DISUSUN OLEH :
SUTOMO MADANI ARMIANTO
(M011191203)
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2029/2020
penulis
BAB I PENDAHULUAN
C. TUJUAN ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN . .............................................................................................. 35
B. SARAN ............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur
aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat, dengan sistem saraf inilah
makluk hidup dapat merasakan adanya rangsangan baik itu yang disengaja maupun
tanpa adanya unsur kesengajaan . Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-
beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi sistem syaraf hewan
2. Untuk mengetahui sistem saraf pada hewan vertebrata
3. Untuk mengetahui sistem saraf hewan invertebrata
4. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada hewan
5. Untuk mengetahui sistem reproduksi hewan vertebrata
6. Untuk mengetahui sistem reproduksi hewan invertebrata
Sistem saraf berasal dari kata “saraf”, yang mana merupakan bundel silinder
serat yang keluar dari otak dan central cord, dan cabang berulang-ulang untuk
menginervasi setiap bagian tubuh. Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas
serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk
persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau
jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf
merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran
dan ingatan.
Pada struktur saraf, Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut
neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel
saraf, dendrit, dan akson. Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di
dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi
untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan
percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap
neuron.
Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan bertulang
belakang (vertebrata) dan sistem saraf hewan yang tak bertulang belakang
(invertebrata). Sistem saraf pada hewan bervariasi dalam struktur dan bentuk. Pada
vertebrata, sistem saraf terdiri dari saraf pusat dan perifer, sedangkan invertebrata
mempunyai sistem saraf yang berbentuk seperti tangga tali. Walaupun berbeda
stuktur dan bentuknya, sistem saraf vertebrata dan invertebrata memiliki kesamaan
fungsi yakni mengatur dan mengendalikan kerja alat alat tubuh, mengetahui
perubahan yang terjadi pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan
tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari lingkungannya.
Sistem saraf di bentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel
saraf – neuron aferen, neuron aferen, dan antar neuron. Susunan system saraf pusat
(SSP) terdiri dari otak dan korda spinalis, yang menerima masukan mengenai
lingkungan internal dan ekstenal, dari neuron aferen. SSP mengolah msukan ini,
kemudian memulai pengarahan yang sesuai neuron-neuron eferen, yang membawa
instruksi ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan respon yang diinginkan beberapa
jenis gerakan. sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medula spinalis. Tidak ada
bagian otak yang bekerja sendiri dan terpisah dari bagian-bagian otak lain karena
anyaman neuron-neuron terhubung secara anatomis oleh sinaps, dan neuron-neuron
di seluruh otak berkomunikasi secara ekstensif satu sama lain dengan cara listrik atau
kimiawi. Akan tetapi, neuron-neuron yang bekerja sama untuk melaksanakan fungsi
tertentu cenderung tersusun dalam lokasi yang terpisah. Karena itu, meskipun
merupakan suatu keseluruhan yang fungsional, otak tersusun menjadi bagian-bagian
a. Meninges
Sistem saraf pusat dikelilingi oleh lapisan pembungkus yaitu meninges,
berfungsi sebagai pelindung otak dan corda medulla dari kerusakan mekanis serta
memberi suplai nutrisi pada sel-sel saraf. Meninges dari luar ke dalam terdapat 3
lapisan yaitu duramater, arachnoidea, dan piamater
b. Encephalon (otak)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorikCerebrum terdiri dari dua hemispherium
cerebri, merupakan bagian terbesar dari encephalon. Kedua hemispherium cerebri
dipisahkan oleh celah yang dalam yang disebut fisura longitudinale.
Merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak adalah
sebutan dari tiga kesatuan struktur yaitu medulla oblongata, pons, dan
mesencephalon.
4. Hipothalamus
c. Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari batang otak (medulla oblongata).
Medulla spinalis juga diselubungi meninges. Medulla spinalis terletak memanjang
dalam rongga tulang belakang hingga diantara ruas tulang belakang (Vertebra
Lumbalis ) kedua. Dibagian tengah berkas saraf ini
terdapat saluran berisi cairan serebrospinal. Medulla Spinalis berperan dalam
terjadinya refleks.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian
seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Urat saraf yang membawa impuls ke
otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah
dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem saraf tepi Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian
tubuh dengan sistem saraf pusat.Sistem saraf tepi terdiri dari semua saraf yang
bermigrasi dalam CNS yang dapat melalui seluruh tubuh hewan Sistem saraf tepi
terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf sadar) dan sistem sarafotonom (sistem
saraf tidak sadar).
