SITOHISTOTEKNOLOGI
JARINGAN SARAF
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Rendy Pramudita R.D PO71340210001
2. Gita Paradise PO71340210008
3. Citra PO71340210010
4. Hilalia PO713402100
5. Maria Gultom PO71340210018
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Jaringan saraf”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai
tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1.1. Latar Belakang...................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................
1.3. Tujuan Masalah.................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................
2.1. Pengertian Jaringan Saraf..........................................................
2.2. Fungsi Jaringan Saraf.................................................................
2.3. Jenis Jenis Jaringan saraf...........................................................
2.4 Struktur Sel Saraf ( Neuron )......................................................
2.5 Kelainan Sistem Saraf..................................................................
2.6 Cara Menjaga Kesehatan Jaringan Saraf..................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kepekaan atau iritabilitas tubuh atau kemampuan untuk
m e r e s p o n s rangsangan bergantung pada penghantaran impuls saraf oleh
serabut sel saraf (neuron). Serabut saraf pembawa impuls ke otak dan
sumsum tulang belakangmerupakan bagian dari sistem aferen, sedangkan yang
membawa impuls dari otakdan sumsum tulang belakang adalah bagian dari
sistem eferen. Serabut saraf diluar otak dan sumsum tulang belakang,
menyusun saraf tubuh yang dikenal sebagai sistem saraf perifer atau sistem
saraf tepi (Stockley, 2005).
Sistem-saraf pusat adalah pusat dari seluruh pengendalian tubuh.
Padasistem saraf pusat terjadi koordinasi semua peristiwa mekanis dan kimiawi
denganbekerja sama dengan hormon. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsumtulang belakang. Berjuta-juta saraf di tubuh membawa pesan atau
impuls sarafmenuju dan dari daerah pusat ini. Sistem saraf pusat terdiri dari
otak, sumsumtulang belakang, dan neuroglia atau glia (Stockley, 2005).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Fungsi Jaringan Saraf
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja
dan pusat pengendali tanggapan.
Saraf sebagai Alat Komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh/Fungsi Proses
Sensoris, hal ini dilakukan oleh alat indra yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah,
dan kulit. Karena ada indra maka dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan
yang terjadi di luar tubuh kita. Contoh : melihat, menyentuh, mendengar, mencicipi,
dan merasakan.
Saraf sebagai Pengendali atau Pengatur kerja organ tubuh/Fungsi Motorik sehingga
dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing. Contoh : gerakan, seperti
keseimbangan dan koordinasi.
Saraf sebagai Pusat Pengendali Tanggapan atau Reaksi Tubuh/Fungsi Kognitif
terhadap perubahan keadaan di sekitarnya, karena saraf sebagai pengendali kerja alat
tubuh maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh. Contoh : pikiran, ingatan,
pembelajaran, dan perasaan.
Selain dari tiga fungsi utama, sistem saraf juga berfungsi sebagai :
Fungsi sistem kardiovaskular dan pernapasan, termasuk ritme jantung dan frekuensi
napas.
Respon terhadap situasi mendesak, stres, dan nyeri/sakit.
Fungsi pencernaan: menjalankan proses pencernaan, termasuk merasakan lapar, haus,
dan kapan kita kenyang.
Proses tubuh lainnya, seperti pubertas dan produksi hormon dalam sistem endokrin.
4
Ada dua jenis sistem saraf berdasarkan cara kerjanya yaitu sistem saraf sadar dan
sistem saraf tidak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar sendiri terbagi atas saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan saraf tepi atau saraf parifer. Sistem saraf
tak sadar terdiri atas saraf simpatik dan parasimpatik.
Sistem saraf sadar sendiri terbagi atas saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
dan saraf tepi atau saraf perifer.
A. Saraf Pusat
- Otak manusia ada dua yaitu otak kanan dan kiri yang merupakan pusat
koordinasi tubuh utama terletak dalam rongga kepala yang dilindungi oleh
tulang tempurung kepala, dan dilapisi tiga membran yang disebut meinges
(Durameter/ lapisan luar, Arachnoid/lapisan tengah, plameter/lapisan dalam).
- Sumsum tulang belakang merupakan kelanjutan dari medula oblongata yang
memiliki sejumlah saraf yang saling berpasangan. Terdiri dari material
berwarna abu – abu dibagian tengah serta mengandung serabut motorik dan
sensorik. Berbagai gerakan ditubuh seperti gerakan tangan, kaki, lengan, dan
badan diatur oleh sistem motorik. Sedangkan girus prasental berfungsi untuk
mengatur pada bagian kepala dan mata. Tonus otot adalah kondisi ketegangan
otot karena melakukan kegiatan. Fungsi medula spinalis adalah mengadakan
komunikasi anatara semua bagian tubuh dengan otak, rangsangan koordinasi
dari otot dan sendi pada otak, dan sebagai pusat gerak refleks.
5
B. Sistem Saraf Perifer
Merupakan penghubung antara indra (penerima rangsang) dengan saraf pusat dan
penghubung antara saraf pusat dengan organ tubuh (otot dan kelenjar). Terdiri dari
12 pasang saraf otak dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang.
Fungsi saraf perifer yaitu mengirimkan informasi dari dan ke otak serta sumsum
tulang belakang. Saraf perifer memungkinkan Anda untuk bereaksi terhadap
rangsangan dari lingkungan sekitar. Fungsi saraf tepi adalah untuk mengatur
sensasi, pergerakan, dan juga koordinasi motorik. Jaringan saraf tepi menyebar
dari saraf pusat ke area terluar tubuh, seperti kulit, untuk menjadi jalur penerimaan
dan pengiriman rangsangan dari dan ke otak.
b. Dendrit
Merupakan kumpulan dari serabut sitoplasma. Serabut sarafnya tidak panjang dan
bercabang seperti pohon, berfungsi menerima rangsang yang datang dari ujung akson dari
neuron lain lalu meneruskannya ke badan sel.
c. Akson ( neurit)
Merupakan serabut sitoplasma tunggal. Serabut sitoplasma tunggal memiliki serabut
yang panjang dan tidak bercabang, yang berfungsi membawa rangsangan yang berasal
dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut – serabut saraf. Akson di bungkus oleh
selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung meielin terdiri atas membran sel
yang meluas dari sel schwan. Daerah akson yang tidak diselubungi oleh mielin
dinamakan Nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat jalannya
impuls dan berperan penting pada perbanyakan impuls saraf. Titik temu antara terminal
akson yang satu dengan akson yang lain dinamakan Sinapsis, yang berfungsi untuk
meneruskan rangsangan ke sel saraf lainnya. Pada sinapsis mengeluarkan bahan kimia
yang disebut neurotransmiter, yang berguna untuk meneruskan rangsang.
7
2.5 Kelainan Sistem Saraf
Ada beberapa kelainan pada sistem saraf, yaitu :
• Polio, disebabkan karena infeksi virus pada sumsum tulang belakang. Biasa
menyerang pada anak balita, penderita setelah dewasa akan mempunyai ukuran kaki
yang berbeda disebabkan mengecilnya otot (atropi). Pencegahan dengan imunisasi
polio.
• Epilepsi, serangan mendadak berupa sentakan otot yang hebat sehingga menimbulkan
kejang - kejang dan mulut berbusa. Dapat menyerang orang yang menderita tumor
otak, cedera otak, infeksi otak, dan cacat otak bawaan.
• Meningitis, Radang pada bagian selaput otak yang disebabkan bakteri / virus.
• Neuritis, Gangguan pada saraf tepi yang disebabkan adanya peradangan, kerancunan,
dan tekanan.
• Gegar Otak, disebabkan benturan pada kepala.
• Hydrocephalus, kelainan atau penyakit akibt pembesaran kepala karena peninbunan
secara aktif cairan otak didla bilik otak.. Penyebabnya bisa karena kelainan struktur
otak bawaan, infeksi selaput otak, tumor, dan trauma.
Untuk menjaga kesehatan fungsi saraf, kita bisa melakukan beberapa langkah berikut :
1. Menerapkan pola makan yang sehat.
Pola makan seimbang membantu mendukung sistem saraf yang sehat. Pilihan yang
baik adalah jenis makanan Mediterania, yang terdiri dari: Biji-bijian Sayuran Kacang-
kacangan Buah-buahan Ikan Kita perlu memperhatikan dipenuhinya vitamin B12 agar
saraf berfungsi dengan baik.
8
Contoh makanan yang kaya vitamin B12:
• Telur Daging merah tanpa lemak Sereal sarapan yang diperkaya vitamin B12.
• Produk susu (misalnya susu, keju, yogurt).
• Ikan dan kerang-kerangan (misalnya salmon, tuna, kerang).
2. Kontrol asupan alkohol dan berhenti merokok.
Kelebihan alkohol dan kebiasaan merokok dapat merusak saraf dan banyak bagian
tubuh lainnya.
3. Berolahraga secara teratur.
Olahraga mendorong regenerasi saraf. Jika memungkinkan, usahakan untuk
melakukan aktivitas fisik selama 150 menit dalam seminggu. Jika olahraga aktif tidak
memungkinkan, kamu bisa melakukan aktivitas sederhana agar anggota badan tetap
bergerak. Misalnya, kamu bisa naik-turun tangga, berkebun, atau aktivitas rumahan
lainnya. Tetap bergerak aktif dapat meningkatkan kekuatan otot dan mencegah
pengecilan otot pada anggota tubuh.
4. Jika penderita diabetes, kendalikan diabetes.
Gula darah tinggi yang tidak terkontrol akan merusak saraf dan dapat menyebabkan
ulkus kaki yang lama untuk sembuh. Jika tidak terdeteksi dan diobati sejak dini, ulkus
kaki dapat terinfeksi hingga memerlukan amputasi (pada kasus yang parah). Orang
dengan diabetes harus merawat kaki mereka secara khusus, mewaspadai setiap lepuh,
ulkus atau luka, dan segera melakukan tindakan perawatan.
5. Periksa obat.
Beberapa obat dapat menyebabkan gengguan atau penyakit saraf (neuropati), seperti
obat kejang tertentu dan obat kemoterapi. Sehingga, penting untuk memeriksa obat
dengan bertanya ke dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
( rangsangan ) dan terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf mengirimkan impuls dari
panca indera ke saraf pusat ( otak atau sumsum tulang belakang ) dan dari saraf pusat ke
organ lainnya. Itulah alasan mengapa kita bisa merasakan sakit, mencicipi rasa masakan,
menghirup wangi bunga, melihat pemandangan, dll. Saraf sebagai sistem koordinasi atau
pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat
komunikasi, pengendali atau pengatur kerja dan pusat pengendali tanggapan. Ada dua jenis
sistem saraf berdasarkan cara kerjanya yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar
9
(sistem saraf otonom). Struktur sel saraf ( Neuron ) biasanya dikelompokkan menjadi 3 jenis
berdasarkan fungsinya yaitu badan sel, dendrit dan akson.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki. Baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami bisa
membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagia kita semua
dan menjadi wawasan kita di dalam memahami tentang jaringan saraf.
DAFTAR PUSTAKA
10