Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN / RESPIRASI MANUSIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

AKFAR 1 B

Andi Aziz Regiansyah AKF18066

Ayu Mayang Sari AKF18067

Baiq Nur Hidayanti AKF18068

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

2018
Kata Pengatar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Anatomi Fisiologi Manusia Sistem
Pernapasan Manusia “ dengan sebaik baiknya

Salam dan shalawat tercurahkan kepada Rasulullah SAW, Nabi yang mengantarkan kita dari
zaman kejahiliyaan menuju zaman islamiyah yang terang benderang, nabi yang dianggap sebagai
uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang di tugaskan Dr.Nanditya Ika
Faramita MMRS selaku dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan yang penulis peroleh dari infomasi dari buku dan media massa yang berhubungan
dengan Anatomi Fisiologi Manusia dalam Sistem Pernapasan Manusia.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca sekalian.

Penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat untuk masyarakat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Malang, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………...………………..........……….....................……………..i

KATA PENGANTAR…………………………………………….....................…..…….……....ii

DAFTAR ISI……………………………………......………..…....................……………..…....iii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................

DAFTAR TABEL .........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………….……………………….....................................1

1.2 Rumusan Masalah……………………………..…………..................................…….1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………...........................................….…..1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia…..................................................….....…….3

2.2 Organ-organ Penyusun serta Fungsinya pada Sistem Pernapasan Manusia........3

2.3 Mekanisme Pernapasan ………......................................................................…....…...7

2.4 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut ……………………………………….........9

2.5 Volume Paru-paru..........................................................................................................

2.6 Kapasitas Paru-paru……………………………………...........................….…...….10

2.7 Gangguan pada Sistem Pernapasan……………...........................................………..11

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………….........................………………………...14

3.2 Saran……………………………………......................…………………….……...14

DAFTAR PUSTAKA………………………......................……………….............……...…….15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri hidup. Dengan mengenali ciri-ciri makhluk hidup,
kita akan melihat keanekaragaman makhluk hidup yang tidak terbatas pada fisik saja, tetapi juga
terlihat pada struktur tubuh, tingkah laku, dan interaksinya dengan yang lain. Salah satu ciri-ciri
makhluk hidup adalah bernapas.

Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam bernapas dan untuk menjalankan berbagai
aktivitas tubuh. Oleh karena itu, di dalam tubuh manusia terdapat sistem pernapasan yang
mensirkulasikan peredaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian sistem pernapasan manusia?


1.2.2 Apa saja organ-organ penyusun serta fungsinya pada sistem pencernaan manusia?

1.2.3 Apa saja mekanisme dalam sistem pernapasan manusia?

1.2.4 Bagaimana volume dan kapasitas paru – paru?

1.2.5 Apa saja gangguan pada sistem pencernaan manusia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan ini sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui pengertian sistem pernapasan manusia

1.3.2 Mengetahui organ-organ penyusun serta fungsinya pada sistem pernapasan manusia

1.3.3 Mengetahui mekanisme sistem pernapasan manusia

1.3.4 Mengetahui volume dan kapasitas paru – paru

1.3.5 Mengetahui gangguan pada sistem pernapasan manusia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia

Gambar 2.1 Organ Pernapasan

Sumber: google

Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang sangat penting bagi kelanjutan
hidup nya. Bernapas yaitu proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
(Aris,2015)

Sistem pernapasan atau sistem respiratory adalah sistem organ yang digunakan untuk
menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air.

Fungsi sistem pernapasan manusia :

1. Area untuk pertukaran gas


2. Menggerakkan udara ke dan dari paru-paru
3. Melindungi permukaan respiratory dari dehydrasi, perubahan temperatur
4. Mencium atau membau
2.2 Organ-organ Penyusun serta Fungsinya pada Sistem Pernapasan Manusia

2.2.1 Organ Atas


 Hidung (Nasal) dan Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Gambar 2.2 Bagian Hidung

Sumber: google

Hidung merupakan alat pernapasan pertama yang dilalui oleh udara. Dari hidung
udara masuk ke dalam rongga hidung.

Rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lendir, yang berfungsi menyaring
udara dan menahan benda-benda asing yang ikut masuk dalam rongga hidung seperti debu
dan kuman.

Rongga hidung dibagi menjadi dua ruangan oleh sekat rongga hidung yang diperkuat
oleh tulang rawan, sedangkan pada kedua sisinya terdapat tonjolan-tonjolan pipih tulang
rawan yang disebut konka. Konka yang mengandung kapiler darah sehingga dapat
menyesuaikan suhu udara dengan suhu tubuh dan mengatur kelembapan udara oleh selaput
lendir.

Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang memiliki sel
goblet.
Gambar 2.3 Sel Goblet

Sumber: google

Sel goblet merupakan sel penghasil lendir yang berfungsi menyaring debu,
melekatkan kotoran pada rambut hidung, dan mengatur suhu udara pernapasan. Sebagai indra
pembau, pada atap atau rongga hidung terdapat lobus olfaktorius yang mengandung sel-sel
pembau.

Adanya lendir menyebabkan juga udara kering yang masuk ke dalam rongga hidung
menjadi lembap. Oleh karena itu, pengambilan udara melalui rongga hidung lebih aman
karena udara yang masuk ke dalam rongga hidung akan mengalami penyaringan dan
penghangatan.

 Faring (Pharinx)

Udara setelah melewati rongga hidung akan masuk ke faring.

Gambar 2.4 Faring

Sumber: google
Faring merupakan saluran penghubung antara rongga hidung dan tenggorokan dengan
panjang kurang lebih 12,5–13 cm. Faring terdiri atas tiga bagian, yakni nasofaring, orofaring,
dan laringofaring.

Pada laringofaring sistem pernapasan terpisah dari sistem pencernaan, udara akan
memasuki laring, sedangkan makanan akan memasuki esophagus melalui gotis. Oleh karena
itu, ketika menelan makanan, suatu katup (epiglotis) akan menutup saluran pernapasan
(glotis) sehingga makanan akan masuk ke saluran pencernaan.

 Laring (Larynx)

Setelah melewati faring, udara akan menuju laring. Laring sering disebut sebagai
kotak suara karena di dalamnya terdapat pita suara.

Gambar 2.5 Laring

Sumber: google

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang. Salah satu dari
sembilan tulang rawan tersebut adalah tulang rawan tiroid yang berbentuk menyerupai perisai.
Pada laki-laki dewasa, tulang rawan tiroid lebih besar daripada wanita sehingga membentuk
apa yang disebut dengan jakun.
Gambar 2.6 Anatomi Laring

Sumber: google

2.2.2 Organ bawah

 Batang Tenggorokan (Trakea)

Setelah dari laring, udara akan masuk ke dalam trakea.

Trakea disebut juga “pipa angin” atau saluran udara. Trakea terdiri dari gelang-
gelang tulang rawan yang dinding dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut
getar, berfungsi menolak benda-beda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan
(merangsang bersin atau batuk).

Gambar 2.7 Trakea

Sumber: google
Trakea memiliki panjang kurang lebih 11,5 cm dengan diameter 2,4 cm. Trakea
tersusun atas empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan tulang rawan,
dan lapisan adventitia.

Lapisan mukosa terdiri atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang
mengandung sel goblet penghasil lendir (mucus). Silia dan lendir berfungsi menyaring debu
atau kotoran yang masuk. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat. Lapisan tulang rawan
terdiri atas kurang lebih 18 tulang rawan berbentuk huruf C. Lapisan adventitia terdiri atas
jaringan ikat.

 Bronkus (bronchus)

Bronkus merupakan cabang dari trakea. Trakea bercabang menjadi dua, yaitu
bronkus kiri dan kanan yang menuju paru-paru. Bronkus kanan dan kiri masing-masing
bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus mempunyai saluran yang lebih kecil dan
dinding yang lebih tipis daripada bronkus. Cincin tulang rawannya juga semakin tipis dengan
lingkaran yang tidak sempurna.

Gambar 2.8 Bronkus


Pada ujung-ujung bronkiolus, terdapat gelembung paru-paru yang disebut alveolus.

Gambar 2.9 Bronkiolus

Sumber: google

Di sekitar alveolus terdapat kapiler-kapiler pembuluh darah. Dinding kapiler


pembuluh darah tersebut sangat berdekatan dengan alveolus sehingga membentuk membran
respirasi yang sangat tipis. Membran yang tipis ini memungkinkan terjadinya difusi antara
udara alveolus dan darah pada kapiler-kapiler pembuluh darah.

 Paru-Paru (Pulmo)

Bronkus, bronkious, dan alveolus membentuk satu struktur yang disebut paru-
paru. Paru-paru terletak di dalam rongga dada di atas diafragma. Paru-paru kanan terdiri tiga
lobus dan paru-paru kiri terdiri dua lobus. Paru-paru dibungkus oleh pleura (selaput paru-
paru).

Gambar 2.10 Paru-paru

Sumber: google
Paru-paru dibungkus oleh pleura (selaput paru-paru). Pleura adalah selaput tipis
rangkap dua. Diantara pleura dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk
melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu kontraksi dan relaksasi. Kontraksi dan
relaksasi paru-paru disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan di dalam rongga dada.

Gambar 2.11 Pleura

Sumber: google

Sedangkan, diafragma adalah sekat yang tersusun oleh jaringan ikat dan otot yang
membagi rongga badan menjadi dua, yaitu rongga perut dan rongga dada

Gambar 2.12 Diafragma

Sumber: google
2.3 Mekanisme Pernapasan

2.3.1 Pernapasan Dada

Pada pernapasan dada, otot yang berperan akftif adalah otot antar tulung rusuk
yaitu otot antar tulang rusuk luar dan otot antar tulang rusuk dalam. Otot antar tulang rusuk
luar berfungsi untuk mengangkat tulang-tulang rusuk, sedangkan otot antar tulang rusuk
dalam berfungsi untuk menurunkan tulang-tulang rusuk ke posisi semula.

Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dada sebagai berikut:

Gambar 2.13 Pernapasan Dada

Sumber: google

Inspirasi:

Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi – tulang rusuk terangkat – volume
rongga dada membesar – tekanan rongga dada menurun < tekanan rongga paru-paru – paru-
paru mengembang – volume rongga paru-paru membesar – tekanan rongga paru-paru
mengecil – tekanan udara bebas naik – udara luar masuk ke dalam paru-paru

Ekspirasi:

O tot antar tulang rusuk dalam relaksasi – tulang rusuk ke posisi semula–
volume rongga dada mengecil – tekanan rongga dada naik – tekanan rongga dada > tekanan
rongga paru-paru – paru-paru mengempis – volume rongga paru-paru mengecil – tekanan
udara paru-paru naik – tekanan rongga paru-paru > tekanan udara bebas – udara didalam
rongga paru-paru terdorong keluar.
2.3.2 Pernapasan Perut

Pada pernapasan perut, otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut

Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan perut :

Gambar 2.14 Pernapasan Perut

Sumber: google

Inspirasi:

Otot diafragma kontraksi – diafragma mendatar – volume rongga dada


membesar – tekanan udara rongga dada menurun – paru-paru mengembang – tekanan udara
paru-paru turun – tekanan paru-paru < tekanan udara luar – udara luar masuk ke dalam
rongga paru-paru

Ekspirasi:

Otot diafragma relaksasi – otot dinding perut berkontraksi – isi rongga perut terdesak
ke arah diafragma – diafragma cekung ke arah rongga dada – volume rongga dada mengecil
– tekanan rongga dada naik – paru-paru mengempis – voulme rongga paru-paru mengecil –
tekanan rongga paru-paru naik – tekanan rongga paru-paru > tekanan udara bebas – udara di
dalam rongga paru-paru terdorong keluar
2.4 Volume Paru-paru
Sejak pertama kali, bayi menghirup udara di luar kandungan, maka untuk
selama hidupnya paru-paru berisi udara. Tekanan udara dalam paru-paru selalu berubah
pada setiap gerakan prnapasan.
Seperti halnya tekanan udara dalam paru-paru, volume udara yang
dipernapaskan oleh paru-paru juga bervariasi.

Faktor-faktor yang menyebabkan bervariasinya volume udara yang dipernapaskan oleh


paru-paru yaitu:
1. Cara seseorang melakukan pernapasan
2. Kekuatan bernapas
3. Posisi badan seseorang yang melakukan pernapasan

Untuk mengetahui volume udara paru-paru digunakan alat respirometer.

Volume udara di dalam paru-paru ada empat macam, yaitu:

2.4.1 Volume Tidal (VT)

Volume udara hasil inspirasi/ekspirasi pada setiap kali bernapas normal, ±


500cc/ml pada rata-rata orang dewasa muda

2.4.2 Volume Residu (VR)

Volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi
kuat, ± sebanyak 1200cc/ml

2.4.3 Volume Cadangan Inspirasi (VCI)

Volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah volume tidal, ± mencapai
3000cc/ml

2.4.4 Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)

Volume udara yang masih dapat di ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi
normal, ± mencapai 1100cc/ml

2.5 Kapasitas Paru-paru

Kapasitas vital paru-paru adalah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari
paru-paru dan dimasukkan ke paru-paru, volumenya 4,8 liter. Kapasitas vital paru-paru adalah
jumlah dari udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer.

Kapasitas paru-paru yang kita ketahui ada empat macam disertai rumus, yaitu:
1. Kapasitas Inspirasi (KI)
Kapasitas Inspirasi yaitu jumlah udara yang dapat memasuki paru-paru, mulai
dari ekspirasi normal dan kemudian udara masuk ke dalam paru-paru secara
maksimal.
KI = VT+VCI
2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF)
Kapasitas Residu Fungsional yaitu jumlah udara yang tersisa pada paru-paru
pada akhir ekspirasi normal.
KRF = VCE+VR
3. Kapasitas Vital (KV)
Kapasitas Vital yaitu jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru-
paru setelah kita menarik napas sekuat tenaga.
KV = VCI+VT+VCE
4. Kapasitas Total (KT)
Kapasitas Total yaitu volume udara maksimum yang dapat mengisi paru-paru.
KT = KV+VR

Gambar 2.15 Grafik volume dan kapasitas paru – paru

Sumber: google
2.6 Frekuensi Pernapasan
Pada umumnya manusia bernapas 15-18 kali per menit.

Akan Tetapi cepat atau lambatnya bernapas pada setiap orang berbeda-beda. Faktor – faktor
yang mempengaruhi cepat atau lambatnya bernapas (frekuensi pernapasan), yaitu:

a. Usia

Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibandingkan orang
dewasa. Hal itu disebabkan volume paru-paru yang relatif kecil dan sel-sel tubuh sedang
berkembang, sehingga membutuhkan banyak oksigen.

USIA FREKUENSI (X/mnt)

Neonatus 30 – 60

1-6 bulan 30 – 50

6 – 12 bulan 24 – 46

1 – 4 tahun 20 – 30

4 – 6 tahun 20 – 25

6 – 12 tahun 16 – 20

>12 tahun 12 – 20

Tabel 2.1 Frekuensi pernapasan

Sumber: scrib.com

b. Jenis kelamin

Frekuensi pernapasan wanita umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini
disebabkan wanita pada umunya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari laki-laki,
sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.

c. Aktivitas

Orang yang sedang beraktivitas membutuhkan energi lebih tinggi dibandingkan


dengan orang yang sedang istirahat. Oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang yang sedang
beraktivitas lebih besar dari orang yang sedang beristirahat

d. Posisi tubuh

Posisi tubuh mempengaruhi frekuensi pernapasan karena berkaitan dengan


beban yang harus ditanggung oleh organ tubuh.
Orang yang sedang berdiri, otot-otot kakinya akan berkontraksi untuk
menghasilkan tenaga sehingga dapat menjaga tubuhnya tetap berdiri tegak hal inilah yang
menyebabkan frekuensi pernapasannya semakin meningkat.

Sedangkan pada posisi duduk atau berbaring, berat badan tubuh disangga oleh
sebagian besar tubuh sehingga terjadi penyebaran beban hal ini mengakibatkan jumlah energi
yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar, sehingga frekuensi
pernapasannya rendah.

e. Suhu tubuh

Semakin tinggi suhu tubuh, maka semakin besar frekuensi pernapasannya. Hail
ini berkaitan dengan kecepatan metabolisme. Semakin tinggi suhu, maka semakin cepat
metabolismenya, sehingga diperlukan peningkatan O2 yang masuk ke dalam tubuh dan
pengeluaran CO2 dari tubuh.

2.7 Mekanisme pertukaran O2 & CO2

Kebutuhan normal oksigen per hari : 300 cc, kecuali dalam keadaan tertentu

Difusi sederhana: gerakan molekul-molekul secara bebas melalui membran sel


dari konsentrasi/tekanan tinggi ke konsentrasi/tekanan rendah. Terjadi pada alveolus dan di
sel jaringan tubuh.

Gambar 2.16 Mekanisme pernapasan

Sumber: http://biologimediacentre.com
Pada paru-paru tepatnya di alveolus terjadi pertukaran antara oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2). Tujuannya untuk mengeluarkan karbondioksida agar tidak meracuni
sel-sel tubuh. Proses pertukaran antara (O2) dengan CO2 terjadi secara difusi, yaitu
perpindahan zat terlarut (O2 atau CO2) dari daerah yang memiliki konsentrasi dan tekanan
tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi dan tekanan rendah.

1. Pengangkutan O2

Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan
berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan
menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut:

Adapun tahapan proses pengikatan oksigen sebagai berikut:

 Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah

 O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus

 Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit
menjadi Oksihemoglobin (HbO2).

 Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).

 Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena


pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan melalui jaringan sel
untuk proses oksidasi.

Gambar 2.17 Pertukaran oksigen di alveolus

Sumber: https://www.slideshare.net
2. Pengangkutan CO2

Proses oksidasi/pembakaran dalam sel akan menghasilkan CO2 sebagai hasil respirasi
sel yang kemudian akan diangkut lewat kapiler vena darah menuju alveolus. CO2 dalam
alvelous ini akan dikeluarkan lewat paru-paru. Pengangkutan CO2 keluar tubuh umumnya
berlangsung menurut reaksi kimia berikut:

Adapun tahapan proses pengeluaran karbondioksida di atas adalah sebagai berikut:

 CO2 lebih tinggi pada jaringan dibandingkan di dalam darah. Ketika O2 di dalam
darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam
darah.

 Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi
ion bikarbonat (HCO3–).

 20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit. Sedangkan 10% CO2 lainnya larut
dalam plasma darah.

 Di dalam darah, CO2 dibawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

 Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.

Gambar 2.18 Mekanisme pernapasan pada jaringan

Sumber: http://contohmodulinda.blogspot.co.id
Berdasarkan Peredaran oksigen dan karbondioksida didalam tubuh kita sebagai berikut :

2.7.1 Pernapasan Luar (Eksternal)

Pernapasan luar merupakan pertukaran gas O2 dan CO2 yang terjadi antara
udara dan darah di dalam paru-paru. CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah
melalui proses difusi.

Reaksinya sebagai berikut:

Hb + O2 HbO2

2.7.2 Pernapasan dalam (Internal)

Pernapasan dalam merupakan pertukaran gas di dalam jaringan tubuh. Di sini


oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.

Reaksinya sebagai berikut:

HbO2 Hb + O2

2.8 Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia

2.8.1 Asfiksi

Gambar 2.19 Asfiksi

Sumber: google
Asfiksi adalah ganguan pengangkutan oksigen ke sel jaringan tubuh.
Penyebabnya diantaranya karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa,
terisinya alceolus oleh air sehingga oksigen sulit berdifusi,, terisinya alveolus oleh cairan
limfa karena penyakit pneumonia.

2.8.2 Asma

Gambar 2.20 Penyakit Asma

Sumber: google

Gangguan sistem pernapasan yang disebabkan reaksi alergi atau emosional.


Asma bronkial disebabkan konstriksi otot-otot polos pada dinding bronki dan bronkiolus
dengan sekresi lendir berlebihan tetapi konstraksi alveoli tidak cukup sehingga penderita
tidak dapat mengeluarkan udara secara normal.

2.8.3 Bronkitis
Berupa peradangan pada selaput lendirdari saluran bronkial.

Gambar 2.21 Penyakit Bronkitis

Sumber: google
2.8.4 Difteri

Gambar 2.22 Difteri

Sumber: google

Infeksi pada saluran pernafasan bagian atas yang disebabkan oleh


Corynebacterium dipherial.

2.8.5 Emfisema

Gambar 2.23 Emfisema

Sumber: google

Emfisema adalah penyakit pernapasan karena susunan dan fungsi alveolus


yang abnormal.
2.8.6 Faringitis

Radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun keronggkongan terasa kering.

Gambar 2.24 Faringitis

2.8.7 Influenza
Gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza.

Gambar 2.25 Organ Pernapasan

Sumber: VectorStock.co

2.8.8 Kanker paru-paru

Gambar 2.26 Kanker Paru –paru

Sumber: google
Gangguan sistem pernapasan terutama disebabkan oleh asap rokok dan
dampaknya disebabkan juga oleh lingkungan yang buruk. Asap rokok mengandung za-zat
yang dapat mengganggu sistem pernapasan lainnya 13 dan organ tubuh lainnya, antara lain
karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amonia, nitrogen oksida, senyawa
hidrokarbon, tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.

2.8.9 Laringitis

Gambar 2.27 Laringitas

Sumber: google

Gangguan pernapasan yang disebabkan infeksi lokal pada laring dan dapat
menyebabkan gangguan pada pita suara sehingga tidak dapat berbicara normal.

2.8.10 Pneumonia

Keadaan dimana alveoli terisi cairan. Biasanya disebabkan oleh zat kimia, bakteri,
virus, protozoa, atau jamur.

Gambar 2.28 Pneumonia

Sumber: google
2.8.11 Rinitis

Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh sejenis virus yang menyebabkan


sekresi lendir berlebihan disertai pembengkakan membrane hidung dan faring.

Gambar 2.29 Rinitis

Sumber: google

2.8.12 Sinusitis

Penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidup atau sinus paranasalis.

Gambar 2.30 Sinusitis

Sumber: google
2.8.13 Tuberculosis

Gambar 2.31 TBC

Sumber: google

Paru-paru yang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri


Mycobacteriumtuberculosis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pernapasan pada manusia
merupakan proses yang digunakan untuk menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan
karbondioksida dan uap air.

Organ-organ pada sistem pencernaan manusia terdiri dari :

1.) Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


2.) Faring (Pharinx)
3.) Laring (Larynx)
4.) Batang Tenggorokan (Tracea)
5.) Cabang Batang Tenggorokan (Bronchus)
6.) Paru – Paru (Pulmo)

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

PT Intan Pariwara.
2013. Detik-detik UN Biologi Program IPA.

PT Intan Pariwara.
2018. Detik-detik UN Biologi Progam IPA BIOLOGI .

BIOLOGI 2, Kelas XI SMA. ESIS Penerbit Erlangga

Fifit,dkk.2014.Hafalan Praktis dan Komplit Rumus SMP.Yogyakarta:Penerbit Indoliterasi

Ganesha Operation.2008.Kumpulan Rumus XII IPA.Bandung:Penerbit Ganesha Operation

https://www.scribd.com/document/369569631/Frekuensi-Nafas-Normal-Menurut-Usia

Sanitasi :

Aris,2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Organ Pernapasan

Gambar 2.2 Bagian Hidung

Gambar 2.3 Sel Goblet

Gambar 2.4 Faring

Gambar 2.5 Laring

Gambar 2.6 Anatomi Laring

Gambar 2.7 Trakea

Gambar 2.8 Bronkus

Gambar 2.9 Bronkiolus

Gambar 2.10 Paru – paru

Gambar 2.11 Pleura

Gambar 2.12 Diafragma

Gambar 2.13 Pernapasan Dada

Gambar 2.14 Pernapasan Perut

Gambar 2.15 Grafik Volume dan kapasitas paru – paru

Gambar 2.16 Mekanisme pernapasan

Gambar 2.17 Pertukaran oksigen di alveolus

Gambar 2.18 Mekanisme pernapasan pada jaringan

Gambar 2.19 Asfiksi

Gambar 2.20 Asma

Gambar 2.21 Bronkitis

Gambar 2.22 Difteri

Gambar 2.23 Emfisema

Gambar 2.24 Faringitis

Gambar 2.25 Influenza

Gambar 2.26 Kanker paru – paru

Gambar 2.27 Laringitis

Gambar 2.28 Pneumonia

Gambar 2.29 Rinitis

Gambar 2.30 Sinusitis

Gambar 2.31 TBC


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Frekuensi Pernapasan


SOAL SOAL PILIHAN GANDA TENTANG SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

1. Urutan jalannya udara pernapasan yang benar adalah..


A. rongga hidung - trakea - laring - faring - alveolus - bronkus
B. rongga hidung - faring - laring - trakea - bronkus - aveolus
C. rongga hidung - laring - faring - trakea - bronkus - aveolus
D. rongga hidung - faring - laring - bronkus - trakea - aveolus

Jawaban: B

2. Faring terletak diantara..


A. saluran pencernaan dan peredaran darah
B. saluran pernapasan dan pencernaan
C. saluran penciuman dan pencemaran
D. saluran pernapasan dan pengeluaran

Jawaban: B

3. Paru-paru kanan dan paru-paru kiri masing-masing terdiri atas..


A. tiga gelambir
B. tiga gelambir dan dua gelambir
C. dua gelambir dan tiga gelambir
D. dua gelambir

Jawaban: B

4. Selaput rangkap yang membungkus paru-paru disebut..


A. plumo
B. aveolus
C. pleura
D. bronkiolus

Jawaban: C
5. Bagian pada saluran pernapasan yang berfungsi untuk mencegah saluran pernapasan dan
saluran pencernaan bercampur adalah..

A. Glotis
B. Laring
C. Bronkus
D. Epiglotis

Jawaban: D

6.Dalam sistem pernapasan, pertukaran udara bersih dan kotor (O2 dan CO2) terjadi di...

A. Hidung
B. Bronkus
C. Trakea
D. Alveolus

Jawaban: D

7. Inspirasi pernapasan dada menyebabkan ...

A. Otot tulang rusuk relaksasi dan volume paru membesar


B. Otot tulang rusuk berkontraksi dan volume paru tetap
C. Otot tulang rusuk berkontraksi dan volume paru membesar
D. Otot tulang rusuk berkontraksi dan volume paru mengecil

Jawaban : C

8. Pernapasan dada dan pernapasan perut pada dasarnya memiliki perbedaan pada ...

A. Bentuk kontraksi rongga dada dan perut


B. Volume paru-paru
C. Otot yang berkontraksi
D. Saluran yang digunakan

Jawaban : C
9. Ketika kita mendaki gunung, seringkali kita mengalami kesulitan untuk bernapas atau sesak
napas sehingga frekuensi bernapas menjadi tinggi, pusing, dan mual. Hal ini dapat disebabkan
oleh hal-hal berikut, kecuali ...

A. Tekanan parsial oksigen di udara yang tinggi


B. Kadar oksigen yang rendah
C. Memiliki penyakit asma
D. Terlalu cepat mendaki

Jawaban : A

10. Ketika kita ingin mencoba menahan napas di dalam air biasanya kita menarik napas
sedalam – dalamnya sebelum mulai menyelam ke dalam air. Volume udara yang kita hirup ini
disebut ...

A. Kapasitas total
B. Kapasitas Vital
C. Volume tidal
D. Kapasitas inspirasi

Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai