Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir
Jenjang S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Dan Daerah Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Mulawarman
Oleh
RINA SUSANA
NIM 0905075224
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
RINA SUSANA
NIM 0905075224
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan FKIP Universitas Mulawarman
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diajukan dan dipertahankan di depan tim penguji pada hari 23
Mey 2012 dan dinyatakan LULUS, serta memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah dengan hasil
yang memuaskan.
Penguji III,
iii
ABSTRAK
iv
RIWAYAT HIDUP
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
merupakan salah satu syarat untuk untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada
Univesitas Mulawarman.
bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis
1. Bapak Prof. Dr. H. Zamruddin Hasid, SE. SU., selaku Rektor Universitas
Mulawarman Samarinda;
2. Bapak Drs. H. Syahril Bardin, M.Si., selaku Dekan Unmul yang telah
4. Drs. M. Rusydi Ahmad, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra
vi
5. Bapak Drs. Syaiful Arifin, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Drs. Asnan Hefni, M,Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
6. Kepala Sekolah SDN 022 Palaran yang telah memberikan dukungan dan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena itu kritik
dan saran dalam perbaikan skripsi ini menambah pengetahuan dan pengalaman
serta referensi untuk penulis sendiri. Khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
viii
2.4. Metode Cooperative Integrated Reading and Composition
PENELITIAN ................................................................................................. 30
ix
BAB VI. PENUTUP ....................................................................................... 40
4.1.Kesimpulan ................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
No. Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
diharapkan. Hal ini terbukti ketika siswa membaca nyaring bacaan atau cerita
kurang tepat dalam memenggal huruf, suku kata, kata dalam menekan huruf atau
membaca satu kata, kata dan kalimat tanda koma dibaca agak panjang dan
berkelanjutan artinya belum berakhir kalimatnya, sedang tanda titik itu menandai
bahwa kalimat sudah berakhir atau berhenti. Sehingga banyak guru mengeluh
apabila dalam pelajaran bahasa Indonesia, murid disuruh membaca masih kurang
kurang mampu membaca lancar dan nyaring dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
yaitu : usia, minat, kecerdasan, kegemaran membaca, perhatian orang tua yang
2
sangat rendah dan faktor guru yaitu : keterampilan guru dalam memilih metode
kurang, hanya sekitar 45% dari seluruh siswa kelas II yang dapat membaca
siswa kelas II. Metode CIRC adalah merupakan metode kooperatif terpadu antara
membaca dan menulis. Dalam metode ini siswa bekerjasama saling membaca dan
anak dan terasa mamfaatnya. Karena dalam pembelajaran ini guru cukup
Palaran?”
3
menggunakan metode CIRC pada siswa kelas II SDN 022 Palaran Tahun
Pembelajaran 2011/2012.
Bagi Guru :
2. Guru dapat membedakan siswa yang sudah dapat membaca dengan lancar.
Bagi murid :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, rencana penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
siklus dan menyajikan data hasil penelitian dari tiap-tisp siklus serta menghitung
BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Membaca adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi
guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar untuk
pengarang, pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam
bacaan.
yang serba rumit, komplek, dan banyak seluk beluknya. Karena membaca
membaca menyuarkan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Dalam
adalah memahami yang dibacakan orang (Tarigan 1987 : 23). Oleh karena itu
Membaca naskah atau bacaan cerita yang telah tersusun berarti menafsirkan
6
terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak itu lebih bersifat
Lebih utama dipertahankan air muka. Air muka dan alun suara biasanya memadai
dan memikirkan”.
memahami arti atau memahami makna yang terkandung dalam bahasa tertulis.
menyimak. Membaca dapat dianggap sebagai suatu proses untuk memahami kata-
Menurut Jazir Burhan jenis-jenis ada 7 (tujuh) macam yaitu : (1) Membaca
Intensif, (2) Membaca kritis, (3) Membaca cepat, (4) Membaca untuk keperluan
study, (5) Membaca untuk keperluan praktis, (6) Membaca bersuara, (7) Membaca
dalam hati.
7
3 (tiga) bagian yaitu : (1) Membaca nyaring, (2) Membaca telaah, (3) Membaca
telaah bahasa.
Dari kedua uraian tentang jenis-jenis membaca ada sedikit perbedaan yaitu
membaca dalam hati menurut Henri G.T meliputi : membaca intensif, membaca
cepat, membaca untuk keperluan studi, dan membaca untuk keperluaan praktis,
Dari beberapa jenis membaca yang penulis kemukakan di atas yang akan
penulis gunakan untuk bahan penelitian adalah membaca nyaring. Dalam hal ini
sekolah tingkat SD karena membaca nyaring berguna untuk memahami isi bacaan,
tidak terlalu mudah. Tidak terlalu sulit bagi siswa yang telah lancar membaca
Menurut Tarigan (1987 : 22) bahwa ditinjau dari segi terdengar atau
alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar
pengarang, pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam
bacaan.
Pembaca harus memiliki kecepatan yang tinggi serta pandangan mata yang
jauh membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks
terhadap aksara teks bacaan/wacana, juga memproduksi suara tepat dan bermakna.
membaca nyaring menyuarakan pesan yang akan disampaikan kepada orang lain.
penyimakan adalah memahami yang dibacakan orang (Tarigan 1987 : 23). Oleh
itu dibedakan dengan jalan menggunakan pola titik nada. Tekanan dan rehat itu
memperkuat maksud dan penyampaian berita atau amanat. (Moeliono 1991 : 45).
9
Membaca naskah atau bacaan cerita yang telah tersusun berarti menafsirkan
terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak itu lebih bersifat
mengisyaratkan.
dipertahankan alir muka. Alir muka dan alun suara biasanya memadai untuk
Kata nyaring termasuk kata ejektiva yaitu kelas kata yang menjelaskan
nomina atau Promina. Nyaring artinya keras, tinggi, tenang. Dalam istilah
linguistic berarti resonansi bunyi yang memungkinkan bunyi itu menonjol dari
pada yang lain (KBBI 1996 : 696). Kenyaringan ditentukan oleh luas sempitnya
atau besar kecilnya ruang resonansi pada waktu bunyi diucapkan. Makin luas
ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk bunyi bahasa
segmental supaya isi teks yang dibaca bisa ditangkap dengan mudah oleh
pendengar.
10
kata-kata. Dengan kata lain membaca adalah memahami arti atau makna yang
terkandung di dalam bahasa tulis. Jadi tujuan utama membaca adalah untuk
agar para siswa terampil membaca serta memiliki sikap budaya membaca.
strategi, metode serta teknik pengajaran membaca yang sekarang sudah banyak
dikemukakan (Harras dan Tarigan 1990: 43) salah satu alternativ untuk mencapai
tujuan tersebut adalah dengan cara memotivasi siswa menyukai bacaan dengan
1989 : 22).
1) Nada
2) Tekanan
3) Jeda
c. Tanda baca
11
d. Lafal
e. Adaptasi
a. Intonasi kalimat
dalam suatu bahasa lisan. Pola pengubahan nada itu membagi suatu tuturan atau
kalimat dalam satuan yang secara gramatikal (bermakna) (TBBBI 1993 : 90).
Intonasi tersebut ditandai naik turunnya nada dalam pelafalan huruf, suku kata,
kata dan kalimat. Oleh karena itu intonasi merupakan perubahan titik nada dalam
Menurut Alisyahbana (1958 : 80) ucapan bunyi bahasa yang turun naik
panjang pendek dan keras lembut, yang sejalan dengan gerak jiwa orang yang
mengucapkan disebut irama bahasa. Kalau irama bahasa itu diselidiki lebih lanjut
Tekanan keras atau dinamik, tekanan tinggi atau nada, dan tekanan waktu
atau tempo. Sedangkan keraf (1984 : 78) mengistilahkan intonasi dengan sebutan
unsur supra segmental, yaitu unsur bahasa yang kehadirannya tergantung dari
kehadiran unsur segmental yang terdiri dari tekanan keras, tekanan tinggi atau
gambaran fonologis total sebuah kalimat tanpa gambaran segmentalnya dalam hal
memiliki tipe gmbaran yaitu gambaran segmental dan non segmental. Hubungan
12
keduanya sedemikian rupa, sehingga dalam kenyataannya yang satu tidak dapat
bekerja tanpa ada yang lain. Intonasi dikontrol oleh sib komponen intonasi dan
1) Nada
terdengar suara naik turun dalam melafalkannya. Suara turun naik itu merupakan
hasil alat ucap yang disengaja oleh pembaca agar informasi yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan tetap. Turun naiknya suara disebabkan oleh
nada, Tinggi nada merupakan hasil sintaksis dari kecepatan getaran pita suara
dalam bagian ujaran yang bersuara (Robbins 1992 : 130). Bahasa Indonesia
mempunyai tiga tingkatan nada yaitu : tinggi, netral atau rendah (Halim 1984 :
83). Nada tinggi dilambangkan dengan angka 3, nada netral atau tengah
2) Tekanan
Tekanan kata bahasa Indonesia tidak mutlak pada suku akhir atau pada pra
akhir. Pada suku akhir dan bilamana pada suku pra akhir itu bukan kata ekasuku
pada umumnya penyiar warga berita Televisi dan Radio yang baik akan
memberikan tekanan pada suku akhir suatu kata dan suaranya meninggi. Hal itu
terjadi pada akhir suatu kelompok kata ditengah kalimat sewaktu pembaca
istilah generic untuk kekuatan yang relativ besar yang dikeluarkan dalam
13
kelantangan yang besar. Faktor yang terlihat dalam tekanan antara lain prominensi
atau kenyaringan yang berhubungan dangan kesan akustik yang lebih dalam
lanjut tentang Irama bahasa. Irama bahasa dibagi menjadi tiga tekanan yaitu
tekanan keras atau dinamik, tekanan tinggi atau nada dan tekanan waktu atau
tempo.
memerlukan arti dari perasaan yang terkandung sesuatu ketaatan kalimat. Suku
kata atau kata yang mempunyai nada lebih berarti mendapat tekanan dan
pengucapannya lebih lama dibanding dengan yang lain dalam kelompok jeda yang
3) Jeda
terdekat yang mendahului disebut Jeda. (Halim 1984 : 94). Jeda dibagi dua, yaitu
jeda bukan final dan jeda final. Jeda bukan final menandai batas terminal satu
kelompok jeda sebelumnya dan ditandai dengan sebuah garis miring (/). Jeda final
menandai berakhirnya intonasi total sebuah kalimat jeda ini ditandai dengan dua
garis miring rangkap (#). Jeda merupakan saat pemberhentian sebentar. Dalam
istilah linguistic jeda adalah pemberhentian sebentar dalam ujaran (KBBI 1996 :
406).
14
bunyi, untuk mewujudkan kesatuan arti. Dan intonasi kalimat adalah rentetan
dalam mod deklaratif (kalimat berita), dan mod interogatif (kalimat Tanya), dan
c. Tanda Baca
penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi
kemampuan bersuara antara lain tanda baca dengan kemampuan bersuara antar
lain tanda baca koma dilambangkan dengan tanda (,). Tanda baca koma dalam
membaca bersuara intonasi terdengar agak menaik dan berhenti pada akhir bagian
Tanda baca titik dilambangkan dengan tanda (.). Tanda baca titik dalam
d. Lafal
melakukan pelafalan fonem-fonem. Fonem tersebut terdiri atas dua macam yaitu
sekarang lafal bahasa Indonesia belum dibakukan (Badudu 1991 : 109), sehingga
merusak integritas bahasa Indonesia. Lebih lanjut beliau memberikan arahan lafal
dan pola ucapan dikatakan standar jika pendengar tidak dapat mengenal bahasa
Ucapan salah, ejaan salah sering terjadi karena pengaruh bahasa daerah.
Kata-kata senin, rabu, kamis, besok, nomor sering dieja : senen, rebo, kemis,
semakin dan jumlah diucapkan semakin, jumlah. Kata sampai diucapakan sampek
atau sampe. Kata capai di ucapkan capek atau cape. (Soedjarwo 1988 : 3).
Teori ini dikemukakan oleh Steven dan Slavin tahun 1995 dengan nama
kertas.
6. Penutup.
4. Adanya pemebelajaran siswa aktif karena disini setiap siswa yang menjadi
kelompok.
dan kreatif.
17
dibandingkan metode yang lain dan akan tepat untuk meningkatkan kemampuan
1. Membaca adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi
2. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan ditinjau dari segi
proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang
tujuan menyeluruh, yang akan dicapai sebagai hasil belajar atau latihan. Proses
pembelajaran ini disebut interaksi edukatif yang sadar dengan tujuan, artinya
Dalam hal ini, perlu adanya interaksi komunikatif antar guru dengan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berfokus pada “Apakah dengan model
2. 7. Hipotesis Tindakan
dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui dua siklus
tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
tindakan kelas adalah suatu tindakan yang diambil oleh guru/koleganya untuk
Menurut Hopkins, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat Reflektif
dan penelitian bertindak sebagai instrument utama. Data itu di peroleh dari
hasil observasi yang cukup lama dengan mengikuti dan mengamati Pri
2. PTK bersifat deskritif, data yang dikumpulkan dalam bentuk Verbal dan Non
rekaman video, atau rekaman tape recorder. Data yang berupa catatan dan di
terutama siswa kelas II SD Negeri 022 Palaran sekitar 45% dari seluruh siswa
kelas II SD Negeri 022 yang dapat membaca nyaring dengan jelas, baik dan benar
nyaring karena, dalam pembelajaran siswa didorong untuk bekerja sama dalam
1. Tempat Penelitian
pertimbangan:
2. Waktu Penelitian
Penelitian pertama dilaksanakan pada tanggal 10 April 2012 pada semester dua
tahun pelajaran 2011/2012 (siklus 1) dan tanggal 12 April 2012 (siklus II) pada
Yang menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas adalah Siswa Kelas II
SD Negeri Nomor 022 Palaran yang berjumlah 14 orang siswa yang terdiri dari
PROSEDUR PENELITIAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
HASIL AKHIR
Keterangan :
1. Lebih bagus atau sama dengan siklus pertama berarti sudah mantap
2. Lebih jelas atau beda dengan siklus I harus dilakukan siklus tiga sampai
sendiri namun ada saran sebaiknya tidak kurang dari 2 siklus. Apabila hasil kedua
berbeda dengan hasil siklus I, jelas peneliti harus melakukan siklus ketiga dan
selanjutnya sampai diperoleh kesimpulan yang mantap. Jika hasil siklus kedua
sama dengan siklus pertama berarti sudah ada pemantapan. Secara utuh, tindakan
yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan
tahapan berikut :
dalam penelitian ini bentuk terpisah. Yaitu penelitian dan pelaksana guru
adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada
kesepakatan antara keduanya. Oleh karena pelaksana guru adalah pihak yang
didalam kancah. Yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal ini perlu diingat
adalah dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan taat pada apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Tentu
umpan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, sambil
melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit
apa yang sudah terjadi, “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika
dengan peneliti dan subyek penelitian siswa-siswa yang diajar untuk bersama-
tindakan, tetapi juga dihadapan subyek yang terlihat dalam penelitian. Jadi ini
pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana
yang belum.
Disamping itu juga sangat penting artinya jika siswa yang dikenai tindakan
usul penyempurnaan. Dalam refleksi ini kita gunakan contoh tindakan terhadap
ketika catatan diambil oleh guru dan cara yang dilakukan oleh guru. Jika guru
pengamat apa yang mereka lihat ketika melakukan pengamatan. Perlu disepakati
pengamatan dalam penel;itian tindakan ini bukan hanya dengan penglihatan mata
saja. Tetapi juga hidung untuk penciuman, kulit sebagai pengecap/perasa, dan
terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali
hati karena sudah dengan rancangan dan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki
Jadi inilah tahapan penelitian tindakan yang perlu dilalui atau dilaksanakan
1. Persiapan Penelitian
c. Menentukan pokok bahasan dan sub bahasan yang akan digunakan dalam
penelitian
learning.
ice break.
a. Siklus
1) Perencanaan
materi.
e) Menentukan observer
2) Tindakan Kelas
Dalam tindakan ini sebelumnya guru membagi kelompok yang terdiri dari
3orang siswa tiap kelompok. Kemudian guru membagikan kliping yang berbeda
Dalam pembelajaran ini guru menilai tekanan, volume suara, lafal dan
3) Pengamatan/Observasi
4) Refleksi
b. Siklus II
Dengan langkah-langkah :
1. Perencanaan :
meteri,
- Menyiapkan wacana.
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
kegiatan ini untuk mengukur apakah metode yang diterapkan dalam tindakan
ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan membaca nyaring yang dilakukan
1. Tekanan Skor 1 – 4
3. Lafal Skor 1 – 4
4. Kelancaran Skor 1 – 3
Jumlah skor
Nilai = X 100%
Jumlah siswa
29
b. Lembar Observasi
c. Wawancara
BAB IV
Data dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas II SDN 022 Palaran
dengan jumlah siswa 14 orang yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 10 siswa
dua siklus dengan waktu (2 x 35 menit) untuk sekali tatap muka (pertemuan)
membaca nyaring, dengan aspek yang di nilai : tekanan, volume suara, lafal, dan
kelancaran, dalam penilaian ini jumlah skor yang diperoleh nilai maksimal 14.
Tabel 4.1
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Sebelum Menggunakan Metode CIRC
Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase
siswa Nilai
BAIK SEKALI 0 0 0.00%
BAIK 2 164.29 16.91%
CUKUP 10 700.00 72.06%
KURANG 2 107.14 11.03%
Tabel 4.2
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus I
Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase
siswa Nilai
BAIK SEKALI 0 0.00 0.00%
BAIK 9 164.29 15.13%
CUKUP 5 785.71 72.37%
KURANG 0 135.71 12.50%
Setelah melihat hasil siklus I dalam penelitian tindakan kelas dalam rangka
peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SDN 022 Palaran maka
Integrated Reading and Composition) siklus II pada siswa kelas II SDN 002
Tabel 4.3
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus II
Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase
siswa Nilai
BAIK SEKALI 2 185.71 16.15%
BAIK 10 828.57 72.05%
CUKUP 2 135.71 11.80%
KURANG 0 - 0.00%
A. Analisis Data
Berdasarkan acuan penyajian data pada tabel 4.1 persentase nilai sebelum
metode CIRC siklus I dan tabel 4.3 persentase nilai setelah menggunakan metode
dalam bentuk grafik hasil penilaian tindakan kelas dan hasil observasi/pengamatan
Gambar 4.1
Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring
Sebelum Menggunakan Metode CIRC
Gambar 4.2
Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus I
Gambar 4.3
Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus I
Dari daftar tabel dan gambar grafik hasil pengamatan bahwa pelaksanaan
kelas II SDN 022 Palaran menunjukkan peningkatan hasil seperti yang terlihat
Tabel 4.4
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus
SIKLUS SIKLUS
Kriteria PRA
1 2
BAIK SEKALI 0.00% 0.00% 16.15%
BAIK 16.91% 15.13% 72.05%
CUKUP 72.06% 72.37% 11.80%
KURANG 11.03% 12.50% 0.00%
Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus
40.00% BAIK
30.00% CUKUP
20.00% KURANG
10.00%
0.00%
PRA SIKLUS 1 SIKLUS 2
35
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I (Satu)
merenungkan dan menganalisa fakta yang diperoleh peneliti dan hasil observer
berlangsung.
mengeja.
Kelebihan:
siswa yang biasanya disuruh membaca tidak mau, sudah mau membaca
- Sedang siswa agak pintar sudah dapat mengemukakan isi dari apa yang
2. Siklus II (Dua)
dan menganalisa hasil dari [enelitian fakta yang diperoleh peneliti dan hasil
kekurangan/kelemahan serta kelebihan yang ada pada guru maupun siswa. Untuk
siklus kedua ini karena sudah mengacu dari hasil refleksi pertama dan
tidak ada dan padat kita lihat pada gambar grafik pada siklus pertama dan kedua
- Siswa yang sebelumnya membaca bacaan cerita belum baik, jelas dan benar
- Siswa yang lain ada yang dapat menceritakan kembali bacaan tersebut.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari siklus I yang dilaksanakan tanggal 10 April 2012 dan siklus II yang
Tabel 4.5
Perbandingan Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus
kompetensi membaca nyaring sangat beragam, dan hanya sedikit yang memenuhi
kriteria “baik” apalagi kriteria “baik sekali” tidak ada seorangpun. (lihat tabel 4.1)
harus benar, volume suara harus terdengar jelas, lafal tiap-tiap kata sedikit yang
terdapat peningkatan 1.47% terhadap siswa yang mempunyai nilai “kurang” dan
38
mempunyai nilai “cukup” dan “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang
mempunyai nilai dibawah 59 sudah berkurang. Pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa
2 (dua) orang siswa yang tadinya mempunyai nilai di bawah 59 dengan kriteria
Siswa yang mempunyai nilai dengan kriteria “baik” secara nilai persentase
peningkatan dari yang berjumlah 2 (dua) orang siswa menjadi 9 (sembilan) orang
siswa yang mempunyai nilai dengan kriteria “baik”. Hal in menunjukkan bahwa
dengan metode CIRC siswa yang dapat membaca nyaring dengan intonasi,
sehingga siswa yang mempunyai kekurang dapat mencontoh atau meniru teman
dalam kelompoknya. Selain itu materi bacaan yang diberikan dibaca berulang-
untuk melakukan siklus II, dan hasilnya terlihat lebih nyata seperti pada tabel 4.5.
dalam tabel 4.5 terlihat perbandingan antara siklus I dengan siklus II tampak
sangat mencolok. Siswa yang dengan kriteria “baik sekali” meningkat dari 0.00%
menjadi 16,15%, yang secara jumlah dari tidak ada siswa yang dapat membaca
sesuai kriteria menjadi 2 orang siswa yang dapat membaca dengan baik dan benar
kriteria “cukup” dari 5 (lima) orang siswa pada siklus I menjadi 2 (dua) orang
siswa pada siklus II. Siswa yang memenuhi kriteria “baik” pada siklus II tidak
signifikan, yaitu dari 2(dua) orang siswa menjadi 10 (sepuluh) orang siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa metode CIRC sangat membantu mata pelajaran Bahasa
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik
(CIRC) juga dapat meningkatkan semangat dan kreatifitas siswa serta dinamika
siswa dalam kelas. Siswa kelihatan lebih semangat dan selalu senang mengikuti
proses belajar mengajar di kelas, sehingga hal ini berpengaruh juga terhadap
6.2. Saran
1. Akan memperoleh bekal untuk hidup saling kerjasama baik antar teman
maupun kelompok.
2. Siswa akan tertanam jiwa kreatifitas yang ini sangat berguna dalam
depan umum.
Ali Syahbana, S. Takdir, 1958. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jakarta, PT.
Pustaka Rakyat.
Badudu, Yus, 1991. Membina Bahasa Indonesia Buku I, Bandung, Pustaka Prima.
Depdikbud, 1993. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka
Rakyat.
Jamarah, Syaiful Bahri, 2000. Strategi Belajar mengajar, Jakarta, Rineka Cipta
Karsidi, 2009. Inilah Bahasa Indonesiaku, Jakarta, PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Sudjana, Nana, Ahmad Rivai, 2001. Teknologi Pengajaran, Bandung, Sinar Baru.
UNTUK SISWA
Kelas : II
Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2012
Jam : 07.30 – 09.00
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kategori Nilai
No Jenis yang diamati Keterangan
a b c d
1 Presensi hadir a = BaIk sekali
2 Frekwensi bertanya b = Baik
3 Frekwensi menjawab dengan tepat c = Cukup
4 Tidak melamun d = Kurang
5 Tidak mengganggu teman
6 Tidak membuat gaduh
7 Mengerjakan tugas
8 Minat/perhatian
9 Komunikasi
10 Kerajinan catatan
Pengamat
RINA SUSANA
FORMAT PENGAMATAN/OBSERVASI
UNTUK GURU
Kelas : II
Hari/Tanggal : Kamis,12 April 2012
Jam : 09.30 – 11.00
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kategori Nilai
No Jenis yang diamati Keterangan
a b c d
1 Jalan proses pembelajaran a = Baik sekali
2 Situasi kelas b = Baik
3 Sikap dan tingkah laku siswa c = Cukup
4 Sistematika penyajian d = Kurang
5 Kemampuan menyajikan
6 Cara menyajikan
7 Ketepatan waktu
8 Penggunaan metode
9 Kondisi fisik/psikis
10 Cara menjawab pertanyaan
11 Penggunaan bahan
12 Pemberian motivasi
13 Penguasaan materi
14 Kerapian berpakaian
15 Selingan/humor
16 Membimbing siswa yang lemah
17 Cara menarik perhatian
18 Semangat guru
19 Pengaktifan siswa
20 Persiapan, pelaksaan, evaluasi
Pengamat
RINA SUSANA
PEDOMAN WAWANCARA/INTERVIEW
Untuk Guru/Pengamat:
1. Menurut pendapat Bapak/Ibu bagaimanakah jalannya pembelajaran
2. Bagaimanakah cara, kemampuan dan sistematika penyajian
3. Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu penggunaan metode
4. Apakah waktu pelaksaan proses pembelajaranmembimbing siswa yang
lemah
5. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu dalam menarik minat siswa
6. Apakah ada pemberian motivasi kepada siswa
7. Bagaimanakah situasi siswa selama KBM
8. Bagaimanakah dalam memberikan tugas atau soal-soal latihan
9. Bagaimanakah persiapan dalam kegiatan KBM
10. Apakan di akhir pelajaran ada evaluasi
4 Kelancaran 3 Lancar
2 Terbata-bata
1 Mengeja
FORMAT PENILAIAN MEMBACA NYARING
KELAS 2
SEBELUM PENELITIAN
ASPEK YANG DINILAI JUMLAH
NO NAMA NILAI Kriteria
1 2 3 4 SKOR
1 Yuliah 2 2 3 1 8 57.14 KURANG 1. Tekanan Skor 1 – 4
2 Dinar Juniawan 2 3 2 2 9 64.29 CUKUP 2. Volume Suara Skor 1 – 3
3 Herlitan 2 3 2 3 10 71.43 CUKUP 3. Lafal Skor 1 – 4
4 Nadhifa Humainah 2 2 3 2 9 64.29 CUKUP 4. Kelancaran Skor 1 – 3
5 Alam Nur Saleh 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
6 Suci Rima Fauziah 2 3 3 2 10 71.43 CUKUP a = 90 % - 100% (baik sekali)
7 Ridha Adrianur 3 2 3 2 10 71.43 CUKUP b = 75% - 89% (baik)
8 Rahmah Aulia Pebriani 2 2 3 3 10 71.43 CUKUP c = 60% - 74% (cukup)
9 Jesi Masjaya Rachmat B 2 1 2 2 7 50.00 KURANG d = 59% - kebawah (kurang)
10 Adinda Aulia Zhaffira 3 3 3 3 12 85.71 BAIK
11 Putri Hairunisa 2 2 3 3 10 71.43 CUKUP
12 Girang Rambu 3 3 2 2 10 71.43 CUKUP Guru Mata Pelajaran
13 Ridho Maulana 2 3 3 2 10 71.43 CUKUP
14 Rosalinda 2 2 3 3 10 71.43 CUKUP
Jumlah 32 33 38 33 136 971.43
Rata-rata 2.29 2.36 2.71 2.36 9.71 69.39 RINA SUSANA
FORMAT PENILAIAN MEMBACA NYARING
KELAS 2
SIKLUS I
ASPEK YANG
DINILAI JUMLAH
NO NAMA NILAI Kriteria
SKOR
1 2 3 4
1 Yuliah 2 2 3 2 9 64.29 CUKUP 1. Tekanan Skor 1 – 4
2 Dinar Juniawan 3 3 2 2 10 71.43 CUKUP 2. Volume Suara Skor 1 – 3
3 Herlitan 3 3 2 3 11 78.57 BAIK 3. Lafal Skor 1 – 4
4 Nadhifa Humainah 4 2 3 2 11 78.57 BAIK 4. Kelancaran Skor 1 – 3
5 Alam Nur Saleh 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
6 Suci Rima Fauziah 4 3 3 2 12 85.71 BAIK a = 90 % - 100% (baik sekali)
7 Ridha Adrianur 3 2 3 2 10 71.43 CUKUP b = 75% - 89% (baik)
8 Rahmah Aulia Pebriani 4 2 3 3 12 85.71 BAIK c = 60% - 74% (cukup)
9 Jesi Masjaya Rachmat B 4 2 2 2 10 71.43 CUKUP d = 59% - kebawah (kurang)
10 Adinda Aulia Zhaffira 3 3 3 3 12 85.71 BAIK
11 Putri Hairunisa 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
12 Girang Rambu 3 3 2 2 10 71.43 CUKUP Guru Mata Pelajaran
13 Ridho Maulana 4 3 3 2 12 85.71 BAIK
14 Rosalinda 2 3 3 3 11 78.57 BAIK
Jumlah 45 35 38 34 152 1085.71
Rata-rata 3.21 2.50 2.71 2.43 10.86 77.55 RINA SUSANA
FORMAT PENILAIAN MEMBACA NYARING
KELAS 2
SIKLUS II
ASPEK YANG
DINILAI JUMLAH
NO NAMA NILAI Kriteria
SKOR
1 2 3 4
1 Yuliah 3 3 4 2 12 85.71 BAIK 1. Tekanan Skor 1 – 4
2 Dinar Juniawan 3 2 4 2 11 78.57 BAIK 2. Volume Suara Skor 1 – 3
3 Herlitan 2 3 3 3 11 78.57 BAIK 3. Lafal Skor 1 – 4
4 Nadhifa Humainah 4 2 4 2 12 85.71 BAIK 4. Kelancaran Skor 1 – 3
5 Alam Nur Saleh 3 3 4 3 13 92.86 BAIK SEKALI
6 Suci Rima Fauziah 2 2 4 2 10 71.43 CUKUP a = 90 % - 100% (baik sekali)
7 Ridha Adrianur 4 2 3 3 12 85.71 BAIK b = 75% - 89% (baik)
8 Rahmah Aulia Pebriani 3 2 3 3 11 78.57 BAIK c = 60% - 74% (cukup)
9 Jesi Masjaya Rachmat B 2 1 4 2 9 64.29 CUKUP d = 59% - kebawah (kurang)
10 Adinda Aulia Zhaffira 3 3 3 3 12 85.71 BAIK
11 Putri Hairunisa 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
12 Girang Rambu 3 3 4 2 12 85.71 BAIK Guru Mata Pelajaran
13 Ridho Maulana 4 3 3 2 12 85.71 BAIK
14 Rosalinda 4 2 4 3 13 92.86 BAIK SEKALI
Jumlah 43 33 50 35 161 1150.00
Rata-rata 3.07 2.36 3.57 2.50 11.50 82.14 RINA SUSANA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH DASAR NEGERI 002 PALARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Kelas/Semester : II (dua)/II
A. Standar Kompetensi :
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca
dalam hati
B. Kompetensi Dasar :
Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat.
C. Indikator :
1. Membaca nyaring teks bacaan
2. Membuat ringkasan bacaan
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu membaca nyaring teks
2. Siswa mampu memahami pengucapan kata dan intonasi yang tepat
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan Siswa memperhatikan
konsep membaca keterangan guru
nyaring dengan metode dengan seksama
CIRC
Guru membagikan
sebuah teks bacaan 25 menit
Secara berkelompok
kemudian menjelaskan
siswa identifikasi
tugas yang harus
tema
dikerjakan oleh siswa
Saling membacakan
secara kelompok
satu sama lain,
mencari kosa kata
sulit
Menetukan pokok
pikran paragraph dan
membuat ringkasan
Membahas hasil kerja Kelompok yang telah
selesai
kelompok secara
mempresentasikan
bersama-sama
hasil kerjanya di
depan kelas
Kegiatan Akhir
Kegiatan Inti
Siswamerespon
Guru membacakan
beberapa pertanyaan
kesimpulan dari dari guru
10 menit
kegiatan belajar hari ini
Pemberian semangat
motivasi belajar
Penilaian hasil
BAHAN BACAAN PADA SIKLUS I