Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SISTEM SARAF DAN REPRODUKSI HEWAN

DISUSUN OLEH :
SUTOMO MADANI ARMIANTO
(M011191203)

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2029/2020

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 1


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas berkat dan segala rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Terbitnya makalah ini tentu tak lepas dari dedikasi dan partisipasi
dari berbagai pihak baik dalam bentuk materi maupun non materi,
olehnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah turut andil dalam pembuatan makalah ini. Terkhusus, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Biologi dan tak luput kepada teman teman penulis atas segala
bentuk partisipasinya.
Adapun penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tentunya
masih jauh dari kata sempurna oleh karena keterbatasan penulis itu
sendiri. Oleh karenanya apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini
yang tentunya tak ada unsur kesengajaan didalamnya, penulis mohon
maaf dan sekiranya dapat dimaklumi. Akhir kata sekiranya dengan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya

Mamasa, 13 April 2020


Mengetahui

penulis

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 5

C. TUJUAN ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFENISI SISTEM SARAF ........................................................................ 6

B. SISTEM SARAF PADA HEWAN VERTEBRATA .................................. 13

C. SISTEM SARAF HEWAN INVERTEBRATA ......................................... 18

D. SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN ................................................. 24

E. SISTEM REPRODUKSI HEWAN VERTEBRATA ................................. 26

F. SISTEM REPRODUKSI HEWAN INVERTEBRATA ............................. 32

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN . .............................................................................................. 35

B. SARAN ............................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 3


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini
tidak dimiliki oleh tumbuhan. Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya
gerak, responsif terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, dan
memerlukan makanan dalam bentuk kompleks. Baik pada hewan yang uniseluler
maupun pada hewan yang multiseluler, individu merupakan suatu unit. Keseluruhan
mekanisme tubuh hewan saling terorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya
merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu
sel maupun seluruh sel.

Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur
aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat, dengan sistem saraf inilah
makluk hidup dapat merasakan adanya rangsangan baik itu yang disengaja maupun
tanpa adanya unsur kesengajaan . Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-
beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.

Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa


melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari,
begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Bayangkan
apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan
menganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan, jika salah satu mata rantai
tersebut hilang. Proses alam tentunya tak akan seimbang Yang dampaknya akan
menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.
Sistem reproduksi adalah sistem organ seks dalam organisme yang
bekerjasama untuk tujuan reproduksi seksual. Baik sistem saraf maupun organ
reproduksi merupakan hal yang penting bagi hewan bahkan untuk seluruh makhluk
hidup. Dengan Sistem saraf dan sistem reproduksi inilah yang digunakan hewan agar
dapat beradaptasi dan bertahan hidup dilingkungannya masing – masing.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dipandang perlu adanya


pengumpulan data berupa infomasi tertulis agar dapat diketahui lebih dalam
bagaimana sistem saraf dan sistem reproduksi hewan baik hewan vertebrata maupun
invertebrata

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 4


1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa defenisi sistem syaraf hewan ?


2. Bagaimana sistem saraf pada hewan vertebrata ?
3. Bagaimana sistem saraf hewan invertebrata ?
4. bagaimana sistem reproduksi pada hewan ?
5. Bagaimana sistem reproduksi hewan vertebrata ?
6. Bagaimana sistem reproduksi hewan invertebrata ?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi sistem syaraf hewan
2. Untuk mengetahui sistem saraf pada hewan vertebrata
3. Untuk mengetahui sistem saraf hewan invertebrata
4. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada hewan
5. Untuk mengetahui sistem reproduksi hewan vertebrata
6. Untuk mengetahui sistem reproduksi hewan invertebrata

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 5


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFENISI SISTEM SYARAF

Sistem saraf berasal dari kata “saraf”, yang mana merupakan bundel silinder
serat yang keluar dari otak dan central cord, dan cabang berulang-ulang untuk
menginervasi setiap bagian tubuh. Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas
serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk
persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau
jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf
merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran
dan ingatan.

Pada struktur saraf, Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut
neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel
saraf, dendrit, dan akson. Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di
dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi
untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan
percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap
neuron.
Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan bertulang
belakang (vertebrata) dan sistem saraf hewan yang tak bertulang belakang
(invertebrata). Sistem saraf pada hewan bervariasi dalam struktur dan bentuk. Pada
vertebrata, sistem saraf terdiri dari saraf pusat dan perifer, sedangkan invertebrata
mempunyai sistem saraf yang berbentuk seperti tangga tali. Walaupun berbeda
stuktur dan bentuknya, sistem saraf vertebrata dan invertebrata memiliki kesamaan
fungsi yakni mengatur dan mengendalikan kerja alat alat tubuh, mengetahui
perubahan yang terjadi pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan
tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 6


Fungsi Sistem Saraf
Secara umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih,
yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris.
1. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris, misalnya
sel-sel pendeteksi cahaya dimata ke pusat integrasi.
2. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi
reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respons tubuh
yang sesuai. Sebagai besar integrasi dilakukan dalam system saraf pusat (SSP atau
central nervous system, CNS), yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada
vertebrata).
3. Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sl-sel
efektor, sel-sel otot atau kelenjar yang mengaktualisasikan respons tubuh terhadap
stimulus tersebut. Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve),berkas mirip tali
yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan
ikat.
Sistem saraf merupakan mekanisme penghantaran impul saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan
atau sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi.
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak
dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin
tinggi tingkatan hewan semakin kompleks sistem sarafnya.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

1. Sistem Saraf Pusat (SSP)

Sistem saraf di bentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel
saraf – neuron aferen, neuron aferen, dan antar neuron. Susunan system saraf pusat
(SSP) terdiri dari otak dan korda spinalis, yang menerima masukan mengenai
lingkungan internal dan ekstenal, dari neuron aferen. SSP mengolah msukan ini,
kemudian memulai pengarahan yang sesuai neuron-neuron eferen, yang membawa
instruksi ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan respon yang diinginkan beberapa
jenis gerakan. sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medula spinalis. Tidak ada
bagian otak yang bekerja sendiri dan terpisah dari bagian-bagian otak lain karena
anyaman neuron-neuron terhubung secara anatomis oleh sinaps, dan neuron-neuron
di seluruh otak berkomunikasi secara ekstensif satu sama lain dengan cara listrik atau
kimiawi. Akan tetapi, neuron-neuron yang bekerja sama untuk melaksanakan fungsi
tertentu cenderung tersusun dalam lokasi yang terpisah. Karena itu, meskipun
merupakan suatu keseluruhan yang fungsional, otak tersusun menjadi bagian-bagian

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 7


yang berbeda. Bagian-bagian otak dapat dikelompokkan dalam berbagai cara
bergantung pada perbedaan anatomik, spesialisasi fungsi, dan perkembangan evolusi.

Adapun susunan sisitem saraf pusat ialah sebagai berikut

a. Meninges
Sistem saraf pusat dikelilingi oleh lapisan pembungkus yaitu meninges,
berfungsi sebagai pelindung otak dan corda medulla dari kerusakan mekanis serta
memberi suplai nutrisi pada sel-sel saraf. Meninges dari luar ke dalam terdapat 3
lapisan yaitu duramater, arachnoidea, dan piamater

Duramater melekat pada dinding tengkorak, membentuk periosteum. Pada


duramater dijumpai dua lipatan besar yang terdapat pada muka interna yaitu falx
cerebri dan tentorium cerebelli. Pertemuan dua lipatan tersebut membentuk
protuberantia occipitalis interna fibrossa. Arachnoidea merupakan membran lunak
hampir transparan, terdapat diantara duramater dan piamater, mempunyai trabekula
sampai ke piamater. Piamater merupakan membran tipis yang terdiri dari jaringan ikat

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 8


dan pembuluh darah, berguna untuk menyuplai nutrisi. Arachnoid dan piamater
saling melekat dan seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-
arachnoid.

b. Encephalon (otak)

1. Cerebrum (otak besar)

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorikCerebrum terdiri dari dua hemispherium
cerebri, merupakan bagian terbesar dari encephalon. Kedua hemispherium cerebri
dipisahkan oleh celah yang dalam yang disebut fisura longitudinale.

