SISTEM SARAF
(Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan)
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi hewan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Mahmud Rudini, M.Si
sebagai dosen mata kuliah fisiologi hewan yang telah menjadi pembimbing dalam
penyelesaian makalah. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan makalah ini,
sehingga dengan adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin dalam pembuatan dan penyusunannya, tetapi penulis menyadari,
makalah ini jauh dari kesempurnaan sebab kesempurnaan hanya milik Allah
SWT, namun selaku manusia penulis menginginkan yang terbaik. Karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan sekali
demi kebaikan dalam pembuatan makalah dan penulisannya untuk masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat mempelajari hal-hal penting yang ada dalam isi makalah.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Sistem Saraf .............................................................3
2.2 Sistem saraf pusat..................................................................................10
2.3 Sistem Saraf Tepi..................................................................................13
2.4 Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata ..................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................20
3.2 Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa definisi atau pengertian dari sistem saraf?
2. Apa definisi dari sistem saraf pusat?
3. Apa definisi dari sistem saraf tepi?
4. Bagaimana sistem saraf pada hewan vertebrata?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi secara umum dari sistem saraf.
2. Untuk mengetahui definisi dari sistem saraf pusat.
3. Untuk mengetahuidefinisi dari sistem saraf tepi.
4. Untuk mengetahui sistem sarag pada hewan vertebrata.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lauralee Sherwood, “Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-2”, (Jakarta:EGC.2001) Hlm.
187-188.
3
fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon
rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada
kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat
diperbaiki.
Neuron terdiri dari 3 bagian yang berbeda satu dengan yang lain,
yaitu badan sel (soma/perikarion), dendrit (uluran pendek), akson (uluran
pananag).
4
Sel Schwann merupakan sel yang mengelilingi selubung mielin.
Sel schwann akan menghasilkan lemak yang membungkus neurit berkali-
kali lipat sampai terbentuknya selubung mielin. Sel ini berfungsi untuk
mempercepat jalannya implus, menyediakan nutrisi bagi neurit serta juga
membantu regenerasi dari neurit.
Akson berfungsi menghantarkan pesan keujung neuron. Akson
memiliki bagian yang disebut bukit akson (axon bullock) yang
merupakan daerah pada badan sel tempat akson bercabang. Pada daerah
ini umumnya impuls yang dihantarkan akan dibangkitkan. Umumnya
akson dalam system saraf terbungkus oleh lapisan insulasi yang disebut
selubung myelin (myelin sbeath), yang dibentuk oleh sel-sel pendukung.
Sel pendukung yang membentuk selubung myelin pada sistem saraf tepi
disebut sel schwann (schwann cell) sedangkan dalam sistem saraf pusat
disebut oligodendrosit. Neuron dapat mempunyai akson yang tunggal
dan sangat panjang, tetapi ada juga neuron yang memiliki akson yang
bercabang, dan masing-masing cabang bisa mencapai ratusan hingga
ribuan ujung-ujung khusus yang disebut terminal sinaptik (synaptic
terminal), yang mengirimkan sinyal ke sel lain dengan melepaskan
messenger kimiawi yang disebut neurotransmitter. Lokasi kontak antara
terminal sinaptik dengan sel target (baik neuron lain ataupun efektor)
disebut sinapsis. Sinapsis dapat juga diartikan sebagai persambungan
dimana satu neuron berkomunikasi dengan neuron lain dalam satu jalur
neural, atau dimana sebuah neuron berkomunikasi dengan sebuah sel otot
atau sel kelenjar.
Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson
memiliki ciri tipis dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril,
tetapi tidak mengandung badan nissl sehingga tidak terlihat dalam
sintesis protein. Kebanyakan akson di selubungi oleh selubung mielin.
Akson yang dibungkus mielin disebut akson bermielin., sedangkan akson
yang tidak di selubungi mielin di sebut akson telanjang. Ditempat
tertentu akson ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin yang
5
disebut nodus renvier. Selubung mielin berfungsi sebagai isolator yang
melindungi akson terhadap tekanan dan luka, memberi nutrisi pada
akson, dan mempercepat jalannya impuls.
Selubung mielin pada sistem saraf perifer di bentuk dari sel
schwann. Mula-mula sel schwann membungkus sepanjang dan sekeliling
akson yang kemudian membungkusnya berkali-kali. Proses
pembungkusan ini di sebut mielinasi yang ditandai oleh adanya lapisan
kosentris dari membran plasma sel schwann yang mengelilingi akson.
Lilitan yang kencang dari membran inilah yang dinamakn selubung
mielin. Tebalnya selubung mielin tergantung pada jumlah lilitan. Bagian
dari sel schwann yang menyelubungi mielin disebut neurolema atau
disebut juga selubung schwann. Neurolema hanya menyelubungi akson
sistem saraf perifer. Fungsi neurolema adalah membantu proses
regenerasi akson yang terluka.
Akson dari sistem saraf pusat kadang-kadang memiliki selubung
mielin, tetapi dapat juga tidak berselubung mielin. Proses penyelubungan
di sistem saraf pusat dilakukan oleh oligodendrosit dengan cara yang
sama seperti penyelubungan sel schwann.
Berikut macam-macam neuron berdasarkan jumlah uluran, yaitu:
6
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari
badan sel
Neuron bipolar meiliki dua uluran yaitu akson dan dendrit
Neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit
Berikut macam-macam neuron bedasarkan fungsi dan struktur,
yaitu:
7
sinaps. Neuron ini banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan
otak yang berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik
ke neuron motorik.
2. Sel pendukung (Sel glia)
Glia ini sangat penting bagi integritas struktur system saraf dan
bagi fungsi normal neuron. Jumlah glia melebihi jumlah neuron mulai
dari sepuluh kali lipat hingga lima puluh kali lipat. Ada beberapa jenis
glia dalam otak otak dan sumsung tulang belakang. Pada embrio yang
sedang berkembang, sel-sel pendukung yang disebut radial glia
membentuk jalur yang digunakan neuron untuk bermigrasi atau tumbuh
keluar dari tabung neuron. Glia yang lain disebut astrosit memberikan
dukungan struktural dan metabolis bagi neuron.2
b) Fungsi Sistem Saraf
Secara umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling
tumpang tindih, yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris.
1. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris,
misalnya sel-sel pendeteksi cahaya dimata ke pusat integrasi.
2. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari
stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan
dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagai besar integrasi dilakukan
dalam system saraf pusat (SSP atau central nervous system, CNS), yaitu
otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata).
3. Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu
SSP, ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau kelenjar yang
mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulus tersebut. Sinyal
tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve), berkas mirip tali yang berasal
dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan
ikat.
2
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 70-75
8
c) Sifat Sinyal Saraf
Sinapsis adalah sambungan antara neuron yang satu dengan
neuron. Arti dari sinapsis adalah hubungan, implus dapat terus dijalarkan
atau terhambat. Sinapsis juga merupakan sasaran dari bermacam-macam
obat. Pada sinapsis tersebut terdapat celah yang dikenal dengan nama celah
sinapsis yang lebarnya kurang lebih 200 angstrom. Neuron yang terletak
sebelum sinapsis disebut neuron parasinapsis (subsinaps), sedangkan neuron
yang terletak sebelah sinaps disebut neuron pascasinaps. Penjalaran implus
melintasi sinap berlangsung searah, yaitu dari neuron parasinaps ke neuron
pasacasinaps dan melibatkan zat penghantar. Zat penghantar diproduksi oleh
neuron parasinaps dan disimpan dalam kantung parasinaps. Bila suatu
implus tidak dibongkol sinapsis ada sejumlah kecuali ion Ca++ masuk
kedalam bongkol sinaps, menyebabkan kantung-kantung parasinapsis
bergerak menuju ke membran subsinaps. 3
Sinapsisis adalah persambungan unik yang mengontrol komunikasi
antara satu neuron dengan sel-sel lain. Sinapsis ditemukan antar dua neuron,
antara reseptor sensoris dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel
otot yang dikontrolnya, dan antara neuron dengan sel kelenjar. Di sini
memfokuskan perhatian pada sianapsis antar neuron, yang umumnya
menghantarkan siyal dari terminal sinaptik akson ke dendrit atau badan sel
berikutnya dalam suatu jalur neuron. Sel yang menghantarkan sinyal itu
disebut sel prasinaptik dan sel yang menerimanya disebut sel pascasinaptik.
sinapsis terdiri atas dua jenis sinapsis: sinapsis listrik dan sinapsis kimiawi.
1. Sinapsis listrik
Sinapsis listrik adalah struktur yang memfasilitasi dua neuron
untuk berkomunikasi satu sama lain melalui sinyal listrik tanpa
keterlibatan bahan kimia. Sinapsis listrik memungkinkan potensial
aksi merambat secara langsung dari satu sel parasinaptik ke sel
3
Soewolo.”Pengantar Fisiologi Hewan”. ( Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.2000) hal. 78-80.
9
pascasinaptik. Sel-sel itu dihubungkan oleh persambungan longgar.
Hal ini memungkinkan implus merambat dari satu neuron ke neuron
lain tanpa penundaan dan tanpa kehilangan kekuatan sinyal. Sinapsis
listrik menggunakan arus ion untuk mengirimkan sinyal di sepanjang
neuron eqn memfasilitasi transmisi di kedua arah. Sinapsis listrik dan
sistem saraf pusat vertebrata menyelaraskan aktivitas neuron yang
bertanggung jawab atas sejumlah pergerakan cepat dan khas,
contohnya, sinapsis listrik pada otak yang membuat beberapa jenis
ikan mampu mengibaskan ekornya dengan sangat cepat ketika
melarikan diri dari pemangsa. Namun, sinapsisis kimiawi jauh lebih
umum dibandinglkan denagn sinapsis listrik pada vertebrata dan
sebangian besar invertebrata.
2. Sinapsis Kimiawi
Sinapsis kimia adalah struktur biologis yang dapat ditemukan di
antara dua neuron atau di antara neuron dan sel nonneuronal dan
fungsi utamanya adalah untuk berkomunikasi satu sama lain melalui
pembawa pesan kimia. Pembawa pesan kimia ini dikenal sebagai
neurotransmitter. Neurotransmitter berfungsi untuk mrngirimkan
sinyal di sepanjang neuron dan memfasilitasi transmisi searah.4
4
Ibid, hal 81-87
10
Gambar 4. System saraf pusat dan fungsinya
Otak memiliki bagian-bagian utama , diantaranya:
Serebrum (otak besar), Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-
lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh
sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak
besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut
korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih
berisi serabut-serabut saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi
sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir,
mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.
11
berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja
otot-otot yang terjadi secara sadar.
Brainsterm, merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak.
Terdiri dari medulla oblongata, pons (korpus ujung interior dari medulla
oblongata), dan mesencephalon.
Medulla oblongata :berfungsi menghantar implies yang
datang dari medulla spinalis menuju ke
otak.
Jembatan varol :berisi serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
Otak tengah :terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol.
Otak dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, tetapi otak
juga dilindungi selaput meninges. Meninges, berfungsi melindungi otak dan
corda medulla dari kerusakan mekanis serta memberi suplai nutrisi pada sel-
sel saraf. Meninges dari luar ke dalam terdapat 3 lapisan yaitu durameter,
arachnoidea, dan piameter.
12
luar tampak berwarna putih (substansi alba) karena banyak mengandung
akson (neurit) dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu,
berwarna kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-
sel saraf. Medula spinalis berperan dalam terjadinya reflex.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a. Menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b. Memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.
2.3 Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua
bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri dari semua
saraf yang bermigrasi dalam sistem saraf pusat yang dapat melalui seluruh
tubuh hewan. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf
sadar) dan sistem saraf saraf otonom (sistem saraf tidak sadar).
a) Sistem saraf somatik (sadar)
Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar
Proses yang dipengaruhi saraf sadar, berarti dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah
pengaruh sistem ini. Misalnya ketika kita mendengar bel rumah
berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk
berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk
membukakan pintu. Sistem saraf somatis terdiri atas :
1. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala
yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada
tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.
2. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum
tulang belakang berjumlah 31 pasang. Saraf sumsum tulang
belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot rangka tubuh.
13
b) Sistem saraf otonom (tak sadar)
Sistem saraf otonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi
yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis.
Sistem saraf otonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam
seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
1. Sistem saraf simpatik
2. Sistem saraf parasimpatik
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dengan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam
mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang
dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik
disebut sistem pengendalian ganda.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat denyut jantung.
2. Memperlebar pembuluh darah.
3. Memperlebar bronkus.
4. Mempertinggi tekanan darah
5. Memperlambat gerak peristaltis.
6. Memperlebar pupil.
7. Menghambat sekresi empedu.
8. Menurunkan sekresi ludah.
9. Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi
yang kebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada
sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada system saraf parasimpatik akan memperlambat denyut
jantung.5
5
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal 15-23
14
2.4 Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata
1. Sitem Saraf Pisces
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak
besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum tulang belakang (medula
oblongata). Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik karena
merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh
karena itu, ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah dan
otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik sehingga pusat
penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula. Ikan
menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa. Rangsangan
tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk implus ke otak. Respon yang
diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku.
Ikan mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer
serebral, dan diensefalon kecil, sedangkan lobus optikus dan serebellum
besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-
lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada
tiap segmen tubuh. Pada ikan otak besar dan otak tengah berhubungan
dengan saraf penglihatan. Kedua otak ini tidak berkembang dengan baik.
Sedangkan Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat
sisi. Otak kecil berkembang dengan baik. Sistem saraf pada ikan berupa
gurat sisi, yang merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai
saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu
merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada
saluran gurat sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur
disebut neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan
dan arus air. Selain itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa
mangsa atau yang memangsanya.
Ikan mempunyai mata yang lebar. Mata lebar itu mungkin hanya
jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-
benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya.
Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk
keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada
15
gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan
melalui kepala atau tubuh.6
6
Ratno Achyani,”Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan di linglingan periran
yang terkontaminasi oleh sianida”, Juarnal Harpodon Borneo vol.4 no. 2, 2011, Hal 52.
7
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 91-94
16
Gambar 8. Sistem saraf pada Amphibi
3. Sistem Saraf Reptil
Pada reptilia Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat
saraf pembau. Otak besar ini meluas sehingga menutupi otak tengah.
Bagian lainnya kurang berkembang. Otak reptilia terdiri atas dua lobus
olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum,
medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer
serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan
hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf
spinal menuju ke somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ
pembau pada rongga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya
seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit,
dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi
sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan
bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.
17
4. Sistem Saraf Aves
Sistem saraf pada burung serupa dengan sistem saraf pada manusia
dan hewan menyusui. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak
besar, otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Pada burung, otak
besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil
berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut
menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup.
Permukaan otak besar tidak berlipat. Otak tengah berbentuk
gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan pusat saraf
penglihat. Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu
menampung sel saraf dalam jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat
pengatur keseimbangan burung pada waktu terbang. Bentuk otak dan
bagian-bagiannya tipikal pada burung terdiri atas Lobus olfaktorius kecil,
serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum
dan ventral lobus optikus.
18
buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur
transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Mamalia memiliki 12
pasang saraf kranial dan 32 pasang saraf spinal. Mempunyai telinga luar,
gelombang suara disalurkan memalui meatus audiotori.8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur sistem-
sistem organ tubuh lain. Sistem tersebut bertanggung jawab atas
8
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal. 27-28.
19
pengetahuan dan daya ingat yang di miliki manusia. Penyusun sel syaraf
terdiri dari neuron,dendrit, akso, selaput meilin dan sel schwaan. Secara
umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih,
yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris. Sistem saraf dibagi
menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
2. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis
3. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf sadar) dan
sistem saraf otonom (sistem saraf tidak sadar). Sistem saraf somatik
terdiri atas saraf otak (saraf cranial) dan saraf sumsum tulang belakang
(saraf spinal), sedangkan istem saraf saraf otonom (sistem saraf tidak
sadar). Sistem saraf otonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi
yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis.
Menurut fungsinya, system saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
4. Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak besar,
otak tengah, otak kecil, dan sumsum tulang belakang (medula oblongata).
Pada amfibi bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak
tengah sebagai pusat penghilhatan, otak besar berhubungan dengan indra
pencium dan otak kecil hanya merupakan lengkung mendatar yang
menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik. Otak
reptilia terdiri atas dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral,
2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda
saraf. Sistem saraf pada burung serupa dengan sistem saraf pada manusia
dan hewan menyusui, otak burung terdiri atas empat bagian, otak besar,
otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Sistem saraf pada mamalia
ini merupakan sistem saraf yang paling lengkap di bandingkan dengan
semua jenis hewan lainnya. Mamalia telah memiliki struktur otot yang
sangat kompleks, serta ukuran yang besar.
3.2 Saran
Penulis masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
20
makalah tersebut dengen berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Achyani, Ratno. 2011. Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan di
linglingan periran yang terkontaminasi oleh sianida. Juarnal Harpodon
Borneo, 4(2), 52.
Isnaini, Wiwi . 2019. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Sari, Risa Purnama dan Dwi Rukma Santu. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya:
Prgram Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-2.
Jakarta:EGC.
Soewolo.2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
22