Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERKEMBANGAN HEWAN

“PEMBENTUKAN SARAF”

OLEH

JOHANES PURWADI (E1A017035)

JUNI KARTINI (E1A017036)

B/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Hewan
yang berjudul Pembentukan Saraf. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Hewan dan diharapkan dapat memberi pemahaman kepada pembaca tentang
pembentukan saraf.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih dan semoga bermanfaat.

Mataram, 5 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Neurolisasi ....................................................................... 3
B. Proses Pembentukan Pembentukan Sel Saraf .................................... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 19
B. Saran................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Organogenesis merupakan proses pembentukan organ. Proses pembentukan organ pada
makhluk hidup berbeda-beda. Organogenesis diantaranya meliputi pembentukan sel saraf
atau neurolasi.
Neurolasi adalah proses pembentukan bumbung neural yang merupakan bakal system
saraf pusat. Embrio yang mengalami neurolasi disebut neurula. Pembentukan jaringan saraf
merupakan hal yang penting dalam proses neurolasi, dimana jaringan saraf merupakan salah
satu jaringan dasar pembentuk tubuh manusia yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Organogenesis adalah tahap akhir dari sebuah proses perkembangan dari embrio. Semua
organ dibentuk dari tiga lapisan (sumber utama) lembaga yang dihasilkan selama gastrulasi,
yaitu lapisan ektoderm, lapisan mesoderm, dan lapisan endoderm Pada tahap mata, telinga, ektoderm
perkembangan selanjutnya, ektoderm berekembang menjadi antara lain tabung saraf, neural crest, ekstra
embrio dari amion danchorion, epitel permukaan tubuh, rambut, dan kelenjar. Sementara itu lapisan
mesoderm lateral. Dari mesoderm dorsal akan dibentuk, antara lain skeleton aksial,otot, dan jaringan ikat
kulit. Dari mesoderm intermediat dibentuk, antara lain jaringan ikat, otot polos organ-orgaan visera dan
pembuluh darah, jantung, dan stroma gonad. Dari lapisan endoderm dibentuk saluran pencernaan dan
Pembentukan organ tubuh membutuhkan suatu mekanisme yang sangat rumit dan kompleks. Mekanisme
pembentukan organ tadilah yang disebut organogenesis. Agar organ-organ tersebut dapat terbentuk,
sejumlah proses ikut terlibat dan untuk setiap jenisorgan mempunyai cara pembentukan yang berbeda.
Adapun cara-cara tersebut antara lain penebalan lokal, pemisahan lapisan sel, pelipatan, penebalan dan
pembentukanrongga, fusi jaringan, dan pembentukan sel-sel mesenkim.
Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari ektoderm
membentuk lamina neuralis, neural groove, neural fold, dan tuba neuralis (Neural tube/
canalis neuralis). Sistem syaraf berasal dari penebalan ektoderm embrio yang disebut neural
plate. Lempeng neuralis (neural plate) terletak pada garis mid-dorsal badan embrio, mulai
dari hense node ke cranial. Lempeng neuralis (neural plate) mula-mula terdiri dari satu
lapisan sel yang datar, dengan cepat menjadi epitel berlapis dan tebal.
Lempeng neuralis akan melekuk kedalam dan membentuk neural groove dan dindingnya
akan membentuk lipatan neural fold, kemudian saling mendekati dan akhirnya bertemu dan
membentuk tabung neuralis (neural tube). Antara ektoderm embrio dengan tabung neuralis
ada sekelompok sel disisi kanan dan kiri sepanjang badan, sel-sel ini disebut neural kres
(neural crest). Tabung neuralis akan memisahkan diri dari lapisan ektoderm, selanjutnya akan
menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Neural crest antara lain akan menjadi ganglion
saraf tepi yaitu saraf otak, saraf spinal ( sumsum tulang belakang) dan saraf autonom.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Neurolasi?
2. Bagaimana proses pembentukan sel saraf (neurolasi)?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari neurolasi?
2. Untuk mengetahui proses pembentukan sel saraf (neurolasi)?
BAB II
PEMBAHASAN

II. 1 NEUROLASI
Neurolasi berasal dari kata neuro yang berarti saraf. Neurulasi adalah proses pembentukan
saraf. Neurolasi ditandai dengan terjadinya interaksi antara kelompok-kelompk sel korda
mesoderm dengan sel-sel ectoderm diatasnya. Neurolasi adalah proses penempatan jaringan yang
akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut
ectoderm neural. Sebagai inducer pada proses neurulasi adalah mesodem notochord yang
terletak di bawah ectoderm neural.
Neurulasi dapat juga diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang
melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping
neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk
membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak
dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural. Diduga bahwa perubahan
morfologi yang terjadi selama neurulasi sejalan dengan perubahan kromosom dan pola
proteinnya.
Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari ektoderm
membentuk lamina neuralis, neural groove, neural fold, dan tuba neuralis (Neural tube/ canalis neuralis).
Sistem syaraf berasal dari penebalan ektoderm embrio yang disebut neural plate. Lempeng neuralis
(neural plate) terletak pada garis mid-dorsal badan embrio, mulai dari hense node ke cranial. Lempeng
neuralis (neural plate) mula-mula terdiri dari satu lapisan sel yang datar, dengan cepat menjadi epitel
berlapis dan tebal.
Lempeng neuralis akan melekuk kedalam dan membentuk neural groove dan dindingnya akan
membentuk lipatan neural fold, kemudian saling mendekati dan akhirnya bertemu dan membentuk tabung
neuralis (neural tube). Antara ektoderm embrio dengan tabung neuralis ada sekelompok sel disisi kanan
dan kiri sepanjang badan, sel-sel ini disebut neural kres (neural crest). Tabung neuralis akan memisahkan
diri dari lapisan ektoderm, selanjutnya akan menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Neural crest
antara lain akan menjadi ganglion saraf tepi yaitu saraf otak, saraf spinal ( sumsum tulang belakang) dan
saraf autonom.
Berasal dari lapisan Ektodermal
berdiferensiasi:
 Ektoderm Luar (Epidermis)
 Krista Syaraf (Neural crest cells)
 Buluh Syaraf (Neural tube)

Gambar II.1.1. Neural Tube


(Canadian, 2010)

Pada hakikatnya neurolasi terbagi menjadi dua jenis beradasarkan bagaimana neural tube
terbentuk.

1. Neurulosi primer
Prosesi ni terjadi pada mamalia dan aves, dimana neural tube terbentuk akibat adanya
proses pelekukan atau invaginasi dari lapisan ectoderm neural yang diinisiasi oleh
nothocor. Adapun tahap-tahapnya secara singkat :
1. Differensiasi lempeng syaraf
2. Pembentukan Lipatan syaraf
3. Pembentukan Alur syaraf
4. Penutupan Lipatan/Alur syaraf -> membentuk Buluh syaraf

Gambar II.1.2. Pembentukan Neural Tube


(Crimi, 2007)
2. Neurulosi sekunder
Proses neurulasi ini terjadi dengan ditandainya pembentukan neural tube tanpa adanya
pelipatan ectoderm neural, melainkan pemisahan ectoderm neural dari lapisan ectoderm
epidermis, baru kemudian membentuk neural tube. Proses ini terjadi pada ikan.
Neurulosi sekunder :
1. Terjadi pada daerah di atas neuroposterior
2. Pada daerah lumbar dan ekor
3. Dimulai dengan pembentukan sumsum
4. Kavitasi dari sumsum membentuk rongga buluh syaraf

Gambar II.1 .3 Tahapan Perkembangan Neural


(Dana, 2013)

3. Neurulosi Khusus
Yaitu pembentukan bumbung neural dengan adanya pemisahan (peninggian) epidermis yang
membatasi keping neural. Peninggian episermis juga disebut sebagai lipatan neural temporer
yang akan bertem di bagian mediodorsal dan menjadi atap di atas keping neural yang sudah
melipat dan melekuk,membentuk lipatan neural dan lekuk neural biasa yang sama
kejadiannya pada neurulasi primer. Kedua lipatan neural ini akan bertemu satu sama lain
membentuk bumbung neural. Selanjutnya atap epidermis akan terpisah dari bumbung neural.

II.2 PROSES NEUROLASI

Gastrulasi meliputi proses pergerakan sel-sel yang berakibat pada reorganisasi masif embrio
hewan, yang pada awalnya berbentuk bola (blastula), menjadi organisme yang memiliki
beberapa lapisan sel. Pada proses ini, kumpulan sel yang terletak dipermukaan cenderung
bergerak kedalam. Tujuan utama dari gastrulasi adalah untuk membentuk primary germ
layer yang terdiri dari endoderm, mesoderm, dan ectoderm. Endoderm, merupakan lapisan
embrio paling dalam, membentuk saluran pencernaan serta organ dalam lain. Ektoderm, lapisan
terluar, berkembang menjadi jaringan kulit, otak dan sistem syaraf. sedangkan mesoderm,
lapisan sel bagian tengah, membentuk jaringan otot, tulang dan sistem pernafasan.

Gambar II.1.4 Proses Grastulasi (Namikaze, 2014)


Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin
tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Berdasarkan
perkembangannya, proses neurulasi dibagai menjadi beberapa tahapan.
1. Pembentukan Lempeng Neural (neural plate)
Setelah fase gastrulasi selesai maka berlanjutlah pada fase neurulasi. Pada tahap awal
Notochord ( Sumbu primitif embrio dan bakal tempat vertebral column ) menginduksi
ektoderm di atasnya. Sel-sel ectoderm berubah menjadi panjang dan tebal daripada sel
disekitarnya atau disebut juga dengan poliferasi menjadi lempeng saraf (neural plate).
Pembentukan ini terletak pada bagian dorsal embrio tepatnya di daerah kutub animal.

Gambar II.1.5. Perkembagan Neural Plate


(Dana, 2013)

2. Pembentukan Lekukan atau Invaginasi Neural (neural fold)


Setelah neural plate terbentuk, maka akan diikuti dengan penebalan bagian neural plate
itu sendiri. Karena pertumbuhan dan perbanyakan sel ectoderm epidermis lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan ectoedrm neural, mengakibatkan lapisan neural plate
menjadi tertekan dan mangalami pelekukan ke bagian dalam (invaginasi). Bagian
Pelekukan inilah yang disebut sebagai neural fold.
Gambar II.1.6 Pembentukan Neural Fold
(Davidson, 2013)

3. Pembentukan Parit Neural (neural groove)


Terbentuknya neural fold atau lebih sederhananya adalah pematang neural yang
merupakan lipatan dari kedua sisi lempeng neural secara bersamaa akan didiringi dengan
terbentuknya neural groove, atau parit neural. Yaitu bagian paling dasar dari lipatan
ectoderm neural itu sendiri.

Gambar II.1.7. Tabung Neural


(Guelph, 2012)

4. Pembentukan Tabung Neural (neural tube)


Karena pertumbuhan ectoderm epidermis lebih cepat, maka akan semakin mendorong
lipatan neural yang telah terbentuk, mengakibatkan fusi anatara neural fold bagian kanan
serta neural fold pada bagian kiri. Pada akhirnya terbentuk tabung/bumbung saraf (neural
tube) dengan lubangnya yang disebut neural canal atau neurocoel.
Gambar II.1.8. Pembentukan Neural Crest
(Inmha, 2004)
Pada perkembngan selanjutnya, neural tube akan menjadi organ beirkut ini.
a) Otak dan sumsum tulang belakang.
b) Saraf tepi otak dan tulang belakang.
c) Bagian persarafan indra seperti mata, hidung dan kulit.
d) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
e) Saat awal terbentunya, neural tube akan memiliki dua ujung yang belum menutup, yang
dinamakan neurophore :
a. Neurophore anterior, yang akan membentuk otak dan bagian-bagiannya.
b. Neurophore posterior, yang akan membentuk fleksura atau lipatan yang terdapat dalam
otak, dan berperan dalam menentukan daerah-daerah otak.

Gambar II.1. 9. Proses Menutupnya Bumbung Neural


(Lolie, 2009)
4. Terbentuknya Neural crest
Pada awal terbentuknya terbentuknya neural tube, bagain dorsal tube yang dekat
dengan kutub animal, masih menempel pada sel sel ectoderm epidermis. Pada bagian
yang menempel tersebut terdapat sel-sel ectoderm neural yang tidak ikut serta
membentuk neural tube, sel inilah yang dimaksud dengan neural crest. Saat pembentukan
tabung saraf (neural tube), sel-sel neural crest akan terpisah dan akan bermigrasi jauh dari
ectoderm neural. Neural crest akan menjadi lokasi yang dituju kemudian berdiferensiasi
menjadi sel-sel ganglia spinalis dan otot otonom, dan sebagainya. Mesensim yang berasal
dari neural crest disebut ektomesensim.

