Di susun oleh :
Fajar Komara Maulana
17303212
Kelas RMIK W31/17
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. I
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... II
KATA PENGANTAR ......................................................................................... III
DAFTAR ISI........................................................................................................ IV
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... V
1. Latar belakng.............................................................................................
2. Rumusan masalah.......................................................................................
3. Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... VI
1. Pengertian sistem saraf ..............................................................................
2. Penyusun sistem saraf ...............................................................................
3. Fungsi sistem saraf ...................................................................................
4. Klasifikasi sistem saraf ..............................................................................
5. Mekanisme penghantar impuls....................................................................
6. Penyakit dan kelainan pada sistem saraf ....................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................... VII
1. Simpulan ..................................................................................................
2. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... VIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit,
tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang
mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang.
Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan
komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar
matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem
saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru
genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan.
Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur
saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain
dieliminasi. Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera.
Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk
menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya
dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses “pakailah, jika tidak akan hilang”. Setelah
sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi karena manusia terus belajar dari
rangkaian pengalaman yang dijalani. Sebagai contoh, tindakan membaca makalah ini sedikit
banyak mengubah aktivitas saraf otak, karena ada informasi yang diserap kedalam ingatan
pembaca.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2) Apa saja penyusun sistem saraf ?
3) Apa saja fungsi sistem saraf ?
4) Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5) Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6) Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem saraf ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu biomedik dasar.
2) Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3) Untuk mengetahui apa saja penyusun sistem saraf.
4) Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
5) Untuk mengetahui klasifikasi sistem saraf.
6) Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
7) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media
komunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem
organ lain serta dapat pula memproduksi hormon (Singgih, 2003).
Sistem saraf tersusun atas dua tipe sel, yaitu neuron dan glia. Neuron adalah sel saraf yang
berperan dalam penerusuran informasi antar neuron dan ke otot serta kelenjar. Neuron
memiliki beragam ukuran, serta fungsi (Kalat, 2010).
Menurut perkiraan, jumlah neuron yang ada di dalam otak orang dewasa kurang lebih adalah
100 miliar (R.W. Williams dan Herrup dalam Kalat 2010). Glia secara umum ukurannya lebih
kecil daripada neuron, memiliki fungsi yang beragam, tetapi glia tidak meneruskan informasi
dengan jarak yang sangat jauh. Kerja neuron dan glia “entah bagaimana” dapat menimbulkan
begitu banyak ragam perilaku dan pengalaman. (Kalat, 2010).
Pada manusia, sistem saraf mulai terbentuk ketika embrio masih berumur 2 minggu (Kalat
2010). Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (Singgih, 2003). Seperti yang telah disampaikan oleh
Singgih (2003) bahwa sistem saraf manusia itu secara umum dibagi menjadi dua, yakni sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat
dengan fungsi yang berbeda-beda. Sistem saraf tepi dan pusat bekerja secara sadar.
Sebelumnya masuk ke bagian penyusunan sistem saraf, akan dipaparkan mengenai istilah yang
sering digunakan dan fungsiya.
Neuron Sistem saraf terbuat dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini merupakan
kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf, dan terdiri atas badan sel, serabut-serabut
saraf, dan selubungnya. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Badan sel saraf (soma) mengandung inti sel yang besar dan berbentuk seperti pembuluh
dengan membran yang tipis. Inti sel (nucleus) mengandung satu anak inti (nucleolus) dan
sitoplasma yang disebut neuroplasma. Serabut sel saraf terdiri atas dua macam, yaitu dendrite
dan akson (neurit).
Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek, umumnya bercabang-cabang seperti pohon
dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda. Dendrit berfungsi menerima impuls yang dating dari
ujung akson sel saraf lain ke badan sel saraf, sedangkan akson merupakan serabut saraf yang
panjang dan umumnya tidak bercabang. Akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke
kelenjar dan serabut otot. Akson biasanya sangat panjang, bisa mencapai ratusan sentimeter.
Sebaliknya, dendrit pendek.
Menurut struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sel saraf
sensoris, sel saraf penghubung dan sel saraf motoris. Struktur dan fungsi sel terangkum dalam
tabel berikut (Jati, 2007: 180) Nama Struktur Fungsi Sel saraf sensoris Badan sel bergelombang
membentuk ganglia Akson pendek sedangkan dendritnya panjang Dendrit berfungsi menerima
rangsang dari reseptor, sedangkan aksomn mengirimkan rangsang ke sel saraf lain atau sistem
saraf pusat Sel saraf penghubung Dendrit pendek dan aksonnya ada yang pendek dan ada yang
panjang Menghubungkan sel saraf sensoris dan sel saraf motoris di sistem saraf pusat Sel saraf
motoris Dendrit pendek dan aksonnya panjang Dendrit berfungsi menerima rangsang dari sel
saraf lain sedangkan akson mengirim rangsang ke efektor berupa otot atau kelenjar Setiap
neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit.
Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut
mielin yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan
sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus
mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang
berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron . berfungsi dalam
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk menanggapi
rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain :
1. Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan
eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima
menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
2. Penghantar Impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ lain. Saraf
tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel
khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari
dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi rangsangan
yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot
dan kelenjar.
3) Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin.
Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-
buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk neuron.
4) Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
saraf.
2. Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1) Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia,
aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra
untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor
ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2) Sel saraf motorik
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang
panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan
efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari
sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3) Sel saraf intermediet (neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya
A. Simpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media
komunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem
organ lain serta dapat pula memproduksi hormon.
Penyusun sistem saraf yaitu terdiri dari dua yaitu berdasarkan bentuknya serta berdasarkan
struktur dan fungsinya, berdasarkan bentuknya penyusun sistem saraf terdiri dari badan sel,
dendrit, dan akson,sedangkan berdasarkan struktur dan fungsinya penyusun sistem saraf terdiri
dari sel saraf sensorik,sel saraf motorik,dan sel saraf intermediet (asosiasi).
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut: menerima
berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh,bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya
secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya,menyimpan memori dan melepaskannya
bila dibutuhkan,
mengekspresikan emosi,mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar
endokrin dan organ lain, serta mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan,
menghindari atau menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf ,
yaitu impuls dihantarkan melalui sel saraf dan impuls dihantarkan lewat sinaps. Adapun
penyakit dan kelainan pada sistem saraf yaitu stroke
,poliomielitis,migran,parlinso,amnesia,cutter,epilepsi.
B. Saran
1. Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari
sumber keilmuan yang ada di buku, internet dan lain-lain, kita harus mengkiatkan materi-materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan slalu diingat.
2. Bagi mahasiswa makalah ini dapat dijadikan referensidalam pembelajaran. Dengan
membuat makalah ini mahasiswa dapat mempunyai wawasan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
https://irenekurniati95.wordpress.com/2014/12/29/makalah-sistem-saraf-pada-manusia/
http://ners-yoedhistira.blogspot.co.id/2010/05/pengkajian-syaraf-syaraf-kranial.html?m=1