KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Sistem Saraf ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
matakuliah Biomedik Fisiologi.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang
kami peroleh dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan Sistem Saraf.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pengajar matakuliah
Biomedik Fisiologi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas,
juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.
Penyusun
Daftar
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
Kata Pengantar...........................................................................................
ii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. iv
Bab I PENDAHULUAN
Bab II pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Sistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh
dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah.
Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan.
Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja
hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.
Hipofisa (Pituitary). Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak
menghasilkan jenis-jenis hormone yang letaknya di otak.
Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai
profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman
purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada
zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan
bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkanmanusia, artinya manusia
butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak
dulu, antara lain:
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu
pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier
dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
2. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor
dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga
dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut
saraf.
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel
saraf dan sinapsis.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang
tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan
dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah
dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan
sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan
sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang
karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf
simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem
saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di
sumsum tulang belakang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2,
yaitu, sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar
berfungsi, mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan,
sistem saraf tak sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang
tidak kita sadari.
DAFTAR PUSTAKA