Anda di halaman 1dari 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING

DENGAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING


AND COMPOSITION) SISWA KELAS II SD NEGERI 022 PALARAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir
Jenjang S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Dan Daerah Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Mulawarman

Oleh
RINA SUSANA
NIM 0905075224

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING


DENGAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION) SISWA KELAS II SD NEGERI 022 PALARAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir


Jenjang S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Dan Daerah Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Mulawarman

Oleh

RINA SUSANA
NIM 0905075224

Samarinda , 29 May 2012

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Syaiful Arifin, M.Hum. Drs. Asnan Hefni, M.Si


NIP. 196304041989031 003 NIP. 1958082219871 001

Mengetahui,
Dekan FKIP Universitas Mulawarman

Drs. H. Syahril Bardin, M.Si


NIP. 195612011989031 001

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diajukan dan dipertahankan di depan tim penguji pada hari 23
Mey 2012 dan dinyatakan LULUS, serta memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah dengan hasil
yang memuaskan.

Susunan Tim Penguji

Pembimbing I Pembimbing II,

Drs. Syaiful Arifin, M.Hum. Drs. Asnan Hefni, M.Si


NIP. 196304041989031 003 NIP. 1958082219871 001

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Widyatmike GM., M.Hum Dra. Endang DS., M.Si


NIP. 196412301989032 001 NIP. 196010201986032 001

Penguji III,

Drs. Rusydi Ahmad, M.Hum


NIP. 196107251990021 001

iii
ABSTRAK

Rina Susana, 2012, Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring dengan Metode


CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotion) Siswa Kelas II
SD Negeri 022 Palaran Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi Program
Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Universitas
Mulawarman, Samarinda. Dosen Pembimbing: 1. Drs. Syaiful Arifin, M.
Hum., 2. Drs. Asnan Hefni, M,Si.

Kata Kunci: Kemampuan Membaca Nyaring dan CIRC

Penelitian ini dilatarbalakangi perlunya pembaharuan dalam peningkatan


kreativitas guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas khususnya
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Keadaan kelas yang serba monoton sangat berpotensi menimbulkan


kejenuhan siswa dalam belajar, sehingga dapat berakibat merosotnya kebehasilan
siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diberikan khususnya pelajaran
Bahassa Indonesia. Atas dasar tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan model Cooperative Integrated Reading and Compotion
(CIRC) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 022 Palaran dengan 2 siklus.


Pada siklus I siswa belum terbiasa dengan kondisi belejar menggunakan metode
CIRC, sehingga dilakukan tindakan dengan memberikan penjelasan tentang
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa.

Dalam siklus II siswa sudah mulai memahami model pembelajaran CIRC


tersebut sehingga menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian bahwa jumlah siswa yang mempunyai nilai “Baik” semakin
bertambah dari 2 (dua) orang siswa dengan jumlah nilai 164,29 menjadi 10
(sepuluh) orang siswa pada siklus II dengan jumlah nilai 828,57. Dan siswa yang
mencapai nilai “Baik sekali” dari tidak ada menjadi 2 (dua) orang siswa.

Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat


disimpulkan bahwa model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kemampuan
membaca nyaring siswa kelas II SDN 022 Palaran.

iv
RIWAYAT HIDUP

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas limpahan rahmat dan karunianya sehinggapenulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul:”Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Dengan

Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotion) Siswa Kelas

II SD Negeri 022 Palaran Tahun Pembelajaran 2011/2012”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada

Univesitas Mulawarman.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak sekali memperoleh

bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Zamruddin Hasid, SE. SU., selaku Rektor Universitas

Mulawarman Samarinda;

2. Bapak Drs. H. Syahril Bardin, M.Si., selaku Dekan Unmul yang telah

memberikan arahan serta bimbingan dalam menempuh perkuliahan di

Universitas Mulawarman Samarinda;

3. Dra. Tri Wahyuningsih, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikanyang

telah memberikan pengarahan kepada penulis;

4. Drs. M. Rusydi Ahmad, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra

Indonesia, dan Daerah, Universitas Mulawarman yang telah memberi

kemudahan dalam bidang administrasi;

vi
5. Bapak Drs. Syaiful Arifin, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak

Drs. Asnan Hefni, M,Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

membimbing, memotivasi, dan mengarahkan sejak awal persiapan hingga

penyusunan skripsi ini;

6. Kepala Sekolah SDN 022 Palaran yang telah memberikan dukungan dan

motivasi dalam penelitian;

7. Suami tercinta yang selalu memberikan motivasi dan masukan serta

dukungan hingga terselasaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena itu kritik

dan saran dalam perbaikan skripsi ini menambah pengetahuan dan pengalaman

serta referensi untuk penulis sendiri. Khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidkan Universitas Mulawarman Smarinda dan masyarakat padaumumnya

sehingga bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda, April 2012

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

1.5. Sistematika Penulisan .................................................................. 3

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 5

2.1. Pengertian Membaca .................................................................... 5

2.2. Jenis-jenis Membaca .................................................................... 6

2.3. Pembelajaran Membaca Nyaring ................................................. 7

viii
2.4. Metode Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) Dalam Mata Pelajaran Membaca Nyaring Pada Siswa

Kelas Ii Sd Negeri 022 Palaran. .................................................... 15

2.5. Definisi Konsepsional .................................................................. 17

2.6. Kerangka Berfikir ......................................................................... 17

2.7. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 18

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 19

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................. 19

3.2. Setting Penelitian ......................................................................... 20

3.3. Objek Penelitian ........................................................................... 21

3.4. Prosedur Penelitian ....................................................................... 21

3.5. Rencana Penelitian ....................................................................... 25

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 28

3.7.Teknik Analisis Data ..................................................................... 29

BAB IV. PENYAJIAN DATA, ANALISI DATA, DAN HASIL

PENELITIAN ................................................................................................. 30

4.1. Penyajian Data ............................................................................. 30

4.2. Analisis Data ................................................................................ 32

4.3. Hasil Penelitian ............................................................................ 35

BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................... 37

4.1.Pembahasan Tiap Siklus ............................................................... 37

4.2. Pembahasan Antar Siklus ............................................................. 37

ix
BAB VI. PENUTUP ....................................................................................... 40

4.1.Kesimpulan ................................................................................... 40

4.2. Saran ............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

No. Halaman

4.1 Persentase Nilai Membaca Nyaring Sebelum Menggunakan


Metode CIRC ......................................................................... 31

4.2 Persentase Nilai Membaca Nyaring Menggunakan Metode


CIRC pada Siklus I .................................................................. 31

4.3 Persentase Nilai Membaca Nyaring Menggunakan Metode


CIRC pada Siklus II ................................................................ 32

4.4 Persentase Nilai Membaca Nyaring Menggunakan Metode


CIRC pada Tiap-tiap Siklus .................................................... 34

4.5 Perbandingan Persentase Nilai Membaca Nyaring


Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus ............... 37

xi
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

4.1 Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring Sebelum


Menggunakan Metode CIRC ................................................... 31

4.2 Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring Menggunakan


Metode CIRC pada Siklus I ..................................................... 31

4.3 Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring Menggunakan


Metode CIRC pada Siklus I ..................................................... 32

4.4 Grafik Perbandingan Persentase Nilai Membaca Nyaring


Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus ............... 34

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dasar keterampilan bahasa yang perlu dikuasi adalah membaca. Pada

pengajaran membaca menulis di kelas II belum mencapai sasaran yang

diharapkan. Hal ini terbukti ketika siswa membaca nyaring bacaan atau cerita

kurang tepat dalam memenggal huruf, suku kata, kata dalam menekan huruf atau

suku kata dengan tepat sehingga terdengar suara yang monoton.

Hal ini dapat terlaksana jika pengajaran membaca nyaring disekolah

dilakukan secara sungguh-sungguh dan optimal. Tetapi kenyataan yang ada di

kelas menunjukkan bahwa pengajaran membaca nyaring di SDN 022 Palaran

khususnya kelas II belum berlangsung seperti yang diharapkan. Proses

pembelajaran berlangsung tidak menarik dan membosankan. Bahkan ada siswa

yang dalam membaca tidak memperhatikan koma yang seharusnya dalam

membaca satu kata, kata dan kalimat tanda koma dibaca agak panjang dan

berkelanjutan artinya belum berakhir kalimatnya, sedang tanda titik itu menandai

bahwa kalimat sudah berakhir atau berhenti. Sehingga banyak guru mengeluh

apabila dalam pelajaran bahasa Indonesia, murid disuruh membaca masih kurang

mampu, akibatnya pembelajaran menjadi monoton, tidak dinamis dan siswa

kurang mampu membaca lancar dan nyaring dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Rendahnya kemampuan membaca menulis disebabkan oleh faktor siswa

yaitu : usia, minat, kecerdasan, kegemaran membaca, perhatian orang tua yang
2

sangat rendah dan faktor guru yaitu : keterampilan guru dalam memilih metode

pembelajaran, kemampuan mengelola kelas juga dalam pemberian motivasi masih

kurang, hanya sekitar 45% dari seluruh siswa kelas II yang dapat membaca

nyaring dengan baik, jelas dan benar.

Atas dasar latar belakang tersebut di atas penulis akan melakukan

penelitian tindakan kelas dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition), agar dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis pada

siswa kelas II. Metode CIRC adalah merupakan metode kooperatif terpadu antara

membaca dan menulis. Dalam metode ini siswa bekerjasama saling membaca dan

menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana tersebut.

Pembelajaran CIRC sangat tepat untuk menciptakan toleransi pada anak-

anak dan terasa mamfaatnya. Karena dalam pembelajaran ini guru cukup

memberikan wacana sesuai topik pembelajaran. Kemudian siswa saling

membacakan dan menemukan ide pokok serta memberikan tanggapan terhadap

wacana yang ditulis pada lembar kertas. Selanjutnya masing-masing siswa

mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok yang akhirnya guru bersama

murid membuat kesimpulan.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat

meningkatkan kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas II SD Negeri 022

Palaran?”
3

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan

kemampuan membaca nyaring melalui pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan metode CIRC pada siswa kelas II SDN 022 Palaran Tahun

Pembelajaran 2011/2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Bagi Guru :

1. Dapat memudahkan dalam proses belajar mengajar.

2. Guru dapat membedakan siswa yang sudah dapat membaca dengan lancar.

3. Dapat mengklasifikasikan siswa yang lancar dan tidak lancar membaca.

Bagi murid :

1. Dapat meningkatkan prestasi membaca nyaring, kalimat atau wacana.

2. Dapat dengan lancar membaca nyaring, kalimat atau wacana.

3. Dapat bekerjasama antar siswa dalam pembelajaran membaca nyaring.

4. Dapat meningkatkan kata, ucapan atau kalimat.

5. Meningkatkan semangat belajar membaca nyaring, kalimat atau wacana.

1.5 . Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


4

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang Pengertian membaca, jenis membaca,

pembelajaran membaca, metode pembelajaran CIRC, definisi konsepsional,

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini memuat setting, jenis penelitian, objek penelitian,prosedur

penelitian, rencana penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV PENYAJIAN DATA, ANALISI DATA, DAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini memuat tentang proses pelaksanaan dari masing-masing

siklus dan menyajikan data hasil penelitian dari tiap-tisp siklus serta menghitung

selisih nilai masing-masing siklus.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang penjelasan factor-faktor penyebab adanya

peningkatan dan hal-hal yang terjadi dari tiap-tiap siklus.

BAB VI. PENUTUP

Dalam bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi

guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar untuk

menangkap serta memahami informasi. Pikiran dan perasaan seseorang

pengarang, pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam

bacaan.

Pembaca harus memiliki kecepatan yang tinggi serta suatu keterampilan

yang serba rumit, komplek, dan banyak seluk beluknya. Karena membaca

diharuskan mengerti terhadap aksara teks bacaan/wacana juga memproduksi suara

yang tepat dan bermakna.

Kegiatan membaca erat kaitannya dengan menyimak karena tujuan

membaca menyuarkan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Dalam

kegiatan menyimak tidak dapat dikesampingkan maksud dan tujuan menyimak

adalah memahami yang dibacakan orang (Tarigan 1987 : 23). Oleh karena itu

dalam mengajarkan keterampilan membaca nyaring guru harus memahami proses

komunikasi dua arah.

Dalam membaca apabila dilakukan dengan baik, dapat menjadi

pengalaman yang menyenangkan, baik bagi pembaca maupun pendengarnya.

Seorang pembaca harus mengindahkan pola susunan kata dengan cermat.

Membaca naskah atau bacaan cerita yang telah tersusun berarti menafsirkan
6

tulisan dengan mempertahankan kepribadiannya sendiri dan gerak-geriknya

terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak itu lebih bersifat

mengisyaratkan. Untuk menimbulkan suasana yang diperlukan dalam bacaan.

Lebih utama dipertahankan air muka. Air muka dan alun suara biasanya memadai

untuk menggambarkan suasana, senyum atau kerutan kening sudah dapat

membantu penafsiran teks.

Menurut Jazir Burhan “Membaca adalah perbuatan yang dilakukan

berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yaitu : mengamati, memahami,

dan memikirkan”.

Menurut Henry Guntur Taringan dalam bukunya mengutip pendapat

Finociaro dan Bonemo mengemukakan membaca adalah : Menarik serta

memahami arti atau memahami makna yang terkandung dalam bahasa tertulis.

Dari kedua pendapat mengenai membaca di atas, maka membaca dapat

disimpulkan bahwa membaca merupakan perpaduan antara membaca dan

menyimak. Membaca dapat dianggap sebagai suatu proses untuk memahami kata-

kata yang tertulis.

2.2. Jenis-jenis Membaca

Menurut Jazir Burhan jenis-jenis ada 7 (tujuh) macam yaitu : (1) Membaca

Intensif, (2) Membaca kritis, (3) Membaca cepat, (4) Membaca untuk keperluan

study, (5) Membaca untuk keperluan praktis, (6) Membaca bersuara, (7) Membaca

dalam hati.
7

Kemudian Hendri Guntur Taringan membagi jenis-jenis membaca menjadi

3 (tiga) bagian yaitu : (1) Membaca nyaring, (2) Membaca telaah, (3) Membaca

telaah bahasa.

Dari kedua uraian tentang jenis-jenis membaca ada sedikit perbedaan yaitu

membaca dalam hati menurut Henri G.T meliputi : membaca intensif, membaca

cepat, membaca untuk keperluan studi, dan membaca untuk keperluaan praktis,

yang diuraikan menurut Jazir Burhan.

Dari beberapa jenis membaca yang penulis kemukakan di atas yang akan

penulis gunakan untuk bahan penelitian adalah membaca nyaring. Dalam hal ini

penulis beranggapan bahwa keterampilan membaca nyaring dapat dilaksanakan di

sekolah tingkat SD karena membaca nyaring berguna untuk memahami isi bacaan,

setelah siswa melaksanakan membaca.

Membaca nyaring menurut penulis tidak sulit untuk dilaksanakan, juga

tidak terlalu mudah. Tidak terlalu sulit bagi siswa yang telah lancar membaca

akan dapat melaksanakannya. Tidak selalu mudah karena membaca nyaring

memerlukan kecermatan, ketelitian serta konsentrasi untuk memhami isi bacaan.

2.3. Pembelajaran Membaca Nyaring

1. Pengertian Membaca Nyaring

Menurut Tarigan (1987 : 22) bahwa ditinjau dari segi terdengar atau

tidaknya suara si pembaca waktu membaca, proses membaca dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

a. Membaca Nyaring, membaca bersuara, membaca lisan

b. Membaca dalam hati.


8

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan

alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar

untuk menangkap serta memahami informasi. Pikiran dan perasaan seseorang

pengarang, pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam

bacaan.

Pembaca harus memiliki kecepatan yang tinggi serta pandangan mata yang

jauh membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks

dan banyak seluk beluknya, karena membaca nyaring diharuskan mengerti

terhadap aksara teks bacaan/wacana, juga memproduksi suara tepat dan bermakna.

Kegiatan membaca nyaring erat kaitanya dengan menyimak, karena tujuan

membaca nyaring menyuarakan pesan yang akan disampaikan kepada orang lain.

Dalam kegiatan menyimak tidak dapat dikesampingkan maksud dan tujuan

penyimakan adalah memahami yang dibacakan orang (Tarigan 1987 : 23). Oleh

karena itu dalam mengajarkan keterampilan membaca nyaring guru harus

memahami proses komunikasi dua arah.

Kegiatan guru membaca cerita dikelas, pejabat membacakan surat

keputusan pada upacara, penyiaran radio atau TV membacakan warta berita

memerlukan membaca nyaring.

Setiap pembaca naskah bacaan dengan nyaring akan terdengar

pengelompokkan kata-kata menjadi satuan yang mendukung arti. Kelompok kata

itu dibedakan dengan jalan menggunakan pola titik nada. Tekanan dan rehat itu

memperkuat maksud dan penyampaian berita atau amanat. (Moeliono 1991 : 45).
9

Dalam membaca nyaring, apabila dilakukan dengan baik, dapat menjadi

pengalaman yang menyenangkan, baik bagi pembaca maupun pendengarnya.

Seorang pembaca harus menghindarkan pola susunan kata dengan cermat.

Membaca naskah atau bacaan cerita yang telah tersusun berarti menafsirkan

tulisan dengan mempertahankan kepribadiannya sendiri dan gerak geriknya

terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak itu lebih bersifat

mengisyaratkan.

Untuk menimbulkan suasana yang diperlukan dalam bacaan, lebih utama

dipertahankan alir muka. Alir muka dan alun suara biasanya memadai untuk

menggambarkan suasana, senyum atau kerutan kening sudah dapat membantu

penafsiran teks (Moeliono 1991 : 46).

Kata nyaring termasuk kata ejektiva yaitu kelas kata yang menjelaskan

nomina atau Promina. Nyaring artinya keras, tinggi, tenang. Dalam istilah

linguistic berarti resonansi bunyi yang memungkinkan bunyi itu menonjol dari

pada yang lain (KBBI 1996 : 696). Kenyaringan ditentukan oleh luas sempitnya

atau besar kecilnya ruang resonansi pada waktu bunyi diucapkan. Makin luas

ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk bunyi bahasa

makin tinggi derajat kenyaringannya. (Marsono 1993 : 20).

Jadi membaca nyaring adalah membaca dengan memperlihatkan unsur

segmental supaya isi teks yang dibaca bisa ditangkap dengan mudah oleh

pendengar.
10

2. Pengajaran membaca nyaring

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui

kata-kata. Dengan kata lain membaca adalah memahami arti atau makna yang

terkandung di dalam bahasa tulis. Jadi tujuan utama membaca adalah untuk

mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.

(Wasitoh dalam Tarigan dkk 1990 : 32)

Tujuan pengajaran membaca nyaring disekolah Dasar Negeri 002 Palaran :

agar para siswa terampil membaca serta memiliki sikap budaya membaca.

Untuk mencapai tujuan tersebut guru hendaknya mengupayakan berbagai

strategi, metode serta teknik pengajaran membaca yang sekarang sudah banyak

dikemukakan (Harras dan Tarigan 1990: 43) salah satu alternativ untuk mencapai

tujuan tersebut adalah dengan cara memotivasi siswa menyukai bacaan dengan

memberikan contoh membaca dengan pemakaian tinggi rendah suara, intonasi

dan tekanan–tekanan suatu bagian kalimat sesuai dengan maksudnya (Wiryodjoyo

1989 : 22).

Yang perlu diperhatikan dalam membaca nyaring adalah :

a. Intonasi kalimat yang terdiri dari unsur :

1) Nada

2) Tekanan

3) Jeda

b. Pola intonasi huruf, suku kata, kata dan kalimat.

c. Tanda baca
11

d. Lafal

e. Adaptasi

a. Intonasi kalimat

Intonasi merupakan urutan menggunakan nada dalam tuturan yang ada

dalam suatu bahasa lisan. Pola pengubahan nada itu membagi suatu tuturan atau

kalimat dalam satuan yang secara gramatikal (bermakna) (TBBBI 1993 : 90).

Tiap-tiap pola pengubahan nada itu menyatukan informasi sintaksis tersendiri.

Intonasi tersebut ditandai naik turunnya nada dalam pelafalan huruf, suku kata,

kata dan kalimat. Oleh karena itu intonasi merupakan perubahan titik nada dalam

berbicara. Unsur intonasi atas nada, tekanan dan jeda.

Menurut Alisyahbana (1958 : 80) ucapan bunyi bahasa yang turun naik

panjang pendek dan keras lembut, yang sejalan dengan gerak jiwa orang yang

mengucapkan disebut irama bahasa. Kalau irama bahasa itu diselidiki lebih lanjut

dapat dibedakan menjadi beberapa tekanan yaitu :

Tekanan keras atau dinamik, tekanan tinggi atau nada, dan tekanan waktu

atau tempo. Sedangkan keraf (1984 : 78) mengistilahkan intonasi dengan sebutan

unsur supra segmental, yaitu unsur bahasa yang kehadirannya tergantung dari

kehadiran unsur segmental yang terdiri dari tekanan keras, tekanan tinggi atau

nada tekanan panjang.

Menurut Halim (1984 : 78) menjelaskan pengertian intonasi adalah

gambaran fonologis total sebuah kalimat tanpa gambaran segmentalnya dalam hal

ini disebut non segmental. Interprestasi fonologis terhadap keluaran sintaksis

memiliki tipe gmbaran yaitu gambaran segmental dan non segmental. Hubungan
12

keduanya sedemikian rupa, sehingga dalam kenyataannya yang satu tidak dapat

bekerja tanpa ada yang lain. Intonasi dikontrol oleh sib komponen intonasi dan

komponen fonologis direalisasikan seperti jeda, tinggi nada, tekanan dan

pengaturan menjadi pola-pola yang bermakna.

1) Nada

Apabila seseorang membaca teks bacaan didepan pendengar, maka akan

terdengar suara naik turun dalam melafalkannya. Suara turun naik itu merupakan

hasil alat ucap yang disengaja oleh pembaca agar informasi yang ingin

disampaikan dapat diterima dengan tetap. Turun naiknya suara disebabkan oleh

nada, Tinggi nada merupakan hasil sintaksis dari kecepatan getaran pita suara

dalam bagian ujaran yang bersuara (Robbins 1992 : 130). Bahasa Indonesia

mempunyai tiga tingkatan nada yaitu : tinggi, netral atau rendah (Halim 1984 :

83). Nada tinggi dilambangkan dengan angka 3, nada netral atau tengah

dilambangkan dengan angka 2 dan nada rendah dilambangkan dengan angka 1.

2) Tekanan

Tekanan kata bahasa Indonesia tidak mutlak pada suku akhir atau pada pra

akhir. Pada suku akhir dan bilamana pada suku pra akhir itu bukan kata ekasuku

pada umumnya penyiar warga berita Televisi dan Radio yang baik akan

memberikan tekanan pada suku akhir suatu kata dan suaranya meninggi. Hal itu

terjadi pada akhir suatu kelompok kata ditengah kalimat sewaktu pembaca

berhenti sebentar sebelum meneruskan ujarnya atau pada akhir pertanyaan.

Menurut Robins (1992 : 127) menjelaskan pengertian tekanan dengan

istilah generic untuk kekuatan yang relativ besar yang dikeluarkan dalam
13

mengartikulasi salah satu bagian ujaran. Tekanan sering ditautkan dengan

kelantangan yang besar. Faktor yang terlihat dalam tekanan antara lain prominensi

atau kenyaringan yang berhubungan dangan kesan akustik yang lebih dalam

pengucapan bagian suatu ujaran.

Tekanan menurut Alisyahbana (1958 : 20) merupakan hasil perincian lebih

lanjut tentang Irama bahasa. Irama bahasa dibagi menjadi tiga tekanan yaitu

tekanan keras atau dinamik, tekanan tinggi atau nada dan tekanan waktu atau

tempo.

Tekanan tinggi atau nada penting untuk membaca nyaring, nada

memerlukan arti dari perasaan yang terkandung sesuatu ketaatan kalimat. Suku

kata atau kata yang mempunyai nada lebih berarti mendapat tekanan dan

pengucapannya lebih lama dibanding dengan yang lain dalam kelompok jeda yang

sama. (Halim 1984 : 92)

3) Jeda

Gejala hentian secara potensial menandai batas terminal konsistuen

terdekat yang mendahului disebut Jeda. (Halim 1984 : 94). Jeda dibagi dua, yaitu

jeda bukan final dan jeda final. Jeda bukan final menandai batas terminal satu

kelompok jeda sebelumnya dan ditandai dengan sebuah garis miring (/). Jeda final

menandai berakhirnya intonasi total sebuah kalimat jeda ini ditandai dengan dua

garis miring rangkap (#). Jeda merupakan saat pemberhentian sebentar. Dalam

istilah linguistic jeda adalah pemberhentian sebentar dalam ujaran (KBBI 1996 :

406).
14

Jadi intonasi adalah unsur segmental yang berupa rentetan perubahan

bunyi, untuk mewujudkan kesatuan arti. Dan intonasi kalimat adalah rentetan

bunyi dengan variasinya dalam satu kesatuan bunyi untuk mengungkapkan

pikiran yang utuh.

b. Pola Intonasi Kalimat

Menurut Halim (1984 : 104) bahwa pola intonasi kalimat dikelompokkan

dalam mod deklaratif (kalimat berita), dan mod interogatif (kalimat Tanya), dan

mod imperative (kalimat perintah) berdasarkan sebutan sebagai pusat informasi.

c. Tanda Baca

Tanda baca ialah lambang–lambang tulisan yang dipergunakan oleh

penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi

bahasa atau fonem (Tampobolon 1987 : 37).

Lambang–lambang tulisan berupa arahan huruf–huruf, angka-angka

sebagaimana yang terdapat dalam alphabet dan tanda baca.

Tamobolon (1987 : 37) memberi arahan hubungannya tanda baca dengan

kemampuan bersuara antara lain tanda baca dengan kemampuan bersuara antar

lain tanda baca koma dilambangkan dengan tanda (,). Tanda baca koma dalam

membaca bersuara intonasi terdengar agak menaik dan berhenti pada akhir bagian

kalimat atau sebelum tanda koma.

Tanda baca titik dilambangkan dengan tanda (.). Tanda baca titik dalam

membaca bersuara akan terdengan intonasi menurun dan berhenti sebelum

memulai kalimat berikutnya.


15

d. Lafal

Orang yang sedang melakukan kegiatan membaca nyaring berarti

melakukan pelafalan fonem-fonem. Fonem tersebut terdiri atas dua macam yaitu

vocal dan konsonan. Gambar fonem–fonem tersebut disebut huruf. Sampai

sekarang lafal bahasa Indonesia belum dibakukan (Badudu 1991 : 109), sehingga

banyak variasi yang kita temui dimasyarakat.

Suryaman (1992 : 148) menjelaskan secara resmi lafal bahasa Indonesia

belum memiliki lafal baku. Namun apabila penyimpangan berlarut-larut bisa

merusak integritas bahasa Indonesia. Lebih lanjut beliau memberikan arahan lafal

dan pola ucapan dikatakan standar jika pendengar tidak dapat mengenal bahasa

daerah asal pembicaraan.

Ucapan salah, ejaan salah sering terjadi karena pengaruh bahasa daerah.

Kata-kata senin, rabu, kamis, besok, nomor sering dieja : senen, rebo, kemis,

mbesuk, nomer. Kata-kata dan tanjakkan diucapkan tindakan tanjakan. Kata

semakin dan jumlah diucapkan semakin, jumlah. Kata sampai diucapakan sampek

atau sampe. Kata capai di ucapkan capek atau cape. (Soedjarwo 1988 : 3).

2.4. Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Dalam Mata Pelajaran Membaca Nyaring Pada Siswa Kelas II SD

Negeri 022 Palaran.

Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam

bahasa Indonesia adalah : Cooperative terpadu membaca dan menulis atau

gabungan terpadu antara membaca dan menulis.


16

Teori ini dikemukakan oleh Steven dan Slavin tahun 1995 dengan nama

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Langkah-langkah dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.

2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai topik pembelajaran.

3. Siswa saling bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok

serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar

kertas.

4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok

5. Guru membuat kesimpulan bersama.

6. Penutup.

Metode Cooperative Integrated Reading and Composition menurut penulis

memiliki kelebihan jika dibandingkan metode-metode lain karena metode CIRC

mencakup atau meliputi atau mengandung :

1. Kerjasama dalam pembelajaran antar siswa.

2. Terpadu antara pelajaran membaca dan menulis.

3. Adanya diskusi kelompok.

4. Adanya pemebelajaran siswa aktif karena disini setiap siswa yang menjadi

ketua kelompok mempresentasikan atau membacakan hasil belajar

kelompok.

5. Dari topik/kliping sesuai, wacana yang diberikan guru kepada masing-

masing kelompok siswa akan menjadikan proses pemeblajaran yang aktif

dan kreatif.
17

6. Dalam pembelajaran terakhir akan diperoleh kesimpulan bersama antar

guru dan siswa.

Dengan demikian metode Cooperative Integrated memiliki kelebihan

dibandingkan metode yang lain dan akan tepat untuk meningkatkan kemampuan

keterampilan membaca nyaring khususnya siswa kelas II SD Negeri 022 Palaran.

2.5. Definisi Konsepsional

Adapun definisi konsepsional penelitian ini adalah :

1. Membaca adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi

guru, murid, ataupun pembeca bersama-sama orang lain atau pendengar

untuk menangkap serta memahami informasi.

2. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan ditinjau dari segi

tedengar atau tidaknya suara si pembaca waktu membaca, proses membaca

dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : Membaca nyaring, membaca

bebrsuara, membaca lisan, dan membaca dalam hati.

3. Metode CIRC adalah Cooperative terpadu membaca dan menulis atau

gabungan terpadu antara membaca dan menulis.

2.6. Kerangka Berfikir

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja,

direncanakan, dengan bimbingan guru, dan bantuan pendidikan lainnya. Dalam

proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Program pengajaran melalui dengan


18

tujuan menyeluruh, yang akan dicapai sebagai hasil belajar atau latihan. Proses

pembelajaran ini disebut interaksi edukatif yang sadar dengan tujuan, artinya

interaksi yang telah direncanakan untuk suatu tujuan tertentu.

Dalam hal ini, perlu adanya interaksi komunikatif antar guru dengan siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berfokus pada “Apakah dengan model

pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa

kelas II SDN 022 Palaran tahun pembelajaran 2011/2012”.

2. 7. Hipotesis Tindakan

Penilitian ini direncakan terbagi kedalam dua siklus, setiap siklus

dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting). Melalui dua siklus tersebut

dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui dua siklus

tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan

demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa dengan model

pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa

kelas II SDN 022 Palaran tahun pembelajaran 2011/2012.


19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian

tindakan kelas adalah suatu tindakan yang diambil oleh guru/koleganya untuk

meningkatkan pengajaran untuk menguji teori dalam praktek.

Menurut Hopkins, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat Reflektif

oleh pelaku tindakan, yang di lakukan untuk meningkatkan kemampuan nasional

dari tindak-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam

pemahaman terhadap kondisi tempat praktek pembelajaran di lakukan.

Menurut Bogdan dan Biklen (1982 : 27-30), karakteristik penelitian

kualitatip (PTK), yaitu sebagai berikut.

1. PTK pada hakekatnya berusaha mendapatkan data langsung dari sumbernya

dan penelitian bertindak sebagai instrument utama. Data itu di peroleh dari

hasil observasi yang cukup lama dengan mengikuti dan mengamati Pri

kehidupan yang terjadi dalam kehidupan nyata di lokasi penelitian.

2. PTK bersifat deskritif, data yang dikumpulkan dalam bentuk Verbal dan Non

Verbal, yaitu berupa ucapan, gambar-gambar, atau keadaan fisik lalunya,

yang meliputi transkip interview, catatan lapangan, dokumen-dokumen foto,

rekaman video, atau rekaman tape recorder. Data yang berupa catatan dan di

seminasi penemuan sangat di perlukan dalam penelitian kualitatif.


20

3.2. Setting Penelitian

Anak yang membaca nyaring kurang lancar perlu penanganan sendiri

terutama siswa kelas II SD Negeri 022 Palaran sekitar 45% dari seluruh siswa

kelas II SD Negeri 022 yang dapat membaca nyaring dengan jelas, baik dan benar

sehingga masalahnya kalau segera kertangani tidak semakin berat. Langkah

penangan adalah dengan upaya meningkatkan kemampuan keterampilan membaca

nyaring dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

atau metode kooperatif terpadu antara membaca dan menulis permulaan.

Metode ini tepat untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca

nyaring karena, dalam pembelajaran siswa didorong untuk bekerja sama dalam

kelompok saling membacakan hasil kelompoknya terpadu antara membaca dan

menulis dan terdapat proses pembelajaran yang aktif dan kreatif.

1. Tempat Penelitian

Tempat penilitian adalah pada SD Negeri 022 Palaran dengan

pertimbangan:

- Efesien tenaga, waktu dan biaya

- Peneliti sebagai guru SD kelas II

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian tindakan kelas.

Penelitian pertama dilaksanakan pada tanggal 10 April 2012 pada semester dua

tahun pelajaran 2011/2012 (siklus 1) dan tanggal 12 April 2012 (siklus II) pada

semester dua, Tahun Pembelajaran 2011/2012.


21

3.3. Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas adalah Siswa Kelas II

SD Negeri Nomor 022 Palaran yang berjumlah 14 orang siswa yang terdiri dari

laki-laki 8 orang dan perempuan 6 orang, yang sedang mengikuti proses

pembelajaran membaca nyaring suatu bacaan didalam kelas secara bergantian.

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus berdasarkan waktu

pertemuan. Setiap siklus ditempuh dalam 2 kali pertemuan. Adapun alur

penelitian seperti gambar 1 dibawah ini :

PROSEDUR PENELITIAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI SIKLUS I

PENGAMATAN

PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN

SIKLUS II

PENGAMATAN

HASIL AKHIR

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas


22

Keterangan :

1. Lebih bagus atau sama dengan siklus pertama berarti sudah mantap

2. Lebih jelas atau beda dengan siklus I harus dilakukan siklus tiga sampai

diperoleh kesimpulan yang mantap

Suharsini Arikunto (2005 : 1) Tidak ada ketentuan tentang berapa kali

siklus harus dilakukan banyaknya siklus tergantung dari keputusan penelitian

sendiri namun ada saran sebaiknya tidak kurang dari 2 siklus. Apabila hasil kedua

berbeda dengan hasil siklus I, jelas peneliti harus melakukan siklus ketiga dan

selanjutnya sampai diperoleh kesimpulan yang mantap. Jika hasil siklus kedua

sama dengan siklus pertama berarti sudah ada pemantapan. Secara utuh, tindakan

yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan

tahapan berikut :

1. Tahap 1 menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan.

Dalam tahap menyusun rancangan penelitian menentukan titik-titik untuk

focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat instrument pengamatan untuk membantu penelitian

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika digunakan

dalam penelitian ini bentuk terpisah. Yaitu penelitian dan pelaksana guru

adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada

kesepakatan antara keduanya. Oleh karena pelaksana guru adalah pihak yang

paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi

pembelajaran disesuaikan dengan selera guru agar pelaksanaan tindakan

dapat berlangsung wajar.


23

2. Tahap 2 pelaksana tindakan, yaitu implementasi atau penerapan rancangan

didalam kancah. Yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal ini perlu diingat

adalah dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan taat pada apa yang

sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Tentu

saja membuat modifikasi tetap diijinkan selama tidak mengubah prinsip.

3. Tahap 3 pengamatan, yaitu pelaksanaan pengematan oleh pengamat

sebetulnya kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan

tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan

sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat untuk melakukan

umpan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, sambil

melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit

apa yang terjadi.

4. Tahap 4 refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah terjadi, “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika

guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan kemudian berhadapan

dengan peneliti dan subyek penelitian siswa-siswa yang diajar untuk bersama-

sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan, istilah refleksi disini

sama dengan “memantulkan seperti halnya sinar memancar dan mengenai

kaca” yang dalam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan

pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam

tindakan, tetapi juga dihadapan subyek yang terlihat dalam penelitian. Jadi ini

dari penelitian tindakan, yaitu guru pelaku tindakan menyatakan kepada


24

pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana

yang belum.

Disamping itu juga sangat penting artinya jika siswa yang dikenai tindakan

mengemukakan pendapat tentang apa yang dialami serta adanya kemungkinan

usul penyempurnaan. Dalam refleksi ini kita gunakan contoh tindakan terhadap

catatan siswa. Personil siswa di minta mengemukakan bagaimana perasaannya

ketika catatan diambil oleh guru dan cara yang dilakukan oleh guru. Jika guru

menggunakan pengamat luar, diskusi dalam langkah refleksi ditanyakan kepada

pengamat apa yang mereka lihat ketika melakukan pengamatan. Perlu disepakati

pengamatan dalam penel;itian tindakan ini bukan hanya dengan penglihatan mata

saja. Tetapi juga hidung untuk penciuman, kulit sebagai pengecap/perasa, dan

juga telinga sebagai alat pendengar.

Untuk guru pelaksana juga berstatus pengamat, maka refleksi dilakukan

terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali

melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang dirasakan sudah memuaskan

hati karena sudah dengan rancangan dan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki

(Suharsimi Arikunto, 2003 : 7).

Jadi inilah tahapan penelitian tindakan yang perlu dilalui atau dilaksanakan

oleh peneliti jika akan melaksanakan penelitian tindakan kelas.


25

3.5. Rencana Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus secara berkelanjutan,

setiap siklus dilaksanakan dengan 2 pokok bahasan.

Dalam penelitian mempersiapkan penelitian antara lain :

a. Menyusuri instrument untuk memperoleh data

b. Menyusun jadwal penelitian

c. Menentukan pokok bahasan dan sub bahasan yang akan digunakan dalam

penelitian

d. Menentukan metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan super

learning.

e. Menyusun scenario pembelajaran merancang simulasi dan kegiatan untuk

ice break.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

kelas yang terdiri dari 2 siklus dan berkelanjutan :

a. Siklus

1) Perencanaan

a) Permasalahan didentifikasikan dan masalah di rumuskan,

b) Merancang pembuatan rencana pengajaran,

c) Mempersiapkan alat peraga yang diperlukan dalam penyampaian

materi.

d) Membuat scenario pembelajaran,


26

e) Menentukan observer

f) Menyiapkan wacana/bacaan untuk tes keterampilan membaca nyaring.

2) Tindakan Kelas

Dalam tindakan ini sebelumnya guru membagi kelompok yang terdiri dari

3orang siswa tiap kelompok. Kemudian guru membagikan kliping yang berbeda

topiknya pada tiap-tiap kelompok. Setiap kelompok diberi tugas membuat

kesimpulan dari kliping tersebut dan membacakannya di depan kelas.

Dalam pembelajaran ini guru menilai tekanan, volume suara, lafal dan

kelancaran siswa dalam membaca. Penilaian dilakukan dengan menggunakan

skoring yang telah ditetapkan.

3) Pengamatan/Observasi

a) Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Aspek yang diamati antara lain :

- Jalannya proses pembalajaran

- Situasi kelas waktu pembelajaran

- Tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung.

b) Ikut menilai keterampilan membaca nyaring murid.

4) Refleksi

Menilai kembali kelebihan dan kelemahan siklus 1, Hasil refleksi ini

dipergunakan untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus ke II,


27

b. Siklus II

Dengan langkah-langkah :

1. Perencanaan :

- Permasalahan diidentifikasikan dan masalah di rumuskan berdasarkan

refleksi pada siklus I

- Merancang kembali pembuatan rencana pengajaran.

- Mempersiapkan kembali alat peraga yang diperlukan dalam penyampaian

meteri,

- Membuat scenario pembelajaran

- Menyiapkan wacana.

2. Tindakan

- Guru melakukan semua tindakan sebagaimana siklus I

- Guru menyelenggarakan tes keterampilan membaca nyaring.

3. Pengamatan

- Observer melakukan langkah-langkah observer sebagaimana pada siklus I,

- Observer ikut menilai tes membaca nyaring.

4. Refleksi

Mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan suatu kesimpulan,

kegiatan ini untuk mengukur apakah metode yang diterapkan dalam tindakan

kelas ini berhasil meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II

SD Negeri 022 dapat ditingkatkan. Tolak ukur keberhasilan dalam penelitian

ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan membaca nyaring yang dilakukan

sesudah diberi tindakan.


28

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

- Tes keterampilan membaca nyaring ini dilakuakan oleh setiap siswa

- Obeservasi/ Pengamatan ditunjukan kepada siswa dengan lembaga

pengamatan yang berisikan semangat siswa, keseriusan dalam

pembelajaran, perhatian siswa ketika menerima perintah, tingkatkan

kesalahan, tanggapan siswa dan catatan tugas.

- Wawancara dilakuakan dengan siswa

2. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data adalah merupakn alat yang dugunakan untuk

memperoleh data dalam penelitian tindakan kelas. Alat pengumpul data

yang digunakan adalah :

a. Bentuk Tes Membaca Nyaring

Dengan bentuk tes keterampilan membaca nyaring dengan unsur

yang dinilai : tekanan, volume suara, lafal, dan kelancaran.

Instrument Penilaian Membaca Nyaring

1. Tekanan Skor 1 – 4

2. Volume Suara Skor 1 – 3

3. Lafal Skor 1 – 4

4. Kelancaran Skor 1 – 3

Dengan jumlah skor minimal 100 untuk menentukan presestase

keberhasilan siswa dalam membaca nyaring digunakan rumus :

Jumlah skor
Nilai = X 100%
Jumlah siswa
29

Adapun kriteria penilaian sebagai berikut :

a = 90 % - 100% (baik sekali)

b = 75% - 89% (baik)

c = 60% - 74% (cukup)

d = 59% - kebawah (kurang)

b. Lembar Observasi

Observasi dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri 022 Palaran

dengan aspek yang diamati : semangat siswa, keseriusan, perhatian siswa

ketika menerima perintah, catatan tugas.

c. Wawancara

Wawancara ini ditunjukan kepada siswa kelas II SD Negeri 022

Palaran, untuk mengetahui tanggapan siswa.

3.7. Teknik Analisis Data

Dari hasil tes keterampilan membaca nyaring diuji dengan validasi

analisis unsur yang ditentukan. Hasil belajar dianalisa dangan analisis

Triangulasi yaitu : menggunakan berbagai sumber data untuk membaca

nyaring. Observasi dan wawancara dengan analisis diskriptif berdasarkan

hasil obeservasi dan refleksi.


30

BAB IV

PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Penyajian Data

1. Penyajian data siklus I

Data dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas II SDN 022 Palaran

dengan jumlah siswa 14 orang yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 10 siswa

perempuan. Dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri

dua siklus dengan waktu (2 x 35 menit) untuk sekali tatap muka (pertemuan)

dengan dibantu 2 orang pengamat guru.

Adapun kegiatan kelas selesai dilanjutkan dengan penelitian ketrampilan

membaca nyaring, dengan aspek yang di nilai : tekanan, volume suara, lafal, dan

kelancaran, dalam penilaian ini jumlah skor yang diperoleh nilai maksimal 14.

Adapun kriteria penilaian sebagai berikut :

a = 90% - 100% (Baik Sekali)

b = 75% - 89% (Baik)

c = 60% - 74% (Cukup)

d = 59% - ke bawah (Kurang)

Hasil ketrampilan membaca nyaring sebelum menggunakan Metode CIRC

dan hasil ketrampilan membaca nyaring setelah menggunakan Metode CIRC

pada siklus I adalah sebagai berikut :


31

Tabel 4.1
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Sebelum Menggunakan Metode CIRC

Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase
siswa Nilai
BAIK SEKALI 0 0 0.00%
BAIK 2 164.29 16.91%
CUKUP 10 700.00 72.06%
KURANG 2 107.14 11.03%

Tabel 4.2
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus I

Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase
siswa Nilai
BAIK SEKALI 0 0.00 0.00%
BAIK 9 164.29 15.13%
CUKUP 5 785.71 72.37%
KURANG 0 135.71 12.50%

2. Penyajian Data Siklus II

Setelah melihat hasil siklus I dalam penelitian tindakan kelas dalam rangka

peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SDN 022 Palaran maka

penulis perlu mengadakan pelaksanaan siklus ke 2.

Adapun hasil membaca nyaring dengan metode CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition) siklus II pada siswa kelas II SDN 002

Palaran adalah sebagai berikut:


32

Tabel 4.3
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus II

Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase
siswa Nilai
BAIK SEKALI 2 185.71 16.15%
BAIK 10 828.57 72.05%
CUKUP 2 135.71 11.80%
KURANG 0 - 0.00%

A. Analisis Data

Berdasarkan acuan penyajian data pada tabel 4.1 persentase nilai sebelum

menggunakan metode CIRC, tabel 4.2 persentase nilai setelah menggunakan

metode CIRC siklus I dan tabel 4.3 persentase nilai setelah menggunakan metode

CIRC siklus II maka tahap selanjutnya adalah menganalisis penelitian tersebut ke

dalam bentuk grafik hasil penilaian tindakan kelas dan hasil observasi/pengamatan

untuk para siswa setelah proses belajar mengajar dilaksanakan.

Gambar 4.1
Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring
Sebelum Menggunakan Metode CIRC

PERSENTASE NILAI SISWA


80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
BAIK SEKALI BAIK CUKUP KURANG
33

Gambar 4.2
Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus I

PERSENTASE NILAI SISWA


80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
BAIK SEKALI BAIK CUKUP KURANG

Gambar 4.3
Grafik Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Siklus I

PERSENTASE NILAI SISWA


80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
BAIK SEKALI BAIK CUKUP KURANG
34

Dari daftar tabel dan gambar grafik hasil pengamatan bahwa pelaksanaan

tindakan kelas tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa

kelas II SDN 022 Palaran menunjukkan peningkatan hasil seperti yang terlihat

pada tabel 4.4 dan gambar grafik 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4
Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus

SIKLUS SIKLUS
Kriteria PRA
1 2
BAIK SEKALI 0.00% 0.00% 16.15%
BAIK 16.91% 15.13% 72.05%
CUKUP 72.06% 72.37% 11.80%
KURANG 11.03% 12.50% 0.00%

Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus

NILLAI RATA-RATA SISWA


80.00%
70.00%
60.00%
50.00% BAIK SEKALI

40.00% BAIK

30.00% CUKUP

20.00% KURANG

10.00%
0.00%
PRA SIKLUS 1 SIKLUS 2
35

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I (Satu)

Peneliti bersama pengamat kemudian melakukan refleksi tentang

pelaksanaan tindakan kelas siklus I yang telah selesai dilaksanakan. Dengan

merenungkan dan menganalisa fakta yang diperoleh peneliti dan hasil observer

selama tindakan berlangsung. Peneliti bersama pengamat dalam proses refleksi

berusaha mencari kekurangan/kelemahan yang ditemukan selama tindakan kelas

berlangsung.

- Dalam pembelajaran membaca nyaring siswa sebagian masih ada yang

mengeja.

- Masih ada siswa yang membacanya kurang lancar

- Dari guru penyampaian materi terlalu cepat.

- Masih ada siswa yang kurang mendapat perhatian.

Kelebihan:

- Umumnya siswa memperhatikan dan bersemangat dalam pembelajaran.

- Dalam membaca nyaring walaupun sedikit sudah ada peningkatan. Seperti

siswa yang biasanya disuruh membaca tidak mau, sudah mau membaca

nyaring sudah cukup lancar, demikian juga siswa yang lain.

- Sedang siswa agak pintar sudah dapat mengemukakan isi dari apa yang

terkandung dalam bacaan tersebut.

- Dari segi guru juga dengan penuh semangat melaksanakan pembelajaran.


36

2. Siklus II (Dua)

Setelah selesai pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus kedua ini,

peneliti bersama pengamat selanjutnya melakukakan refleksi yaitu merenungkan

dan menganalisa hasil dari [enelitian fakta yang diperoleh peneliti dan hasil

observasi yang dilakukan observer selama tindakan berlangsung.

Dalam refleksi ini peneliti bersama pengamat bersama berusaha mencari

kekurangan/kelemahan serta kelebihan yang ada pada guru maupun siswa. Untuk

siklus kedua ini karena sudah mengacu dari hasil refleksi pertama dan

pelasanaannya berdasar siklus pertama maka kekurangan dan kelemahan sudah

tidak ada dan padat kita lihat pada gambar grafik pada siklus pertama dan kedua

angka-angka hasil siklus menunjukkan adanya peningkatan dalam membaca

nyaring siswa kelas II SD Negeri 022 Palaran.

Adapun kelebihan hasil siklus kedua adalah:

- Siswa yang sebelumnya membaca bacaan cerita belum baik, jelas dan benar

dengan bimbingan guru akhirnya dapat membaca.

- Siswa yang lain ada yang dapat menceritakan kembali bacaan tersebut.

- Ada yang dapat menyimpulkan dari sisi bacaan cerita tersebut.

- Adanya peningkatan membaca nyaring karena ada yang memperoleh nilai

delapan dalam siklus kedua.


37

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Tiap Siklus

Dari siklus I yang dilaksanakan tanggal 10 April 2012 dan siklus II yang

dilaksanakan pada tanggal 12 April 1012 diperoleh hasil perbandingan persentase

seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Perbandingan Persentase Nilai Membaca Nyaring
Menggunakan Metode CIRC pada Tiap-tiap Siklus

Kriteria Pra-Siklus1 Siklus1-Siklus2


BAIK SEKALI 0.00% 16.15%
BAIK -1.78% 56.92%
CUKUP 0.31% -60.57%
KURANG 1.47% -12.50%

Dari 14 orang siswa kelas II SDN 022 Palaran mempunyai nilai

kompetensi membaca nyaring sangat beragam, dan hanya sedikit yang memenuhi

kriteria “baik” apalagi kriteria “baik sekali” tidak ada seorangpun. (lihat tabel 4.1)

Hal ini terjadi karena membaca nyaring yang dikehendaki adalah

membaca nyaring sesuai ketentuan yang diberlakukan yaitu, tekanan (intonasi)

harus benar, volume suara harus terdengar jelas, lafal tiap-tiap kata sedikit yang

salah, dan membaca tanpa harus mengeja.

5.2. Pembahasan Antar Siklus

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus pertama

terdapat peningkatan 1.47% terhadap siswa yang mempunyai nilai “kurang” dan
38

peningkatan ini terlihat sangat signifikan dibanding terhadap siswa yang

mempunyai nilai “cukup” dan “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

mempunyai nilai dibawah 59 sudah berkurang. Pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa

2 (dua) orang siswa yang tadinya mempunyai nilai di bawah 59 dengan kriteria

“kurang” telah tidak terlilhat pada tabel 4.2.

Siswa yang mempunyai nilai dengan kriteria “baik” secara nilai persentase

tampak terjadi penurunan, namun secara kuantitas (jumlah) siswa terjadi

peningkatan dari yang berjumlah 2 (dua) orang siswa menjadi 9 (sembilan) orang

siswa yang mempunyai nilai dengan kriteria “baik”. Hal in menunjukkan bahwa

dengan metode CIRC siswa yang dapat membaca nyaring dengan intonasi,

volume suara, lafal dan kelancaran yang benar semakin meningkat.

Peningkatan yang terjadi disebabkan metode CIRC adalah kelompok,

sehingga siswa yang mempunyai kekurang dapat mencontoh atau meniru teman

dalam kelompoknya. Selain itu materi bacaan yang diberikan dibaca berulang-

ulang dalam kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil refleksi, keberhasilan pada siklus I mendorong peneliti

untuk melakukan siklus II, dan hasilnya terlihat lebih nyata seperti pada tabel 4.5.

dalam tabel 4.5 terlihat perbandingan antara siklus I dengan siklus II tampak

sangat mencolok. Siswa yang dengan kriteria “baik sekali” meningkat dari 0.00%

menjadi 16,15%, yang secara jumlah dari tidak ada siswa yang dapat membaca

sesuai kriteria menjadi 2 orang siswa yang dapat membaca dengan baik dan benar

sesuai kriteria penilaian.


39

Dalam siklus II juga terjadi penurunan jumlah siswa yang mempunyai

kriteria “cukup” dari 5 (lima) orang siswa pada siklus I menjadi 2 (dua) orang

siswa pada siklus II. Siswa yang memenuhi kriteria “baik” pada siklus II tidak

terlihat signifikan bila dibanding siklus I, tetapi bila dibandingkan dengan

sebelum dilakukan metode CIRC maka terjadi peningkatan yang sangat

signifikan, yaitu dari 2(dua) orang siswa menjadi 10 (sepuluh) orang siswa. Hal

ini menunjukkan bahwa metode CIRC sangat membantu mata pelajaran Bahasa

Indonesia khususnya kompetensi membaca nyaring.


40

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik

sebuah kesimpulan, dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pelajaran Bahasa Indonesia,

kompetensi membaca nyaring di kelas II SDN 022 Palaran terbukti terjadi

peningkatan prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran Coopperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) juga dapat meningkatkan semangat dan kreatifitas siswa serta dinamika

siswa dalam kelas. Siswa kelihatan lebih semangat dan selalu senang mengikuti

proses belajar mengajar di kelas, sehingga hal ini berpengaruh juga terhadap

peningkatan belajar siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya

kompetensi membaca nyaring.

6.2. Saran

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi membaca nyaring

hendaknya para guru menggunakan CIRC karena :

1. Metode ini ada kerjasama dalam pembelajaran antara siswa,

2. Adanya diskusi kelompok

3. Adanya pembelajaran siswa yang aktif kreatif,

4. Pelajaran terpadu antar membaca dan menulis.

Untuk siswa dengan melaksanakan metode CIRC siswa :


41

1. Akan memperoleh bekal untuk hidup saling kerjasama baik antar teman

maupun kelompok.

2. Siswa akan tertanam jiwa kreatifitas yang ini sangat berguna dalam

kehidupan yang akan dating.

3. Dapat melatih diri untuk berbicara di dalam diskusi kelompok maupun di

depan umum.

4. Adanya toleransi antara teman.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Syahbana, S. Takdir, 1958. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jakarta, PT.
Pustaka Rakyat.

Arikunto, Suharsimi,2005. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action


Research-CAR) Universitas Negeri Yogyakarta.

Badudu, Yus, 1991. Membina Bahasa Indonesia Buku I, Bandung, Pustaka Prima.

Depdikbud, 1993. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka
Rakyat.

Depdikbud, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Jamarah, Syaiful Bahri, 2000. Strategi Belajar mengajar, Jakarta, Rineka Cipta

Karsidi, 2009. Inilah Bahasa Indonesiaku, Jakarta, PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.

Slavia dan Steven, 1995. Model-model Pembelajaran Alternatif (Cooperative


Integrated Reading and Composition –CIRC)

Sudjana, Nana, Ahmad Rivai, 2001. Teknologi Pengajaran, Bandung, Sinar Baru.

Suryaman, Ukun, 1992. Dasar-dasar Bahasa Indonesia Baku,Bandung, Penerbit


Alumni

Syamsudin,dkk,2004. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta, Penerbit


Erlangga.

Tampubolon, 1987, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.


Bandung. Penerbit Angkasa.

Tarigan, HG.A. Harras, 1990. Membaca dalam Kehidupan, Bandung, Penerbit


Angkasa

Winkels. WS, 2004. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta, FIP Universitas Sanata


Darma.
FORMAT PENGAMATAN/OBSERVASI

UNTUK SISWA

Kelas : II
Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2012
Jam : 07.30 – 09.00
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kategori Nilai
No Jenis yang diamati Keterangan
a b c d
1 Presensi hadir a = BaIk sekali

2 Frekwensi bertanya  b = Baik
3 Frekwensi menjawab dengan tepat  c = Cukup
4 Tidak melamun  d = Kurang
5 Tidak mengganggu teman 
6 Tidak membuat gaduh 
7 Mengerjakan tugas 
8 Minat/perhatian 
9 Komunikasi 

10 Kerajinan catatan

Pengamat

RINA SUSANA
FORMAT PENGAMATAN/OBSERVASI

UNTUK GURU

Kelas : II
Hari/Tanggal : Kamis,12 April 2012
Jam : 09.30 – 11.00
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kategori Nilai
No Jenis yang diamati Keterangan
a b c d
1 Jalan proses pembelajaran  a = Baik sekali
2 Situasi kelas  b = Baik
3 Sikap dan tingkah laku siswa  c = Cukup
4 Sistematika penyajian  d = Kurang
5 Kemampuan menyajikan 

6 Cara menyajikan
7 Ketepatan waktu 

8 Penggunaan metode

9 Kondisi fisik/psikis

10 Cara menjawab pertanyaan

11 Penggunaan bahan

12 Pemberian motivasi

13 Penguasaan materi 
14 Kerapian berpakaian 
15 Selingan/humor 
16 Membimbing siswa yang lemah 
17 Cara menarik perhatian 
18 Semangat guru 

19 Pengaktifan siswa 
20 Persiapan, pelaksaan, evaluasi 
Pengamat

RINA SUSANA
PEDOMAN WAWANCARA/INTERVIEW

Untuk Guru/Pengamat:
1. Menurut pendapat Bapak/Ibu bagaimanakah jalannya pembelajaran
2. Bagaimanakah cara, kemampuan dan sistematika penyajian
3. Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu penggunaan metode
4. Apakah waktu pelaksaan proses pembelajaranmembimbing siswa yang
lemah
5. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu dalam menarik minat siswa
6. Apakah ada pemberian motivasi kepada siswa
7. Bagaimanakah situasi siswa selama KBM
8. Bagaimanakah dalam memberikan tugas atau soal-soal latihan
9. Bagaimanakah persiapan dalam kegiatan KBM
10. Apakan di akhir pelajaran ada evaluasi

Untuk Siswa/Peserta didik:


1. Bagaimankah presensi siswa
2. Apakah waktu KBM siswa mengikuti dengan tertib/disiplin
3. Bagaimanakah hubungan timbal balik antarasiswa dengan guru
4. Apakah murisering mengajukan pertanyaan
5. Apakah dalampembelajaran terlalu cepat
6. Apakah siswa bias menerima pelajaran yang disampaikan
7. Apakah waktu pembelajaran siswa bias mengerjakan soal-soal
8. Apakah dalam pembelajaran siswa seringramai
9. Apakah siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran
10. Apakah soal-soal yang diberikan guru mereka kerjakan
PANDUAN PENILAIAN MEMBACA NYARING

No Kreteria Skor Arti skor


1 Tekanan 4 Intonasi semua kata dalam bacaan tepat
3 1-3 kata berintonasi tidak tepat
2 4-6 kata berintonasi tidak tepat
1 > 6 kata berintonasi tidak tepat

2 Volume Suara 3 Nyaring (terdengar jelas)


2 Sedang (Beberapa tidak terdengan jelas)
Samar-samar (Sebagian besar bacaan tidak
1 terdengar)

3 Lafal 4 Semua kata diucapkan dengan jelas


3 1-3 kata diucapkan tidak jelas
2 4-6 kata diucapkan tidak jelas
1 > 6 kata diucapkan tidak jelas

4 Kelancaran 3 Lancar
2 Terbata-bata
1 Mengeja
FORMAT PENILAIAN MEMBACA NYARING
KELAS 2
SEBELUM PENELITIAN
ASPEK YANG DINILAI JUMLAH
NO NAMA NILAI Kriteria
1 2 3 4 SKOR
1 Yuliah 2 2 3 1 8 57.14 KURANG 1. Tekanan Skor 1 – 4
2 Dinar Juniawan 2 3 2 2 9 64.29 CUKUP 2. Volume Suara Skor 1 – 3
3 Herlitan 2 3 2 3 10 71.43 CUKUP 3. Lafal Skor 1 – 4
4 Nadhifa Humainah 2 2 3 2 9 64.29 CUKUP 4. Kelancaran Skor 1 – 3
5 Alam Nur Saleh 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
6 Suci Rima Fauziah 2 3 3 2 10 71.43 CUKUP a = 90 % - 100% (baik sekali)
7 Ridha Adrianur 3 2 3 2 10 71.43 CUKUP b = 75% - 89% (baik)
8 Rahmah Aulia Pebriani 2 2 3 3 10 71.43 CUKUP c = 60% - 74% (cukup)
9 Jesi Masjaya Rachmat B 2 1 2 2 7 50.00 KURANG d = 59% - kebawah (kurang)
10 Adinda Aulia Zhaffira 3 3 3 3 12 85.71 BAIK
11 Putri Hairunisa 2 2 3 3 10 71.43 CUKUP
12 Girang Rambu 3 3 2 2 10 71.43 CUKUP Guru Mata Pelajaran
13 Ridho Maulana 2 3 3 2 10 71.43 CUKUP
14 Rosalinda 2 2 3 3 10 71.43 CUKUP
Jumlah 32 33 38 33 136 971.43
Rata-rata 2.29 2.36 2.71 2.36 9.71 69.39 RINA SUSANA
FORMAT PENILAIAN MEMBACA NYARING
KELAS 2
SIKLUS I
ASPEK YANG
DINILAI JUMLAH
NO NAMA NILAI Kriteria
SKOR
1 2 3 4
1 Yuliah 2 2 3 2 9 64.29 CUKUP 1. Tekanan Skor 1 – 4
2 Dinar Juniawan 3 3 2 2 10 71.43 CUKUP 2. Volume Suara Skor 1 – 3
3 Herlitan 3 3 2 3 11 78.57 BAIK 3. Lafal Skor 1 – 4
4 Nadhifa Humainah 4 2 3 2 11 78.57 BAIK 4. Kelancaran Skor 1 – 3
5 Alam Nur Saleh 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
6 Suci Rima Fauziah 4 3 3 2 12 85.71 BAIK a = 90 % - 100% (baik sekali)
7 Ridha Adrianur 3 2 3 2 10 71.43 CUKUP b = 75% - 89% (baik)
8 Rahmah Aulia Pebriani 4 2 3 3 12 85.71 BAIK c = 60% - 74% (cukup)
9 Jesi Masjaya Rachmat B 4 2 2 2 10 71.43 CUKUP d = 59% - kebawah (kurang)
10 Adinda Aulia Zhaffira 3 3 3 3 12 85.71 BAIK
11 Putri Hairunisa 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
12 Girang Rambu 3 3 2 2 10 71.43 CUKUP Guru Mata Pelajaran
13 Ridho Maulana 4 3 3 2 12 85.71 BAIK
14 Rosalinda 2 3 3 3 11 78.57 BAIK
Jumlah 45 35 38 34 152 1085.71
Rata-rata 3.21 2.50 2.71 2.43 10.86 77.55 RINA SUSANA
FORMAT PENILAIAN MEMBACA NYARING
KELAS 2
SIKLUS II
ASPEK YANG
DINILAI JUMLAH
NO NAMA NILAI Kriteria
SKOR
1 2 3 4
1 Yuliah 3 3 4 2 12 85.71 BAIK 1. Tekanan Skor 1 – 4
2 Dinar Juniawan 3 2 4 2 11 78.57 BAIK 2. Volume Suara Skor 1 – 3
3 Herlitan 2 3 3 3 11 78.57 BAIK 3. Lafal Skor 1 – 4
4 Nadhifa Humainah 4 2 4 2 12 85.71 BAIK 4. Kelancaran Skor 1 – 3
5 Alam Nur Saleh 3 3 4 3 13 92.86 BAIK SEKALI
6 Suci Rima Fauziah 2 2 4 2 10 71.43 CUKUP a = 90 % - 100% (baik sekali)
7 Ridha Adrianur 4 2 3 3 12 85.71 BAIK b = 75% - 89% (baik)
8 Rahmah Aulia Pebriani 3 2 3 3 11 78.57 BAIK c = 60% - 74% (cukup)
9 Jesi Masjaya Rachmat B 2 1 4 2 9 64.29 CUKUP d = 59% - kebawah (kurang)
10 Adinda Aulia Zhaffira 3 3 3 3 12 85.71 BAIK
11 Putri Hairunisa 3 2 3 3 11 78.57 BAIK
12 Girang Rambu 3 3 4 2 12 85.71 BAIK Guru Mata Pelajaran
13 Ridho Maulana 4 3 3 2 12 85.71 BAIK
14 Rosalinda 4 2 4 3 13 92.86 BAIK SEKALI
Jumlah 43 33 50 35 161 1150.00
Rata-rata 3.07 2.36 3.57 2.50 11.50 82.14 RINA SUSANA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH DASAR NEGERI 002 PALARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Kelas/Semester : II (dua)/II
A. Standar Kompetensi :
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca
dalam hati

B. Kompetensi Dasar :
Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat.

C. Indikator :
1. Membaca nyaring teks bacaan
2. Membuat ringkasan bacaan

D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu membaca nyaring teks
2. Siswa mampu memahami pengucapan kata dan intonasi yang tepat

E. Materi Pokok : Membaca Nyaring


F. Metode Pembelajaran : CIRC (Cooperative Integrated Reading
Composition)
Langkah-Langkah Pembelajaran : Pertemuan I (Siklus I)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu


Kegiatan Awal

 Menanyakan kabar dan 10 menit
 Siswa merespon
kesiapan dalam belajar
serta mengabsen siswa pertanyaan dari guru

Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan  Siswa memperhatikan
konsep membaca keterangan guru
nyaring dengan metode dengan seksama
CIRC
 Guru membagikan
sebuah teks bacaan 25 menit
 Secara berkelompok
kemudian menjelaskan
siswa identifikasi
tugas yang harus
tema
dikerjakan oleh siswa
 Saling membacakan
secara kelompok
satu sama lain,
mencari kosa kata
sulit
 Menetukan pokok
pikran paragraph dan
membuat ringkasan
 Membahas hasil kerja  Kelompok yang telah
selesai
kelompok secara
mempresentasikan
bersama-sama
hasil kerjanya di
depan kelas
Kegiatan Akhir

 Guru membacakan  Siswa merespon


kesimpulan dari beberapa pertanyaan
10 menit
kegiatan belajar hari ini dari guru
 Pemberian semangat
motivasi belajar
 Penilaian hasil

Pertemuan II (SIKLUS II)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu


Kegiatan Awal

 Menanyakan kabar dan  Siswa merespon


kesiapan dalam belajar pertanyaan dari guru
10 Menit
 Refresing fikiran  Siswa mengikuti
(bermain tepuk, arahan dari guru
bernyanyi, dsb) dengan semangat

 Menanyakan pelajaran  Siswa memperhatikan


yang lalu dengan seksama

Kegiatan Inti

 Menjelaskan tentang  Memperhatikan


pembuatan ringkasan dengan seksama
 Pembentukan
kelompok serta
pemberian tema pada
setiap kelompok 25 menit
 Guru memberikan  Secara berkelompok
siswa melaksanakan
sebuah bacaan
tugas dari guru
 Membahas hasil kerja
kelompok secara  Siswa terpacu
bersama-sama semangatnya untuk
Apresiasi terhadap berkompetisi
kelompok yang  Kelompok yang telah
selesai
melakukan tugas
mempresentasikan
dengan baik
hasil kerjanya di
 Pemberian PR
depan kelas
Kegiatan Akhir

Siswamerespon
 Guru membacakan 
beberapa pertanyaan
kesimpulan dari dari guru
10 menit
kegiatan belajar hari ini
 Pemberian semangat
motivasi belajar
 Penilaian hasil
BAHAN BACAAN PADA SIKLUS I

Menempel Dengan Pita Perekat

Lem tidak selalu berupa cairan atau bubur.


Ada lem yang dikemas berupa pita.
Orang menyebutnya selotip atau dobeltip.
Pita itu berisi perekat.
Jika pita dikelupas akan tampak lapisan lem.
Pita perekat merapikanpekerjaan mengelem.
Tidak ada lem yang belepotan.
Kita tidak perlu menunggu lama untuk mongering.
Pita perekat mempermudah pekerjaan temple-menempel.
Pita perekat mudah dibeli di toko-toko.
Harganya juga tidak mahal.
Pitaperekatdapat digunakan untuk mengelem kertas atau plastik.
BAHAN BACAAN PADA SIKLUS II

Tamak dan Kikir

Tamak dankikir termasuk penyakit rohani


Tamak adalah sifat selalu ingin memperoleh banyak.
Kata lain tamak adalah loba atau serakah.
Kikir adalah sifat terlampau hemat memakai harta benda miliknya.
Kata lainkikir adalah pelit.
Memang serba tidak baik kedua sifat itu.
Jika kita mempunyai sifat itu, pasti akan dijauhi teman.
Kita harus membuang jauh kedua sifat itu.
Gantilah tamak dengan rasa syukur.
Gantilah sifat pelit dengan sifat dermawan.
Kita harus saling menolong.
Tidak baik hidup berlebih-lebihan.
Hidup sederhana akan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai