( disertai gambar )
Perubahan warna intrinsik adalah perubahan yang masuk ke dalam dentin selama
masa pertumbuhan gigi. Disebabkan karena penumpukan bahan - bahan dalam struktur gigi.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya diskolorasi intrinsik :
1) Dekomposisi jaringan pulpa atau sisa makanan. Gas yang dihasilkan oleh pulpa nekrosis
dapat membentuk ion sulfida berwarna hitam.
2) Pemakaian antibiotik, misalnya tetrasiklin. Tetrasiklin merupakan penyebab paling sering
dari perubahan warna gigi intrinsik. Pemakaian obat golongan tetrasiklin selama proses
pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi permanen. Periode waktu
pemberian tetrasiklin yang menyebabkan perubahan warna pada gigi :
1) Semasa dalam kandungan, pada usia kehamilan ibu lebih dari 4 bulan, molekul tetrasiklin
dapat melewati barier plasenta mengenai gigi sulung yang sudah terbentuk.
2) Masa bayi sesudah lahir sampai usia 5 tahun, pada periode ini terjadi pembentukan
mahkota gigi seri permanen. Mekanismenya adalah tetrasiklin akan terikat dengan kalsium
dan membentuk senyawa kompleks berupa tetrasiklin kalsium ortofosfat. Jaringan gigi yang
sedang dalam proses mineralisasi itu tidak hanya memperoleh kalsium, tetapi juga molekul
tetrasiklin yang kemudian tertimbun di dalam jaringan dentin dan email.
3) Penyakit metabolik berat selama fase pertumbuhan gigi, misalnya alkaptonuria
menyebabkan warna coklat, endemik fluorosis menyebabkan bercak coklat pada gigi.
Perubahan warna ekstrinsik terdapat pada enamel dan biasanya bersifat lokal.
Mayoritas diskolorasi yang terjadi pada gigi permanen bersifat ekstrinsik. Berdasarkan
penyebabnya stain ekstrinsik dibagi menjadi 2 kategori :
1) Diskolorasi non metalik, disebabkan oleh kromogen organik melekat pada pelikel.
Warnanya berasal dari warna asli kromogen tersebut. Diketahui dapat menyebabkan stain
langsung adalah merokok, mengunyah tembakau, teh, dan kopi. Pada gigi terlihat warna
berasal dari komponen polyphenol yang memberikan warna makanan.
2) Diskolorasi metalik, dihasilkan dari interaksi kimia antara komponen penyebab perubahan
warna dengan permukaan gigi. Berhubungan dengan antiseptik kationik dan garam metal.
Beberapa macam diskolorasi ekstrinsik antara lain coklat, hitam, jingga, hijau,
metalik, kuning kecoklatan, kuning, emas kecoklatan, dan merah hitam.
1) Diskolorasi coklat dihasilkan dari perubahan kimia pada pelikel, tanin, kopi, teh,
bakteri kromogenik, jarang menggosok gigi, dan pasta gigi yang kurang bagus. Terjadi pada
permukaan bukal gigi molar atas dan permukaan lingual gigi insisivus bawah.
2) Diskolorasi hitam terjadi karena deposisi pigmen bakteri kromogen, terdapat pada
pelikel pelapis gigi. Terjadi pada keadaan rongga mulut yang bersih, dengan sedikit karang
gigi, dan frekuensi karies rendah. Disebabkan oleh suplemen besi, paparan besi, mangan dan
perak. Diskolorasi hitam biasa terlihat pada permukaan lingual dekat tepi gingiva dan
permukaan proksimal, pada gigi susu maksila. Pada orang dewasa ditemukan pada gigi dekat
kelenjar saliva.
4) Diskolorasi hijau banyak terjadi pada anak - anak yang jarang membersihkan plak
gigi dan adanya bakteri kromogenik, bisa terjadi karena bakteri Penicillium, jamur
Aspergillus, anak-anak dengan penyakit tuberkulosis, dan paparan tembaga dan nikel pada
pekerja pabrik. Gambaran klinisnya berupa garis berwarna kuning muda hingga hijau
melingkari sepertiga servikal permukaan labial, dapat pula menutupi setengah permukaan
gigi. Biasanya mengenai gigi bagian maksila
Etiologi
2.faktor intrinsik
• perubahan warna gigi karena pendarahan akibat trauma.
• Perubahan warna gigi karena kesalahan prosedur perawatan gigi.
• Perubahan warna gigi karena dekomposisi jaringan pulpa.
• Perubahan warna gigi karena pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar.
• Perbahan warna ggi karena pengaruh bahan restorasi bahan –bahan restorasi.
• Perubahan warna ggi karena faktor intrinsik, dapat disebabkan oleh keadaan
sistemik.
•Perubahan warna karena tetrasiklin dan flourosis.
3.di skol orasi karena proses penuaan dengan bertambahnya umur, email
menjadi lebih tipis karena abrasi / erosi dan dentin menjadi lebih tebal karena deposisi
dentin sekunder dan dentin reparatif, yang menghasilkan perubahan warna pada gigi
selama hidupseseorang. Gigi orang tua biasanya lebih kuning ke abu-abuan / abu
kekuningan dari pada orang muda
3. Bagaimana mekanisme diskolorisasi gigi akibat trauma ?
Trauma menyebabkan Pembuluh darah kapiler dalam kamar pulpa terjadi
perdarahan sehinga akan m engenangi kam ar pulp a dan m asuk ke
t ubul u dent in secara difusi sehi ngga sel darah merah mengalami
hemolisis dan melepaskan Hb sehingga terjadi degradasi dan melepaskan
komponen besi sehingga Fe bersenyawa dengan hidrogen sulfid (produk bakteri)
sehingga menghasilkan ion sulfide berwarna hitam sehingga
menyebabkan penetrasi tubuli dentin dan mengakibatkan perubahan warna
4. Apa saja pilihan perawatan yang sesuai dengan kasus pada skenario ?
a. PSA
b. Bleaching
c. Direct Resin Komposit
5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari masing – masing pilihan perawatan ?
1. PSA
Indikasi :
Kontraindikasi :
a. Bila dijumpai kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari
sepertiga panjang akar
Kasus seperti ini merupakan luar biasa, karena dalam pengamatan dikatakan
bahwa makin besar jumlah kerusakan tulang yang rusak, makin kecil
kemungkinan untuk diperbaiki.
b. Bila saluran akar gigi tanpa pulpa dengan daerah radiolusen terhalang oleh
akar berkurva/bengkok, akar berliku-liku, dentin sekunder, kanal yang
mengapur atau sebagian mengapur, gigi malposisi, atau suatu instrumen
yang patah.
c. Bila apeks akar mengalami fraktur.
2. Bleaching
Indikasi :
Indikasi perawatannya untuk penderita dengan perubahan warna yang
disebabkan proses penuaan,
Kontraindikasi :
penderita yang alergi terhadap komponen bahan pemutih gigi atau bahan
sendok cetak
penderita dengan gigi sangat sensitive
penderita dengan gangguan temporomandibular joints (TMJ)
penderita hamil
.
6. Bagaimana tehnik perawatan yang sesuai pada skenario ?
7. Apa saja efek samping dari perawatan pada skenario ?
Efek samping Bleaching gigi :
• Gigi yang sensitive
Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu singkat,
ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap harinya, pengulasan
fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain.
• Iritasi pada mukosa
Iritasi pada mukosa gingival dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang
berlebihan, keluar dari sendok cetak sehingga mengiritasi mukosa atau kemungkinan
tertelan.
• Rasa sakit pada TMJ.
Sakit pada otot pengunyahan dan TMJ untuk penderita yang menggunakan sendok cetak
sepanjang malam, disebabkan karena adanya perubahan pada kondili.
• Merusak tambalan
Bleaching dengan hidrogen peroksida dapat menyebabkan efek pada ikatan antara resin
komposit dan jaringan keras gigi yang berakibat terjadinya inhibisi polimerisasi dan
meningkatkan porositas resin dan celah marginal sehingga tambalan menjadi lepas.
• Perubahan morfologi enamel
Perendaman sampel gigi dalam karbamid peroksida dan hidrogen peroksida menunjukkan
adanya perubahan gambaran enamel menjadi lebih kasar, berporipori dan adanya bercak
putih akibat penggunaan bahan tersebut dilihat secara mikroskopis.