Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI

“SISTEM SARAF DAN SISTEM INTEGUMENT”

Dosen Pengampu:

Imelda, S.SiT, M.Bmd

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

Aurellia Tasya Salsabila (PO71241230188)

Destia Wulandira (PO71241230642)

Gera Sagita (PO71241230072)

Vina Al Fiani (PO71241230174)

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah berjudul “Sistem
Saraf”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Jambi, 24 Agustus 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 4
C. TUJUAN ........................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN MATERI ..................................................................................... 5
SISTEM SARAF DAN SISTEM INTEGUMENT ..................................................... 5
A. Pengertian Sistem Saraf .................................................................................... 5
B. Sistem Saraf Pusat ............................................................................................. 6
C. Saraf Tepi (Saraf Perifer) ................................................................................ 10
D. Gerak Refleks .................................................................................................. 14
E. Penyebab Manusia Melakukan Gerak Refleks ............................................... 15
F. Hubungan Sistem Syaraf Dengan Reproduksi Wanita. ................................... 15
G. Pengertian Sistem Integument......................................................................... 16
H. Fungsi Sistem Integumen ................................................................................ 17
I. Struktur Sistem Integumen .............................................................................. 17
J. Jaringan Penunjang ......................................................................................... 20
K. Perubahan Sistem Integumen Seiring Pertambahan Usia ............................... 22
L. Suhu Tubuh ..................................................................................................... 23
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 28
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 28
B. SARAN ........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSAKA ................................................................................................... 29
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron


yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan
dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua
orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang
yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara
seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian
perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur
berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah
berlebihan.

Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian


dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat,
sementarayang lain dieliminasi. Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang
menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan
rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan
tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan system saraf?


2. Apa fungsi system saraf?
3. Apa yang dimaksud sistem integumen?
4. Bagaimana susunan lapisan kulit?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian system saraf
2. Mengetahui fungsi system saraf
3. Mengetahui pengertian sistem integumen
4. Mengetahui susunan lapisan kulit
BAB II

TINJAUAN MATERI

SISTEM SARAF DAN SISTEM INTEGUMENT

A. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem pengendalian aktivitas tubuh (system koordinasi),


seperti misalnya kontraksi otot. Sistem ini bereaksi ketika tubuh manusia bereaksi
terhadap rangsangan dari luar tubuh. Rangsangan tersebut stimulus, sedangkan reaksi
dari stimulus tersebut disebut dinamakan respons.

Sistem saraf berupa hantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat. Proses inilah
yang bereaksi ketika manusia menerima rangsangan. Sistem saraf juga memungkinkan
makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga
komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a. Reseptor penerima impuls.


b. Penghantar impuls.
c. Efektor, bagian yang menanggapi rangsangan.

Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot atau
peristiwa viseral yang berubah dengan cepat. Menerima ribuan informasi dari berbagai
organ sensoris dan kemudian mengintegrasikannya untuk menentukan reaksi yang
harus dilakukan tubuh.
B. Sistem Saraf Pusat

Prinsip kegiatan sistem saraf berkaitan dengan kegiatan refleks. Refleks


melibatkan beberapa organ manusia dan lingkungan sekelilingya. Saraf pusat
memiliki fungsi sebagai pengatur kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf.

Saraf pusat meliputi otak besar, otak tengah, otak kecil, batang otak, sumsum
lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Dalam
tubuh, otak manusia berada di dalam tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
berada di dalam ruas tulang belakang manusia.

a. Otak

Otak diibaratkan seperti komputer yang mengatur organ-organ dalam tubuh


manusia. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak dan tulang tengkorak yang kuat.
Berat otak orang dewasa sekitar 1400 gram, setengah padat, dan berwarna kelabu
kemerahan. Otak mengapung dalam suatu cairan yang bekerja sebagai penyerap
goncangan ketika kepala manusia mengalami goncangan. Selaput otak adalah
pembungkus otak dari sumsum tulang belakang untuk melindungi strukur saraf.
Selaput otak terdiri dari tiga bagian, yaitu durameter, araknoidea, dan piameter.
Otak terdiri dari otak besar (serebum), diensefalon, otak tengah (mesenfalon), otak
kecil (serebelum), batang otak (pons)

Otak besar (serebrum)

Otak besar memiliki dua belahan, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan yang
dihubungkan oleh masa substansia alba yang juga disebut korpus oksipitalis.
Serebrum terdiri dari korteks serebri, basal ganglia, dan rheniensefalon. Hemisfer otak
dibagi dalam beberapa lobus atau daerah berdasarkan posisinya di tulang kranium.
Lobus tersebut antara lain:

• Lobus frontalis, yang memiliki mengatur gerakan motorik dan pneumotorik.


• Lobus parietalis, yaitu lobus yang berfungsi mengatur perubahan kulit dan
otot.
• Lobus oksipitalis, yaitu lobus yang berhubu-ngan dengan pusat penglihatan.
• Lobus temporalis, yang berhubungan dengan pendengaran, penciuman, dan
pengecap.

Selain fungis-fungsi tersebut, otak besar juga berfungsi untuk melindungi otak
secara keselurahan, dari goncangan.

Ukuran otak besar pada laki-laki sekitar 1,6 kg, sedangkan pada perempuan
1,45 kg. Berat otak ini sering ditengarai turut menentukan kecerdasan seseorang.
Padahal tidak demikian. Kecerdasan seseorang meliputi banyak faktor, dalam
kaitannya dengan saraf otak, tingkat kecedasan berhubungan dengan jumlah hubungan
antar saraf satu dengan lainnya.

Diensefalon

Diesenfalon menghubungkan otak besar kebatang otak. Disenfalon terdiri dari


wilayah utama sebagai berikut:

• Talamus adalah stasiunrelay untuk impuls saraf sensorik bertolak dari sumsum
tulang belakang untukotak besar. Beberapaimpuls saraf diurutkan dan
dikelompokkan di sini sebelum dikirimkeotak besar. Beberapa sensasi, seperti
nyeri, tekanan, dan suhu, dievaluasi di sini juga.
• Epithalamus mengandung kelenjar pineal. Kelenjar pineal secretes melatonin,
hormon yang membantu mengatur biologi jam (siklus tidur-bangun).
• Hipotalamus mengatur berbagai kegiatan tubuh yang penting. Hipotalamus
mengontrol sistem saraf otonom dan mengatur emosi. perilaku, lapar, haus,
suhu tubuh, dan jam biologis. Hal ini juga menghasilkan dua hormon (ADH
dan oksitosin) dan melepaskan berbagai hormon yang mengontrol hormon
produksi di kelenjar hipofisis anterior.

Struktur berikut ini disertakan dan dihubungkan dengan hipotalamus.


• Badan mammillary menyampaikan sensasi penciuman.
• Infundibulum menghubungkan kelenjar pituitari ke hipotalamus.
• Chiasma optik lewat di antara hipotalamus dan keleniar hipofisis.
• Batang otak menghubungkan diesenfalon ke sumsum tulang belakang. Batang
otak menyerupai sumsum tulang belakang, terdiri dari materi berwarna putih
yang mengelilingi inti materi abu-abu. Batang otak terdiri dari empat wilayah
berikut, yang semuanya menvediakan koneksi antara berbagai bagian dari otak
dan antara otak dan sumsum tulang belakang.

Otak tengah (mesenfalon)

Otak tengah berada di antara pons varoli dan hemisfer serebri. Bagian dorsal
dari otak tengah terdiri dari dua kolikulus superior yang berhubungan dengan sistem
penglihatan, dan dua kolikulus inferior yang berhubungan dengan pendengaran.
Fungsi mesensefalon antara lain:

• Merangsang daerah quadrigeminus yang menyebabkan dilatasi pupil dan


Gerakan konjugasi mata ke arah yang berlawanan dengan tempat
perangsangan.
• Menimbulkan gejala yang menyebabkan paralisis gerakan mata ke atas.
• Mengontrol pendengaran.

Otak kecil (serebelum)

Terletak di bagian belakang kepala dekat leher. Otak kecil berfungsi untuk
mengkoordinasi gerakan otot secara sadar, posisi tubuh, dan keseimbangan. Secara
umum, otak kecil adalah pusat keseimbangan, jika otak kecil ini rusak, maka gerakan
otot manusia berpotensi tidak dapat bekerja optimal.

Batang otak (trunkus serebri)

Batang otak terletak di depan otak kecil dan di bawah otak besar, serta menjadi
penghubung di antara keduanya. Batang otak berfungsi untuk mengatur refleks
fisiologis, seperti denyut jantung, suhu tubuh, tekanan darah, kecepatan bernapas, dan
lain sebagainya.
b. Sumsum lanjutan (medula oblongata)

Sumsum ini terletak di sambungan antara otak dengan tulang belakang.


Sumsum lanjutan berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, mengatur refleks (seperti
batuk, bersin, berkedip), mengendalikan mual, dan pernapasan. Sumsum lanjutan juga
berfungsi mengantarkan impuls yang datang menuju otak, serta memengaruhi refleks
fisiologis (seperti jantung, tekanan darah, respirasi, sekerei kelenjar pencernaan).

c. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Sumsum tulang belakang merupakan perpanjangan dari batang otak yang


dimulai pada foramen magnum dan terus turn melalui kanal vertebral ke lumbal
pertama vertebra (L1).

Sumsum tulang belakang berada di dalam tulang belakang dan dilindungi oleh
tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Medula spinalis memiliki fungsi:

a. Pusat saraf mengintegrasikan sinyal sensoris yang datang, mengaktifkan


keluaran motorik secara langsung tapa campur tangan otak. Fungsi ini terlihat
pada kerja refleks spinal, untuk melindungi tubuh dari bahaya dan menjaga
pemeliharaan tubuh.
b. Sebagai pusat perantara. Antara susunan saraf tepi dan otak, semua komando
volunter dari otak ke otot-otot tubuh yang dikomunikasikan terlebih dahulu
pada pusat motorik spinal. Pusat motorik spinal akan memproses sinyal
sebagaimana mestinya, sebelum mengirimkannya ke otot. Sinyal sensoris dari
reseptor perifer ke pusat otak harus terlebih dahulu dikomunikasikan ke pusat
sensorik di medula spinalis. Pada medula spinalis inilah sinyal sensors
sebagian besar akan diproses dan diintegrasikan.

Bagian eksternal pada sumsum tulang adalah sebagai berikut:

a. Saraf tulang belakang muncul berpasangan, satu dari setiap sisi tulang
belakang yang sama panjang.
b. Pembesaran serviks adalah pelebaran di bagian atas dari tulang belakang kabel
(C4 ke TI). Saraf yang memperpanjang ke tungkai atas berasal atau berakhir
di sini.
c. Pembesaran lumbal adalah pelebaran di bagian bawah tulang belakang kabel
(T9 untuk T12). Saraf yang memperpanjang ke tungkai bawah atau berasal
berakhir di sini.
d. Fisura median anterior dan posterior sulkus median dua alur yang menjalankan
panjang dari sumsum tulang belakang pada anterior dan posterior permukaan
masing-masing.
e. Cauda equina adalah saraf yang menempel pada ujung kabel tulang belakang
dan terus berialan ke bawah, sebelum berbalik lateral ke bagian lain dari tubuh.

C. Saraf Tepi (saraf perifer)

Susunan saraf tepi merupakan penghubung susunan saraf pusat dengan


reseptor sensorik dan efektor motorik (otot kelenjar). Saraf tepi terdiri dari ribuan
serabut saraf yang dikelompokkan dalam ikatan-ikatan dan dibungkus oleh jaringan
ikat. Setiap kelompok memiliki fungsi yang berbeda, yaitu sensorik dan motorik.
Serabut saraf perifer berhubungan dengan otak dan korda spinalis. Terdiri dari
12 pasang saraf kranial dan 31 saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang
saraf akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Sementara itu,31 saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang
belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, seperti kaki,
tangan, dan otot lurik. Serabut saraf perifer dibedakan menjadi sistem saraf somatik
dan saraf otonom.

1. Sistem saraf somatik

Saraf somatik merupakan saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari


tubuh. Saraf somatik juga bisa digolongankan sebagai indra. Namun indra ini berbeda
dengan indra khusus yang sudah sering dikenal (penglihatan, penciuman, pengecap,
peraba, dan perasa). Indra somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

• Indra somatik mekanoresseptif, yaitu saraf yang dirangsang ole pemindahan


mekanisme sejumlah jaringan tubuh, meliputi indra perabaan, tekanan yang
menentukan posisi relatif, dan kecepatan gerakan berbagai bagian tubuh.
• Indra somatik termoreseptor, berhubungan dengan pendeteksian panas dan
dingin.
• Indra nyeri, muncul oleh faktor yang merusak jaringan perasaan kompleks,
karena menyertakan sensasi perasaan dan emosi.
Saraf somantik dipengaruhi saraf sadar, dalam artian manusia dapat
memutuskan untuk meng-gerakkan atau tidak menggerakkan bagian tubuh tertentu.
Contoh dari sistem sarat ini adalah sebagai berikut:

• Ketika mendengar bunyi telepon, maka suara tersebut akan masuk ke telinga,
lantas dilanjutkan ke otak. Otak akan menerjemahkan pesan tersebut dengan
mengirim isyarat ke kaki untuk melangkah menuju telepon yang berdering.
• Ketika udara terasa dingin, kulit akan me-nyampaikan "informasi" ini ke otak,
dan otak akan menggerakkan tangan untuk mematikan AC.

2. Sistem saraf otonom


Saraf otonom adalah saraf di dalam tubuh yang meliputi kelenjar, pembuluh
darah, paru, lambung, usus, dan ginjal. Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang disadari atau yang tidak dipengaruhi
oleh kehendak kita. Fungsi saraf otonom adalah mengatur motilitas dan sekresi
pada kulit, pembuluh darah, dan organ viseral dengan cara merangsang pergerakan
otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom dibawa oleh serabut saraf
simpatis dan parasimpatis.

a. Sistem Saraf Simpatik

Sistem syaraf ini berdada di depan tulang rusuk bagian tulangbelakang yang
memiliki pangkal pada sumsum tulang belakang atau medula spinalis yang berada di
bagian dada dan pinggang. Saraf tersebut di sebut juga dengan saraf torakolumbar,
karena saraf preganglion keluar yang berasal dari tulang belakang toraks dari ke 1
sampai ke 12. Pada sistem saraf simpatik memiliki 25 pasang ganglio atau yang
merupakan simpul di sumsum tulang belakang.

Fungsi dari sistem saraf simpatik ini pada umumnya adalah untuk dapat
memacu kerja organ tubuh, tetapi ada pula beberapa yang dapat menghambat kerja
dari organ tersebut.

Fungsi Saraf Simpatik:

• Memperbesar pupil mata


• Memperbesar bronkus
• Menghambat ereksi
• Menghambat sekresi empedu
• Mempercepat detak jantung
• Mempelambat kerja pencernaan
• Menurunkan tekanan darah
• Meningkatkan sekresi adrenalin
• Menghambat kontraksi kantung seni

b. Sistem Saraf Parasimpatik

Sistem saraf parasimpatik adalah suatu saraf yang memiliki pangkal di


sumsum tulang belakang lanjutan atau medula oblongata. Sistem ini di sebut sebagai
sistem saraf kranosakral di karenakan saraf preganglion keluar dari otak dan dari
sakral. Saraf parasimpatik ini terdiri dari jaring-jaring yang memiliki keterhubungan
dengan ganglion yang telah tersebar ke seluruh tubuh.

Fungsi Saraf Parasimpatik

• Mengecilkan pupil mata


• Merangsang eraksi
• Memperkecil bronkus
• Meningkatkan tekanan darah
• Menghambat sekresi adrenalin
• Menghambat detak jantung
• Meningkatkan sekresi empedu– Menghambat organ pencernan– Mempercepat
kontraksi kantung seni

D. Gerak Refleks

Refleks merupakan respons cepat dan bersifat memaksa untuk stimulus.


Sebuah busur refleks adalah jalur yang dilalui oleh impuls saraf selama refleks.
Kebanyakan refleks, tulang belakang refleks dengan jalur yang melintasi hanya
sumsum tulang belakang. Selama refleks spinal, informasi dapat diteruskan ke otak,
tetapi itu adalah tulang belakangkabel, dan bukan otak, yang bertanggung jawab untuk
integrasi sensorikinformasi dan tanggapan ditransmisikan ke neuron motorik.
Beberapa refleks adalah refleks kranial dengan jalur melalui saraf kranial dan batang
otak.Sebuahbusurrefleksmeli batkankomponen-komponen berikut:

• Reseptor adalah bagian dari neuron (biasanya dendrit) yang mendeteksi


stimulus.
• Neuron sensorik mengirim kanimpuls ke sumsum tulang belakang.

Pusatintegrasi melibatkan satusinaps (busur refleks monosynaptic) atau dua


atau lebih sinapsis (busur refleks polysynaptic) dalam masalah abu-abudari sumsum
tulang belakang. Dalam busur reflekspolysynaptic, satu atau lebih inter neuron dalam
materi abu-abu merupakan pusat integrasi. Sebuah neuron motorik mengirimkan
impuls saraf dari sumsum tulang belakang untuk perifer wilayah.

Sebuah efektor adalah otot atau kelenjar yang menerima bentuk impuls motor
neuron. Dalam refleks somatik, yang efektor adalah otot rangka. Dalam otonom
(visceral) refleks, yang merupakan efektor otot polos atau jantung, atau kelenjar.
E. Penyebab Manusia Melakukan Gerak Refleks
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan otak berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik
sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat
cepat dan tanggapannya terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak.
Jadi dapat dikatakan gerak refleks terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

F. Hubungan Sistem Syaraf Dengan Reproduksi Wanita.

Sistem reproduksi dipersyarafi oleh saraf yang merupakan cabang dari saraf
yang keluar dari tulang belakang dengan koordinasi pada otak. Jika terjadi kelainan
pada saraf tersebut maka akan mengakibatkan gangguan pada sistem reporduksi,
misalnya disfungsi ereksi, dan gangguan ejakulasi.

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian
tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.Pengaturan penerima
rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf
pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang
dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk
sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari
organisme penyebab infeksi.

Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar,
sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi
kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

• Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri
dari:
• Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
• Tuba falopii (oviduk), tempat berlangsungnya pembuahan
• Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
• Vagina, merupakan jalan lahir.

G. Pengertian Sistem Integument

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, dan


menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan

bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistemintegumen mampu memperbaiki
dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-repairing) dan
mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan
dalam tubuh). Lapisan kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan
subkutis (hipodermis).
H. Fungsi Sistem Integumen

Fungsi sistem integumen atau juga kita kenal dengan fungsi kulit beserta
turunannya, yakni rambut dan kuku, adalah sebuah fungsi komponen manusia yang
sangat penting. Ketiga dari komponen tersebut membentuk menjadi satu sistem organ
tubuh paling besar yang kita sebut kulit. Kulit memiliki struktur dan juga fungsi bagi
tubuh kita. Sebagai salah satu sistem dari organ yang paling penting dan terbesar dari
tubuh kita, kulit atau sistem integumen menjalankan peran sebagai alat interaksi kita
terhadap kondisi lingkungan sekitar. Berikut adalah beberapa fungsi dari sistem
integumen kita, antara lain:

• Fungsi Sebagai Pelindung (Proteksi)

Sebagai sistem organ yang paling besar, kulit mampu menjadi pelindung
paling luar dari organ tubuh kita. Hal ini juga berarti kulit dapat melindungi tubuh dari
ancaman yang berbahaya dari lingkungan sekitar. Contohnya, infeksi atau serangan
dari organisme yang lain dan kerusakan yang berasal dari radiasi sinar ultraviolet.
Kemudian juga melindungi dari zat-zat yang membahayakan tubuh.

• Fungsi Sebagai Pengatur Suhu (Termoregulasi)

Dengan adanya sistem organ kulit (integumen), kita akan terlindung dari suhu
yang berubah-ubah. Jadi, fungsi sistem integumen akan memberikan perlindungan
serta dukungan terhadap perubahan suhu dengan berbagai cara. Dengan demikian,
tubuh akan dapat menyesuaikan.

I. Struktur Sistem Integumen

Sistem Integumen memiliki 3 stuktur yang terdiri dari :

1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan atas kulit Anda. Epidermis terdiri atas jutaan sel kulit yang
diikat oleh lipid. Epidermis membangun pelindung yang kuat dan mengatur volume
air yang dilepaskan dari tubuh Anda. Terdapat beberapa lapisan, atau strata. dari dalam
ke permukaan, lapisan ini adalah stratum korneum, stratum lusidium, stratum
granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis.

• Stratum korneum

Stratum korneum adalah lapisan kulit yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Stratum
korneum terdiri dari puluhan lapis sel yang mati yang bernama keratin. Stratum
korneum mempunayi lapisan yang kedap air sehingga mencegah terjadinya penguapan
yang berlebihan. Stratum korneum mempunyai lapisan yang pipih. Lapisan ini selalu
luluh dan digantikan oleh lapisan di bawahnya.

• Stratum lusidium

Stratum lusidium adalah lapisan kulit yang memiliki dari beberapa lapisan sel kulit
mati yang jernih. Lapisan kuit ini hanya dapan ditemukan pada lapisan kulit yang
tebal, seperti telapak tangan dan kaki. Kemudian, lapisan kulit mempunyai lapisan
yang tembus cahaya karena mengandung eledin.

• Stratum granulosum

Stratum granulosum atau lapisan granular mempunyai tiga sampai 5 lapisan keratin.
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sudah memipih. Di bagian stratum inlah
akan dimulai dengan proses keratinisasi, dengan cara keratinosit akan memenuhinya
dengan protein keratin. Pada lapisan ini mengandung keratohialin, yang merupakan
cikal bakal keratin (zat tanduk). Membran tersebut mulai menebal dan menjadi kurang
permeabel. Nukleus dan semua organel hancur dan sel memulai untuk mati. Ada
tambahan

• Stratum spinosum

Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel. Lapisan ini terdiri atas sel-sel kuboid,
polygonal, atau agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma yang berisi lamel
Terdiri atas beberapa lapis sel. Jika dilihat di bawah mikroskop terlihat memiliki
tonjolan dan saling melekat satu sama lain. Pada lapisan ini terdapat diskus merkel
untuk rasa raba terletak dalam stratum spinosum.

• Stratum basalis
• Terdiri atas satu lapis sel kolumner
• Terletak di atas membrana basalis
• Selalu mengadakan mitosis
• Sel -sel hasil mitosis didorong ke atas menjadi lapisan sel di atas stratum
basalis

2. Dermis

Lapisan kulit berikutnya adalah dermis. Dermis berada di bawah epidermis, dan
bertanggung jawab atas berbagai fungsi. Lapisan ini memiliki akar rambut, tepi saraf,
pembuluh darah, dan kelenjar keringat yang membantu mengatur suhu tubuh dan
membuang kotoran. Dermis juga mengandung kelenjar minyak yang membuat kulit
Anda terlihat halus dan lembut, tapi juga membantu dalam ketahanan terhadap air.
Dermis Anda memiliki dua bagian—papiler dan rektikuler.

• Lapisan Papiler

Daerah papiler terdiri dari jaringan ikat longgar areolar. Ini adalah nama untuk
proyeksi fingerlike yang disebut dermal papila, yang memperpanjang ke arah
epidermis. Dermal papila menyokong dermis dengan permukaan "bergelombang"
yang interdigitates dengan epidermis, memperkuat hubungan antara dua lapisan kulit.

Di telapak tangan, jari, telapak, dan jari kaki, pengaruh papila


memproyeksikan ke epidermis membentuk kontur di permukaan kulit. Ini disebut
epidermal ridges, karena mereka membantu tangan atau kaki untuk memahami dengan
meningkatkan gesekan. Epidermal ridges terjadi pada pola (lihat: sidik jari) yang
secara genetik dan epigenetically ditentukan dan karenanya unik untuk individu,
sehingga memungkinkan untuk menggunakan sidik jari atau jejak kaki sebagai alat
identifikasi.

• Lapisan Reticular

Wilayah reticular terletak jauh di daerah papiler dan biasanya lebih tebal. Ini
terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur, dan menerima namanya dari padatnya
konsentrasi serat kolagen, elastis, dan retikuler yang menenun sepanjang itu. Serat-
serat protein memberikan dermis sifat kekuatan, dan elastisitas,.
Selain ini juga yang terletak di wilayah retikuler adalah akar rambut, kelenjar
sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, dan pembuluh darah.

J. Jaringan Penunjang

1. Rambut

Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan
dermis dan melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Bagian rambut yang ke
luar dari kulit dinamakan batang rambut. Batang-batang rambut merupakan
penempatan sel-sel tanduk yang berbeda dalam panjang, tebal, dan warnanya. Rambut
tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit bila dipangkas.

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut dapat dibedakan menjadi
:

• Folikel rambut
• Batang rambut
• Otot penegak rambut

Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:

• Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di


kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal
diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis,
dengan diameter rambut >0,03mm.
• Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di
seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang
ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm.

Adapun fisiologi rambut, yaitu:

• Pengaturan Suhu Badan


Rambut pada manusia memiliki fungsi salah satunya ialah sebagai pengaturan
suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi kehilangan panas
dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori rambut akan mengecil.
Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya
• Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan
terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan
kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan
rambut.

Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat peka
terhadap sentuhan. Rambut meningkatkan kepekaan kulit terhadap rangsangan
sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih
disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini. Peran
rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi
fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu.

2. Kuku

Kuku adalah bagian tubuh manusia yang terdapat atau tumbuh di ujung jari.
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi
dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh
urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Kuku adalah bagian dari tulang bukan
protein.
Kuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa segmen
anatomis kunci. Kuku ibu jari tumbuh dalam laju yang lebih lambat daripada jari kuku
lain. Sebagai tambahan, kuku-kuku jari dari individu yang sama tumbuh pada laju
yang berbeda. Beberapa faktor dapat mempengaruhi laju pertumbuhan kuku dan
meliputi genetik, usia (laju pertumbuhan melambat selama dekade ketiga kehidupan),
dan cuaca (laju pertumbuhan meningkat selama masa-masa yang lebih hangat dalam
tahun).

Adapun struktrnya, yaitu:

• Akar Kuku

Yang pertama adalah akar kuku atau matriks, yang bermula pada bagian dasar
dari kuku. Bagian paling proksimal ditutupi oleh jaringan epidermal (lipatan kuku)
dan tidak terlihat oleh mata. Jaringan pada bagian ujung lipatan kuku adalah kutikula,
yang melekat pada lempeng kuku, bergerak bersamanya dalam jarak yang pendek saat
lempeng bertumbuh, dan kemudian lepas. Area yang terang, berbentuk sabit yang
terproyeksi daribawah lipatan kuku ibu jari adalah bagian dari matriks yang dapat
terlihat. Area ini disebut lunula (bulan kecil) dan umumnya tidak terihat pada kuku jari
tangan yang lain atau pada jari kaki.

• Lempeng Kuku

Bagian utama dari kuku adalah lempeng kuku, yang terbentuk saat sel-sel
matriks berubah dan menjadi sel-sel pipih bertanduk dengan tingkat perlekatan yang
tinggi. Di bawah lempeng kuku adalah dasar kuku, yang tumbuh keluar dari lapisan
sel basal epidermis. Dasar kuku tidak memanjang hingga ke bagian ujung lempeng
kuku. Area dari bagian ujung dasar kuku ke lekukan distal dari kuku disebut
hiponikium. Area ini penting, karena banyak kondisi medis yang berbeda muncul dari
lokasi ini.

K. Perubahan Sistem Integumen Seiring Pertambahan Usia


Perubahan integumen terjadi dengan bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan
penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat
elastis berkurang dan keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam
hidung dan telinga menebal, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar
keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta kuku kaki tumbuh seperti tanduk.

L. Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalah tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat,
pernapasan, sisa-sisa pembuangan, konduksi, konveksi, dan radiasi. suhu tubuh
normal tidak selalu pada titik 37 derajat Celcius. Suhu tubuh yang normal bisa berada
di antara 36,5-37,5 derajat Celcius. Suhu tubuh normal bisa berubah sepanjang hari.
Biasanya, suhu terendah terjadi pada pagi hari dan akan naik 0,6 derajat Celcius pada
sore hari. Aktivitas yang Anda lakukan sehari-hari juga bisa memengaruhi suhu tubuh.
Contohnya ketika Anda berolahraga di hari yang panas maka suhu tubuh dapat naik
0,0 derajat Celcius.

1. Pembentukan Panas Dalam Tubuh dan Faktor Yang Mempengaruhi

Pembentukan panas dalam tubuh karena adanya proses metabolisme yang ada
di dalam tubuh, yang menyebabkan terbentuk energi. Metabolisme adalah perubahan
kimiawi yang terjadi dalam tubuh untukpelaksanaan fungsi vitalnya. Metabolisme
dibagi menjadi 2 jenis. yaitu proseskatabolisme dan proses anabolisme. Di dalam
proses metabolisme juga terdapatbeberapa bahan yang berperan di dalamnya di
antaranya oksigen, karbohidrat,protein, lemak, dan air. Sedangkan hasil dari proses
metabolisme itu sendiri adalahantara lain CO2, H2O, dan energi. Metabolisme sangat
berperan dalam pertahanan suhu tubuh. Karena produksipanas tubuh sangat
bergantung pada oksidasi bahan bakar yang berasal dari makanan. Panas tubuh ini
dihasilkan oleh aktifitas metabolik dalam otot, tulang dan hati. Panasberlebihan
biasanya disebabkan oleh kombinasi suhu luar, kegiatan fisik, dan keringat.Sedangkan
kehilanganpanas disebabkan oleh aktifitas kulit (penguapan air dari paru-paru dan
organ ekskresi).

2. Faktor yang mempengaruhi suhu dalam tubuh

a. Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada
wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh
wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3- 0,5°C.

b. Kecepatan metabolisme basal

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan. artinya panas


tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan
panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah
dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa
yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang
cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit
merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

c. Rangsangan saraf simpatik

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme


menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah
lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh
metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf
simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi
epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

d. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan


gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan
(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.

e. Demam

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme


sebesar 15% untuk tiap peningkatan suhu 1°C.
f. Hormon

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
diatas normal

g. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan. artinya panas


tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan
panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah
dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa
yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang
cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit
merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

3. Pembuangan Panas dari Tubuh

a. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang


panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki
panjang gelombang 5-20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas
ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling
besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah
energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di
pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara
bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran
panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya
lebih dingin dari suhu tubuh.

b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan
benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan
mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi
dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan
tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada
paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan
panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

c. Evaporasi

Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas


tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan
panas tubuh sebesar 0.58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat,
mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450-600 ml/hari. Hal ini menyebabkan
kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12-16 kalori per jam. Evaporasi ini
tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus
menerus melalui kulit dan system pernafasan. Gambar Keseimbangan antara produksi
panas dan pengeluaran panas. Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu
lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan
melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan
panas adalah melalui evaporasi. Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu
tubuh. sebenarnya suhu tubuh actual (yang dapat diukur) merupakan suhu yang
dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan
panas tubuh dari lingkungan.

4. Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan Suhu Tubuh

Tubuh manusia pada umumnya terjadi proses homeostasis, yaitu suatu proses
pada tubuh manusia untuk mencapai keseimbangan.Hal ini dilakukan supaya manusia
bisa bertahan hidup. Salah satu contoh homeostasis terjadi dalam pengaturan suhu.
Dalam pengaturan suhu proses homeostasis disebut termoregulasi. Dalam pengaturan
suhu dibagi menjadi dua bagian, yaitu vasokontraksi dan vasodilatasi.

a. Vasokontraksi
Vasokontraksi adalah penyempitan pembuluh darah karena adanya rangsangan
suhu dari tubuh. Proses terjadinya yaitu:

• Suhu lingkungan mulai turun, dan suhu tubuh menjadi kurang dari 36.5°C.
• Kemudian terjadi perintah dari hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh.
• Pembuluh darah kemudian mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi ini
menyebabkan pembuluh darah bergerak menjadi lebih cepat.
• Otot merasa menggigil ketika suhu tubuh berkurang. Kemudian otot mulai
bergerak untuk menghasilkan kenaikan suhu tubuh.
• Kemudian suhu tubuh mulai meningkat dan tubuh kembali ke dalam keadaan
normal.

b. Vasodilatasi

Vasodilatasi adalah pelebaran pembuluh darah karena adanya rangsangan suhu


dari tubuh. Proses terjadinya yaitu:

• Suhu lingkungan mulai naik dan suhu tubuh menjadi lebih dari 37.5°C.
• Kemudian terjadi perintah dari hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh.
• Pembuluh darah kemudian mengalami vasodilatasi. Vasodilatasi ini
menyebabkan pembuluh darah bergera menjadi lebih lambat.
• Kulit akan mengeluarkan kelenjar keringat pada saat terjadinya peningkat
suhu. Kemudian keringat akan mengalami evaporasi dan menyebabkan suhu
tubuh menjadi turun.
• Kemudian suhu tubuh mulai menurun dan tubuh kembali ke dalam keadaan
normal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Sistem Saraf

Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.

Klasifikasi sistem saraf terbagi menjadi da yaitu Sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan
rangsangan, mulai dari mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung,
pelepasan berbagai hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk
melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh. Sistem saraf pusat terdiri dari otak,
neuron dan sum-sum tulang belakang.

b. Sistem Integument

Sistem integument yang pada dasarnya mempelajari rambut, kulit beserta


unsur yang terkait seperti kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Sistem integumen
berfungsi dalam perlindungan tubuh dari adanya bahaya dari luar seperti sinar
matahari, debu, dan lain-lain.

Pertumbuhan manusia semakin lama semakin berubah sesuai dengan


perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikaukan untuk bisa bertahan hidup dengan
lingkungannya. Jika manusia tidak menjaga sistem integumen maka hidup manusia
menjadi tidak seimbang.

B. SARAN

Mempelajari tentang sistem saraf dan sistem integumen sangat penting untuk
diterapkan dalam praktek kebidanan. Sebagai bidan, kita harus mengetahui perubahan
sistem saraf dan sistem integumen dari pasien, karena ini merupakan hal yang
mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga seharusnya bisa memprioritaskan kebutuhan
yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan lainnya dalam
menangani pasien.

DAFTAR PUSAKA

Grant, A. W. (2016). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Elly Nurachmah.


Kirnanto, D. (2017). Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
https://id.scribd.com/document/332429979/Makalah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-
Integumen

Anda mungkin juga menyukai