1. Sistem saraf sadar/somatik
Merupakan system saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah
oleh otak. Sistem saraf somatik dipandang sebagai control sadar, tetapi banyak
aktifitas otot rangka, misalnya yang mengatur postur tubuh dan keseimbangan
dikontrol oleh bawah sadar.Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri
dari:
• Tiga pasang saraf sensori
• Lima pasang saraf motor
• Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
2. Saraf Otonom
Berbeda dari sistem saraf somatik yang hanya terdiri atas satu saraf motor,
system
saraf otonom terdiri atas dua rantai neuron, yaitu neuron praganglionik dan
pascaganglionik. Saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.Badan sel
dari neuron praganglionik terletak dalam system saraf pusat (otak atau kordaspinalis).
Aksonnya, sebagai serabut proganglionik bersinapsis dengan badan sel neuron kedua
yang terletak dalam ganglion di luar system saraf pusat. Akson saraf kedua yang
disebut serabut pascaganglionik menginervasi efektor. saraf otonom mengontrol
aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
Sistem saraf otonom mengatur aktivitas organ viseral secara tidak sadar, seperti
sirkulasi pencernaan, pernafasan, ekskresi, dsb. Oleh karena itu system saraf otonom
ditetapkan sebagai system saraf tidak sadar. Sistem saraf simpatetik dan
parasimpatetik bersama-sama menginervasi terutama organ viseral. Umumnya sistem
saraf simpatetik dan parasimpatetik memberikan pengaruhyang berlawanan pada
suatu organ . misalnya stimulasi simpatetik meningkatkan kecepatan denyut jantng,
sebaliknya stimulasi parasimpatetik menurunkannya. Stimulasi simpatetik
memperlambat gerak saluran pencernaan makanan, sebaliknya stimulasi
parasimpatetikmeningkatkannya. Jadi nampak bahwa satu sistem tidak selalu
berfungsi meningkatkan dan yang lain menghambat, tetapi yang jelas keduanya
bekerja berlawanan pada suatu organ. Keuntungan kontrol yang berlawanan tersebut
adalah memungkinkan mengontrol aktivitas suatu organ secara tepat. Ibarat
mengontrol kecepatan mobil yang sedang berjalan, maka kedua sistem saraf otonom
berfungsi sebagai gas dan rem. Kalau kecepatan mobil turun, maka gas ditingkatkan,
sebaliknya kalau kecepatan mobil melebihi kecepatan yang dikehendaki, maka gas
dikurangi dan rem diinjak.
Pada amfibi Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian
yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal.
Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata
atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang transparan
(membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior, inferior,
rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior.
Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn
semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran
timpani (dalam telinga tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus
ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus
melalui stapes ke koklea).
Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf
periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis.
Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak
dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau
cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure
anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis.
Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah
Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu
durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan
jaringan saraf.
Sistem saraf pada burung serupa dengan sistem saraf pada manusia dan hewan
menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh sistem saraf pusat. sistem araf pusat terdiri
dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak
besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan. Otak kecil pada burung
mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat
menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini
berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang. Selain otak kecil,
otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Namun, otak besar burung
berbeda dengan otak besar pada manusia.Permukaan otak besar pada burung tidak
berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk
dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil,
Lubang telinga burung nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal
terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran
semi sirkulat terus ke koklea.. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke
faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang. Salah satu jenis burung yang
memiliki pendengaran yang baik adalah burung dara. Hidung sebagai organ pembau
dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra
pencium pada burung kurang baik.
Mata besar dengan adanya pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan
berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan berlanjut kedalam humor vitreus.
Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral.
Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai
jarak. Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya,
yaitu sel batang dan sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi
yang baik. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut
peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak
mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut.
Ikan biasanya memiliki otak yang relatif kecil terhadap ukuran tubuhnya
dibandingkan dengan vertebrata lainnya,. Namun, beberapa ikan memiliki otak yang
relatif besar, terutama mormyrids dan hiu. Di bagian depan adalah lobus penciuman ,
yang berfungsi menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua
saraf penciuman. Lobus penciuman yang sangat besar pada ikan yang suka berburu
dengan cara merangsang bau, seperti hagfish, hiu, dan lele.
Ikan mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan
diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf
kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga
mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh. Terdapat pada ikan
bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif
terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar
mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi
benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga
dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan
tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi
atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh
mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan
tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi
oleh saraf kranial ke X (N. vagus), oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa
telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral.
Reptil memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda
saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus,
infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada
rungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata
rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga
dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada
saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.
Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang
berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat
pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Anatomi internal seekor laba-laba, menunjukkan sistem saraf dalam warna biru .
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah,
dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat
berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu
protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak
merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol
ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia
segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal.
Contoh :
1. Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan
ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus
oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu
sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata
sederhana.
• Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior
rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan.
Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
• Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya
berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk
sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada
uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memilikikloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Sedangkan Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara
di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikeliingi oleh materi
cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu
tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak
burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak
•
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis,
yaitu epididimis. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk
dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah
5. sistem Reproduksi PadaMamalia
Sistem Genitalia Jantan :
• Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam
skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran
testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut
Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga
abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
• Saluran reproduksi. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior
(kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan
dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan
vesikula seminalis.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan
oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk
zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang
menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot
menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh
dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
1. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan.
Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari
reproduksi seksual. Beberapa invertebrata, misalnya jenis cacing pipih (Planaria)
berkembang biak dengan cara fragmentasi. Fragmentasi merupakan pemutusan
bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran yang normal, Planaria secara spontan
terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian berkembang menjadi dewasa dan
proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi aseksual dengan cara
pertunasan(budding). Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang
serupa denganinduknya) dari tubuh induk. Keturunan berkembang sebagai tunas
pada badan induk. Pada beberapa spesies, seperti pada Obelia, tunas tersebut lepas
2. Reproduksi Seksual
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi
seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum.
Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat
hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum). Meskipun hermafrodit,
cacing tanah tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri, melainkan dengan pasangan
cacing t anah lainnya.
b. Hydra
Hydra, perkembangbiak secara vegetatif melalui pembentukan tunas.
Perkembang
biakan secara generatif berlangsung melalui peleburan antara sel permatozoa dan sel
telur.
a) Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis).
b) Sistem saraf pada Aves serupa dengan sistem saraf pada manusia dan
hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh sistem saraf pusat.
sistem araf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.
c) Sistem reproduksi Pisces, menerima rangsang dari lingkungannya melalui
organ perasa. Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk
impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam
bentuk tingkah laku.
d) Sistem saraf pada Reptil, Terdapat 12 pasang syaraf kranial Reptil memiliki
otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus
optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau
pada rungga hidung.
e) Sistem saraf pada Mamalia, secara umum memiliki tingkat perkembangan
yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika
dibandingkan keseluruhan bagian otak. Mamalia memiliki 12 pasang saraf
krinal dan 31 pasang saraf spinal.
3. Tidak semua Invertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa
dan Porifera tidak memiliki sistem saraf Hewan bersel satu seperti Amoeba dan
Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat
melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak
dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
3.2. SARAN
Dari makalah ini kita tahu bahwa sistem saraf dan sistem reproduksi
merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup hewan. Maka marilah kita
tetap menjaga kelestarian hewan yang ada di muka bumi ini agar kelestarian
ekosistem tetap terjaga. Terlepas dari ketidaksempurnaan makalah ini, maka
diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
terbitan makalah yang lebih baik di waktu selanjutnya.
Eklesia L.P. Dkk. 2013. .Sistem Reproduksi Hewan. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Manado. Https://Nanopdf.Com
Purnamasari Risa dan Santi Dwi Rukma. 2017. Fisiologi Hewan. Program Studi
Arsitektur. Uin Sunan Ampel