2. Cerebellum (Otak kecil)


Terletak diatas medula oblongata, berbentuk oval. Terdiri atas vermis (di
tengah), dua hemispherium di lateralis dipisahkan oleh fissura sagital.Cerebelum
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

3. Brainstem (batang Otak)

Merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak adalah
sebutan dari tiga kesatuan struktur yaitu medulla oblongata, pons, dan
mesencephalon.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 9


• Sumsum sambung (medulla oblongata), berfungsi menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,
volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain.
• Jembatan varol (pons varoli), berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
• Otak tengah (mesensefalon), terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di
depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus
optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.

4. Hipothalamus

Merupakan bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa


hormon yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ organ dan
sel sel tubuh. Hipotalamus
berfungsi mengatur suhu tubuh pada organisme homoitermal.hipotalamus
berfungsi mengatur rasa ngantuk, mengatur emosi, kadar air dalam tubuh,
kegiatan reproduksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah.

c. Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari batang otak (medulla oblongata).
Medulla spinalis juga diselubungi meninges. Medulla spinalis terletak memanjang
dalam rongga tulang belakang hingga diantara ruas tulang belakang (Vertebra
Lumbalis ) kedua. Dibagian tengah berkas saraf ini
terdapat saluran berisi cairan serebrospinal. Medulla Spinalis berperan dalam
terjadinya refleks.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian
seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Urat saraf yang membawa impuls ke
otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah
dari otak merupakan saluran desenden.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 10


2. Sistem Saraf Tepi (SST)

Sistem saraf tepi Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian
tubuh dengan sistem saraf pusat.Sistem saraf tepi terdiri dari semua saraf yang
bermigrasi dalam CNS yang dapat melalui seluruh tubuh hewan Sistem saraf tepi
terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf sadar) dan sistem sarafotonom (sistem
saraf tidak sadar).
1. Sistem saraf sadar/somatik
Merupakan system saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah
oleh otak. Sistem saraf somatik dipandang sebagai control sadar, tetapi banyak
aktifitas otot rangka, misalnya yang mengatur postur tubuh dan keseimbangan
dikontrol oleh bawah sadar.Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri
dari:
• Tiga pasang saraf sensori
• Lima pasang saraf motor
• Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
2. Saraf Otonom
Berbeda dari sistem saraf somatik yang hanya terdiri atas satu saraf motor,
system
saraf otonom terdiri atas dua rantai neuron, yaitu neuron praganglionik dan
pascaganglionik. Saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.Badan sel
dari neuron praganglionik terletak dalam system saraf pusat (otak atau kordaspinalis).
Aksonnya, sebagai serabut proganglionik bersinapsis dengan badan sel neuron kedua
yang terletak dalam ganglion di luar system saraf pusat. Akson saraf kedua yang
disebut serabut pascaganglionik menginervasi efektor. saraf otonom mengontrol
aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 11


mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ
yang dibantu

Sistem saraf otonom mengatur aktivitas organ viseral secara tidak sadar, seperti
sirkulasi pencernaan, pernafasan, ekskresi, dsb. Oleh karena itu system saraf otonom
ditetapkan sebagai system saraf tidak sadar. Sistem saraf simpatetik dan
parasimpatetik bersama-sama menginervasi terutama organ viseral. Umumnya sistem
saraf simpatetik dan parasimpatetik memberikan pengaruhyang berlawanan pada
suatu organ . misalnya stimulasi simpatetik meningkatkan kecepatan denyut jantng,
sebaliknya stimulasi parasimpatetik menurunkannya. Stimulasi simpatetik
memperlambat gerak saluran pencernaan makanan, sebaliknya stimulasi
parasimpatetikmeningkatkannya. Jadi nampak bahwa satu sistem tidak selalu
berfungsi meningkatkan dan yang lain menghambat, tetapi yang jelas keduanya
bekerja berlawanan pada suatu organ. Keuntungan kontrol yang berlawanan tersebut
adalah memungkinkan mengontrol aktivitas suatu organ secara tepat. Ibarat
mengontrol kecepatan mobil yang sedang berjalan, maka kedua sistem saraf otonom
berfungsi sebagai gas dan rem. Kalau kecepatan mobil turun, maka gas ditingkatkan,
sebaliknya kalau kecepatan mobil melebihi kecepatan yang dikehendaki, maka gas
dikurangi dan rem diinjak.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 12


2.2. SISTEM SARAF PADA HEWAN VERTEBRATA

1. Sistem Saraf Amphibi

Pada amfibi Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian
yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal.
Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata
atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang transparan
(membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior, inferior,
rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior.
Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn
semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran
timpani (dalam telinga tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus
ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus
melalui stapes ke koklea).

Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf
periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis.
Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak
dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau
cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure
anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis.
Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 13


tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil).
Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang
berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale.

Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu
durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan
jaringan saraf.

2.Sistem Saraf Aves

Sistem saraf pada burung serupa dengan sistem saraf pada manusia dan hewan
menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh sistem saraf pusat. sistem araf pusat terdiri
dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak
besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan. Otak kecil pada burung
mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat
menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini
berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang. Selain otak kecil,
otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Namun, otak besar burung
berbeda dengan otak besar pada manusia.Permukaan otak besar pada burung tidak
berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk
dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil,

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 14


serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral
lobus optikus.

Lubang telinga burung nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal
terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran
semi sirkulat terus ke koklea.. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke
faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang. Salah satu jenis burung yang
memiliki pendengaran yang baik adalah burung dara. Hidung sebagai organ pembau
dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra
pencium pada burung kurang baik.

Mata besar dengan adanya pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan
berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan berlanjut kedalam humor vitreus.
Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral.
Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai
jarak. Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya,
yaitu sel batang dan sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi
yang baik. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut
peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak
mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut.

3. Sistem Saraf Pisces

Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa.


Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon
yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 15


mulai berkembang sejak permulaan stadia embrio dan berasal dari lapisan germinal
terluar (ectoderm). Unit terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap
neuron terdiri atas inti dan jaringan (perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas
dendrite (berfungsi sebagai penerima impuls) dan axon (berfungsi sebagai penerus
impuls). Pertemuan antara axon dan dendrite dari sel saraf lainnya disebut synapse.

Sistem saraf pada vertebrata dapat dibedakan atas:

✓ Sistem saraf pusat (systema nervorum centrale), disusun oleh otak


(encephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
✓ Sistem saraf tepi (systema nervorum periphericum), disusun oleh saraf otak
(nervi cerebralis) dan saraf spinal (nervi spinalis).
✓ Sistem saraf otonom, disusun oleh sistem saraf parasymphatic dan sistem
saraf symphatic. Organ perasa khusus (special sense organs), terdiri atas organ
gurat sisi (linea lateralis), hidung, telinga, dan mata.

Ikan biasanya memiliki otak yang relatif kecil terhadap ukuran tubuhnya
dibandingkan dengan vertebrata lainnya,. Namun, beberapa ikan memiliki otak yang
relatif besar, terutama mormyrids dan hiu. Di bagian depan adalah lobus penciuman ,
yang berfungsi menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua
saraf penciuman. Lobus penciuman yang sangat besar pada ikan yang suka berburu
dengan cara merangsang bau, seperti hagfish, hiu, dan lele.

Ikan mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan
diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf
kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga
mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh. Terdapat pada ikan
bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif
terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar
mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi
benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga
dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan
tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi
atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh
mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan
tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi
oleh saraf kranial ke X (N. vagus), oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa
telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 16


4. Sistem Saraf Reptil

Reptil memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda
saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus,
infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada
rungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata
rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga
dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada
saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.

5. Sistem Saraf Mamalia

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 17


Sistem saraf pada mamalia, secara umum memiliki tingkat perkembangan yang
lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan
keseluruhan bagian otak. Mamalia memiliki 12 pasang saraf krinal dan 31 pasang saraf
spinal. Pada mamalia, Cerebrumnya besar jika dibandingkan dengan keseluruhan
otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah.
Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan
posterior. Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus
auditori eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel
auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat
pada burung).

2.3. SISTEM SARAF HEWAN INVERTEBRATA

1. Sistem Saraf Hewan Invertebrata

Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong


Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan
tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada
koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti
Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi
protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti
iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

a) Sistem saraf pada Platyhelminthes (cacing pipih)

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 18


Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel
saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di
bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion
kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti
tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf
yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf
dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh.
Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari
titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran
untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

b) Sistem saraf pada Coelenterata (hewan berongga)


Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan
mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak
memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan
sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk
menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan
tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap
knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang
berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat
pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 19


Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada
Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm)
terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan
satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-
sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem
yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel
yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak
mempunyai cirri-ciri sinaps.

c) Sistem saraf pada Echinodermata


Echinodermata adalah kelompok hewan berduri yang bergerak lamban dengan
bantuan kaki tabung dan berada dalam keedalaman laut.

Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif.


Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan
mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus
seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan
(innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain. Meskipun sistem saraf
Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah mempunyai
struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf
sensorik dan telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya
terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali.
Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 20


d) Sistem saraf Annelida
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar
15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah, pacet dan lintah.

Pada hewan Polychaeta (cacing annelida yang umumnya hidup di laut),


terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut sebagai
otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan
dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion
subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer
atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion.
Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.Palpus dan tentakel pada hewan ini
merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata
sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina
sehingga analog dengan mata pada vertebrata.
Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap
segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping iti ada ganglion
suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali
korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama.
Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral
tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive
terhadap sentuhan dan cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju
yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion
supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun
relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada
permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 21


tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf
ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari
saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut
saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas
berkontraksi bersama-sama.

e) Sistem saraf pada Arthropoda


Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba – laba, udang, lipan, dan hewan sejenis lainnya.

Anatomi internal seekor laba-laba, menunjukkan sistem saraf dalam warna biru .

Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah,
dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat
berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu
protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak
merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol
ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia
segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal.
Contoh :
1. Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan
ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus
oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu
sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata
sederhana.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 22


2. Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah
penghubung sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di
sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan dengan
beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda
ventral.Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada
hewan ini sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat
tambahan anterior.
3. Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion
serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral
oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3
buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-
cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.

f) Sistem saraf Mollusca


Mollusca adalah hewan triploblastik yang bertubuh lunak. Pada tiram
terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus, sepasang dalam kaki, dan
sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan
satu dengan yang lain dengan serabut-serabut longitudinal dan yang anterior juga
oleh serabut-serabut transversal.Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan
cahaya, terdapat di sepanjang batas mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan
keseimbangan terdapat pada tiram. Organ perasa kurang berkembang dibandingkan
anggota molluska lainnya.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 23


Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf
serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia
itu melanjut keseluruh sistem organ.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk
mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini
dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan
viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena
adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena
itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian
suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu
terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol
lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik,
pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

2.4. SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN

Proses reproduksi adalah proses pertumbuhan jumlah individu sebagai akibat


dihasilkannya keturunan melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat
perkembangannya. Reproduksi juga diartikan sebagai kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. setiap individu organisme ada
sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Reproduksi hewan
dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif dan Generatif.
Perkembangbiakan Vegetatif/aseksual terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan dan
Betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah atau
tidak bertulang bekakang (invertebrata). Perkembangbiakan generatif umumnya
terjadi padaHewan tingkat tinggi ata hewan betulang belakang (Vertebrata).
Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat betina dan
ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi).

1. Reproduksi Seksual ( Generatif )


Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu prosesbiologis
penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi. Pada
reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu
yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang
memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru. Pada organisme
tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan
gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 24


bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului
dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina
karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya
disebut anisogamet.
Reproduksi seksual/generative diantaranya ialah :
a) Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami
spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma
(plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
b) Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat
dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
• Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan
ukuran yangsama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
• Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan
bentuknyasama. Contohnya Chlamydomonas sp.
• Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan
bentuk yangtidak sama. Contohnya pada Hydra sp.

2. Reproduksi Aseksual ( Vegetatif )


Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual
(tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa
terjadi secara alami maupun buatan.
▪ Vegetatif Alami, adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan
pihak lain seperti manusia. Contohnya ubi jalar, kentang, pada tumbuhan dan
Hydra, Ubur-ubur, Porifera pada hewan, dan lain – lain
▪ Vegetatif Buatan, adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan
pihak lain seperti
manusia. Contohnya kloning, cangkok, stek dan lain-lain

Reproduksi aseksual/vegetative meliputi :


o Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat
tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan
Asterias sp.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 25


o Budding/t unas/gemmul ae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu
bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru.
Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.
o Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang
menjadi individu
baru. Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri
dan pembelahan multiple paada Virus.
o Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora
akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
o Partheno genesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa
dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha.
Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan
Clonorchis sinensis.

2.5. SISTEM REPRODUKSI HEWAN VERTEBRATA


Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti
dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang
akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara
eksternal atau secara internal.
a) Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh
hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air.
Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
b) Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di
dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa
kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina.
Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial),
misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran
keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
• Ovipar (Bertelur), merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan
dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan
yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami
hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis
reptil.
• Vivipar (Beranak), Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan
mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 26


siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya.
Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui),
misalnya kelinci dan kucing.
• Ovovivipar (Bertelur dan Beranak), Ovovivipar merupakan embrio yang
berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam
tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang
berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh
induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan
ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.

1. Sistem Reproduksi Pada Amphibi


Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal
artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada
pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena
kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.
Sistem Genetalia Jantan :
• Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan
oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian
posterior rongga abdomen.
• Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vesikula
seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar
hanya saat musim kawin saja.
Sistem Genitalia Betina :
• Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus
adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars
progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
• Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk
dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan
lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal
mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya
bermuara di kloaka

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 27


2. Sistem Reproduksi Pada Pisces
Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh
induk betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih.
Sperma dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital.
Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
Sistem Genitalia Jantan :
• Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga
abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar.
Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
• Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian
anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan
mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen
berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk
kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka.

Sistem Genitalia Betina :

• Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior
rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan.
Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
• Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya
berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk
sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada
uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memilikikloaka.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 28


3. Sistem Reproduksi Pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung
tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Sistem Genitalia Jantan :
• Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya
licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim
kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
• Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada
burung-burung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang
membentuk duktus aferen yang berdilatasi membentuk duktus ampula yang
bermuara dikloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan
dengan epididimis yang kecil dengan ureter ketika masuk kloka.
Sistem Genitalia Betina :
• Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya
yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
• Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan
dibagi menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum yang
punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang
dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan
mensekresikan albumin, selanjutnya istimus yang mengsrkresikan fimbre. Di
Posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya
Istimus akan mensekresikan membran sel telur dalam dan luar.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Sedangkan Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara
di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikeliingi oleh materi
cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu
tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak
burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 29


burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan
sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

4. Sistem Reproduksi Pada Reptil


Sistem Genitalia Jantan :

• Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan,berjumlah


sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Padakadal dan ular, salah
satu testis terletak lebih ke depan dari padayang lain. Testis akan membesar
saat musim kawin.
• Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluranreproduksi,
dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolfdekat testis
bergelung membentuk epididimis. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen
bersatu dengan ureterdan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus
urogenital yang pendek.

Sistem Genitalia Betina :


• Ovaium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagianpermukaannya
benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventralkolumna vertebralis.
• Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anteriorterbuka ke
rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posteriorbermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anteriormenghasilkan albumin yang

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 30


berfungsi untuk membungkus sel telur,kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.


Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis,
yaitu epididimis. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk
dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah
5. sistem Reproduksi PadaMamalia
Sistem Genitalia Jantan :
• Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam
skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran
testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut
Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga
abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
• Saluran reproduksi. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior
(kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan
dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan
vesikula seminalis.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 31


Sistem Genitalia Betina :
• Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di
dalamrongga pelvis.
• Saluran reproduksi Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang
berasal dari duktus Muller.Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk
uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital
dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lainduktus Muller membentuk
oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk
infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.

Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan
oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk
zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang
menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot
menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh
dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

2.6. SISTEM REPRODUKSI HEWAN INVERTEBRATA

1. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan.
Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari
reproduksi seksual. Beberapa invertebrata, misalnya jenis cacing pipih (Planaria)
berkembang biak dengan cara fragmentasi. Fragmentasi merupakan pemutusan
bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran yang normal, Planaria secara spontan
terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian berkembang menjadi dewasa dan
proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi aseksual dengan cara
pertunasan(budding). Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang
serupa denganinduknya) dari tubuh induk. Keturunan berkembang sebagai tunas
pada badan induk. Pada beberapa spesies, seperti pada Obelia, tunas tersebut lepas

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 32


dan hidup bebas. Pada spesies lain, misalnya koral atau anemon laut, tunas tersebut
tetap terikat pada induk hingga menyebabkan terjadinya koloni
koral.

2. Reproduksi Seksual
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi
seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum.
Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat
hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum). Meskipun hermafrodit,
cacing tanah tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri, melainkan dengan pasangan
cacing t anah lainnya.

Berikut ini contoh macam – macam sistem reproduksi hewan invertebrata:


a. Protozoa
Protozoa, misalnya amoeba dapat berkembangbiak baik dengan membelah diri
secara
mitosis. Pada Paramecium caudatum, selain bereproduksi dengan cara membelah
diri, juga dapat melakukan konyugasi.

b. Hydra
Hydra, perkembangbiak secara vegetatif melalui pembentukan tunas.
Perkembang
biakan secara generatif berlangsung melalui peleburan antara sel permatozoa dan sel
telur.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 33


c. Cacing Tanah
Pada cacing tanah, dua ekor cacing saling berdempetan dengan arah kepala dan
ekor berlawanan dan selanjutnya mengadakan pertukaran sperma. Cacing pertama
memindahkan spermatozoanya ke dalam kantung spermatozoid cacing kedua, dan
sebaliknya cacing kedua memasukkan spermatozoanya ke dalam kantung
spermatozoid cacing pertama, selanjutnya kedua cacing memisahkan diri. Pada
daerah klitelium masing-masing cacing menghasilkan mukus atau lendir. Lendir
tersebut bergerak kedepan dan melewati kantung telur. Sel telur ke luar dan terbawa
oleh lendir. Pada saat lendir melewati kantung spermatozoid, sel spermatozoid ke luar
dan bertemu dengan sel telur dan pada akhirnya berlangsung pembuahan di dalam
lendir.
Cacing tanah merupakan contoh hewan yang bersifat hermaprodit, dimana
alat- alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dapat dijumpai dalam satu individu.
Sekalipun dalam satu individu dapat dijumpai dua jenis alat kelamin, namun pada
umumnya untuk menghasilkan keturunan secara generatif, masih dibutuhkan dua
individu. Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa kemungkinan (i) tidak adanya
hubungan struktural yang memungkinkan sel sperma membuahi sel telur dalam satu
individu(ii) Waktu pematangan sel gamet (sperma atau telur) tidak bersamaan,
sehingga tidak memungkinkan untuk berlangsungnya pembuahan.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 34


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak
dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas serabut
saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk
persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau
jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Dengan sistem
saraf inilah makhluk hidup dapar merasakan adanya rangsangan
2. Sistem saraf pada hewan vertebrata

a) Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis).
b) Sistem saraf pada Aves serupa dengan sistem saraf pada manusia dan
hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh sistem saraf pusat.
sistem araf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.
c) Sistem reproduksi Pisces, menerima rangsang dari lingkungannya melalui
organ perasa. Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk
impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam
bentuk tingkah laku.
d) Sistem saraf pada Reptil, Terdapat 12 pasang syaraf kranial Reptil memiliki
otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus
optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau
pada rungga hidung.
e) Sistem saraf pada Mamalia, secara umum memiliki tingkat perkembangan
yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika
dibandingkan keseluruhan bagian otak. Mamalia memiliki 12 pasang saraf
krinal dan 31 pasang saraf spinal.

3. Tidak semua Invertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa
dan Porifera tidak memiliki sistem saraf Hewan bersel satu seperti Amoeba dan
Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat
melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak
dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 35


4. Reproduksi hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif
dan Generatif. Perkembangbiakan Vegetatif/aseksual terjadi tanpa peleburan Sel
Kelamin Jantan dan Betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada
hewan tingkat redah atau tidak bertulang bekakang (invertebrata).
Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi padaHewan tingkat tinggi ata
hewan betulang belakang (Vertebrata).
5. Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti
dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot
yang akan berkembang menjadi embrio. Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara
perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar,
vivipar dan ovovivipar.
6. Sistem reproduksi pada hewan invertebrata meliputi reproduksi aseksual dan
reproduksi seksual. Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada
tumbuhan. Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan
pengganti dari reproduksi seksual. Sedangkan pada reproduksi seksual Sebagian
besar dilakukan oleh invertebrata Reproduksi seksual dicirikan dengan penyatuan
gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum.

3.2. SARAN
Dari makalah ini kita tahu bahwa sistem saraf dan sistem reproduksi
merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup hewan. Maka marilah kita
tetap menjaga kelestarian hewan yang ada di muka bumi ini agar kelestarian
ekosistem tetap terjaga. Terlepas dari ketidaksempurnaan makalah ini, maka
diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
terbitan makalah yang lebih baik di waktu selanjutnya.

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 36


DAFTAR PUSTAKA

Abrari.N.A.I.Dkk. 2011. Makalah Fisiologi Sistem Saraf Hewan. Fakultas Keguruan


Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Https://Id.Scribd.Com

Arum Faradita. 2017. Reproduksi Hewan. Https://Staff.Unila.Ac.Id

Eklesia L.P. Dkk. 2013. .Sistem Reproduksi Hewan. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Manado. Https://Nanopdf.Com

Kezia, 2014. Makalah Sistem Saraf Hewan Http://Misspeanut25/2014/10/Makalah-


Sistem-Saraf-Hewan.Html

Mimihitam.2020 (suntingan terahir). Sistem Saraf. Https://id.m.wikipedia.com

Otniel.Y.P. 2011. SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN. https://id.scribd.com


Wagino. 2010. Avertebrata. https://id.m.wikipedia.org

Purnamasari Risa dan Santi Dwi Rukma. 2017. Fisiologi Hewan. Program Studi
Arsitektur. Uin Sunan Ampel

Wuner, F. 2014. Makalah Fisiologi Hewan Sistem Saraf. Www.Academia.Edu

Sistem Saraf dan Reproduksi Hewan 37

Anda mungkin juga menyukai