Gambar II.1. 10. Bumbung Neural


(Losney, 2008)

Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak


lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak : otak depan, otak
tengah dan otak belakang. Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan
hemisfer otak. Perkembangan semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang
masa kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga
berkembang dari otak depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis)
terbentuk dari otak tengah. Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan
saraf kranial lain. Gelombang otak dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG) pada
minggu ke-8. Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada mudigah,
korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis
tumbuh lebih lambat. Pada minggu ke-24, korda sinalis memanjang hanya sampai S1,
saat lahir sampai L3 dan pada orang dewasa sampai L1. Mielinisasi korda spinalis mulai
pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepajang tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaps
sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga terjadi fleksi leher dan
badan. Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi sistem saraf
perifer.

Gambar II.1. 11. Pembagian Daerah Bumbung Neural


(View, 2012)

Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural, menghasilkan ganglion
spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial,
yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang sedang berkembang,
berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama
muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang
meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom,
dan dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka dan
dermis kulit.
Gambar II.1.12. Skema Neurulasi

III. 2 Proses Pembentukan Sistem Saraf Pusat


III. 2.1 Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan sistem yang dibentuk oleh jutaan sel saraf dan sel glia
beserta pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Sistem saraf pusat meliputi otak
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ
yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur pengendalian tertinggi dari kegiatan mental dan
perilaku khas pada manusia yang dilakukan oleh belahan otak, khususnya korteks serebri.
Susunan saraf mula-mula terdiri dari 3 bagian :
1. Lapisan neural
2. Jambul neural
3. Plakode indera
Lapisan neural akan menjadi encephalon (otak) di anterior dan medulla spinalis di
posterior. Otak merupakan ujung atas sistem saraf pusat yang membesar dan terletak dalam
tengkorak. Encephalon berkembang menjadi 3 bagian :
 Otak depan (prosensefalon)
 Otak tengah (mesensefalon)
 Otak dalam (rombensefalon)
Pada masa pembentukan sistem saraf pusat, encephalon mengalami diferensiasi lanjut.
Otak depan (prosensefalon) akan membagi menjadi telencephalon (ujung otak) dan
diencephalon (jembatan otak). Telencephalon membentuk sepasang vesikula yang akan
menjadi lobi. Dari diencephalon terjadi beberapa evaginasi:
1. Epiphysis
2. Paraphysis
3. Vesiculae
4. Opticusinfundibulum
Atap mesencephalon membuat sepasang tonjolan-tonjolan yang pada pisces dan amphibi
disebut corpora bigemina; pada reptilia, aves dan mammalia terdiri dari 2 pasang, disebut
corpora quadrugemina. Rombencephalon membagi menjadi metencephalon dan
myelencephalon (otak sumsum).
Jambul neural yang menghasilkan ganglia nervi cranialis dan spinalis. Plakode indera
adalah suatu jejeran epidermis yang menebal di daerah lateral caput, yang terdiri dari :
1) Placode nasus yang terletak di samping ventro anterior caput
2) Placode lens, berhubungan dengan tonjolan optic (optic vesicle) di daerah
prosencephalon yang bakal jadi diencephalon.
3) Placode acoustic terletak di dorso lateral tentang bagian tengah rhombencephalon.
4) Placode calyculi gustatorii yang terletak di lidah, pharyx, palatum molle atau ada
juga di permukaan sebelah luar caput.
Neuron-neuron nervus centrale (saraf pusat) berasal dari neuroblast-neuroblast
primitif yang datang dari sel-sel lapisan terdalam lapisan neural.
Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke- 3 sebagai lempeng
penebalan ektoderm yang terbentuk seperti sandal yang disebut lempeng saraf.
Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan lempeng saraf
(neural plate) pada masa embrio, yakni sekitar hari ke-16. Kemudian menggulung
membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Pada minggu ke 5 mulailah
terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang
otak, serebelum (otak kecil), dan bagian-bagian lainnya.
Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses
perkembangan, yang terjadi atas penambahan (poliferasi) sel, perpindahan (migrasi) sel,
perubahan (diferensiasi) sel, pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps,
dan pembentukan selubung saraf (mielinasi). Sel saraf (neuron) pada permulaan
bentuknya masih sederhana, mengalami pembelahan menjadi banyak, dan proses ini
disebut proliferasi. Proses proliferasi berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan
selesai pada waktu bayi lahir. Setelah proses proliferasi, sel saraf akan migrasi ke tempat
yang semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira 16 minggu
sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang,
yaitu sel saraf yang bermigarsi awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi
kemudian menempati lapisan luar korteks serebri.
Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen sel neuron
yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis seperti orang
dewasa. Di tempat yang semestinya, sel saraf mengalami proses diferensiasi (perubahan
bentuk, komposisi, dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi sel neuron dengan cabang-
cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang ( sel glia). Fungsi sel inilah yang mengatur
kehidupan kita sehari-hari. Ada yang mengatakan penambahan jumlah sel saraf telah
selesai pada saat kelahiran. setelah lahir hanya terjadi pematangan fungsi sel, tetapi
selubung saraf atau myelin yang disebut mielinisasi masih berkembang. Tetapi, setelah
lahir terjadi penambahan volume dan berat otak dan bayi tampak lebih pintar. Hal ini
karena adanya pertumbuhan serabut saraf, adanya peningkatan jumlah sel glia yang luar
biasa dan proses mielinisasi akibat proses stimulasi yang didapat saat lahir.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Organogenesis merupakan proses pembentukan organ. Proses pembentukan organ pada
makhluk hidup berbeda-beda. Organogenesis diantaranya meliputi pembentukan sel saraf atau
neurolasi. Neurulasi adalah proses pembentukan saraf yang ditandai dengan terjadinya interaksi
antara kelompok-kelompok sel korda mesoderm dengan sel-sel ectoderm diatasnya.
Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari ektoderm
membentuk lamina neuralis, neural groove, neural fold, dan tuba neuralis (Neural tube/ canalis
neuralis). Sistem syaraf berasal dari penebalan ektoderm embrio yang disebut neural
plate. Lempeng neuralis (neural plate) terletak pada garis mid-dorsal badan embrio, mulai dari
hense node ke cranial. Lempeng neuralis (neural plate) mula-mula terdiri dari satu lapisan sel
yang datar, dengan cepat menjadi epitel berlapis dan tebal.
Lempeng neuralis akan melekuk kedalam dan membentuk neural groove dan dindingnya
akan membentuk lipatan neural fold, kemudian saling mendekati dan akhirnya bertemu dan
membentuk tabung neuralis (neural tube). Antara ektoderm embrio dengan tabung neuralis ada
sekelompok sel disisi kanan dan kiri sepanjang badan, sel-sel ini disebut neural kres (neural
crest). Tabung neuralis akan memisahkan diri dari lapisan ektoderm, selanjutnya akan menjadi
otak dan sumsum tulang belakang. Neural crest antara lain akan menjadi ganglion saraf tepi yaitu
saraf otak, saraf spinal ( sumsum tulang belakang) dan saraf autonom.

2. Saran
Sistem saraf otak meruapakan penentu utama keberhasilan proses pendidikan pada
seseorang. Dimana otaklah yang memuat semua aktifitas tubuh, mulai dari pertimbangan,
konsentrasi, dan lain-lain. Otak pada seseorang akan teru berkembang jika sering menerima
informasi seperti ilmu pengetahuan yang dibutuhkan pada pendidikan. Untuk itu marilah kita
mensyukur segala nikmat yang diciptakan oleh Sang Maha Kuasa.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pembentukan Organ dan Neurolasi. http://arridhwank.blogspot.co.id/2013/01/


makalah-pembentukan-organ-dan-neurolasi.html [online] Diakses pada tanggal 18
november 2015 pukul 00.15 WITA

Anonim. http://www.scribd.com/doc/38571775/NEURULASI

Kimbal, John W. 2000. Biologi Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Namikaze, Lay. 2014. Grastulasi dan Neurulasi pada Hewan. http://evilgenius.student.unej


.ac.id/index.php/gastrulasi-dan-neurulasi-hewan/ [online] Diakses pada tanggal 18
November 2015 pukul 01.45 WITA

Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.

Silvia, Devi Nur. 2015. Neurulasi. http://ourhappylogy.blogspot.co.id/2013/04/neurulasi-berasal-


dari-kata-neuro-yang.html [online] Diakses pada tanggal 17 Novmber 2015 pukul 23.15
WITA

Soenardirahardjo, Bambang Poernomo. 2011. Buku Ajar Embriologi. Surabaya: Airlangga


University Press
Yatim, Wildan. 1982. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai