
Melakukan Polinasi

c. Fase pertumbuhan bunga.


Fase pertumbuhan bunga pada berbagai jenis tanaman berbeda-beda,
tetapi secara umum dimulai dari fase pembentukan primordia bunga,
fase kuncup, dan fase dewasa/ matang. Bunga mengalami persarian dan
penyerbukan secara alami pada saat fase dewasa atau telah matang
baik serbuk sarinya maupun kepala putiknya. Oleh karena itu apabila kita
ingin melakukan penyerbukan buatan maka harus dilakukan pada saat
kedua organ kelamin tersebut dalam keadaan telah matang. Untuk
mengetahui kapan kondisi matangnya serbuk sari maupun kepala putik
setiap jenis bunga sebaiknya dilakukan pengamatan tahapan
pertumbuhan bunga.

d. Kriteria bunga yang siap dikastrasi dan dipolinasi.


Kastrasi adalah proses pembuangan benang sari pada bunga yang akan
dijadikan induk betina dengan tujuan agar putik dari bunga tersebut tidak
terserbuki/ terkontaminasi oleh serbuk sari yang tidak dikehendaki.
Sedangkan polinasi adalah proses pemberian pollen/ serbuk sari pada
kepala putik dengan tujuan agar serbuk sari tersebut dapat berkecambah
dan mengalami pembuahan dalam bakal buah sehingga terbentuk buah
dan biji sesuai dengan yang dikehendaki. Proses polinasi dapat berjalan
dengan sempurna bila dilakukan pada lingkungan yang sesuai dan
serbuk sari maupun kepala putik dalam keadaan sudah dewasa/ matang.
Pada umumnya fase kematangan bunga ditandai dengan banyaknya
serangga yang hadir, sedangkan kriteria serbuk sari yang matang adalah
bila disentuh/ digoyang maka serbuk tersebut berhamburan seperti
tepung, sedangkan kepala putik ditandai dengan keluarnya lendir yang
disebut sebagai nektar berwarna bening mengkilat dan mengandung
protein, gula, dan zat organik. Sedangkan proses kastrasi sebaiknya
dilakukan sebelum serbuk sari dan putik dalam kondisi dewasa/ matang
agar putik masih dalam keadaan segar dan belum terkontaminasi atau
belum terjadi self polination. Ciri-ciri belum matangnya serbuk sari

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 10 dari 25
Melakukan Polinasi

maupun kepala putik adalah pada umumnya bunga tersebut belum


didatangi serangga penyerbuk, serbuk sari belum berbentuk seperti
tepung, pada kepala putik belum terbentuk lendir atau nektar.

d. Proses penyerbukan dan pembuahan


Penyerbukan atau persarian adalah proses jatuhnya serbuk sari pada
kepala putik. Serbuk sari yang telah berada pada kepala putik tersebut
kemudian berkecambah dan tumbuh terus menuju ke bakal buah.
Sedangkan pembuahan adalah proses meleburnya gamet jantan dan
gamet betina yang terjadi di dalam bakal buah sehingga terbentuk
zygote dimana zygote ini akan terus tumbuh menjadi embrio.

2. Melakukan kastrasi
a. Peralatan kastrasi dan cara penyiapannya
Seperti telah dibahas pada bagian sebelum ini adalah bahwa kastrasi
merupakan proses pembuangan benang sari pada bunga yang akan
dijadikan induk betina dengan tujuan agar putik dari bunga tersebut tidak
terserbuki/ terkontaminasi oleh serbuk sari yang tidak dikehendaki. Agar
kastrasi pada bunga lengkap (dalam satu bunga terdapat benang sari
dan putik) dapat berjalan dengan baik maka diperlukan berbagai alat dan
bahan yang penggunaannya dapat dipilih sesuai dengan keadaan bunga
yang akan dikastrasi. Berikut adalah alat yang memungkinkan digunakan
untuk melakukan kastrasi.
 Pinset
Pinset yang digunakan sebaiknya dari bahan stainless steel yang
bagian ujungnya tipis dengan lebar sekitar 1 mm. Pinset jenis ini
dapat digunakan untuk mencabut benang sari pada tanaman
kelompok solanaceae yang bunganya kecil seperti cabe, tomat,
dsb. Sebelum digunakan sebaiknya pinset disiapkan dulu dengan
cara dicek kebersihan dan ketajamannya. Bila pinset berkarat
sebaiknya karatnya dibersihkan dulu, bila dalam keadaan kotor

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 11 dari 25
Melakukan Polinasi

dicuci dulu, dan sebelum digunakan dicelup dalam alkohol dulu


supaya steril dan dibiarkan kering.
 Gunting kecil
Gunting kecil sebaiknya dari bahan stainless steel yang tajam.
Gunting kecil dapat digunakan untuk memotong benang sari dari
bunga yang agak besar yang bila digunakan pinset agak sulit. Cara
penyiapan gunting sama dengan cara penyiapan pinset yaitu dicek
dulu kebersihan dan ketajamannya. Bila kotor dibersihkan dulu, bila
berkarat dibersihkan dulu karatnya, bila tumpul ditajamkan dulu,
dan sebelum digunakan dicelup dalam alkohol dulu.
 Kaca pembesar/ loupe
Kaca pembesar digunakan untuk membantu melihat bunga yang
sangat kecil agar tampak jelas bagian-bagian bunganya sehingga
tidak salah mencabut atau memotong benang sari. Kaca pembesar
sebelum digunakan sebaiknya lensanya dibersihkan dulu dengan
kain flanel sehingga lensa menjadi bening
 Label/ identitas

b. Prosedur kastrasi
Prosedur kastrasi secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Bunga yang akan dikastrasi dipilih dari pohon yang akan dijadikan
induk betina.
 Bunga yang akan dikastrasi dipilih yang benang sarinya belum
matang.
 Kastrasi dilakukan 1-2 hari sebelum persarian tergantung pada sifat
bunganya.
 Kuncup bunga dipilih yang sehat dan berasal dari pohon induk yang
sehat dan unggul.
 Kuncup bunga/ mahkota bunga dibuka hati-hati menggunakan pinset
steril, bila perlu ujungnya dipotong sedikit untuk mempermudah
pembukaan.
Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 12 dari 25
Melakukan Polinasi

 Proses pemotongan/ pembukaan mahkota dilakukan hati-hati agar


tidak merusak putik.
 Untuk bunga-bunga tertentu, mahkota bunga boleh dicabut, namun
untuk bunga yang lain mahkota bunga justru dapat berfungsi untuk
melindungi putik dari kontaminasi serbuk sari lain yang tidak
diharapkan.
 Setelah mahkota terbuka, benang sari dicabut atau dipotong satu
persatu sampai habis secara hati-hati agar tidak merusak/melukai
putik. Bila bunga terlalu kecil dapat digunakan loupe agar benang sari
dan putik dapat lebih jelas dilihat.
 Semua jenis peralatan yang digunakan harus disterilkan dulu dengan
mencelupkan dalam larutan alkohol dan dibiarkan kering dulu
sebelum digunakan.
 Setelah kastrasi selesai dilakukan segera beri identitas pada tangkai
bunga tersebut dengan menggantungkan label atau benang yang
proporsional dengan kondisi bunga.
 Untuk bunga-bunga tertentu agar tidak ada gangguan persarian dari
serbuk sari yang tidak dikehendaki maka putik harus dilindungi
dengan cara ditutup dengan bahan yang sesuai.

3. Melakukan polinasi
a. Peralatan polinasi dan cara penyiapannya
Polinasi adalah proses pemberian serbuk sari pada kepala putik dengan
tujuan agar serbuk sari tersebut dapat berkecambah dan mengalami
pembuahan dalam bakal buah sehingga terbentuk buah dan biji sesuai
dengan yang dikehendaki. Agar polinasi dapat dilakukan dengan benar
diperlukan alat-alat yang penggunaannya dapat dipilih sesuai dengan
jenis dan jumlah bunga yang akan dipolinasi. Berikut adalah alat yang
dapat digunakan untuk polinasi.
 Pinset atau gunting kecil.

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 13 dari 25
Melakukan Polinasi

Pinset atau gunting yang digunakan sebaiknya dari bahan stainless


steel. Sebelum digunakan sebaiknya pinset atau gunting disiapkan
dulu dengan cara dicek kebersihannya. Bila pinset atau gunting
berkarat sebaiknya karatnya dibersihkan dulu, bila dalam keadaan
kotor dicuci dulu, dan sebelum digunakan dicelup dalam alkohol
dulu supaya steril dan dibiarkan kering dulu.
 Wadah serbuk sari.
Wadah untuk pengumpulan serbuk sari dapat digunakan petridish,
beaker glass kecil, atau selang plastik kecil yang diberi sumbat
kayu, yang penting adalah bahwa wadah untuk pengumpulan
serbuk sari tersebut dalam kondisi bersih dan volumenya
proporsional dengan jumlah serbuk sari yang akan dikumpulkan
 Tusuk gigi/ lidi, bulu ayam, pinset, kuas kecil.
Alat-alat ini dapat berfungsi untuk membawa serbuk sari pada
kepala putik. Tusuk gigi atau lidi digunakan untuk membawa serbuk
sari kepada putik, misalnya pada persarian bunga anggrek atau
panili. Tusuk gigi atau lidi juga harus dibersihkan dulu dengan cara
dicelup dalam alkohol dan dibiarkan kering sebelum digunakan.
Sedangkan pada bunga yang massa serbuk sarinya seperti tepung,
dapat digunakan bulu ayam atau kuas kecil untuk menempelkan
serbuk sari pada kepala putik.
 Kaca pembesar/ loupe.
Loupe berfungsi untuk membantu memperjelas benang sari dan
putik yang akan kita sarikan. Untuk menjamin kebersihan loupe
dilap dengan alkohol dulu sebelum digunakan.

b. Prosedur polinasi
Polinasi atau penyerbukan dilakukan oleh manusia untuk tujuan
pembentukan buah dan atau pembuatan tanaman jenis baru. Di alam
bebas dapat terjadi penyerbukan silang berbagai jenis tumbuh-tumbuhan
yang dilakukan secara spontan oleh kupu-kupu, lebah, angin, dan

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 14 dari 25
Melakukan Polinasi

serangga lainnya. Terjadinya penyerbukan bebas secara alami tersebut


tidak dapat diketahui dengan pasti apakah yang menjadi induk jantan
maupun betina mempunyai sifat yang baik atau buruk. Sehubungan
dengan kondisi tersebut maka kemudian manusia berusaha
menyelenggarakan penyerbukan silang dengan sengaja antara dua jenis
tanaman tertentu yang sifat-sifatnya telah diketahui dengan pasti dan
tergolong jenis yang unggul.

Dalam perkawinan silang antara dua jenis tanaman unggul yang berbeda
sifat maka factor-faktor dari pohon induk jantan sehingga diharapkan
dapat diperoleh keturunan yang mengandung kombinasi sifat-sifat baru
yang lebih baik dan menguntungkan dibandingkan induknya.

Pada umumnya maksud daripada penyelenggaraan penyerbukan silang


buatan adalah untuk memperoleh jenis tanaman baru yang memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :

 Tanaman tumbuh lebih cepat dan kuat


 Hasil tanaman dapat dipungut pada waktu yang lebih cepat
 Produksi lebih tinggi
 Kualitas hasil lebih baik
 Tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit
 Tanaman lebih tahan terhadap cekaman iklim.

Disamping itu ada beberapa alasan lain sehingga mengharuskan kita


untuk menyelenggarakan penyerbukan silang buatan, misalnya karena :

 Tanaman hanya membentuk bunga betina saja sehingga agar


dapat terjadi pembuahan maka tanaman harus diserbuki oleh
serbuk sari dari tanaman lain.
 Bunga dari tanaman yang mempunyai putik dan benangsari yang
waktu kematangannya tidak bareng, misalnya benangsari matang
lebih dulu atau putik matang lebih dulu.

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 15 dari 25
Melakukan Polinasi

 Bunga menghasilkan serbuk sari yang tidak normal, tidak subur,


atau hampa sehingga harus diserbuki dengan serbuk sari dari
tanaman lain yang sehat.
 Letak kepala putik dan benangsari dalam bunga tidak
memungkinkan terjadinya proses persarian sehingga harus dibantu
oleh manusia.
 Tanaman bersifat inkompatibel sendiri (self incompatible), artinya
serbuk sari tidak cocok untuk membuahi putik sehingga
penyerbukan sendiri akan selalu gagal.

Adapun prosedur polinasi secara umum dapat dijelaskan sebagai


berikut:
 Serbuk sari dikumpulkan dari bunga yang berasal dari pohon yang
akan digunakan sebagi induk jantan.
 Serbuk sari dipilih dari bunga yang sehat dan berasal dari pohon
induk yang sehat dan unggul.
 Serbuk sari dipilih yang menjelang matang.
 Alat untuk pengumpulan serbuk sari dapat berupa pinset, gunting
kecil,
 Serbuk sari yang telah dikumpulkan diberi perlakuan sesuai dengan
ketentuan masing-masing komoditas, ada yang masih harus
dikeringkan dulu, ada yang harus disimpan dulu dalam kondisi
ruang yang terkendali suhu dan kelembabannya.
 Alat, bahan, dan serbuk sari yang telah disiapkan dibawa ke
lapangan dimana induk betina dan bunga-bunganya yang telah
dikastrasi berada.
 Bila putik dalam keadaan masih diberi pelindung, maka
pelindungnya dibuka dulu dan kepala putik diamati dengan loupe
untuk memastikan kesehatan dan kesegarannya. Kemudian serbuk
sari ditempelkan pada kepala putik secukupnya.

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 16 dari 25
Melakukan Polinasi

4. Memberi label atau identitas


Label atau identitas dibuat berdasarkan tujuan dari polinasi, apakah untuk
produksi atau percobaan. Kalau untuk produksi, identitas cukup berupa
penanda saja tanpa ada tulisan keterangan induk jantan dan betina,
sehingga pada tangkai bunga cukup diberi tanda seperti diikat dengan tali
yang lembut dan berwarna kontras untuk mempermudah identifikasi mana
bunga yang telah dikastrasi dan dipolinasi. Sedangkan bila tujuan polinasi
adalah untuk percobaan maka ada ketentuan dalam pemberian label, yaitu
harus dituliskan tanggal kastrasi/ polinasi dan kode induk jantan dan
betinanya. Penulisan sebaiknya menggunakan pensil agar tahan lama dan
label yang diberi tulisan dari bahan yang tahan air agar tidak mudah sobek.
Label tersebut diikat tali yang lembut pada tangkai bunga dengan ukuran
yang proporsional dengan ukuran bunga dan tangkai bunganya.

5. Melakukan cheking dan pendataan hasil polinasi


a. Kriteria bunga yang berhasil dan tidak berhasil dipolinasi
Tanda-tanda bunga yang berhasil dilakukan polinasi pada umumnya
antara lain mahkota bunga menjadi layu, tangkai bunga tetap segar,
sehat, dan tidak ada tanda-tanda akan rontok, bakal buah yang pada
umumnya terletak di atas atau di bawah dasar bunga tampak mulai
tumbuh dan bertambah besar dan kelihatan segar. Sedangkan tanda-
tanda bunga yang gagal dilakukan polinasi pada umumnya antara lain
adalah mahkota bunga layu, tangkai bunga mengkerut, layu, dan tampak
akan rontok yang akhirnya benar-benar rontok.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan polinasi


 Kematangan serbuk sari dan putik
 Prosedur kastrasi dan polinasi
 Waktu persarian
 Kondisi mikroklimat pada saat kastrasi dan polinasi
 Faktor inkompatibilitas

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 17 dari 25
Melakukan Polinasi

Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat


kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat
serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang, oleh karena
itu saat penyerbukan yang tepat merupakan factor penting yang harus
diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan
penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat
dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar,
sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan
baik.

Untuk mengetahui waktu penyerbukan yang terbaik maka dapat


dilakukan penyerbukan orientasi. Pada waktu-waktu tertentu misalnya
satu jam sekali dilakukan percobaan penyerbukan setiap hari pada kira-
kira 20 – 50 bunga. Bilamana penyerbukan berjalan baik maka serbuk
sari yang jatuh di atas kepala putik akan berkecambah. Penyerbukan
orientasi yang berhasil baik merupakan dasar yang kuat bagi
penyelenggaraan penyerbukan silang buatan secara besar-besaran.

IV. LEMBAR KERJA PESERTA DIKLAT

LEMBAR KERJA 1
A. JUDUL: Mengidentifikasi bagian-bagian bunga

B. ALAT DAN BAHAN :


1. Aneka bunga tanaman sayuran dan hias yang masih segar
Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 18 dari 25
Melakukan Polinasi

2. Pinset
3. Loupe
4. Kertas dan alat tulis
5. Wadah plastik ± ukuran 40cm x 30cm x 8cm

C. KESELAMATAN KERJA
Gunakan pakaian kerja yang sesuai dengan tempat praktik Anda!.

D. LANGKAH KERJA
1. Amati bagian-bagian bunga (tangkai bunga, kelopak, mahkota bunga,
benang sari, putik, dan dasar bunga) secara teliti!
2. Amati bagian-bagian benang sari (tangkai sari dan kepala sari) dan
bagian-bagian putik (kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah)
secara teliti!
3. Gunakan kaca pembesar bila bagian-bagian bunga tersebut terlalu
kecil untuk dapat diamati!
4. Hitung berapa jumlah masing-masing bagian tersebut dan jelaskan
strukturnya apakah terpisah atau saling berlekatan!
5. Gambarkan secara skematis bagian-bagian bunga tersebut dan
lengkapi dengan nama bagian-bagiannya.
6. Diskusikan dengan teman Anda proses penyerbukan masing-
masing bunga tersebut secara alamiah!

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 19 dari 25
Melakukan Polinasi

LEMBAR KERJA 2

A. JUDUL : Penyerbukan silang pada angrek

B. ALAT DAN BAHAN :

1. Induk jantan Anggrek yang sedang berbunga


2. Induk betina Anggrek yang sedang berbunga
3. Label
4. Pensil
5. Pinset yang ujungnya runcing
6. Loupe

C. KESELAMATAN KERJA
Gunakan pakaian kerja yang sesuai dengan tempat praktik Anda!.

D. LANGKAH KERJA :

1. Amati pembungaan Anggrek yang akan digunakan sebagai induk jantan


maupun induk betina
2. Pilihlah bunga yang masih kuncup dari Anggrek yang digunakan sebagai
induk betina
3. Bukalah mahkota bunga induk betina tersebut secara hati-hati dan
cabutlah mahkotanya satu persatu hingga bunga tersebut tinggal
putiknya saja

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 20 dari 25
Melakukan Polinasi

4. Periksalah kepala putik menggunakan loupe, apakah masih bersih atau


sudah terserbuki. Bila sudah terjadi penyerbukan jangan digunakan lagi,
gantilah dengan bunga yang lain
5. Pilihlah bunga Anggrek yang mekar 3 – 4 yang akan digunakan sebagai
induk jantan
6. Amati serbuk sari pada bunga induk jantan tersebut apakah sudah
matang atau belum. Bila belum matang pilihlah bunga lain yang sudah
matang
7. Ambillah serbuk sari yang sudah matang dari induk jantan menggunakan
ujung pinset/ tusuk gigi
8. Tempelkan serbuk sari tersebut pada kepala putik agar serbuk sari
tersebut menempel pada kepala putik induk betina
9. Berila label pada tangkai bunga induk betina yang telah diserbuki dari
serbuk sari induk jantan.
10. Amati kondisi bunga, bila 3-4 hari bunga anggrek mulai layu, maka
penyerbukannya berhasil.

LEMBAR KERJA 3

A. JUDUL : Penyerbukan silang pada tanaman kacang


panjang.

B. ALAT DAN BAHAN :

1. Induk jantan tanaman kacang panjang yang sedang berbunga


2. Induk betina tanaman kacang panjang yang sedang berbunga
Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 21 dari 25
Melakukan Polinasi

3. Pinset
4. Gunting
5. Label
6. Pensil
7. Kantong kertas minyak

C. KESELAMATAN KERJA
Gunakan pakaian kerja yang sesuai dengan tempat praktik Anda!.

D. LANGKAH KERJA :

1. Amati pembungaan kacang panjang baik induk jantan maupun induk


betina
2. Pilihlah bunga dari induk betina yang masih kuncup dengan cirri mahkota
bagian luar masih berwarna hijau tua
3. Potonglah mahkota yang masih menyatu secara hati-hati jangan sampai
putik ikut terpotong
4. Cabutlah satu persatu benang sari pada bunga tersebut secara hati-hati,
jangan ada yang tertinggal
5. Tutuplah bunga yang telah diambil benang sarinya tersebut dengan
kantong kertas minyak ukuran 6 x 8 cm
6. Berilah label pada bunga tersebut
7. Setelah 14 – 18 jam ambillah serbuk sari yang sudah matang dari induk
jantan
8. Tempelkan serbuk sari tersebut pada kepala putik induk betina
9. Tutup kembali bunga yang telah diserbuki tersebut
10. Lengkapilah keterangan pada label tersebut tentang tanggal dilakukan
persilangan dan kode induk jantannya
11. Amati terjadinya pembuahan setelah 2 hari.

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 22 dari 25
Melakukan Polinasi

LEMBAR KERJA 4
A. JUDUL : Melakukan kastrasi dan polinasi pada bunga cabe

B. ALAT DAN BAHAN :


1. Lahan tanaman cabe berbunga untuk induk jantan
2. Lahan tanaman cabe berbunga untuk induk betina
3. Kaca pembesar/ loupe
4. Benang wool
5. Pinset
6. Alkohol
7. Serbuk sari cabe
8. Wadah serbuk sari
9. Gunting kecil

C. KESELAMATAN KERJA
Gunakan pakaian kerja yang sesuai dengan tempat praktik Anda!.

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan dan sterilkan pinset yang akan digunakan dengan cara
direndam dalam alkohol 70% dan biarkan kering sebelum digunakan!
2. Amati bunga pada tanaman cabe yang direncanakan dijadikan induk
betina!
3. Pilih bunga yang belum mekar tetapi sudah menggembung optimal!
4. Bukalah mahkota bunga dengan hati-hati menggunakan pinset
dengan cara memasukkan ujung pinset di bagian tengah mahkota
lalu menekan mahkota tersebut ke arah bawah hingga mahkota
terbuka!
5. Hati-hatilah dalam membuka mahkota bunga jangan sampai merusak
putik!
Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 23 dari 25
Melakukan Polinasi

6. Cabutlah benang sari yang berwarna ungu satu persatu hingga habis!
Jangan keliru mencabut putik!
7. Ikatlah tangkai bunga tersebut dengan benang wool yang berwarna
kontras!
8. Lakukan polinasi selang satu hari setelah proses kastrasi dilakukan!
9. Bersihkan gunting kecil dengan cara mencelup dalam alkohol 70%!
10. Siapkan serbuk sari dari tanaman induk jantan yang telah
dikumpulkan dalam tabung serbuk sari!
11. Carilah bunga yang telah dikastrasi yang tangkainya telah ditandai
dengan ikatan benang wool!
12. Tempelkan kelapa putik pada serbuk sari yang berada dalam
tabung serbuk sari!
13. Potonglah satu buah kelopaknya dengan gunting kecil!
14. Amati proses pertumbuhan bakal buah yang telah dilakukan
polinasi!
15. Hitunglah persentase buah yang berhasil dilakukan polinasi!

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 24 dari 25
Melakukan Polinasi

DAFTAR PUSTAKA

Darjanto & Siti satifah. 1987. Pengetahuan dasar biologi bunga dan Tehnik
Penyerbukan Silang buatan. Gramedia, Jakarta.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat antar


Universitas Institut Pertanian Bogor bekerja sama
dengan Lembaga Sumberdaya Informasi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Soetarso, Ir. 1979. Ilmu Pemuliaan Tanaman. Yayasan Pembina Fakultas


Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta.

Surjono H. Sutjahjo. 1990. Penuntun Praktikum Pengantar Pemuliaan


Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian IPB, Bogor.

Disusun oleh : Tim Perbenihan Tanaman. Edisi : A No. Modul : TAN. TB02.019.02
Direvisi oleh : Ir. Susilowati EW, MP
Bulan : April 2009 Status Revisi : 2 Halaman : 25 dari 25

Anda mungkin juga menyukai