Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL

SGD 2 LBM 2

SISTEM SARAF

ANGGOTA KELOMPOK :
1. ALIEFIA AYU SAFIRA
2. ALPHANIA ESTY LUTHFAIDA
3. ANGGUN AMANDA SAVERIA
4. ANHA RIZZA MUZENIN
5. BALQIS NURESKA KHOMSIANA
6. CANTIKA OFINTANA GRATI
7. HIMMATUL KARIMAH
8. IEDHA RIZKA PUSPITANINGTYAS
9. IKE DEWI LIANA
10. IVANA ISNA FENTY FADINA

FAKULTAS KEDOTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL
SGD 2 LBM 2

SISTEM SARAF

Telah Disetujui oleh :

Tutor Tanggal

Drg. Rosa Pratiwi 5 Januari 2015

2
DAFTAR ISI

Lembar pengesahan........................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB I Pendahuluan........................................................................................................... 4
A. Latar belakang....................................................................................................... 4
B. Skenario................................................................................................................. 5
C. Identifikasi masalah............................................................................................... 5
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................................... 6
A. Landasan teori........................................................................................................ 6
B. Kerangka Konsep................................................................................................... 23
BAB III Kesimpulan.......................................................................................................... 24
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik
ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke
otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau
disebut potensial akson.Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel
dari jaringan dasar lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan
selnya. Semua jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memeperlihatkan berbagai
kemampuannya untuk penyesuaian dri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan
saraf juga menspesialisasikan diri dalam kemampuan sepeti ini, menuju kea rah fungsi
belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami. Meskipun banyak sifat khas
organissi pesarafan itu telah terprogram secara genetik, namun detail– detail dari kontak–
kontak seluler dan pembentukan sirkuit fungsional untuk popolasisel tampaknya
terpengaruh oleh keadaan yang biasanya terdapat apabila sel-selnya memperoleh kontak
mereka yang pertama (Gerrit, 1988: 132).
Jaringan saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan menghantarkan sinyal
dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit fungsional jaringan saraf adalah
neuron, atau sel saraf, yang secara unik dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang
disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran,
atau proses yang disebut dendrite dan akson, yang panjangnya bias mencapaisatu meter
pada manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron yang
lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor
(Campbell, 2004: 8).
Unit fungsional system saraf pada vetebrata maupun avetebrata adalah neuron. Sel
yang sangat terspesialisasi itu, yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan
pada kebanyakan sel eukariotik, sangat teradaptasi bagi komunikasi berkat penjuluran–
penjulurannya yang laksana kabel. Dendrit adalah penjuluran–penjuluran, seringkali
bercabang–cabang seperti pohon, yang mengangkut impuls menuju badan sel pusat.
Badan sel adalah daerah yang lebih tebal di neuron dan mengandung nucleus serta
sebagian besar sitoplasma. Akson adalah penjuluran, umumnya sangat panjang, yang
mengangkut impuls menjauhi badan sel. Sistem saraf dibangun oleh komponen –
komponensel saraf atau neuron, sel-sel glia (sel Schwann, oligodendrosit, migroglia,
ependim, astrosit, dan sel-sel satelit) dan jaringan ikat sejati (Fried, 2000: 255).

4
B. Skenario

Pemeliharaan pada homeostasis dalam tubuh menjaga keseimbangan aktifitas saraf


simpatik dan parasimpatik. Sistem saraf merupakan sistem yang sangat penting dalam
tubuh yang didalamnya mengatur pengirimiman dan penerimaan sinyal-sinyal di tubuh
manusia yang melibatkan neurotransmiter. Sistem saraf mempunyai sifat-sifat unik salah
satunya berkaitan dengan proses berpikir. Sistem ini menerima berjuta-juta rangsangan
informasi yang berasal dari bermacam-macam saraf sensorik dan organ sensorik,
kemudian menyatukan semuanya untuk menentukan respon apa yang akan diberikan
oleh tubuh.

C. Identifikasi Masalah

1. Anatomi dan fisiologi sel saraf?


2. Apa saja jaringan penyusun saraf?
3. Apa saja fungsi dari sistem saraf?
4. Apa saja macam-macam sistem saraf?
5. Bagaimana cara kerja saraf simpatis dan parasimpatais?
6. Apa saja faktor-faktor yg mempengaruhi sistem kerja saraf secara anatomi dari sisi
neurotransmiter?
7. Apa yang menyebabkan tubuh mengalami homeostasis?
8. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls?
9. Apa kaitannya homeostasis, sistem saraf dan respon yang diberikan tubuh?
10. Sebutkan macam-macam neurotransmiter dan fungsinya!
11. Apa saja kelainan pada sistem saraf?
12. Bagamiana mekanisme regenerasi jaringan saraf?
13. Mengapa bisa terjadi lompatan-lompatan sistem saraf dari saraf 1 ke saraf yg lain?
14. Apa saja macam-macam reseptor?
15. Apa saja 12 pasang cranial dan 31 tulang belakang?

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Anatomi dan fisiologi sel saraf?

Nukleus terletak didalam tubuh sel. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, protoplasma sel
saraf terdapat granula.

Badan sel adalah bagian sel saraf yang merupakan tempat melekatnya akson dan dendrit.

Dendrit adalah bagian sel saraf yang merupakan percabangan pendek tempat impuls saraf
masuk kedalam saraf.

Akson atau silinder aksis adalah bagian sel saraf berupa serat tunggal tempat impuls keluar
dari sel. Panjang akson mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter tergantung
tipe sel saraf tersebut.

Lapisan mielin atau myelin sheath adalah lapisan lemak tipis yang menyelubungi akson dan
beberapa dendrit (pada umumnya).

Neurilema adalah jaringan penyambung yang berada tepat diatas lapisan mielin. Neurilema
adalah lapisan terluar sel saraf.

Nodus ranvier adalah bagian sel saraf yang tidak mengandung lapisan mielin akibat
tertekannya lapisan lemak tersebut. Akibatnya,nodus ranvier sendiri bukanlah sebuah struktur
dari sel saraf. Nodus ranvier hanyalah penunjuk atau penanda bahwa bagian tersebut terjadi
6
pembelokan akibat tidak adanya lapisan mielin diantaranya. Hal ini mengakibatkan hanya
neurilemma saja yang membungkusnya.

2. Apa saja jaringan penyusun saraf?


- Neuron :badan sel, dendrit dan akson

- Neuroglia: oligodendrit, sel satelit, sel schwan membentuk selubung myelin.

otak, serabut saraf merupakan kumpulan akson dari sel saraf baik sejenis
maupun tidak sejenis, ganglion yaitu kumpulan sel saraf berbentuk bulat, mempunyai
serabut saraf, pleksus adalah jaringan serabut saraf yang tidak teratur.

sel saraf disusun oleh jaringan2. Sel saraf dan penyokong: neuroglia: tdk
menghantrkan impuls, tdk membelah dan sel schwan: mmbntuk myelinmmprcpt
impuls dan akson

3. Apa saja fungsi dari sistem saraf?


 Sel saraf sensori Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
 Sel saraf motor Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat
pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat
sangat panjang.
 Sel saraf intermediet Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini
dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel
saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya
yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf,
akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.
Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

7
4. Apa saja macam-macam sistem saraf?

5. Bagaimana cara kerja saraf simpatis dan parasimpatais?


Cara kerja sistem saraf simpatik berlawanan dengan cara kerja sistem saraf parasimpatik.
Keduanya mengontrol sebagian besar organ dalam tubuh. Ada dua jenis neuron yang terlibat

8
dalam transmisi impuls (sinyal) melalui saraf simpatik yaitu pre-ganglionik dan pos-
ganglionik. Neuron preganglionik berasal dari daerah torakolumbalis dari sumsum tulang
belakang dan menuju ke ganglion dimana mereka bersinapsis dengan neuron posganglionik.
Disana, neuron postganglionik memanjang ke sebagian besar tubuh. Pada sinapsis dalam
ganglia, neuron preganglionik melepaskan asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang
mengaktifkan reseptor nicotinic acetylcholine pada neuron postganglionik. Untuk mencapai
organ dan kelenjar target, akson harus menempuh perjalanan jauh dalam tubuh.

Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom yaitu sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak.
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan
organ- organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem
pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Saraf simpatik dan parasimpatik termasuk ke dalam sistem saraf tak sadar. Saraf
simpatik berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) sedangkan saraf
parasimpatik berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata).

Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut
pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu
serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut
serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion
yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja
pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat
antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain, saraf simpatik mempercepat
denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter
pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung
kemih. Sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat
proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri,
memperkecil pupil, memperbesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
Sistem saraf tak sadar menyebabkan gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks.
Gerak refleks merupakan suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf
pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai
penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang, tanpa
diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor.
Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung refleks.
Ada dua macam gerak refleks yaitu :
1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak
di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.

9
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf
perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena
kaki menginjak batu yang runcing.

Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga
dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau
tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena
api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke
mata, bersin dan batuk.

6. Apa saja faktor-faktor yg mempengaruhi sistem kerja saraf secara anatomi dari
sisi neurotransmiter?
(1) selaput mielin
(2) diameter serabut saraf
Pada serabut saraf yang mempunyai mielin, depolarisasi hanya terjadi pada nodus
ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, sehingga impuls saraf akan
merambat lebih cepat. Semakin besar diameter serabut saraf pun akan mempercepat
rambatan impuls saraf (dr. Liza)
7. Apa yang menyebabkan tubuh mengalami homeostasis?

10
mempertahankan

Sistem tubuh homeostasis

Penting
untuk
membe kehidup
ntuk an sel

sel

Organisme unisel tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah-ubah
karena memiliki sedikit atau hampir tidak memiliki mekanisme perlindungan terhadap
lingkungannya. Namun organisme multisel kompleks, seperti manusia dapat hidup di
lingkungan yang berubah-ubah karena mempunyai kemampuan mempertahankan
keadaan lingkungan dengan cara homeostasis. Hal ini akan melindungi sel-sel yang
letaknya didalam tubuh dari perubahan lingkungan laur sehingga menjamin
kelangsungan hidup del-sel tubuh.
8. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls?
Ada 2 yaitu melalui saraf dan sinaps:

1. penghantaran impuls melalu saraf

Saraf dapat dilalui impuls karena memiliki muatan listrik yaitu permukaan luarnya
bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif (polarisasi). Apabila saraf
mendapat rangsangan akan terjadi perubahan muatan. Permukaan luar bermuatan
11
negatif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan positif. Keadaan ini disebut
depolarisasi. Setelah dilalui impuls, serabut saraf dalam keadaan istirahat sehingga
tidak dapat menghantarkan impuls.
Sel saraf yang sedang beristirahat mempertahankan perbedaan potensial listrik
(voltase) pada membran sel di antara bagian dalam sel dan cairan ektraseluler di
sekeliling sel. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif
yaitu pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membran plasma
suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya,
konsentrasi ion kalium (K+) di dalam akson lebih besar daripada di luar. Akibatnya,
mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Apabila neuron dirangsang, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+
meningkat. Hal ini menyebabkan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga
muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi
atau potensial aksi.
Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan
menimbulkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang
akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan mengalami
fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat.

2. penghantaran impuls melalui sinaps

Setelah impuls melewati akson, impuls akan tiba di ujung akson. Impuls akan
dilanjutkan ke sel saraf lain melalui sinapsis.
Bila impuls sampai pada ujung neuron, vesikula bergerak dan melebur dengan
membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menghantarkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor
yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan
tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis. Impuls yang diterima reseptor akan dihantarkan ke otak
dalam hitungan detik.

9. Apa kaitannya homeostasis, sistem saraf dan respon yang diberikan tubuh?
Adanya lengkung refleks (respons loop) yang dapat menjelaskan lebih terperinci
disaat adanya stimulus atau rangsangan yang diterima tubuh yang kemudian
memberikan umpan balik. Setiap rangsangan yang diberikan akan memberikan umpan
balik yang berbeda bagi tubuh namun urutan dan jalur yang digunakan tubuh untuk
memberikan renspon tetap sama. Dapat disimpulkan refleks adalah respon otomatis
12
terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut lengkung refleks.
Komponen-komponen lengkung refleks adalah

sebagai berikut:

 Stimulus

Perbedaan temperatur antara Jakarta dengan New York mengharuskan


tubuh menyesuaikan pada suhu dingin yang ada sehingga tubuh tetap sehat dan tidak
mengalmi

sakit.

 Sensor / reseptor

Reseptor sensori yang paling banyak terdapat pada kulit. Kulit yang mempunyai lebih
banyak reseptor untuk dingin dan hangat dibanding dengan reseptor yang ada
dibagian tubuh lain seperti lidah, saluran pernafasan, maupun organ viseral lainnya.
Apabila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada tiga proses
yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses tersebut yaitu
menggigil, untuk meningkatkan produksi panas, berkeringat untuk menghalangi
kehilangan panas, dan vasokonstriksi untuk menurunkan kehilangan panas.

 Jalur aferen

Jalur yang menghantarkan stimulus dari reseptor sensori menuju ke pusat integrasi
yang kemudian dapat menentukan bagaimana respon yang diberikan tubuh
terhadap rangsangan yang ada. Melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai
ke otak atau medulla spinalis.

 Integrator / pusat integrasi

Selain reseptor suhu permukaan yang dimiliki oleh kulit, terdapat reseptor suhu lain
yaitu reseptor pada inti tubuh yang merespons terhadap suhu pada organ tubuh bagian
dalam seperti visera abdominal, spinal cord, dan lain-lain. Termoreseptor di
hipotalamus lebih sensitif terhadap suhu inti (36,6ºC sampai 37,5ºC). Hipotalamus
integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di preoptik area hipotalamus.
Bila sensitif reseptor panas di hipotalamus dirangsang, efektor sistem mengirim sinyal
yang memprakarsai pengeluaran keringat dan vasodilatasi perifer. Hal tersebut
13
dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan
meningkatkan kehilangan panas.

 Jalur eferen

Jalur penghubung antara pusat integrasi dengan efektor. Melintas di sepanjang akson
neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen
sehingga menghasilkan aksi yang khas.

 Efektor

Sinyal dari sensitif reseptor dingin di hipotalamus memprakarsai efektor


untuk vasokonstriksi, menggigil, serta melepaskan epineprin yang meningkatkan
metabolism sel dan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
produksi panas dan menurunkan kehilangan panas

 Respon

Respon yang didapatkan oleh tubuh setelah adanya stimulus atau rangsangan
yang dipaparkan pada tubuh. Dalam kasus ini adalah temperatur dingin di kota New
York yang membantu pengurangan jumlah keluarnya keringat.

Umpan balik yang diterjemahkan oleh saraf-saraf motorik manusia diklasifikasikan


menjadi dua macam. Umpan balik positif dan umpan balik negatif. Keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.

 Umpan balik negatif (negative feedback)

Merupakan suatu sifat sistem pengatur jika beberapa faktor dalam tubuh
menjadi berlebihan atau terlalu kurang, yang terdiri atas serangkaian
perubahan untuk mengembalikan faktor tersebut kembali ke nilai rata-rata
tertentu, sehingga mempertahankan homeostasis.

 Umpan balik positif (positive feedback)

Sifat sistem pengatur yang menimbulkan rangsangan pertama menyebabkan keadaan


yang sama dan lebih hebat. Umpan balik positif lebih dikenal sebagai “lingkaran
setan”, tetapi umpan balik positif yang ringan dapat diatasi oleh mekanisme
pengaturan umpan balik negatif yang dimiliki tubuh, dan lingkaran setan

14
tidak akan timbul. Hal ini disebabkan karna umpan balik positif tidak
menghasilkan kestabilan, melainkan ketidakstabilan, dan sering kali menyebabkan
kematian.

Kesimpulan

Menggigil yang dialami oleh laki-laki dalam kasus ini merupakan respon dari
kondisi lingkungan luar dengan temperatur rendah, sedangkan laki-laki tersebut sudah
terbiasa di wilayah tropis dengan temperatur yang lebih tinggi. Menggigil yang
dialaminya merupakan sebuah respon dari proses adaptasi tubuh yang berguna
meningkatkan panas dalam tubuh, sehingga tubuh kembali dalam rentang normal.

Keadaan menggigil yang terjadi pada laki-laki tersebut merupakan salah satu usaha
fisiologis tubuhnya untuk menghasilkan panas sehingga dapat menyebabkan berbagai
respons fisiologi yang terjadi dalam tubuhnya yaitu sebagai berikut:

 Peningkatan konsumsi oksigen 2 sampai 5 kali kecepatan normal

 Peningkatan kebutuhan metabolik sebesar 400% sampai 500%

 Peningkatan kerja otot jantung, produksi karbondioksida, vasokonstriksi kutan,


danakhirnya pembentukan asam laktat

10. Sebutkan macam-macam neurotransmiter dan fungsinya!


Penjalaran impuls melintasi sinaps berlangsung searah, yaitu dari neuron prasinaps
menuju ke neuron pascasinaps dan melibatkan neurotransmiter( zat penghantar). Ada
berbagai macam neurotransmiter antra lain:

a. Asetikolin : yang terdapat di seluruh tubuh. Zat pemacu hubungan antara


neuron dengan neuron, neuron dengan otot polos intestinum dan neurin dengan otot
serat lintang. Neurontransmiter ini berperan dalam pembentukan memori pada
manusia.
b. Dopamin : Berperan untuk membuat seseorang agar fokus dan
berkonsentrasi pada hal-hal tertentu.

15
c. Adrenalin (epinefrin): adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar anak
ginjal. Fungsinya adalah sebagai pemacu hubungan antara neuron dengan otot
jantung dan neuron dengan otot polos bronkus.
d. Serotonin : terdapat pada saraaf pusat atau otak
e. Noradrenalin : terdapat pada pada sistem saraf simpatik

Neurontransmiter diproduksi oleh neuron prasinaps dan disimpan di dalam vesikeel.


Dalam pergerakan menuju ke neuron yang lain dibantu oleh Ca 2*, Dengan cara saat
impils tiba di bongkol sinaps sehingga vesikel-vesikel bergerak menuju ke membran
prasinaps . Vesikel kemudian melepaskan neurotransmitr.

Berdasarkan tempatnya neurotransmiterterdapat beberapa maam yaitu:

1. Sinaps aksosomatik : terletak di antara akson dari satu neuron dengan badan
sel dari neuron lain.
2. Sinaps aksodendritik: terletak di antara akson dari neuron yang satu dengan
dendrit dari neuron yang lain
3. Aksonaksoaksonik: Terletak antara ujung akson dari neuron yang satu dengan
akson neuron lain.

11. Apa saja kelainan pada sistem saraf?


a. Afasia, yaitu gangguan atau kerusakan pada asosiasi otak yang berhubungan
dengan lambang atau kata.

b. Tremor, yaitu kelainan pada sistem saraf yang berupa kontraksi dan rileksasi otot
secara berulang-ulang sehingga gemetar.

c. Meningitis, Merupakan radang selaput otak akibat dari infeksi bakteri.

d. Enchapalitis, merupakan radang otak yang disebabkan oleh inveksi virus.

16
e. Hidrocephalos, merupakan kelainan pada otak berupa sekresi cairan serebrospinal
yang berlebihan, menyebabkan pembesaran ukuran kepala.

f. Epilepsi: kelainan pd sel2 saraf di otak, shnnga tdk dpt merepon rangsangan
disebabkan krn adanya infeksi racun yg merusak sel2 saraf

g. Stroke : kerusakan otak akibat adanya sumbatan pembuluh drah di otak

h. Neuritis: luka pd neuron yg disebabkan oleh infeksi kekurangn vit penagruh


obat2an dan racun

i. Amnesia: pnyikt lupa disebabkan kegoncangan batin atau cidera pd otak

j. Meningitis: infeksi pd sistem saraf pusat yg disebabkan infeksi virus atau bakteri
dalam cairan cerebrospinal

k. Alzheimer: kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak

12. Bagamiana mekanisme regenerasi jaringan saraf?


Neuroregenerasi yang terjadi di PNS terjadi dalam berbagai macam derajat.
Ujung akson muncul dari ujung proksimal dan berkembang hingga ke bagian
distalnya. Perkembangannya diatur oleh factor kemotaktis yang disekresi oleh sel
Schwann.
Jejas pada sistem saraf perifer secara spontan akan memicu migrasi sel fagosit,
sel Schwann dan makrofag ke daerah lesi untuk menghancurkan debris seperti
jaringan rusak. Ketika akson terputus, ujung yang masih tertinggal di tubuh utama
disebut sebagai bagian proksimal, sedangkan yang tidak disebut segmen distal.
Setelah jejas, ujung proksimal dari akson akan mengalami pembengkakan dan
mengalami degenerasi retrograde, tapi begitu debris di ujungnya di bersihkan, sel
saraf akan menumbuhkan kembali akson . Akson proksimal akan terus tumbuh selama
badan sel utama tetap intak, dan tetap berhubungan dengan neurolemmosit di
endoneurial. Pertumbuhan akson dapat mencapai kecepatan 2 mm pada akson yang
kecil dan 5 mm pada saraf yang lebih besar. Segmen distal yang terputus itu
selanjutnya akan mengalami degenerasi wallerian dalam beberapa jam setelah
terpapar jejas, akson dan myelin akan mengalami degenerasi tapi endoneurium masih
tetap ada. Pada tahap yang lebih lanjut, tabung endoneurium yang tertinggal itu akan
mengarahkan kembali akson yang baru tumbuh ke target yang benar. Selama
degenerasi wallerian, sel Schwann yang teletak di endoneurial akan melindungi dan
mempersiapkan tabung endoneurial. Di lain pihak, makrofag dan sel Schwann akan
mengeluarkan factor neurotropik yang akan mempercepat pertumbuhan.1
Sel saraf pada sistem saraf pusat, jika mengalami trauma yang
menghancurkan, maka tidak dapat diganti baru karena sel tersebut tidak dapat
berproliferasi kembali. Akan tetapi jika serat saraf tepi mengalami trauma (luka atau
terpotong), sel tersebut akan berusaha memperbaiki, melakukan regenerasi saraf yang
rusak dan memperbaharui fungsinya dengan cara menstimulus serangkaian proses

17
metabolisme dan proses struktural (reaksi akson). Reaksi akson dibagi menjadi 3
bagian yaitu:

1. Reaksi lokal (local reaction): reaksi yang terjadi pada tempat


traumanya. Ujung yang mengalami trauma mendekat dan menyatu untuk menutup
kedua bagian yang terpotong agar sitoplasma akson tidak hilang. Makrofag kemudian
datang untuk memakan dan membersihkan daerah yang luka dari debris (kotoran).
2. Reaksi anterograde (anterograde reaction): reaksi yang terjadi pada
bagian distal dari tempat trauma. Ujung akson menjadi hipertrofi dan berdegenerasi
dalam waktu seminggu, sehingga kontak dengan membran pasca-sinaps akan
berakhir. Sel Schwann kemudian akan berproliferasi, memfagositasis debris akson
terminal yang hancur. Bagian distal akson ini mengalami degenerasi Wallerian yang
menyebabkan akson menjadi terpecah-pecah dan sel-sel Schwann berproliferasi
dengan cepat yang kemudian akan memakan puing-puing akson dan selubung mielin.
Jaringan ikat yang menyelubungi serat saraf tersebut tidak mengalami perubahan.
Ruangan yang terdapat di antara jaringan ikat ini kemudian akan terisi oleh sel-sel
Schwann/sel neurolema yang berproliferasi secara cepat, yang akan berfungsi sebagai
penuntun bagi akson yang baru tumbuh yang bergerak menuju ke bagian postsinaps
dengan kecepatan 1 sampai 2 mm per hari. Ada pula akson yang tidak mencapai
sasaran yang fungsinya tepat, yaitu ke jaringan parut.
3. Reaksi Retrograde: reaksi yang terjadi pada bagian proksimal dari
tempat terjadinya trauma. Pada reaksi ini, terjadi kromatolisisyaitu perikarion neuron
yang hancur menjadi hipertrofi, badan Nisslnya akan tercerai berai dan inti sel akan
bergeser dari tempatnya semula. Setelah 3 minggu bila sel saraf bebas dari trauma
baru, badan sel kemudian secara aktif mensintesa ribosom-ribosom bebas, protein dan
berbagai molekul-molekul berukuran besar (makromolekul) dan dapat berlangsung
selama beberapa bulan. Selama itu, bagian proksimal akson dan selubung mielin yang
menyelubunginya akan berdegenerasi. Kemudian beberapa tunas akson akan muncul
dari ujung proksimal tersebut, dan berjalan mengisi ruang selubung jaringan ikat
dengan dibimbing oleh sel-sel Schwann menuju ke sel sasaran. Tunas yang pertama
mencapai sel target akan langsung membentuk sinaps, sementara tunas-tunas yang
lain akan berdegenerasi. Proses regenerasi ini berlangsung kira-kira dengan kecepatan
3-4 mm/hari. Sel saraf mempunyai pengaruh tropik (mempengaruhi kehidupan) sel
target. Jika sel saraf mati, maka sel-sel lainnya yang merupakan target dari sel saraf
tersebut juga akan mengalami atropi dan degenerasi. Proses ini disebut
dengan degenerasi transneuron (transneuronal degeneration). (mitaunair:2014)

18
13. Mengapa bisa terjadi lompatan-lompatan sistem saraf dari saraf 1 ke saraf yg lain?

19
14. Apa saja macam-macam reseptor?
Macam-macam reseptor ada 4, yaitu:

 Badan meissner

20
- Untuk kesan raba, terdapat pada papilla dermis telapak tangan/kaki

- Berbentuk oval

 Badan paccini

- Untuk kesan tekanan, terdapat pada kulit tella pankreas dan


mesentrium

- Berebnatuk oval dan terdiri dari lapisan anyaman penyambung yang


konsentris

 Badan ruffini

- Untuk kesan panas, terdapat pada dermis

- Bentuknya seperti cakram

 Badan krause

- Untuk kesan dingin, terdapat pada dermis

- Bentuknya bulat

15. Apa saja 12 pasang cranial dan 31 tulang belakang?

No Nama Tipe Tempa Fungsi umum


t
keluar

21
I Olfaktorius Sens Celah- Penciuman
orik celah
dilamin
a
cribosa
ossis
ethmoi
dalis

II Optikus Sens Canalis Penglihatan


orik Optiku
s

III Okulomotorius Mot Fissura - Daya akomodasi mata


orik orbitali
- M. Rectus medialis: mata
s
melihat ke tengah
superio
r

IV Troklearis Mot Fissura - Gerakan bola mata


orik orbitali
- M. Rectus inferior: mata
s
melihat ke atas
superio
r

V Trigeminal Mot -
orik asa pada muka dan kepala
-
&
enutup rahang,
sens mengunyah, gerakan
orik rahang ke lateral
- Fissura D
-
ivisi ophtalmicus orbitali eflek kornea atau reflek
s mengedip
Sens
- superio D
orik
ivisi maxillaries r

- D
ivisi mandibularis
Sens
Forame
orik,
n
moto
rotundu

22
rik m

Sens
orik
Forame
n ovale

VI Abdusen Mot Fissura - Gerakan bola mata


orik orbitali
- M. Rectus lateral: mata melihat
s
kesamping
superio
r

VII Facialis Mot Meatus Pengecap, sekresi saliva, ekspresi


orik acustic wajah
& us
sens internu
orik s

VII Vestibulokoklearis Sens Meatus Keseimbangan dan pendengaran


I orik acustic
us
internu
s

IX Glossopharingeal Mot Forame Sekresi saliva, menelan,


orik n pernapasan, penyempitan
& jugular pembuluh darah
sens e
orik

X Vagus Mot Forame Menelan, mempengaruhi saluran


orik n pencernaan, jantung, paru-paru,
& jugular dan alat-alat tubuh bagian dalam
sens e
orik

XI Asesorius Mot Forame Gerakan leher


orik n
jugular
e

23
XII Hypoglossus Mot Canalis Pergerakan lidah
orik hypogl
ossus

24
16. Kerangka Konsep

Otak besar
Otak tengah
Otak Otak depan
Jembatan varol
Otak kecil

Sistem saraf pusat

Sumsum lanjutan
Sistem saraf sadar Sumsum
Sumsum tulang belakang

31 pasang saraf sumsum tulang belakang


(saraf spinal)
Sistem saraf Sistem saraf tepi 12 pasang saraf otak (saraf cranial)

Sistem saraf simpatik

Sistem saraf tak sadar


Sistem saraf parasimpatik

25
BAB III
KESIMPULAN

Jadi, kesimpulan yang kami dapatkan adalah bahwa sistem saraf merupakan sistem
koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu, sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi, mengatur semua aktivitas
tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraf tak sadar berfungsi, mengatur semua
aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood L. 2009. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Singapore: Pte Ltd and EGC
Medical Publisher.

Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Pack, Phillip E. 2007. Anatomy and Physiology. Bandung: Pakar Raya

Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Sudbury: Jones and
Bartlett Publishers, Inc

Bevelander, Gerrit. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1998.

Tim penyusun,. 2010. Buku Ajar Anatomi Umum Fakultas Kedokteran. Makassar:UNHAS.
P.68.

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM KENDALI “Sistem Saraf” Oleh dr. Omega
Tahun, M.Med Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Ikawati,Zullies.2008.Pengantar Farmakologi Molekuler.Yogyakarta : UGM Press

27

Anda mungkin juga menyukai