PEMBAHASAN
GAMETOGENESIS
Gamet dibedakan menjadi sel telur (ovum) bagi yang betina dan sperma
bagi yang jantan. Gamet dan sel cikal bakalnya merupakan plasma germinal
(germ plasm) dari individu, sedang sel tumbuh lainnya disebut sel soma atau
somatoplasma (somatoplasm). Plasma germinal sangat penting sebagai pembawa
sifat herediter yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sedangkan sel somatoplasma sebagai pelindung dan pemberi makan bagi plasma
germinal.
Gametogenesis adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal
menjadi sel-sel kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan
fertilisasi untuk kemudian menjadi individu baru. Pada individu jantan disebut
spermatogenesis, sedangkan pada individu betina disebut oogenesis. Secara umum
gametogenesis dapat dibedakan menjadi empat tahap :
1. Asal dan migrasi bakal sel kelamin ke gonad.
Keterangan mengenai awal pembentukan plasma germinal belum
diketahui, tetapi sel yang kelak akan menjadi gamet telah dapat dikenal
sejak tahapan perkembangan awal. Pada spesies Anura mempunyai
plasma germinal sebagai penentu sel kelamin yang berada di telur yang
belum dibuahi (berada pada daerah vegetative telur) sampai akhirnya
berada pada sel endoderm selama gastrulasi. Sedangkan, pada hewanhewan amniota tidak dijumpai plasma germinal sehingga sel kelamin
dari sel-sel endoderm atau kantung yolk.
Migrasi bakal sel kelamin ke gonad dilakukan dengan 2 cara yaitu
bergerak secara amoboid, atau dengan peredaran darah. Selama
melakukan migrasi ke gonad sel kelamin mulai memperbanyak diri.
2. Perbanyakan bakal sel kelamin secara mitosis di dalam gonad.
Setelah bakal sel kelamin menempati gonad, sel-sel ini akan
melakukan perbanyakan diri (proliferasi) yang dilakukan secara
mitosis. Pada gonad betina sel-sel yang aktif membelah disebut oogonia
sedangkan yang jantan disebut spermatogonia. Terdapat pola aktifitas
pembelahan yang berbeda antara oogonia dan spermatogonia. Pada
hewan betina mamalia sebagian besar oogonia akan mati selama
periode perkembangan embrio, sedangkan pada hewan vertebrata
rendah oogonia dipertahankan selama hidupnya di dalam gonad. Pada
hewan jantan, mitosis bakal sel kelamin dalam gonad terjadi sejak
Gambar 3. Gametogenesis
Gambar 4. Spermiogenesis
B. Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina atau sel telur dari
oogonia dan berlangsung di dalam ovarium hewan betina. Oogonia akan
Gambar 5. Ovarium
Berbeda dengan spermatogenesis diamana masing-masing spermatogonia setelah
mengalami pembelahan meiosis menghasilkan 4 sperma, suatu oogonia hanya akan
menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Setelah pembelahan meiosis I, satu
sel, oosit II, tetap mempertahankan sitoplasmanya, sedang yang lainnya disebut
badan polar dan hanya mendapat sedikit sitoplasma. Badan polar sering
berdegenerasi sebelum memasuki pembelahan meiosis II. Pada pembelahan
meiosis II, terjadi pembagian sitoplasma yang tidak sama, menghasilkan suatu sel
telur yang mengandung banyak sitoplasma, dan badan polar II. Pada manusia,
pembelahan meiosis I dimulai pada embrio dan meisosis tidak diselesaikan sampai
dimulainya periode pubertas atau sebelum monopouse bagi sel telur yang terakhir.
Penahanan proses meiosis sangat mencolok pada oogenesis dan biasanya
penahanan yang pertama terjadi dalam periode profase I, terutama pada fase
diploten. Selama periode ini, dengan bantuan sel-sel pembantu (sel folikel), telur
akan menimbun bahan makanan (yolk) dan bahan-bahan lain yang diperlukan
setelah fertilisasi. Penahanan meiosis I dihentikan oleh perubahan hormone di
dalam tubuh sehingga meiosis dilanjutkan lagi sampai metaphase ii, untuk
kemudian telur diovulasikan. Penahanan kedua kali akan terhenti kalau terjadi
fertlisasi.
Vitelline
envelope
Jelly coat
B. amphibian
ovum mamalia
Fungsi-fungsi :
1. Cangkang telur sebagai pelindung utama telur.
2. Membran cangkang merupakan selaput tipis di dalam cangkang telur.
3. Rongga udara berfungsi sumber oksigen bagi embrio.
4. Keping germinal (zigot/embrio) sebagai calon individu baru.
5. Kuning telur (yolk) cadangan makanan bagi embrio.
6. Putih telur (albumin) sebagai pelindung embrio dari goncangan dan
sebagai cadangan makanan dan air.
7. Kalaza (tali kuning telur) untuk menahan kuning telur agar tetap pada
tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning
telur.
8. Zona pelusida (jelly mantel) untuk membantu melindungi sel telur.
9. korona radiata bertindak pembungkus gelembung. dan melindunginya
saat berjalan menuruni tuba falopi.
Siklus Menstruasi
Pada hewan primata umumnya dan manusia khususnya, terdapat siklus
menstruai yang erat hubungannya dengan perkembangan dan pembentukan folikel
telur dan endometrium uterus. Siklus inin dikendalikan oleh hormone-hormon
reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisa dan ovarium.
sehingga merangsang terjadinya ovulasi. Pada bagian terakhir dari siklus, sisa
folikel telur di dalam ovarium menjadi korpus luteum yang mensekresi
progesterone dan estrogen. Progresteron menyebabkan endometrium berkembang
menjadi sekretoris dan mengandung sangat banyak pembuluh darah. Uterus pada
tahap ini sudah siap menerima dan memberi makan telur ynag telah difertilisasi.
Jika ovum tidak difertilisasi, korpus luteum akhirnya luruh, progestreron tidak
dibentuk dan tidak adanya progesterone menyebabkan permukaan endometrium
mengalami peluruhan. Pendarahan (menstruasi) terjadi dan siklus dimulai lagi.