Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM SARAF
(Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan)

Dosen Pengampu : Mahmud Rudini, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 3


1. Dhea Fitry Asih (1811060011)
2. Umi Luluk Maghfiroh (1811060264)

JURUAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi hewan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Mahmud Rudini, M.Si
sebagai dosen mata kuliah fisiologi hewan yang telah menjadi pembimbing dalam
penyelesaian makalah. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan makalah ini,
sehingga dengan adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin dalam pembuatan dan penyusunannya, tetapi penulis menyadari,
makalah ini jauh dari kesempurnaan sebab kesempurnaan hanya milik Allah
SWT, namun selaku manusia penulis menginginkan yang terbaik. Karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan sekali
demi kebaikan dalam pembuatan makalah dan penulisannya untuk masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat mempelajari hal-hal penting yang ada dalam isi makalah.

Bandar Lampung, 18 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Sistem Saraf ................................................................
2.2 Sistem saraf pusat......................................................................................
2.3 Sistem Saraf Tepi......................................................................................
2.4 Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata .......................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap
terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan
makanan dalam bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu,
baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler,
merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari
tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai
bagian satu sel maupun seluruh sel. Suatu organisme hidup baik yang uniseluler
maupun yang multiseluler, dapat berada sebagai individu terpisah maupun sebagai
suatu agregat/kumpulan yang bebas satu sama lain (koloni). Sebuah koloni hewan
mungkin terdiri dari hewan uniseluler atau hewan multiseluler, namun hewan
multiseluler bukan sebuah koloni hewan uniseluler. Walaupun demikian, ada juga
sebuah koloni hewan multiseluler yang karena aktivitas hidupnya
bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni itu dianggap sebagai suatu
organisme.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua
sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk
menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima
melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di
dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil
koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan
sistem endokrin (hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan,
karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki
oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek
sistem sarafnya.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa definisi atau pengertian dari sistem saraf?
2. Apa definisi dari sistem saraf pusat?
3. Apa definisi dari sistem saraf tepi?
4. Bagaimana sistem saraf pada hewan vertebrata?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi secara umum dari sistem saraf.
2. Untuk mengetahui definisi dari sistem saraf pusat.
3. Untuk mengetahuidefinisi dari sistem saraf tepi.
4. Untuk mengetahui sistem sarag pada hewan vertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Sistem Saraf


Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur sistem-
sistem organ tubuh lain. Sistem tersebut bertanggung jawab atas pengetahuan dan
daya ingat yang di miliki manusia. Sistem saraf juga bersama-sama dengan sistem
hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf
berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh
bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatan sekresi beberapa
kelenjar endokrin. Sistem saraf pada manusia berfungsi untuk mengatur yang
sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang
berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat
menentukan respon apa yang diberikan oleh tubuh. Sistem saraf adalah sistem
organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf
yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas
motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis
berbagai proses fisiologis tubuh. 1
a) Penyusun Sistem Saraf
1. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Neuron merupakan unit fungsional system saraf yang dikhususkan
untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu
lokasi ke lokasi lainnya. Meskipun terdapat banyak jenis neuron yang
berbeda dalam hal struktur dan fungsinya, sebagian besar neuron
memiliki beberapa ciri yang sama. Sebuah neuron terdiri dari badan Sel
(cell body) yang mengandung nucleus dan berbagai organel sel lainnya.
Ciri neuron yang paling menonjol adalah penjuluran yang mirip serat,
yang disebut prosesus, sehinga sel mampu mencapai jarak yang jauh
untuk menghantarkan pesan. Neuron merupakan unit struktural dan

1
Lauralee Sherwood, “ Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-2”,(Jakarta:EGC.2001) Hlm.
187-188.
fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon
rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada
kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat
diperbaiki.
Neuron terdiri dari 3 bagian yang berbeda satu dengan yang lain,
yaitu badan sel (soma/perikarion), dendrit (uluran pendek), akson (uluran
pananag). 

Gambar 1. Struktur Neuron


Dendrit merupakan uluran pendek yang bercabang-cabang dan
keluar dari badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel.
Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrit . Dendrit tidak
mengandung selubung meilin maupun neurolema . Secara fungsional
dendrit berfungsi untuk menghantarkan impuls ke badan sel. Dendrit ini
berfungsi mengirimkan sinyal dari ujung neural keseluruh bagian lain
neuron. Dendrit merupakan adaptasi struktural yang meningkatkan luas
permukaan neuron tempat neuron itu menerima input dari neuron yang
lain atau reseptor sensoris.
Badan sel mengandung nukleus (inti sel) dan nukleolus (anak inti
sel) yang di kelilingi oleh sitoplasma granuler. Sitoplasma badan sel juga
mengandung badan nissl (substandi kromatik) dan neurofibril (fibril/
serat yang ramping pada neuron). Badan nissl akan tampak dengan
mikroskop elektron seperti rentikulum endoplasma granuler yang
tersusun sejajar satu dengan yang lainnya. Badan nissl mengandung
protein yang digunakan untuk mengenti protein yang habis selama
metabolisme. Protein ini juga digunakan untuk pertumbuhan neuron dan
perbaikan saraf dari saraf perifer.
Sel Schwaan merupakan sel yang mengelilingi selubung mielin. Sel
schwaan akan menghasilkan lemak yang membungkus neurit berkali-kali
lipatsampai terbentuknya selubung myelin. Sel ini berfungsi untuk
mempercepat jalannya implus, menyediakan nutrisi bagi neuri sera juga
membantu regenerasi dari neurit.
Akson berfungsi menghantarkan pesan keujung neuron. Akson
memiliki bagian yang disebut bukit akson (axon bullock) yang
merupakan daerah pada badan sel tempat akson bercabang.pada daerah
ini umumnya impuls yang dihantarkan akan dibangkitkan. Umumnya
akson dalam system saraf terbungkus oleh lapisan insulasi yang disebut
selubung myelin (myelin sbeath), yang dibentuk oleh sel-sel pendukung.
Sel pendukung yang membentuk selubung myelin pada system saraf tepi
disebut sel schwann (schwann cell) sedangkan dalam system saraf pusat
disebut oligodendrosit. Neuron dapat mempunyai akson yang tunggal
dan sangat panjang, tetapi ada juga neuron yang memiliki akson yang
bercabang, dan masing-masing cabang bisa mencapai ratusan hingga
ribuan ujung-ujung khusus yang disebut terminal sinaptik (synaptic
terminal), yang mengirimkan sinyal ke sel lain dengan melepaskan
messenger kimiawi yang disebut neurotransmitter. Lokasi kontak antara
terminal sinaptik dengan sel target (baik neuron lain ataupun efektor)
disebut sinapsis. Sinapsis dapat juga diartikan sebagai persambungan
dimana satu neuron berkomunikasi dengan neuron lain dalam satu jalur
neural, atau dimana sebuah neuron berkomunikasi dengan sebuah sel otot
atau sel kelenjar.
Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson
memiliki ciri tipis dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril,
tetapi tidak mengandung badan nissl sehingga tidak terlihat dalam
sintesis protein. Kebanyakan akson di selubungi oleh selubung mielin.
Akson yang dibungkus mielin disebut akson bermielin., sedangkan akson
yang tidak di selubungi mielin di sebut akson telanjang. Ditempat
tertentu akson ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin yang
disebut nodus renvier. Selubung mielin berfungsi sebagai isolator yang
melindungi akson terhadap tekanan dan luka, memberi nutrisi pada
akson, dan mempercepat jalannya impuls.
Selubung mielin pada sistem saraf perifer di bentuk dari sel
schwann. Mula-mula sel schwann membungkus sepanjang dan sekeliling
akson yang kemudian membungkusnya berkali-kali. Proses
pembungkusan ini di sebut mielinasi yang ditandai oleh adanya lapisan
kosentris dari membran plasma sel schwann yang mengelilingi akson.
Lilitan yang kencang dari membran inilah yang dinamakn selubung
mielin. Tebalnya selubung mielin tergantung pada jumlah lilitan. Bagian
dari sel schwann yang menyelubungi mielin disebut neurolema atau
disebut juga selubung schwann. Neurolema hanya menyelubungi akson
sistem saraf perifer. Fungsi neurolema adalah membantu proses
regenerasi akson yang terluka.
Akson dari sistem saraf pusat kadang-kadang memiliki selubung
mielin, tetapi dapat juga tidak berselubung mielin. Proses penyelubungan
di sistem saraf pusat dilakukan oleh oligodendrosit dengan cara yang
sama seperti penyelubungan sel schwann.
Berikut macam-macam neuron berdasarkan jumlah uluran, yaitu:

Gambar 2. Neuron berdasarkan uluran


 Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari
badan sel
 Neuron bipolar meiliki dua uluran yaitu akson dan dendrit
 Neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit
Berikut macam-macam neuron bedasarkan fungsi dan struktur,
yaitu:

Gambar 3. Neuron berdasarkan fungsi dan struktur


 Neuron sensorik merupakan neuron yang badan selnya
bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek, tetapi
dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat
indera untuk menerima rangsangan. Sel saraf ini berfungsi
menghantar impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau
sumsum tulang belakang, sehingga sering dikenal sebagai neuron
indra
 Neuron motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang
pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan
akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang
berupa otot atau kelenjar. Neuron motorik berfungsi membawa
impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke otot
kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut sebagai
neuron penggerak
 Neuron konektor merupakan neuron multipolar yang memiliki
dendrit yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta akson ada yang
panjang dan ada yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu
berhubungan dengan ujung akson dari saraf yang lain membentuk
sinaps. Neuron ini banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan
otak yang berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik
ke neuron motorik.
2. Sel pendukung (Sel glia)
Glia ini sangat penting bagi integritas struktur system saraf dan
bagi fungsi normal neuron. Jumlah glia melebihi jumlah neuron mulai
dari sepuluh kali lipat hingga lima puluh kali lipat.Ada beberapa jenis
glia dalam otak otak dan sumsung tulang belakang. Pada embrio yang
sedang berkembang, sel-sel pendukung yang disebut radial glia
membentuk jalur yang digunakan neuron untuk bermigrasi atau tumbuh
keluar dari tabung neuron. Glia yang lain disebut astrositmemberikan
dukungan structural dan metabolis bagi neuron.2
b) Fungsi Sistem Saraf
Secara umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling
tumpang tindih, yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris.
1. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris,
misalnya sel-sel pendeteksi cahaya dimata ke pusat integrasi.
2. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari
stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan
dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagai besar integrasi dilakukan
dalam system saraf pusat (SSP atau central nervous system, CNS), yaitu
otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata).
3. Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu
SSP, ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau kelenjar yang
mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulus tersebut. Sinyal
tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve),berkas mirip tali yang berasal
dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan
ikat.

2
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 70-75
c) Sifat Sinyal Saraf

Gambar 4. sinpasis
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron.
Arti dari sinaps adalah hubungan, implus dapat terus dijalarkan atau
terhambat. Sinaps juga merupakan sasaran dari bermacam-macam obat.
Pada sinaps tersebut terdapat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps
yang lebarnya kurang lebih 200 angstrom. Neuron yang terletak sebelum
sinaps disebut neuron parasinaps (subsinaps), sedangkan neuron yang
terletak sebelah sinaps disebut neuron pascasinaps. Penjalaran implus
melintasi sinap berlangsung searah, yaitu dari neuron parasinaps ke neoron
pasacasinaps dan melibatkan zat penghantar. Zat penghantar diproduksi oleh
neuron parasinaps dan disimpan dalam kantung parasinaps. Bila suatu
implus tidak dibongkol sinaps ada sejumlah kecuali ion Ca++ masuk
kedalam bongkol sinaps, menyebabkan kantung-kantung parasinaps
bergerak menuju ke membran subsinaps. 3
1. Komunikasi kimiawi dan listrik antarsel terkelenjar jadi pada sinapsis
Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol
komunikasi antara satu neuron dengan sel-sel lain. Sinapsis ditemukan
antar dua neuron, antara reseptor sensoris dan neuron sensoris, antara
neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya, dan antara neuron
dengan sel kelenjar. Di sini memfokuskan perhatian pada sianapsis

3
Soewolo.”Pengantar Fisiologi Hewan”. ( Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.2000) hal. 78-80.
antar neuron, yang umumnya menghantarkan siyal dari terminal
sinaptik akson ke dendrit atau badan sel berikutnya dalam suatu jalur
neuron. Sel yang menghantarkan sinyal itu disebut sel prasinaptik dan
sel yang menerimanya disebut sel pascasinaptik. sinapsis terdiri atas
dua jenis sinapsis: sinapsis listrik dan sinapsis kimiawi.
2. Sinapsis listrik
Sinapsis listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara
langsung dari satu sel paraisnaptik ke sel pascasinaptik. Sel-sel itu
dihubungkan oleh persambungan longgar. Hal ini memungkinkan
implus merambat dari satu neuron ke neuron lain tampa penundaan
dan tampa kehilangan kekuatan sinyal. Sinapsis listrik dan sistem
saraf pusat vertebrata me nyelaraskan aktivitas neuron yang
bertanggung jawab atas sejumlah pergerakan cepat dan khas,
contohnya, sinapsis listrik pada otak yang membuat beberapa jenis
ikan mampu mengibaskan ekornya dengan sangat cepat ketika
melarikan diri dari pemangsa. Namun, sinapsis kimiawi jauh lebih
umum dibandinglkan denagn sinapsis listrik pada vertebrata dan
sebangian besar invertebrata.
3. Sinapsis Kimiawi
Ketika potensial aksi mendepolarisikn membran terminal
sinaptik, potensial aksi itu (1) memicu aliran masuk Ca2+ yang (2)
menyebabkan vesikula sinaptik menyatui dengan membran neuron
prasinaptik. Ketika vesikula sinaptik menyatu dengan membran,(3)
molekul neuron transmiter dibebaskan ke dalam celah sinaptik.
Molekul ini berdifusi menembus celah dan berikatan dengan reseftor
saluran ion yang tertanam dalam membran pascasinaptik itu,(4)
pengikatan molekul neurottransmitter dengan reseptor spesifiknya
akan membuka saluran ion.
Pergerakan ion dihasilkan mengubah voltase membran
pascasinaptik, sehingga memindahkan potensial membran menuju
harga ambang yang diperlukan untuk suatu potensial membran
menuju harga ambang yang diperlukan untuk suatu potensial aksi
(suatu sianpsis eksitatoris, seperti digambarkan) atau
menghiperpolasasikan membran (suatu sinapsis) (5) pada kasus lain,
molekul neurotransmiter secara cepat dirombak oleh enzim atau
diambil kembali neuron lain, yang menutup saluran ion dan
mengakhiri respons sinaptik.4

2.2 Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Medula spinalis
memiliki lokasi strategis antara otak dan serat aferen dan eferen susunan saraf
tepi. Lokasi ini memungkinkan medulla spinalis memenuhi fungsi primernya,
yaitu sebagai penghubung untuk transmisi informasi antara otak dan bagian tubuh
lainnya.

Gambar 5. System saraf pusat dan fungsinya


a) Makroanatomi sistem saraf pusat ( susuna sistem saraf pusat)
1. Meninges, sistem saraf pusat dikelilingi oleh lapisan pembungkus yaitu
meninges, berfungsi melindungi otak dan corda medulla dari kerusakan
mekanis serta memberi suplai nutrisi pada sel-sel saraf. Meninges dari luar
ke dalam terdapat 3 lapisan yaitu durameter, arachnoidea, dan piameter.

4
Ibid, hal 81-87
Gambar 6. Skematis lapisan pelindung system saraf pusat
2. Encephalon
 Cerebrum (otak besar), Otak besar memiliki permukaan yang
berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri
melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani
tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar
berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf.
Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf
(neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan
yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat,
mendengar, dan bergerak.

Gambar 7. Bagian-bagian Cerebrum


 Cerebellum (otak kecil), Otak kecil terletak diatas medulla
oblongata, berbentuk oval. Susunan otak kecil seperti otak besar.
Terdiri atas belahan kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri otak
kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Terbagi menjadi dua lapis
sama seperti otak besar yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan
lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk mengatur
keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot-otot yang terjadi
secara sadar.
 Brainsterm, merupakan struktur pada bagian posterior (belakang)
otak. Terdiri dari medulla oblongata, pons (korpus ujung interior dari
medulla oblongata), dan mesencephalon.
Medulla oblongata :berfungsi menghantar implies yang
datang dari medulla spinalis menuju ke
otak.
Jembatan varol :berisi serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
Otak tengah :terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol.
 Hipothalamus, merupakan bagian dari otak yang mengeluarkan
bahan kimiawi berupa hormone yang dibutuhkan tubuh untuk
membantu mengendalikan organ-organ dan sel-sel tubuh.

3. Ventrikel dalam Encephalon


 Ventrikel lateral
 Ventrikel III, mengelilingi thalamus kanan dan kiri. Berhubungan
dengan ventrikrl IV melalui aquaductus cerebi.
 Ventral IV, diantara brainstem dan cerebellum. Di dorsal medulla
oblongata membentang ke anterior dan posterior.

Gambar 8. Bagian-bagian sumsum tulang belakang


4. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga
tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang
pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput
meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian
luar tampak berwarna putih (substansi alba) karena banyak mengandung
akson (neurit) dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu,
berwarna kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-
sel saraf. Medula spinalis berperan dalam terjadinya reflex.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a. menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b. memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.

2.3 Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua
bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri dari semua
saraf yang bermigrasi dalam sistem saraf pusat yang dapat melalui seluruh
tubuh hewan. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik ( sistem
saraf sadar) dan sistem saraf saraf otonom (sistem saraf tidak sadar).
a) Sistem saraf somatik (sadar)
Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar
Proses yang dipengaruhi saraf sadar, berarti dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah
pengaruh sistem ini. Misalnya ketika kita mendengar bel rumah
berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk
berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk
membukakan pintu. Sistem saraf somatis terdiri atas :
1. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala
yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada
tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.
2. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum
tulang belakang berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang
belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot ran
3. gka tubuh.
b) Sistem saraf autonom (tak sadar)
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi
yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis.
Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam
seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
1. Sistem saraf simpatik
2. Sistem saraf parasimpatik
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dengan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam
mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang
dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik
disebut sistem pengendalian ganda.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat denyut jantung.
2. Memperlebar pembuluh darah.
3. Memperlebar bronkus.
4. Mempertinggi tekanan darah
5. Memperlambat gerak peristaltis.
6. Memperlebar pupil.
7. Menghambat sekresi empedu.
8. Menurunkan sekresi ludah.
9. Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi
yang kebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada
sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada system saraf parasimpatik akan memperlambat denyut
jantung.5

2.4 Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata


1. Sitem Saraf Pisces
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak
besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum tulang belakang (medula
oblongata). Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik karena
merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh
karena itu, ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah dan
otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik sehingga pusat
penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula. Ikan
menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa. Rangsangan
tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk implus ke otak. Respon yang
diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku.
Ikan mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer
serebral, dan diensefalon kecil, sedangkan lobus optikus dan serebellum
besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-
lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada
tiap segmen tubuh. Pada ikan otak besar dan otak tengah berhubungan
dengan saraf penglihatan. Kedua otak ini tidak berkembang dengan baik.
Sedangkan Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat
sisi. Otak kecil berkembang dengan baik. Sistem saraf pada ikan berupa
gurat sisi, yang merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai
saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu
merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada
saluran gurat sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur
disebut neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan
dan arus air. Selain itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa
mangsa atau yang memangsanya.
5
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal 15-23
Ikan mempunyai mata yang lebar. Mata lebar itu mungkin hanya
jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-
benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya.
Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk
keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada
gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan
melalui kepala atau tubuh.6

Gambar 7. Sistem Saraf ikan


2. Sistem Saraf Amphibia
Pada amfibi bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak
tengah sebagai pusat penglihatan. Otak besar berhubungan dengan indra
pencium dan otak kecil hanya merupakan lengkung mendatar yang menuju
ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik. Otak terbagi atas
lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8,
dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata atas
dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang
transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-
otot superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior,
dan oblikus superior.
Sistem saraf sentral terdiri dari otak, dan medulla spinalis. Sistem
saraf pada amfibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang

6
Ratno Achyani,”Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan di linglingan periran
yang terkontaminasi oleh sianida”, Juarnal Harpodon Borneo vol.4 no. 2, 2011, Hal 52.
belakang (medulla spinalis). Pada amfibi, otak dan sumsum
tulangbelakang dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang
juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan
dengan tulang dan pipiameter yang berbatasan dengan jaringan saraf.7

Gambar 8. Sistem saraf pada Amphibi

3. Sistem Saraf Reptil


Pada reptilia Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat
saraf pembau. Otak besar ini meluas sehingga menutupi otak tengah.
Bagian lainnya kurang berkembang. Otak reptilia terdiri atas dua lobus
olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum,
medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer
serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan
hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf
spinal menuju ke somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ
pembau pada rongga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya
seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit,
dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi
sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan
bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.

7
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 91-94
Gambar 9. Sistem saraf pada Reptil
4. Sistem Saraf Aves
Sistem saraf pada burung serupa dengan sistem saraf pada manusia
dan hewan menyusui. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak
besar, otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Pada burung, otak
besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil
berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut
menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup.
Permukaan otak besar tidak berlipat. Otak tengah berbentuk
gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan pusat saraf
penglihat. Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu
menampung sel saraf dalam jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat
pengatur keseimbangan burung pada waktu terbang. Bentuk otak dan
bagian-bagiannya tipikal pada burung terdiri atas Lobus olfaktorius kecil,
serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum
dan ventral lobus optikus.

Gambar 10. Sistem saraf pada Aves


5. Sistem Saraf Mamalia
Sistem saraf pada mamalia ini merupakan sistem saraf yang paling
lengkap di bandingkan dengan semua jenis hewan lainnya. Mamalia telah
memiliki struktur otot yang sangat kompleks, serta ukuran yang besar.
Pada mamalia umumnya telah memiliki struktur indra yang
lengkap sehingga telah mampu menerima rangsangan dan memberikan
respon terhadap rangsangan tersebut. Cerebrum besar jika dibandingkan
dengan keseluruhan otak. Cerebellum juga besar dan berlobus lateral 2
buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur
transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Mammalia memiliki 12
pasang saraf kranial dan 32 pasanb saraf spinal. Mempunyai telinga luar,
gelombang suara disalurkan memalui meatus audiotori.8 (Walangi, 1993)

Gambar 11. Sistem saraf pada Mamalia

8
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal. 27-28.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur
sistem-sistem organ tubuh lain. Sistem tersebut bertanggung jawab atas
pengetahuan dan daya ingat yang di miliki manusia. Penyusun sel syaraf
terdiri dari neuron,dendrit, akso, selaput meilin dan sel schwaan. Secara
umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih,
yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris. Sistem saraf dibagi
menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis sedangkan
sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik ( sistem saraf sadar) dan
sistem saraf sarafotonom (sistem saraf tidak sadar).
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak
besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum tulang belakang (medula
oblongata). tengah sebagai pusat penglihatan. Otak besar berhubungan
dengan indra pencium dan otak kecil hanya merupakan lengkung mendatar
yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik. Otak
reptilia terdiri atas dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2
lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf.
Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak
kecil dan sumsum lanjutan. Sistem saraf pada mamalia ini merupakan
sistem saraf yang paling lengkap di bandingkan dengan semua jenis hewan
lainnya. Mamalia telah memiliki struktur otot yang sangat kompleks, serta
ukuran yang besar

3.2 Saran
Penulis masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengen berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Achyani, Ratno. 2011. Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan di
linglingan periran yang terkontaminasi oleh sianida. Juarnal Harpodon
Borneo, 4( 2), 52.
Isnaini, Wiwi . 2019.Fisiologi Hewan. Yogyakarta:PT Kanisius.
Sari, Risa Purnama dan Dwi Rukma Santu. 2017.Fisiologi Hewan. Surabaya:
Prgram Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.
Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-2.
Jakarta:EGC.
Soewolo.2000.Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai