SGD 2 LBM 2
SISTEM SARAF
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ALIEFIA AYU SAFIRA
2. ALPHANIA ESTY LUTHFAIDA
3. ANGGUN AMANDA SAVERIA
4. ANHA RIZZA MUZENIN
5. BALQIS NURESKA KHOMSIANA
6. CANTIKA OFINTANA GRATI
7. HIMMATUL KARIMAH
8. IEDHA RIZKA PUSPITANINGTYAS
9. IKE DEWI LIANA
10. IVANA ISNA FENTY FADINA
LAPORAN TUTORIAL
SGD 2 LBM 2
SISTEM SARAF
Tutor Tanggal
2
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan........................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB I Pendahuluan........................................................................................................... 4
A. Latar belakang....................................................................................................... 4
B. Skenario................................................................................................................. 5
C. Identifikasi masalah............................................................................................... 5
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................................... 6
A. Landasan teori........................................................................................................ 6
B. Kerangka Konsep................................................................................................... 23
BAB III Kesimpulan.......................................................................................................... 24
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik
ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke
otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau
disebut potensial akson.Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel
dari jaringan dasar lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan
selnya. Semua jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memeperlihatkan berbagai
kemampuannya untuk penyesuaian dri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan
saraf juga menspesialisasikan diri dalam kemampuan sepeti ini, menuju kea rah fungsi
belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami. Meskipun banyak sifat khas
organissi pesarafan itu telah terprogram secara genetik, namun detail– detail dari kontak–
kontak seluler dan pembentukan sirkuit fungsional untuk popolasisel tampaknya
terpengaruh oleh keadaan yang biasanya terdapat apabila sel-selnya memperoleh kontak
mereka yang pertama (Gerrit, 1988: 132).
Jaringan saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan menghantarkan sinyal
dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit fungsional jaringan saraf adalah
neuron, atau sel saraf, yang secara unik dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang
disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran,
atau proses yang disebut dendrite dan akson, yang panjangnya bias mencapaisatu meter
pada manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron yang
lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor
(Campbell, 2004: 8).
Unit fungsional system saraf pada vetebrata maupun avetebrata adalah neuron. Sel
yang sangat terspesialisasi itu, yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan
pada kebanyakan sel eukariotik, sangat teradaptasi bagi komunikasi berkat penjuluran–
penjulurannya yang laksana kabel. Dendrit adalah penjuluran–penjuluran, seringkali
bercabang–cabang seperti pohon, yang mengangkut impuls menuju badan sel pusat.
Badan sel adalah daerah yang lebih tebal di neuron dan mengandung nucleus serta
sebagian besar sitoplasma. Akson adalah penjuluran, umumnya sangat panjang, yang
mengangkut impuls menjauhi badan sel. Sistem saraf dibangun oleh komponen –
komponensel saraf atau neuron, sel-sel glia (sel Schwann, oligodendrosit, migroglia,
ependim, astrosit, dan sel-sel satelit) dan jaringan ikat sejati (Fried, 2000: 255).
4
B. Skenario
C. Identifikasi Masalah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Anatomi dan fisiologi sel saraf?
Nukleus terletak didalam tubuh sel. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, protoplasma sel
saraf terdapat granula.
Badan sel adalah bagian sel saraf yang merupakan tempat melekatnya akson dan dendrit.
Dendrit adalah bagian sel saraf yang merupakan percabangan pendek tempat impuls saraf
masuk kedalam saraf.
Akson atau silinder aksis adalah bagian sel saraf berupa serat tunggal tempat impuls keluar
dari sel. Panjang akson mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter tergantung
tipe sel saraf tersebut.
Lapisan mielin atau myelin sheath adalah lapisan lemak tipis yang menyelubungi akson dan
beberapa dendrit (pada umumnya).
Neurilema adalah jaringan penyambung yang berada tepat diatas lapisan mielin. Neurilema
adalah lapisan terluar sel saraf.
Nodus ranvier adalah bagian sel saraf yang tidak mengandung lapisan mielin akibat
tertekannya lapisan lemak tersebut. Akibatnya,nodus ranvier sendiri bukanlah sebuah struktur
dari sel saraf. Nodus ranvier hanyalah penunjuk atau penanda bahwa bagian tersebut terjadi
6
pembelokan akibat tidak adanya lapisan mielin diantaranya. Hal ini mengakibatkan hanya
neurilemma saja yang membungkusnya.
otak, serabut saraf merupakan kumpulan akson dari sel saraf baik sejenis
maupun tidak sejenis, ganglion yaitu kumpulan sel saraf berbentuk bulat, mempunyai
serabut saraf, pleksus adalah jaringan serabut saraf yang tidak teratur.
sel saraf disusun oleh jaringan2. Sel saraf dan penyokong: neuroglia: tdk
menghantrkan impuls, tdk membelah dan sel schwan: mmbntuk myelinmmprcpt
impuls dan akson
7
4. Apa saja macam-macam sistem saraf?
8
dalam transmisi impuls (sinyal) melalui saraf simpatik yaitu pre-ganglionik dan pos-
ganglionik. Neuron preganglionik berasal dari daerah torakolumbalis dari sumsum tulang
belakang dan menuju ke ganglion dimana mereka bersinapsis dengan neuron posganglionik.
Disana, neuron postganglionik memanjang ke sebagian besar tubuh. Pada sinapsis dalam
ganglia, neuron preganglionik melepaskan asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang
mengaktifkan reseptor nicotinic acetylcholine pada neuron postganglionik. Untuk mencapai
organ dan kelenjar target, akson harus menempuh perjalanan jauh dalam tubuh.
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom yaitu sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak.
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan
organ- organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem
pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Saraf simpatik dan parasimpatik termasuk ke dalam sistem saraf tak sadar. Saraf
simpatik berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) sedangkan saraf
parasimpatik berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata).
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut
pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu
serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut
serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion
yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja
pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat
antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain, saraf simpatik mempercepat
denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter
pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung
kemih. Sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat
proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri,
memperkecil pupil, memperbesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
Sistem saraf tak sadar menyebabkan gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks.
Gerak refleks merupakan suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf
pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai
penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang, tanpa
diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor.
Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung refleks.
Ada dua macam gerak refleks yaitu :
1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak
di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
9
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf
perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena
kaki menginjak batu yang runcing.
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga
dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau
tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena
api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke
mata, bersin dan batuk.
6. Apa saja faktor-faktor yg mempengaruhi sistem kerja saraf secara anatomi dari
sisi neurotransmiter?
(1) selaput mielin
(2) diameter serabut saraf
Pada serabut saraf yang mempunyai mielin, depolarisasi hanya terjadi pada nodus
ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, sehingga impuls saraf akan
merambat lebih cepat. Semakin besar diameter serabut saraf pun akan mempercepat
rambatan impuls saraf (dr. Liza)
7. Apa yang menyebabkan tubuh mengalami homeostasis?
10
mempertahankan
Penting
untuk
membe kehidup
ntuk an sel
sel
Organisme unisel tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah-ubah
karena memiliki sedikit atau hampir tidak memiliki mekanisme perlindungan terhadap
lingkungannya. Namun organisme multisel kompleks, seperti manusia dapat hidup di
lingkungan yang berubah-ubah karena mempunyai kemampuan mempertahankan
keadaan lingkungan dengan cara homeostasis. Hal ini akan melindungi sel-sel yang
letaknya didalam tubuh dari perubahan lingkungan laur sehingga menjamin
kelangsungan hidup del-sel tubuh.
8. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls?
Ada 2 yaitu melalui saraf dan sinaps:
Saraf dapat dilalui impuls karena memiliki muatan listrik yaitu permukaan luarnya
bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif (polarisasi). Apabila saraf
mendapat rangsangan akan terjadi perubahan muatan. Permukaan luar bermuatan
11
negatif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan positif. Keadaan ini disebut
depolarisasi. Setelah dilalui impuls, serabut saraf dalam keadaan istirahat sehingga
tidak dapat menghantarkan impuls.
Sel saraf yang sedang beristirahat mempertahankan perbedaan potensial listrik
(voltase) pada membran sel di antara bagian dalam sel dan cairan ektraseluler di
sekeliling sel. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif
yaitu pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membran plasma
suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya,
konsentrasi ion kalium (K+) di dalam akson lebih besar daripada di luar. Akibatnya,
mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Apabila neuron dirangsang, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+
meningkat. Hal ini menyebabkan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga
muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi
atau potensial aksi.
Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan
menimbulkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang
akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan mengalami
fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat.
Setelah impuls melewati akson, impuls akan tiba di ujung akson. Impuls akan
dilanjutkan ke sel saraf lain melalui sinapsis.
Bila impuls sampai pada ujung neuron, vesikula bergerak dan melebur dengan
membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menghantarkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor
yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan
tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis. Impuls yang diterima reseptor akan dihantarkan ke otak
dalam hitungan detik.
9. Apa kaitannya homeostasis, sistem saraf dan respon yang diberikan tubuh?
Adanya lengkung refleks (respons loop) yang dapat menjelaskan lebih terperinci
disaat adanya stimulus atau rangsangan yang diterima tubuh yang kemudian
memberikan umpan balik. Setiap rangsangan yang diberikan akan memberikan umpan
balik yang berbeda bagi tubuh namun urutan dan jalur yang digunakan tubuh untuk
memberikan renspon tetap sama. Dapat disimpulkan refleks adalah respon otomatis
12
terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut lengkung refleks.
Komponen-komponen lengkung refleks adalah
sebagai berikut:
Stimulus
sakit.
Sensor / reseptor
Reseptor sensori yang paling banyak terdapat pada kulit. Kulit yang mempunyai lebih
banyak reseptor untuk dingin dan hangat dibanding dengan reseptor yang ada
dibagian tubuh lain seperti lidah, saluran pernafasan, maupun organ viseral lainnya.
Apabila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada tiga proses
yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses tersebut yaitu
menggigil, untuk meningkatkan produksi panas, berkeringat untuk menghalangi
kehilangan panas, dan vasokonstriksi untuk menurunkan kehilangan panas.
Jalur aferen
Jalur yang menghantarkan stimulus dari reseptor sensori menuju ke pusat integrasi
yang kemudian dapat menentukan bagaimana respon yang diberikan tubuh
terhadap rangsangan yang ada. Melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai
ke otak atau medulla spinalis.
Selain reseptor suhu permukaan yang dimiliki oleh kulit, terdapat reseptor suhu lain
yaitu reseptor pada inti tubuh yang merespons terhadap suhu pada organ tubuh bagian
dalam seperti visera abdominal, spinal cord, dan lain-lain. Termoreseptor di
hipotalamus lebih sensitif terhadap suhu inti (36,6ºC sampai 37,5ºC). Hipotalamus
integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di preoptik area hipotalamus.
Bila sensitif reseptor panas di hipotalamus dirangsang, efektor sistem mengirim sinyal
yang memprakarsai pengeluaran keringat dan vasodilatasi perifer. Hal tersebut
13
dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan
meningkatkan kehilangan panas.
Jalur eferen
Jalur penghubung antara pusat integrasi dengan efektor. Melintas di sepanjang akson
neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen
sehingga menghasilkan aksi yang khas.
Efektor
Respon
Respon yang didapatkan oleh tubuh setelah adanya stimulus atau rangsangan
yang dipaparkan pada tubuh. Dalam kasus ini adalah temperatur dingin di kota New
York yang membantu pengurangan jumlah keluarnya keringat.
Merupakan suatu sifat sistem pengatur jika beberapa faktor dalam tubuh
menjadi berlebihan atau terlalu kurang, yang terdiri atas serangkaian
perubahan untuk mengembalikan faktor tersebut kembali ke nilai rata-rata
tertentu, sehingga mempertahankan homeostasis.
14
tidak akan timbul. Hal ini disebabkan karna umpan balik positif tidak
menghasilkan kestabilan, melainkan ketidakstabilan, dan sering kali menyebabkan
kematian.
Kesimpulan
Menggigil yang dialami oleh laki-laki dalam kasus ini merupakan respon dari
kondisi lingkungan luar dengan temperatur rendah, sedangkan laki-laki tersebut sudah
terbiasa di wilayah tropis dengan temperatur yang lebih tinggi. Menggigil yang
dialaminya merupakan sebuah respon dari proses adaptasi tubuh yang berguna
meningkatkan panas dalam tubuh, sehingga tubuh kembali dalam rentang normal.
Keadaan menggigil yang terjadi pada laki-laki tersebut merupakan salah satu usaha
fisiologis tubuhnya untuk menghasilkan panas sehingga dapat menyebabkan berbagai
respons fisiologi yang terjadi dalam tubuhnya yaitu sebagai berikut:
15
c. Adrenalin (epinefrin): adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar anak
ginjal. Fungsinya adalah sebagai pemacu hubungan antara neuron dengan otot
jantung dan neuron dengan otot polos bronkus.
d. Serotonin : terdapat pada saraaf pusat atau otak
e. Noradrenalin : terdapat pada pada sistem saraf simpatik
1. Sinaps aksosomatik : terletak di antara akson dari satu neuron dengan badan
sel dari neuron lain.
2. Sinaps aksodendritik: terletak di antara akson dari neuron yang satu dengan
dendrit dari neuron yang lain
3. Aksonaksoaksonik: Terletak antara ujung akson dari neuron yang satu dengan
akson neuron lain.
b. Tremor, yaitu kelainan pada sistem saraf yang berupa kontraksi dan rileksasi otot
secara berulang-ulang sehingga gemetar.
16
e. Hidrocephalos, merupakan kelainan pada otak berupa sekresi cairan serebrospinal
yang berlebihan, menyebabkan pembesaran ukuran kepala.
f. Epilepsi: kelainan pd sel2 saraf di otak, shnnga tdk dpt merepon rangsangan
disebabkan krn adanya infeksi racun yg merusak sel2 saraf
j. Meningitis: infeksi pd sistem saraf pusat yg disebabkan infeksi virus atau bakteri
dalam cairan cerebrospinal
17
metabolisme dan proses struktural (reaksi akson). Reaksi akson dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
18
13. Mengapa bisa terjadi lompatan-lompatan sistem saraf dari saraf 1 ke saraf yg lain?
19
14. Apa saja macam-macam reseptor?
Macam-macam reseptor ada 4, yaitu:
Badan meissner
20
- Untuk kesan raba, terdapat pada papilla dermis telapak tangan/kaki
- Berbentuk oval
Badan paccini
Badan ruffini
Badan krause
- Bentuknya bulat
21
I Olfaktorius Sens Celah- Penciuman
orik celah
dilamin
a
cribosa
ossis
ethmoi
dalis
V Trigeminal Mot -
orik asa pada muka dan kepala
-
&
enutup rahang,
sens mengunyah, gerakan
orik rahang ke lateral
- Fissura D
-
ivisi ophtalmicus orbitali eflek kornea atau reflek
s mengedip
Sens
- superio D
orik
ivisi maxillaries r
- D
ivisi mandibularis
Sens
Forame
orik,
n
moto
rotundu
22
rik m
Sens
orik
Forame
n ovale
23
XII Hypoglossus Mot Canalis Pergerakan lidah
orik hypogl
ossus
24
16. Kerangka Konsep
Otak besar
Otak tengah
Otak Otak depan
Jembatan varol
Otak kecil
Sumsum lanjutan
Sistem saraf sadar Sumsum
Sumsum tulang belakang
25
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan yang kami dapatkan adalah bahwa sistem saraf merupakan sistem
koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu, sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi, mengatur semua aktivitas
tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraf tak sadar berfungsi, mengatur semua
aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari.
26
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood L. 2009. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Singapore: Pte Ltd and EGC
Medical Publisher.
Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Sudbury: Jones and
Bartlett Publishers, Inc
Tim penyusun,. 2010. Buku Ajar Anatomi Umum Fakultas Kedokteran. Makassar:UNHAS.
P.68.
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM KENDALI “Sistem Saraf” Oleh dr. Omega
Tahun, M.Med Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
27