Anda di halaman 1dari 13

Fisiologi Tubuh Manusia

Fisiologi Sistem Reproduksi

Dosen Pembimbing : Niken Purbowati,SST,M.Kes

Disusun oleh :
Dina Ayu Lestari P3.73.24.1.19.121
Winti Juniasih P3.74.24.1.19.155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN TAHAP SARJANA TERAPAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Fisiologi Sistem
Saraf “ dan kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah Fisiologi Tubuh Manusia,
program pendidikan profesi bidan tahap sarjana terapan Poltekkes Kemenkes Jakarta 3 yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi semua pembaca
guna menambah wawasan serta pengetahuan kita terhadap sistem saraf. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan
kritik dan saran untuk membangun makalah yang kami buat.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca. Sekiranya kami susun
makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya dan bagi kami. Sebelumnya kami
mohon maaf atas kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jakarta, Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB I....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 4
C. TUJUAN ...................................................................................................................... 4
BAB II...................................................................................................................................... 5
1. NEURON................................................................................................................ 5
2. KLASIFIKASI NEURON....................................................................................... 6
3. PEMBENTUKAN POTENSIAL MEMBRAN ISTIRAHAT, POTENSIAL
BERJENJANG, DAN POTENSIAL AKSI............................................................ 7
4. MEKANISME KONDUKSI POTENSIAL AKSI................................................. 7
5. STRUKTUR SINAPS DAN PERISTIWA YANG TERJADI DI SINAPS...........8
6. SEL GLIA ............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 12
1. KESIMPULAN .................................................................................................... 12
2. SARAN ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur dan mengendalikan
interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. System tubuh yang penting
ini juga mengatur aktivitas sebagian besar system tubuh lainny. Tubuh mampu berfungsi satu
kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai system (Price
dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya piker, daya ingat, bahasa, sensasi, dan Gerakan
semuanya berasal dari system ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar,
dan merespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrase fungsi system saraf, yang
memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
untuk diterjemahkan dan mengantarkan informasi yang diperoleh ke efektor. Pada sistem
saraf terdapat jaringan saraf yang terdiri dari neuroglia dan sel- sel penyokong serta neuron
atau sel-sel saraf. Fungsi sistem saraf ialah sebagai pengatur dan pengendali.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud system saraf ?


2. Apa saja penyusun sel saraf ?
3. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
4. Jelaskan secara singkat mengenai struktur neuron dan fungsi setiap bagiannya !
5. Jelaskan secara singkat mengenai struktur sinaps dan peristiwa yang terjadi di
sinaps !
6. Jelaskan secara singkat mengenai sel glia dan fungsinya !

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi tubuh manusia
2. Untuk mengetahui pengertian, penyusun, fungsi, dan klasifikasi system saraf
3. Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls
4. Mengetahui secara singkat struktur sinaps dan peristiwa yang terjadi di sinaps
5. Mengetahui secara singkat sel glia dan fungsinya
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SISTEM SARAF


Adalah cabang yang ada di badan sel syaraf. Bentuk dari dendrit ini berupa
sitoplasma yang menonjol memiliki ukuran pendek dan juga bercabang. Sitoplasma
sendiri adalah bagian sel yang dibungkus oleh membrane sel. Pembentuk sitoplasma
terdiri atas sitosol dan organel. 
1. Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian yang tersusun dari komponen berikut :
 Satu nukleus tunggal, terdapat pula nukleolus yang menonjol dan
organel lainnya seperti mitokondria. Nukleus ini tidak memiliki
sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
 Terdapat Badan nissi yang terdiri dari retikulum endoplasma kasar
dan ribosom bebas yang memiliki peran dalam pembuatan sintesis
protein.
 Neurofibril ialah neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat
melului mikroskop cahay jika ada pemberian pewarnaan dengan
perak.
a. Dendrit
Didalam organel tersebut terdapat perpanjangan sitoplasma
berganda dan biasanya juga pendek yang berfungsi untuk menghantar
impuls ke sel tubuh manusia.
b. Akson
akson ini termasuk organel tunggal yng lebih tipis serta lebih
panjang dibandingkan dendrit. Berfungsi untuk menghantarkan impuls
menjauhi badan sel ke neuron lain atau ke sel otot maupun kelenjar dan
kembali ke asal akson.

2. KLASIFIKASI NEURON
Berdasarkan sel nya, klasifikasi neuron terbagi menjadi 4 macam,
diantaranya neuron unipolar, bipolar, multipolar dan pseudounipolar.
 Neuron Unipolar
Pada neuron unipolar hanya memiliki 1 unit akson dan tidak memiliki
dendrit. Berfungsi sebagai pembawa sinyal dari bagian tubuh menuju ke
sistem saraf pusat.
 Neuron Bipolar
Neuron tersebut biasa disebut neuron sensorik yang memiliki akson dan
dendrit. Neuron ini pun memiliki 2 cabang pada badan sel sarafnya yang
sisinya saling berlawanan. Cabang satu berperan sebagai dendrit serta cabang
lain sebagai akson. Karena adanya suatu percabangan di neuron bipolar, maka
neuron ini memiliki bentuk yang elips. Berfungsi untuk menghubungkan
berbagai neuron di dalam otak serta spinal cord.
 Neuron Multipolar
Neuron multipolar ini memiliki sebuah akson dan beberapa dendrit.
Neuron ini dapat berupa sebagai neuron motorik yang melakukan sebuah
aktivitas dalam sel saraf seperti kontraksi otot yang memungkinkan adanya
komunikasi antara neuron dalam sistem sel saraf pusat.
 Neuron Pseudounipolar
Neuron ini disebut juga neuron unipolar pada vertebrata. Pada awalnya
merupakan neuron bipolar, namun selama proses perkembangan, kedua
tonjolan neuron bergabung membentuk  1 tonjolan yang bercabang 2 pada
badan sel membentuk huruf T. Salah satu cabang secara struktural merupakan
akson dengan selubung mielin tetapi berfungsi sebagai dendrit, dengan
konduksi aferen yang berasal dari ujung urat saraf.

Gambar : Klasifikasi neuron

3. PEMBENTUKAN POTENSIAL MEMBRAN ISTIRAHAT, POTENSIAL


BERJENJANG, DAN POTENSIAL AKSI
Potensial berjenjang adalah awal mula dari potensial aksi. Dengan adanya potesial
berjenjang dan aksi, maka otot akan bergerak atau berkontraksi. Potensial berjenjang
dimulai karena adanya aktivitas listrik sel saraf yang diakibatkan oleh adanya perbedaan
ion dari awal mulanya negatif menjadi positif. Penyebab ini disebabkan oleh adanya
permeabilitas membran yang berubah dikarenakan adanya saluran yang terbuka.
Saluran berpintu yang terbuka menyebabkan adanya ion-ion yang masuk,
terutama ion Na . masuknya ion tersebut menyebabkan keadaan di dalam saluran menjadi
positif.
Gambar : Potensial berjenjang dan potensial aksi

4. MEKANISME KONDUKSI POTENSIAL AKSI


Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif sedangkan
bagian dalamnya bermuatan negative.Terjadinya Depolarisasi pada membrane dapat
memulai suatu potensial aksi. Depolarisasi hanya bisa terjadi jika mencapai suatu tingkat
potensial tertentu yang disebut potensial ambang berkisar antara -50mV sampai -55mV.
Pada saat membrane mengalami depolarisasi potensial membrannya akan naik tajam
sampai mencapai potensial puncakn terukur +30mV. Setelah mencapai potensial puncak
dengan cepat potensial akan turun kembali ke arah potensial istirahat. Perubahan ini dikenal
dengan repolarisasi membrane. Repolarisasi biasanya akan mendorong terlalu jauh sehingga
menyebabkan hiperpolarisasi. Keseluruhan perubahan potensial yang cepat dari ambang ke
puncak dan kembali ke potensial istirahat inilah yang disebut potensial aksi.
(biol
ogisistemsaraf.blogspot.com/2016/02/)

5. STRUKTUR SINAPS DAN PERISTIWA YANG TERJADI DI SINAPS


Sinaps ialah struktur dalam system saraf yang melakukan syarat elektrik atau kimia
dari satu neuron ke satu neuron yang lain atau suatu sel eferen (sasaran) dalam badan.
(foster,M.sherington,c.s 1897), (textbook of physiology, volume 3).
Sinaps adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.
Sinapsis dibentuk oleh terminal akson yang membengkak. (james W.Kalat)
Struktur sinaps terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Presinaps (bagian akson terminal),
Celah Sinaps (ruang antar presinaps dan pascasinaps), dan Pascasinaps (bagian dendrit). Pada
celah sinaps terdapat substansi kimia neurotransmitter yang berperan mengirimkan impuls.
Proses penghantaran impuls saraf melalui sinaps disebut transmisi sinapsis.
(https://
www.slideshare.net)

Mekanisme kerja sinaps:


 Impuls tiba di tombol sinapsis
 Terjadi peningkatan permeabilitas membrane prasinapsis terhadap ion Ca
 Akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsismelebur dengan membrane
prasinapsis sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis
 Kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan
membrane postsinapsis.

(https://
www.slideshare.net)
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sinaps :
1. Neuron menyintesis zat kimia yang akan berfungsi sebagai neurotransmitter.
Neuron menyintesis neurontransmitter yang berukuran lebih kecil pada ujung-ujung
akson dan menyintesis neurontransmitter yang berukuran lebih besar (peptide) pada
badan sel.
2. Neuron mentransportasi neurontransmitter peptide ke arah ujung-ujung akson.
(Neuron tidak menstransportasikan neutransmitter yang berukuran kecil karena ujung-
ujung akson adalah tempat pembuatannya).
3. Potensial aksi berkonduksi di sepanjang akson. Potensial aksi pada terminal
postsinaptik menyebabkan ion kalsium dapat memasuki neuron. Ion kalsium
melepaskan neurontransmitter dan terminal postsinaptik ke celah sinaptik. Celah
sinaptik adalah rongga antara neuron prasinaptik dan neuron postsinaptik.
4. Molekul neurotransmitter yang telah dilepaskan, berdifusi lalu melekat dengan
reseptor sehingga mengubah aktivas neuron postsinaptik.
5. Selanjutnya, neurotransmitter melepaskan diri dari reseptor/ neurotransmitter
dapat diubah menjadi zat kimia yang tidak aktif tergantung pada zat kimia
oenyusunnya.
6. Molekul neurotransmitter dapat dibawa kembali ke neuron prasinaptik untuk
didaur ulang atau dapat berdifusi dan hilang. Pada beberapa kasus, vesikel yang
kosong akan ditransportasi kembali ke badan sel.
7. Meskipun belum ada penelitian yang benar-benar yang memberi jawaban,
tetapi neuron postsinaptik mungkin melepaskan pesan-pesan umpan balik negative
yang akan memperlambat pelepasan neurotransmitter baru oleh neuron prasnaptik.
(Neurotransmitter merupakan senyawa organic endogenus yang membawa pesan
antar neuron.)

6. SEL GLIA
Sel Glia( berasal dari bahasa yunani yang berarti “lem”) adalah sel non-neuron yang
menyediakan dukungan dan nutrisi, mempertahankan homeostasis, membentuk myelin dan
berpartisipasi dalam transmisi sinyal dalam system saraf. Sel glia yaitu sel yang menunjang
susunan saraf pusat dan berfungsi sebagai jaringan ikat.

Sel ini berfungsi untuk :


 Mendukung neuron dan menahan mereka di tempatnya;
 Menyediakan nutrisi ke neuron;
 Insulasi neuron secara elektrik;
 Menghancurkan pathogen dan menghilangkan neuron mati;
 Menyediakan petunjuk pengarahan akson dari neuron kesasarannya.

Jenis-jenis sel glia ada 4 macam, yaitu:


a. Astrosit, berbentuk bintang, berfungsi sebagai lem yang menyatukan neuron-
neuron.
b. Oligodendrosit, bentuk menyerupai astrosit tetapi memiliki badan sel yang lebih
kecil, membentuk lapisan myelin melapisi akson.
c. Mikroglia, berukuran paling kecil dan berisfat fagosit, berfungsi untuk pertahanan
imun.
d. Sel epindima, merupakan membrane epithelium yang melapisi rongga serebral dan
medulla spinalis.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Sistem saraf berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor ke saraf pusat.
2. Sel-sel pada sistem saraf yang membawa impuls saraf disebut neuron dan sel-sel
pendukung neuron disebut glia.
3. Neuron terdiri dari badan sel, dendrit dan akson. Beberapa neuron memiliki dendrit
dan akson dan ada beberapa pula yang tidak memilikinya.
4. Struktur sinaps terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Presinaps (bagian akson terminal),
Celah Sinaps (ruang antar presinaps dan pascasinaps), dan Pascasinaps (bagian
dendrit)
5. Sel glia yaitu sel yang berpartisipasi dalam transmisi sinyal dalam system saraf.
SARAN
Tujuan kami membuat makalah ini untuk dapat memahami apa itu sistem saraf, selain
memahami kita juga dapat memperluas pengetahuan kita tentang sistem saraf ini. Oleh
karena itu mempelajari sistem saraf ini sangat berguna dan diharapkan kepada kita semua
untuk membaca, memahami, dan mempelajari tentang makalah sistem saraf yang kami buat
ini.
DAFTAR PUSTAKA

https:// www.academia.edu/38310312/MAKALAH_ANATOMI
http://anggaditrashbag.blogspot.com/2012/10/klasifikasi-neuron-berdasarkan-struktur.html

http://personaleducationpartner.blogspot.com/2017/02/potensial-berjenjang-pada-sel-saraf.html

www.biologionline.info/2016/05/mekanisme-jalannya-impuls.html

https://uripbiologi3taman.wordpress.com

https://hisham.id/2015/03/fungsi-neuron-unipolar.html

https://www.slideshare.net

https://studylibid.com

https://psychologyenthusiast.wordpress.com/2018/03/16/sinapsis-model-biopsikospiritual-sosial/
amp/

https://blogpsikologi.blogspo.com/2016/10/memahami-konsep-tentang-konduksi-neural.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai