Anda di halaman 1dari 41

Tugas Terstruktur

Nama Dosen pembimbing :

SISTEM SARAF

OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS A

1. ANGGUN BUNGA BELA NH0519009


2. ANISA NH0519010
3. ANJELY BENDELINA DJASING NH0519011
4. ANNISA SALSABILA NH0519012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudu ”SISTEM SARAF” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
Pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah antomi fisiologi manusia yang telah memberikan bimbingan kepada kami,
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan
segala hormat penulis menghaturkan permohonan maaf. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Makassar, November 2019

KELOMPOK 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 2
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………………………………..2
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………….2
D. Manfaat 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3


A. Anatomi saraf 3
B. Sel-sel pada saraf…………………………………………………………………………………………………3
C. Komponen saraf…………………………………………………………………………………………………..8
D. Struktur otak………………………………………………………………………………………………………19
E. Mekanisme refleks fisiologis……………………………………………………………………………….32

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………….36


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………36
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………….36

DAFTAR PUSTAKA 37

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernah dilaporkan di amerika serikat sekirat satu abad yang lalu adanya
peristiwa yang menimpa anak pria berusia 4 tahun yang jatuh sehingga tulang
lehernya patah tetapi selaamat. Beberapa bulan kemudian setelah dirawat
dengan baik, tulang leher anak tersebut dapat sembuh kembali, tetapi anak
tersebut tidak dapat menggunakan tangannya. Dia masih dapat merasa ketika
diraba dengan tangannya, demikian pula merasa kesakitan apabila kulit
lengan dan tangannya ditusuk dengan jarum, tetapi dia tak mampu
menggerakkan jari-jarinya, pergelangna tangannya ataupun melipat sikunya,
lengannya tetap peka tetapi anak tersebut mengalami kelumpuhan.
Dalam sistem saraf diketahui bahwa serabut saraf menghubungkan setiap
bagian tubuh dengan suusnan saraf pusat. Impuls yang dibangkitkan karena
rangsangan pada bagian kulit lengan dan tangan akan dirambatkan melalui
serabut dendrit menuju sel neuron sensori yang berada di simpul saraf dekat
medulla spinalis, yang selanjutnya diteruskan melalui serabut aksonnya ke
dalam medulla spinalis. Impuls tersebut membawa sinyal atau pesan tentang
rangsangan yang diperoleh, apakah panas, dingin, sakit, atau rabaan. Pesan ini
diteruskan ke otak untuk dihayati dan disadari apa jenis dan sifat rangsangan
tersebut. Pada anak yang mengalami kecelakaan tersebut rupanya tidak
mengalami cedera pada lintasan sensori dan daerah lengan dan tangan sampai
sususnan saraf pusat (medulla spinalis dan otak)
Impuls yang dirambatkan tadi juga ada yang diteruskan ke neuron
motoric yang berada dalam susunan saraf pusat. Sel neuron motorik tersebut
akan merambatkan impuls melalui aksonnya untuk persarafan otot-otot
penggerak lengan dan tangan atau jari-jari.impuls tersebut juga dapat berasal
dari perintah secara sadar daari otak untuk mengggerakkan lengan dan
bagian-bagiannya. Rupanya aknak yang mengalami kecelakaan tersebut

4
mengalami cedera pada lintasan motoric, sehingga dia mengalami
kelumpuhan. Cedera ini sebagai aakibat patah tulang leher yang dilalui oleh
lintasan motorik
Dari cerita diatas, maka pengetahuan tentang saraf yang disebut
neurologi, sangat penting untuk mengetahui sebab-sebab gangguan bagian
tubuh ataupun usaha pengobatannya.
Pada makalah ini akan diuraikan secaara mendalam tentang sistem saraf
pada manusia, sehingga memahami hal-hal yang berhubungan dengan sisitem
saraf terutama kelainan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi saraf ?
2. Apa saja sel yang terkandung dalam saraf ?
3. Apa saja komponen saraf ?
4. Bagaiman struktur otak ?
5. Bagaimana mekanisme refleks otak ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi saraf.
2. Untuk mengetahui sal yang terkandung dalam saraf.
3. Untuk mengetahui komponen saraf.
4. Untuk mengetahui struktur otak.
5. Untuk mengetahui mekanisme refleks otak.

D. Manfaat
1. Kita dapat mengetahui anatomi saraf.
2. Kita dapat mengetahui sel yang terkandung dalam saraf.
3. Kita dapat mengetahui komponen saraf.
4. Kita dapat mengetahui struktur otak.
5. Kita dapat mengetahui mekanisme refleks otak.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Saraf
Neuron terdiri dari bagian-bagian berikut ini :
1. Badan sel (soma atau perikardion), mengandung inti dan organel sel
lainnya. Badan sel berperan mengendalikan metabolisme keseluruhan
neuron.
2. Badan nisal (zat kromatofilik) adalah kelompok reticulum endoplasma
kasar yang merupakan tempat sintesis protein.
3. Dendrit merupakan perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek yang berfungsi sebagai penghantar implus ke sel tubuh. Permukaan
dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan untuk berhubungan
dengan neuron lain.
4. Akson suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrit. Bagian ini menghantar implus menjahui badan sel ke neuron lain,
ke sel lain atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson. Akson
muncul dari badan sel pada akson hillock yang berbentuk kerucut. Semua
akson dalam sistem saraf dibungkus oleh lapisan schwann (neurolema)
yang dihasilkan oleh sel-sel schwann. Sel schawann menghasilkan myelin
yang berfungsi sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaran implus
saraf.

B. Sel-Sel Pada Saraf


Sel saraf merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan
menghantarkan impuls listrik. Sel saraf merupakan unit dasar fungsional
sistem saraf yang mempunyai sifat aksebilitas, artinya siap memberi respon
aapaabila terstimunasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel (soma) yang
mempunyai satu atau lebih tonjolan (dendrit). Tonjolan-tonjolan ini keluara

6
dari sitoplasma sel saraf. Satu atau dua ekspaansi yang sangat panjang disebut
akson. Serat saraf adalah akson dari satu sel saraf.

1. Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma. Neuron berperan mentransmisikan implus
saraf. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls
sedangkan akson berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf
membentuk mata rantai yang panjang dan perifer ke pusat dan
sebaliknya. Dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari
satu neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antar satu
neuron dengan neuron lainnya disebut sinaps. Penghantar impuls dari
satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan peraantaraan impuls
dari satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan perantaraan zat
kimia.
Otak manusia memiliki tekstur seperti jeli yang sangat keras dan
mengandung sekitar 100 miliar sel saraf yang disebut neuron. Setiap
neuron memiliki beberapa tentakel bercabang dan filament serupa
benang atau akson, yang dapat dilewati oleh impuls listrik. Panjang
neuron biasanya hanya beberapa millimeter (kurang dari 1,5 cm).
padahal, sel saraf dibagian tubuh lainnya, misalnya yang mengendalikan
gerakan di jari kaki, panjangnya mencapai 1 meter.
Pada ujung-ujung akson terdapat bola-bola kecilberisi sedikit bahan
kimia yang disebut neurotransmitter. Ketika sel saraf mendapat
raangsangan, neurotrasmiltter ini aakan dilepaskan kedalam ruang antar
sel saraf tersebut dengan saraf tetangganya. Hal ini akan merangsang
dendrite di sel saraf tetangga. Selanjutnya, neuron akan melepaskan
neurotransmitternya, sehingga akan merangsang sel saraf tetanggaa
berikutnya, dan demikian seterusnya. Dengan cara itulah jutaan pean
dikirimkan dari satu neuron ke neuron lainnya setiap menit.

7
Sekitar 60 jenis bahan kimia neurotransmitter diketahui dan diduga
terdapat dalam system saraf manusia. Mungkin masih banyak lagi yang
bisa ditemukan. Beberapa neurotransmitter yang sudah cukup dikenal
antara lain adalah serotonin, endorphin, noradrenalin (juga disebut
norepinerfin), dan asetikolin. Kita belum mengetahui dengan pasti peran
masing-masing. Namun, kita tahu pasti bahwa pola makan akaan
mempengaruhi jenis dan fungsi bahan-bahan kimia itu. Neurotransmitter
juga diketahui berpengaruh besar terhadap emosi kita.
Neurontransmitter terbuat dari asam amino yang dapat ditemukan
dalam makanan berprotein, seperti daging, ikan, dan keju. Vitamin dan
mineral merupakan bahan utama yang diperlukan untuk mengubah asam
amino biasa menjadi neuromessenger “penyampaian pesan”. Nutrisi
tersebut akan menjamin agar otak dapat menjalankan semua fungsinya
dengan cepat dan efisien.
Bahan penting lainnya di dalam otak adalah lemak. Lemak amat
penting untuk membangun struktur dan fungsi otak. Yang mengejukan,
lebih dari 60 persen struktur otak terbangun dari lemak karena setiap sel
saraf didalam otak dikelilingi oleh sebuah membrane yang tersusun
aataas molekul lemak. Banyak pula diantara sel saraf yang dibungkus
oleh selubung myelin. Selubung myelin ini akan meningkatkan kecepatan
pengiriman impuls saraf. Selubung myelin itu sendiri sekitar 75 persen
merupakan lemak. Lemak juga memainkan tugas penting lainnya, yakni
sebagai kurir, pengatur aspek kekebalan, pengatur sirkulasi, pengatur
peradangan, dan pengatur memori serta suasana hati.
Bentuk dan ukuran badan sel neuron berbeda-beda, demikian juga
dengan jenis, jumlah dan panjang tonjolannya. Neuron diklasifikasikan
berdasarkan struktur maupun fungsinya. Neuron secara structural dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Neuron multipolar mempunyai satu akson dan beberapa atau banyak
dendrit. Sebagian besar neuron adalah jenis ini.

8
b. Neuron bipolar mempunyai satu akson dan satu dendrit. Neuron
bipolar muncul dari sisi yang berlawanan pada badan sel. Neuron
bipolar hanya ditemukan pada neuron sensori khusus pada mata,
telinga, atau organ olfaktori.
c. Neuron unipolar mempunyai taju tunggal yang muncul dari badan
sel yang bercabang, berbentuk T, menjadi dua taju. Kedua taju ini
berfungsi sama seperti akson tunggal. Dendrit muncul dari salah satu
ujung terminal akson. Zona pemicu pada neuron unipolar terletak
pada sambunga antara akson dan dendrit. Kebanyakan neuron
unipolar adalah neuron sensori.
Sedangkan klasifikasi neuron berdasarkan fungsinya terbagi juga
dalam tiga kelompok diantaranya :
a. Neuron sensori (neuron aferen) mentransmisikan implus sensori dari
kulit dan indra lainnya atau berbagi tempat didalam tubuh, menuju
sistem saraf pusat (otak dan sum-sum tulang belakang).
b. Neuron motoric (neuron eferen ) mentransmisikan implus saraf dan
sistem saraf pusat menuju efektor, sel-sel sasaran yang menghasilkan
semacam tanggapan. Yang termasuk efektor adalah otot, kelenjar
keringat, dan kelenjar eksokrin.
c. Neuron asosiasi/neuron penghubang (interneuron) terletak pada
sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls dari neuron sensori
ke neuron mdotoric. Lebih dari 90 % neuron dalam tubuh merupakan
neuron asosisasi.
2. Sel neuroglia
Neuroglia (glia) adalah sel-sel yang mendukung, melindungi dan
memberi makan neuron. Terdapat empat jenis utama sel glia, masing-
masing dengan peran spesifiknya. Sel yang paling kecil adalah mikroglia,
yang bersifat fagosit yang menyediakan fungsi perlindungan dengan
memakan jasad prenig dan sisa sisa-sel. Sel ependymal melapisi rongga
yang penuh dengan cairan serebospinal, yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang balakang. Sel glia lain menyekat akson dan dendrit adalah

9
astrosit dan oligodendrosit mempunyai lebih sedikit taju dibandingkan
astrosit. oligodendrosit melapisi taju sitoplasma disekitar neuron untuk
menciptakan pelindung penyekat yang disebut selubung myelin. Selubung
miyelin selain memberikan penyekatan diantara serat saraf yang
berdampingan, mencegah terjadinya persilangan impuls diantara sebuah
saraf dengan saraf yang berdekatan.
Kurang lebih 40 persen dari struktur otak medulla spinalis tersusun
dari sel neuroglia. Sel ini berfungssi sebagai pendukung, proteksi dari sel-
sel tubuh dari sel neuron. Sel-sel neuron glia diantaranya terdiri dari
astroglia yang berfungsi memberikan makanan pada struktur neuron,
pembentuk kerangkan dan kapiler neuron, bagian dari sawar pembuluh
darah otak; epindyma yang berfungsi sebagai memprodukssi cairan
serebro spinalis, banyak terdapat pada pleksus choroid dan sistem
ventrikel; microglia yang banyak terdapat pada white matter, fagosit; dan
oligodendroglia yang berfungsi sama seperti sel schwan pada saraf
parifer. Mebentuk laapisan meilin di akson pada CNS.
3. Sistem komonikasi sel
Daya kepekaan dan daya hantaran merupakan sifat utama dari
makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitanya.
Rangsangan ini dinamakan stimulus, sedangkan reaksi yang dihasilkan
dinamakan respons. Alat penghantar stimulus yang berfungsi menerinma
rangsangan disebut reseptor, sedangkan yang menjawab stimulus disebut
efektor seperti otot, sel, kelnjar dan sebagainya.
Informasi dan komunikasi dari sel terjadi karena adanya proses listrik
dan kimia. Hantaran impuls dari neuron satu ke yang lain melalui sinaps.
Sinaps adalah tempat/titik pertemuan antara neuron satu dengan yang lain
dan ke otot. Struktur dari sinaps terbagi atas presinaps yaitu pada bagian
axon terminal sebelum sinap, celah sinap yaitu ruang diantara pre dan
post sinap dan post sinap pada bagian dendrit. Pada celah sinap terdapat
senyawa kimia yang berfungsi menghantarkan impuls yang disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter mempunyai sifat eksitasi

10
(meningkatkan impuls) misalnya asetikolin, norepinefrin dan inhibisi
(menghambat impuls) misalnya gamma aminobutyric acid (BAGA) pada
jaringaan otaak dan glisin pada medulla spinalis. Proses dimana impuls
saraf dihantarrkan mealui sinaps disebut transmisi sinap.
Hubungan reseptor denga efektor terjadi melalui sistem sirkulasi
dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormone yang
melewati tonjolan protosplasma dari satu sel berupa benang serabut. Sel
yang merupakan tonjolan ini dinamakan neuron. Serangkaian neuron
terdiri dari neuron reseptor dan neuron efektor yang akan membentuk
arkus refleks. Ada dua tonjolan neuron sensorik, yaitu kesyaraf perifer
dan syaraf pusat. Yang keperifer berhubungan dengan organ ujung (otot
dan kulit) dikenal sebagai dendrit dan tonjolan kepusat disebut akson
(neurit).

C. Komponen Saraf
Sistem saraf terdiri atas dua bagian yaitu sistem saraf pusat (SSP) yang
mencakup otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST) yang
mencakup serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian
tubuh lain (perifer). SST dibagi lagi menjadi defisi aferen dan eferen. Divisi
aferen membawa informasi ke SSP, memberitahu tentang lingkungan
eksternal dan aktivitas yang sedang diatur oleh susunan saraf. Intruksi dari
SSP disalurkan melalui devisi eferen ke organ efektor otot atau kelenjar yang
melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai).
1. Sistem saraf pusat ( SSP)
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan spinalis. Dibungkus selaput
meninges yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Meninges
terdiri dari tiga lapisan yaitu durameter arachnoid, dan piameter. Diantara
lapisan ini terdapat lapisan-lapisan ini terdapat rongga-rongga (space),
yaitu :

11
a. Rongga Epidural (epidural space), berada diantara tulang tengkorak
dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan lemak
yang berfungsi sebagai bantalan.
b. Rongga subdural (subdural space), berada diantara durameter dan
arachnoid dan berisi cairean serosa.
c. Rongga sub arachnoid (sub arachnoid space), terdapat diantara
arakhnoid dan piameter, berisi cairan serebrospinalis.
Secara fisiologis sistim saraf pusat ini berfungsi untuk interpretasi,
integraasi, koordinasi, dan inisiasi berbagai impuls saraf. Berikut bagian-
bagian dari saraf pusat :
a. Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena
merupakan pusat computer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf
sentral yang terletak didalam rogga tengkorak yang dibungkus oleh
selaput otak yang kuat. Otak dihubungkan dengan sumsum tulang
belakang, mengatur baik proses tidak sadar dan mengkoordinasi
sebagian besar gerakan yang disadari.
Saaat lahir, setiap bayi memiliki 100 miliar sel otak. Dr. paul
McJarrow, PhD, Senior Research Scientist, Palmerston North, New
Zealand mengemukakan bahwa otak telah mengalami masa konstruksi
sejak janin sampai tahun pertama maksa kanak-kanak. Selama ini
banyak sel-sel saraf terbentuk dan terpakai. “penelitian yang
dilakukan pada manusia juga membuktikan suplementasi ganglioside
dapat meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat pada anak”,
jelasnya. Ganglissoida dalam asam sialat dibutuhkan dalam
pertumbuhan, perkembangan, migrasi dan pematangan sel saraf otak,
serta pembentukan sinaps (hubungan antar sel saraf).
Salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan otak dalam
ganglioside yang berfungsi untuk pembentukan memori dan fungsi
umum otak besar, pertumbuhan dan pembentukan sel saraf sserta

12
sebagai modulator yang melakukan transisi informasi dan menyimpan
data.
1) Pasokan darah ke otak
Otak memiliki berat sekitar 2% dari total berat tubuh, tetapi
memerlukan 20% darah tubuh, baik oksigen dan glukosa dibawa
oleh darah, fungsi otak memburuk jika tanpa elemen dasar ini.
Otak mempunyai pasokan darah yang mencukupi dari jejaring
padat pembuluh darah yang berasal dari arteri koloid, yang
mengalir disetiap sisi leher, dan dari dua arteri vertebral yang
mengalir disepanjang sumsum tulang balakang.
2) Ventrikel dan cairan serebrospina
Otak dilindungi oleh tiga membran pelindung (meninges)
yang menyelubunginya, dan ventrikel dalam otak menghasilkan
media berair dalam tengkorak yaitu cairan serebrospinal
(cerebrospinal fluid). Ada cairan serebrospinal merupakan cairan
bening, yang diperbaharui 4-5 kali dalam sehari. Volume
keseluruhan CSF dalam ventrikel adalah sekitar 25 ml. CSF
mengandung protein dan glukosa yang menghasilkan energy
untuk fungsi sel otak juga bagi limfosit yang menjaga agar
terhindar dari infeksi. CSF melindungi dan memelihara baik otak
dan sumsum tulang belakang saat mengalir mengelilinginya.
Cairan dihasilkan di pleksus coroid dalam ventrikel lateral, yang
mengalir ke ventrikel ketiga. Kemudian cairan mengalir ke
ventrikel keempat, terletak didepan serebelum. Peredaran cairan
ini dibantu oleh denyut arteri serebral
3) Subtansi otak (abu-abu dan putih)
Masa serebrum memiliki dua lapisan utama. Lapisan luar
berwarna abu-abu pucat disebut juga “substansi abu-abu” adalah
korteks serebrum. Lapisan ini meliputi lipatan dan tonjolan
serebrum untuk menyelubungi seluruh permukaan serebrum.
Ketebalan substansi ini sekitar 3-5 mm, dan jika disebar

13
mendatar, akan dapat menutup daerah sebesar sebuah sarung
bantal. Dan lebih dalam di serebrum terdapat pulau-pulau kecil
substansi abu-abu. Substansi ini dan korteks serebrum terbentuk
terutama dari badan sel dan tonjolan pengumpul implus (dendrit)
sel saraf. Di bawah substansi abu-abu korteks terdapat “substansi
putih” yang berwarnah lebih pucat, membentuk massa bagian
dalam serebrum. Substansi ini dibentuk terutama oleh serat saraf.
Serat saraf berselubung (myelin) tersusun menjadi berkas atau
tonjolan saluran yang mengantarkan impuls antara sumsum tulang
belakang dan daerah bawah otak dan korteks serebrum.
4) Talamus dan batang otak
Tamalus terletak di atas batang otak dan terbentuk seperti dua
telur berdampingan dan terletak hampir di “jantung” otak.
Thalamus merupakan stasiun pengantar utama yang menmantau
dan mengolah informasi yang baru tiba sebelum dikirim kedarah
atas otak. Batang otak memiliki pusat-pusat yang mengatur
beberapa fungsi vital untuk bertahan hidup, termasuk denyut
jantung napas, tekanan darah, dan beberapa gerakan refleks,
seperti menelan dan muntah. Di sepanjang batang otak terdapat
formasio reticular, adalah rangkaian saluran saraf yang panjang
dan tipis dengan sserat memanjang sampai keserebelum di
belakang, diensefalon di atas, dan sumsum tulang bawah.
Formasio reticular meliputi neural berbeda, masing-masing
memiliki neurotransmitter sendiri. Salah satu fungsi sistem ini
adalah mengendalikan sistem terjaga, dan menjaga otak tetap
bangun dan sianga.
5) Sistem limbik dan hipotalamus
Sistem limbik meliputi bagian dalam serebrum, diensefalon,
dan otot tengah. Sistem ini menghubungkan daerah kortikal dan
otak tengah dengan pusat bawah yang mengendalikan fungsi
otomatis. Komponen sistem limbik yang menyerupai cincin,

14
terletak di tengah pusat otak, bertindak sebagai penengah suasana
hati yang paling dalam tentang perilaku eksternal. Sisten ini juga
mempengaruhi perubahan fungsi tubuh, seperti yang melibatkan
pencernaan dan buang air kecil. Hubungan antara emosi dengan
masukan sensorik juga dipengaruhi oleh sistem ini. Pusat
integrasi vital sistem limbik adalah hipotalamus. Hipotalamus
berada dibawah thalamus, mempunyai ukuran kurang lebih
sebesar kubus gula dan mengandung banyak kumpulan neuron
yang disebut nukleus. Tangkai dibawah hipotalamus berhubungan
dengan kelenjar hipofisis, kepala kelenjar sistem hormonal. Selain
hubungan endokrin yang erat, hipotalamus juga memiliki
hubungan yang rumit dengan sistem limbik di sekitarnya, dan
dengan bagian otonomi sistem saraf umum. Fungsi hipotalamus
termasuk di dalamnya memantau dan mengatur keadaan internal
vital seperti suhu tubuh, kafar zat gizi, keseimbangan air dan
garam, aliran darah, siklus tidur, dan bangun, dan kadar hormone.
Hipotalamus memicu perasaan, tindakan, dan emosi seperti rasa
lapar, haus, marah, dan takut.
6) Memberi makan otak
Otak mendapat banyak pasokan darah. Ada aliran darah
konstanyang membawa neuronutrient (nutrisi penting untuk
saraf), seperti asam amino, vitamin, dan mineral. Neuronutrient
bersama oksigen dan glukosa (sejenis gula) akan menyediakan
energy untuk otak. Gangguan aliran darahselama satu atau dua
menit dapat menurunkan fungsi otak, sehingga mengakibatkan
linglung atau tidaak sadar. Jika gangguan berlangsung lebih lama,
yakni sekitar empat menit, maka kerusakan permanent diotak
akan terjadi. Sirkulasi yang beik serta pembuluh darah yang sehat
dan kuat penting agar otak mendapat cukup makanan.
Struktur otak memang amat penting sehingga tubuh memberi
sejumlah pelindung untuk mencegahnya dari kerusaakan. Tidak

15
hanya perlindungan fisik berupa tengkorak dan alas berupa
membrane, tetapi juga sebuah sistem yang disebut penyaring oak
daarah. Penyaring ini melindungi otak dari racun yang ada
didalam daarah. Penyaring ini hanya meloloskan oksigen,
glukosa, dan beberapa jenis gizi yang diperlukan. Syaangnya,
penyaring ini pun bisa dikelabui. Alaupun haanya meloloskan
mutrisi penting dan beberapa jenis zata yang mempengaruhi
suasana hari untuk memasuki otak, bahaan kimia seperti aalkohol,
nikotin, dan kafein juga dapat melewatinya. Padahal, zat-zat itu
sangaat sedikit manfaatnya untuk tubuh.
7) Zat pembangun otak
Amat baanyak jenis nutrisi yang diperlukan untuk menjaga
agar kerja otak tetap optimal. Karena mendapat makanan agar
dapat membawa pesan yang kuat dan jelas, struktur pendukung
perlu dirawat dengan benar sehingga kurir dapat mengrim pesan
dengan lancer, tanpa gangguan diperjalanan. Seluruh sistem saraf
juga memrluakn banyak bhan bakar untuk melakukan berbagai
kegiatn. Makanan bermutu sangat penting karena akan
memberikan sumber pembangun dan penguat otak.
Energy yang diperlukan bakar otak, untuk merawat kesehatan
sel saraf, dan untuk neurotransmitter diperoleh dari makanan yang
kita komsumsi. Nutrisi dalam makanan menyediakan zat
pembangun yang penting. Nutrisi utama untuk mempertahankan
dan meningkatkan kegiatan fisik dan mental adalah air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
b. Korda spinalis
Korda spinalis adalah suatu silinder panjang langsung jaringan
saraf yang berjalan dari batang otak. Struktur ini memiliki panjang 45
cm (18 inchi) dan garis tengah 2 cm. sumsum tulang belakang
memanjang mulai dari dasar otak sampai kebagian bawah tulang
belakang (lungbosakral). Berbetuk seperti yabung pipih dan hanya

16
lebih lebar sedikit dari sebatang pensil, mengecil sampai menyerupai
benang di bagian dasar. Bercabang keluar dari sumsum tulang
balakang adalah 31 pasang saraf tulang belakang, yang berhubungan
dengan kulit, otot, dan bgian lain tungkai, dada dan perut. Saraf
spinalis diberi nama sesuai dengan bagian kolumna vertebralis tempt
mereka keluar. Terdapat 8 pasang saraf servikalis (leher) yaitu C1-C8,
12 saraf torakalis (dada), 5 saraf lumbalis (abdomen), 5 saraf sakralis
(panggul) dan 1 saraf koksigeus (tulang ekor).
Korda spinalis memiliki dua fungsi yaitu sebagai jaringan saraf
penghubung antara otak dan sistem saraf tepid an sebagai pusat
integrasi untuk reflekspinal, termasuk sebagian refleks postural dan
protektif dasar serta refleks yang berkaitan dengan pengosongan
organ-organ panggul.
Gambaran penampang melintang korda spinalis memperlihatkan
bagian-bagian substansi grisea dan substaansi alba. Substansia grisea
ini mengelilingi kanalis senrtalis ssehingga membentuk kolumna
dorsalis, kolumna laateralis, dan kolumna ventralis. Massa grisea
dikelilingi oleh substansia alba ataau badan putih yang mengandung
serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin. Dari medulla
spinalis terdapat yang berjalan ke otak.
Korda spinaalis mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Pusat gerakaan otot tubuh terbesar yaitu di kornu motoric atau
kornu ventralis.
2) Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks lutut.
3) Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju
serebelum.
4) Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.
2. Sistem saraf tepi (SST)
Sistem saraf tepi (SST) diklasifikasikan menjadi tiga yaitu pertama,
di klasifikasikan berdasarkan bagaimana SST tersambung dengan SSP.
Saraf kranial berasal atau berakhir pada otak, sementara saraf tulang

17
belakang berasal atau berahir pada sumsum tulang belakang; kedua saraf
pada pada SST di lklasifikasikan berdasarkan arah tujuan saraf. Neuron
sensori (afren) mentransmisikan impuls dari kulit ke organ sensori lain
atau dari berbagai tempat di dalam tubuh ke SSP. Nouron motoric
(eferen) mentransmisikan impuls dari SSP ke efektor (otot atau kelenjar);
ketiga neuron motoric di klasifikasikan lebih jauh lagi berdasarkan efektor
sasaran terdiri dari sistem saraf otonom mengatur kegiatan organ, kelenjar
dan berbagai macam otot sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian yaitu
yang pertama sistem saraf simpatis, berkaitan dengan perangsang kegiatan
yang menyiapkan tubuh untuk melakukan aksi, seperti meningkatkan
denyut jantung, meningkatkan pelepasan gula dari hati menuju darah dan
kegiatan lainnya yang biasanya dianggap sebagai fungsi siaga; yang
kedua sistem saraf parasimpatis, mengaktifkan fungsi-fungsi aman,
seperti merangsang sekresi liur (saliva) atau enzim pencernaan kedalam
lambung dan usus kecil.
a. Saraf kranial
Dua belas pasang saraf kranial berhubungan laangsung dengan
otak, tidak melalui sumsum tulang belakang, beberapa saraf memiliki
fungsi sensorik untuk organ dan jaringan di kepala dan leher,
sedangkan saraf lain memiliki fungsi motorik. Saraf yang memiliki
banyak serat motoric juga mengandung serat sensorik yang
mengantarkan informasi keotak mengenai besarnya regangan dan
tegangan di otot, sebagai bagian dari indra proprioseptif. Sebagian
besar saraf kranial diberi nama sesuai bagian tubuh tempatnya
bekerja, seperti saraf olpaktori (hidung)
Semua nervi craniales mempunyai hubungan dengan brain stem
kecuali neuron olfactorius dan neuron opticus yang merupakan bagian
dari otak. Tempat keluar masuknervus cranialis pada brain stem
adalah sebagi berikut ;
1) Neuron olfactorius (N.I) adalah saraaf sensorik sebagai persepsi
penciuman (penghidu). Saraf ini berasal dari epitelium olfactory

18
mukosa nasal mengarah ke bulbus olfactorius sampai ke lobus
temporalis.
2) Neuron opticus (N.II) adalah saraf sensorik untuk presepsi
penglihatan. Saaraf ini dimulai di retina melalui tractus opticus
dan berahir di lobus occipitalis.
3) Neuron oculomotorius (N.III) adalah saraf motoric otot bola mata
dan saraf sensorik proprioseptif otot bola mata.
4) Neuron trochearis (N.IV) adalah saraf motoric m. obliquus
superior bola mataa dan saraf sensorik spindle otot informasi
indera m. obliquus superior.
5) Neuron trigeminus (N.V) adalah saraf sensorik pada wajah, cavum
nasi dan cavum oris.
6) Neuron abducens (N.VI) adalah saraf motoric m. rectus lateralis
bola mata dan sensorik propriosetif m. rectus lateraalis menuju ke
pons.
7) Neuron vacialis (N.VII) adalah saraf motoric otot-otot ekspresi
wajah dan saraf sensorik reseptor pengecapan dua per tiga bagian
anterior lidah.
8) Neuron vestibulocochlearis (N.III) adalah saraf sensorik untuk
indra pendengaran dan keseimbangan.
9) Neuron glossopharyngeus (N.IX) adalah saraf motoric untuk otot
wicara dan menelan, saraf sensorik untuk bagian posterior lidah,
pharynx, dan larynx.
10) Neuron vagus (N.X) adalah saraf motoric untuk hampir semua
organ thorax dan abdomen, saraf sensorik untuk pharynx, larynx,
trachea, esophagus, cord an viscera abdominalis.
11) Neuron accecorius (N.XI) adalah saraf motoric untuk otot
volunteer pharynx dan larynx, m.trapezius dan
m.sternocleisomastoideus, saraf sensorik sama dengan innervasi
saraf motoric.

19
12) Neuro hypoglossus (N.XII) adalah saraf motoric otot lidah dan
saraf sensorik untuk spindle otot lidah.
b. Saraf tulang belakang
Tiga puluh satu saraf keluar dari sumsum tulang belakang melalui
ruang antar tulang belakang. Setiap saraf membagi dan membagi lagi
sampai bercabaang-cabang; cabagn ventra berada dibagian depan dan
samping tubuh, sedangkan cabang dorsal berada dibagain belakang
tubuh. Akar dorsal dan ventral bersatu membentuk saraf tulang
belakang yang utuh. saraf tulang belakang keluar dari tulang belakang
lewat darah terbuka (foramen intervetebra) ditulang belakang antara
vetebrata yang berdampigan, kecuali pasangan saraf tulag belakang
yang pertama yang keluar di antara tulang oksiput dan tulang atlas
(vetebrata pertama). Dibagian luar tulang belakan, saraf memisahkan
diri menjadi cabang-cabang, diantaranya rumus dorsal yang
mengandung saraf yang mengandung saraf yang membantu bagian
dorsal batang tubuh, ramus vetral mengandung saraf yang membantu
bagian ventral lainnya pada batang tubuh dan anggota tubuh bagian
atas dan bawah, cabaang meninks memasuki kembali tulang
punggung dan membantu meninks dan pembuluh darah didalamnya,
serta penghubung rami (bentuk jamak ramus) mengandung saraf
otonom yang menjalankan fungsi-fungsi visera. Beberapa rami ventral
bersatu dan rami ventral sebelahnya membentuk pleksus, jaringan
saraf yang saling berhubungan. Saraf keluar dari pleksus mengandung
serat-serat dari berbagai macam saraf tulang belakang yang bersama-
sama menuju ke lokasi sasaran. Cabang saraf membawa informasi
sensorik seperti rabaan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari indera-
indera mikro kulit yang ada didalam zona kulit, dilanjutkan keserat
saraf sensorik dari cabang saraf tulang belakang, menuju ke akar saraf
tulang belakang dan kemudian ke sumsum tulang belakang. Sebuah
peta kulit menggambarkan zona kulit ini, atau dermatonm, merupakan

20
daerah atau zona kulit yang dipersarafi oleh akar saraf dorsal dari
sepasang saraf tulang belakang.
c. Refleks tulang belakang
Refleks adalah respon terhadap ransangan yang bersifat cepat dan
tidak disadari. Lengkungan refleks adalah jalur yang dilalui impuls
saraf selama terjadinya refleks. Refleks tulang belakang melibatkan
rangkaian serat saraf sensorik yang membawa informasi ke sumsum
tulang belakang dan kemudian berhubungan langsung, atau melalui
neuron perantara, ke serat saraf motorik, sehingga perintah gerakan
langsung keluar dari sumsum tulang belakang ke otot yang
berhubungan. Sebagai contoh refleks tulang belakang patella, ketika
memukul tedon patella menyebabkab peregangan otot paha (rektus
femoris) sehingga merangsang indra mikro yang ada di tedon dan otot
lalu menghantarkan sinyal saraf ke sumsum tulang balakang. Serat
saraf motorik membawa sinyal langsung kembali ke otot, yang
berkontraksi dan menyebabkan tendanga lemah.
d. Sistem saraf otonom (autonomic nervous system)
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat, dan
antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf dan eferen. Juga
memiliki sifat seolah-olah sebagai bagian sisstem saraf pusat, yang
telah bermigrasi dari saraf pusat guna mencapai kelenjar, pembuluh
darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena sistem saraf otonom itu
terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara
tidak sadar, kadang-kadang disebut juga susunan saaraf tidak sadar.
ANS meemilki fungsi dan tugas menjaga keadaan tubuh tetap
stabil (homeostatis), ANS memiliki ganglia di sepanjang sumsum
tulang belakang. ANS bekerja secara “otomatis” untuk memberikan
respons yang tidak disadari, baik jangka sedang atau jangka panjang.
Serat saraf sensorik mengirim informasi tentang organ dan kegiatan
internal, seperti laju denyut jantung. Informasi ini diintegrasikan di
hipotalamus, batang otak, atau sumsum tulang belakang. ANS

21
kemudian mengirim perintah, sebagai sinyal saraf motoric, ke tiga
tujuan utama yaitu otot polos dari berbagai organ daan pembuluh
darah; otot jantung;dan kelenjar tertentu. ANS memiliki dua bagian
yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Ganglia simpatis tersusun
menjadi dua rantai ganglion, masing-masing disumsum tulang
belakang. Ganglia parasimpatis terletak didalam organ. Hanyaa kulit
dan pembuluh darah yang menerima pesan saraf dari seluruh titik
sumsum tulang belakang. Saraf simpatis mendominasi dalam situasi
darurat atau penuh stress dan mendorong respons yang
mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat. Sebaiknya, saraf
parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang santai serta
mendorong aktivitas untuk memelihara tubuh misalnya pencernaan.
Menurut fungsinya, susunan saraf otonom dibagi dalam dua
bagian:
1) Sistem simpatis yang terletak di depan kolumna vertebra dan
berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang
melalui serabut-serabut saraf.
2) Sistem parasimpatis yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri
dari saraf otonom kranial dan saraf otonom sacral.
e. Sistem saraf somatic
Terdiri dari akson-akson neorom motoric yang berasal dari korda
spnaalis atau batang otak dan berahir diotot rangka. Neurotransmitter
yang dikeluarkan dari neuron motoric berupa asetikolin yang dapat
merangsang otot. Neuron motoric adalah jalur akhir bersama yang
digunakan oleh berbagai bagian SSP untuk mengontrol aktivitas otot
rangka. Daerah-daerah SSP yang memengaruhi aktivitas otot rangka
dengan bekerja melalui neuron motoric adalah korda spinalis, daetrah
motoric korteks, nucleus basal, serebelum, dan batang otak.

D. Struktur Otak

22
Bagian-bagian otak dapat dikelompokkan dalam berbagai cara
bergantung pada perbedaan anatomik, spesialis fungsi dan perkembangan
evolusi. Berikut ini adalah pengelompokan otak dimulai dari batang otak,
serebelum, dan otak depan. Otak depan terbagi lagi menjadi dua yaitu
diansafalon yang terdiri atas hipotalamus dan thalamus, dan serebrum yang
terdiri atas nucleus basal dan korteks serebrum
Bagian terbesar otak adalah serebrum, yang memiliki permukaan
berlipat-lip at, dengan pola lipatan yang unik untuk setiap orang. Lekukan
otak disebut sulkus jika dangkal dan disebut fisura jika dalam. Fisura dan
beberapa siklus besar membagi empat daerah fungsional yang disebut lobus,
parietal, oksipital dan temporal. Gerigi dipermkaan otak disebut girus. Pusat
otak mengandung talamus, yang berperan sebagai stasiun pengirim informasi
otak. Struktur disekeliling thalamus ini adalah limbik yang berperan dalam
insting bertahan hidup, perilaku dan emosi. Terkait erat dengan sistem limbik
adalah hipotalamus, yang menerima informasi sensorik.
1. Struktur tulang otak
Otak terletak tertutup oleh cranium, tulang-tulang penyusun cranium
disebut tengkorak yang berfungsi melindungi organ-organ vital otak. Ada
Sembilan tulang yang membentuk cranium yaitu tulang frontal, oksipital,
sfenoid, etmoid, temporal 2 buah, parietal 2 buah. Tulang-tulang
tengkorak dihubungkan oleh sutura. Sedangkan tulang vertebra tersusun
atas 33 buah tulang yang melindungi medulla spinalis yaitu 7 vertebra
servikal, 12 vertebra terlokal, 5 vertebra lumbal, 5 vertebra sacral, 5
vertebra kogsigeal.
2. Meningen
Meningen adalah jaringan membrane penghubung yang melapisi
otak dan medulla spinalis. Ada tiga lapisan meningen yaitu :
a. Duramater, yaitu lapisan luar meningen yang merupakan lapisan liat,
kasar dan mempunai dua lapisan membrane
b. Arachnoid, yaitu membrane bagian tengah, tipis dan berbentuk
seperti laba-laba.

23
c. Piameter, yaitu lapisan paling dalam, tipis, merupakan membrane
vaskuler yang membungkus seluruh permukaan otak.
Antara lapisan satu dengan yang lainnya terdapat ruang meningeal
yaitu ruang epidural merupakan ruang antara tengkorak dan lapisan luar
durameter, ruang subdural yaitu ruang antara lapisan dalam durameter
dengan membrane arachnoid, ruang subarachnoid yaitu ruang antara
arachnoid dengan piameter. Pada ruang subarachnoid ini terdapat cairan
serebrospinalis (CSF).
3. Sistem ventricular dan cairan cerebrospinalis
Sistem ventricular adalah rongga dalam otak yang saling
berhubungan dengan rongga yang lain. Didalamnya terdapat bangyak sel-
sel ependymal dan menyimpan cairan serebrospinalis. Ventrikel yang ada
dalam otak adalah lateral ventricle, third ventricle dan fourth ventricle.
Lateralberhubungan dengan third ventricle melalui foramen Monroe dan
third ventricle berhubungan dengan fourth ventricle melalui aquaeduct of
sylvius.
Cairan serebrospinalis banyak ditemukan dalam veentrikel, disaluran
sentral medulla spinalis dan di ruang subarachnoid. Cairan ini merupakan
hasil penyaringan dari darah yang masuk ke flexus choroid yang terdapat
pada ventrikel.
Cairan serebrospinalis merupakan plasma yang tidak berwarna,
jernih dan normalnya mengandung protein dan glukosa. Pada orang
dewasa rata-rata diproduksi cairan serebrospinalis sebanyak 400-600
ml/hari. Pada bagian otak kira-kira terdapat 100-150 ml. normalnya
tekanan cairan serebrospinalis 60-180 mmH2O atau 0-15 mmHg. Setelah
bersikulasi di otak dan medulla spinali cairan serebrospinalis kemudian
kembali ke otak dan diabsorbsi di vili arachnoid, selanjutnya cairan
masuk ke sistem vena jugularis ke vena cava superior dan akhirnya
masuk ke sirkulasi sistemik. Fungsi dari CSF adalah untuk
mempertahankan fungsi normal saraf seperti untuk nutrisi dan
pengaturan lingkungan kumia susunan saraf pusat.

24
4. Peredaran darah otak
Suplay darah ke otak bersifat konstan untuk kebutuhan normal otak
seperti nutrisi dan metabolism. Hampir 1/3 kardiak output dan 20%
oksigen dipergunakan untuk otak. Otak memerlukan suplay kira-kira 750
ml/menit. Kekurangan suplay darah ke otak akan menimbulkan
kerusakan jaringan otak yang menetap.
Otak secara umum diperdarahi oleh dua arteri yaitu arteri vertebra
dan arteri karotis interna. Kedua arteri ini membentuk jaringan pembuluh
darah kolateral yang disebut circle willis. Arteri vertebra memenuhi
kebutuhan darah otak bagian posterior, diensefalon, batang otak,
secebelum, dan oksipital. Arteri karotis bagian interna untuk memenuhi
sebagian besar hemisfer kecuali oksipital, basal ganglia dan 2/3 di atas
encephalon.
Otak merupkan organ tubuh yang bekerja terus menerus tentu
membutukan suplai darah yang cukup dan taraliri secara kontinyu agar
fungsi otak berlangsung dengan baik. Dalam keadaan fisiologis jumlah
darah yang dikirim ke otak (blood flow cerebral) adalah kira-kira 20%
cardiac out put atu kira-kira 1100-1200 cc permenit untuk seluruh
jaringan otak yang normalnya kira-kira 2% dari berat badan orang
dewasa.
Jaringan otak mendapat suplai darah dari dua arteri besar, yaitu :
a. Arteri karotis interna kanan dan kiri
Arteri karotis interna merupakan cabang karotis komunis. Arteri
karotis komunis kiri berasal dari arkus aorta, sedangkan arteri karotis
komunis kanan berasal dari arteri innominata. Arteri karotis interna
setelah masuk ke dalam rongga tengkorak, ia akan masuk sinus
Kavernusus untuk kemudian terus menembus durameter. Di sebelah
lateral khiasma optikus, arteri ini akan bercabang menjadi:
1) Arteri komunikans posterior, arteri ini menghubungkan arteri
karotis dengan arteri serebri posterior.

25
2) Arteri khorodea anterior, yang nantinya membentuk pleksus
khorohideus di dalam ventrikulus latelaris.
3) Arteri serebri anterior, berjalan ke vrontal di sebelah atas nervus
optikus di antara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian kan
menuju fasies medialis lobus vrontalis cortes serebri. Daerah yang
diperdarahi arteri ini adalah vasies medialis lobus vrontalis cortes
serebri, vasies medialis lobus varientalis, vasies conveksa lobus
vrontalis cortex serebri, vasies conveksa lobus varientalis cortex
serebri.
4) Arteri serebri media, berjalan ke lateral melalui fosa syivii dan
kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju daerah
insulareili. Daerah yang diberi suplei darah oleh arteri ini adalah
vasies konveksa lobus vrontalis cortex serebri mulai dari visura
latelaris sampai setinggi kira-kira sulkus vrontalis superior, vasies
conveksa logus varientalis cortex mulai dari visura lateralis
sampai kira-kira sulkus tempularis media dan vasies medialis
logus temporalis cortex serebri pada ujung vrontal.
b. Arteri vetebralis kanan dan kiri
Arteri vetebralis dipercabangkan oleh arteri klavia. Arteri ini berjalan
ke cranial melalui foramentransverses vertebrae servikalis ke enam
sampai pertama, kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam
framen transvenses maknum menuju kavum cranii. Arteri ini
kemudian berjalan ventral dari medulla oblongata dorsal dari olipus,
caudal dari tepi caudal ponsvaroli. Arteri vetebralis kanan dan kiri
akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudia berjalan ke
vrontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu, arteri serebri
posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri serebri
posterior ini ialah fasies konveksa lobus temporalis cortex serebri
mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulpus temporalis media vasies
conveksa lobus oksipitalis cortex serebri mulai dari tepi bawah

26
sampai visura parietooksipitalis, vasies medialis lobus oksipitalis
corteks serebri dan lobus temporalis corteks serebri.
Anastomosis antara arteri-arteri serebri berfungsi unutk menjaga
agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara kontinyu.
Sistem karotis yang bersal dari arteri karotis interna dengan sistim
vetebrobasilaris yang berasal dari arteri verteblaris, dihubungkan oleh
sirkulus arteriosus willisi yang terdapat pada bagian dasar otak.
Selain itu terdapat anastomusis lain yaitu, antara arteri serebri media
dengan arteri serebri anterior, arteri serebri media dengan arteri
serebri posterior. Medulas spinalis mendapat suplei darah dari arteri
spinalis anterior yang merupakan percabnagan arteri vetebralis, arteri
spinalis posterior juga merupakan percabangan arteri vetebralis.
Antara arteri spinalis tersebut di atas terdapat abnayak
anastomosis sehingga merupakan anyaman pleksus yang mengelilingi
medulla spinalis dan disebut vasokorona. Vena di dalam otak tidak
berjalan bersama-sama arteri, vena jaringan otak bermuara di jalan
vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar otak. Dari
anyaman pleksus venosus yang terdapat di dalam spatum
subarakhanoi, darah vena dialirkan ke dalam sistem sinus venosus
yang terdapat di dalam duramater di antara lapisan periosteum dan
selaput otak.
5. Barier otak
Barrier darah otak (sawar otak) adalaah sekat yang sangat selektif
terhadap keadaan lingkungan internal diotak dan berfungsi sebagai
pengatur substansi yang masuk dari ruang ekstasel otak. Sawar otak
secara fisiologi membantu mempertahankan dan menjaga keseimbangan
konsentrasi di lingkunagn otak. Ia sangat peka terhadap elektrolit seperti
sodium, potassium dan klorida. Sawar otak juga sangat peka terhadaap
air, carbon dioksida, oksigen, dan substansi larutaan lemak seperti
alcohol dan molekul-molekul kecil dan selektif terhadap obat-obatan
tertentu, recun, plasma protein dan molekul=molekul besar.

27
6. Otak besar (serebrum)
Otak besar terdiri dari dua belahan yang disebut hemisferium (kanan
dan kiri) saling dipisahkan oleh fisura longitudalis serebri. Falks serebri,
suatu perluasan durameter (lapisan pembungkus otak besar) Nampak
menonjol ke dalam fisura longitudinalis serebri.
Pada manusiahemisferium serebri tumbuh dengan cepat sekali
sehingga terjadi perluasan permukaan otak besar disertai dengan
pembentukan lipatan-lipatan. Dengan demikian timbul bangunan gelung-
gelung (girus) dan alur-alur (sulkus ataau fisura).
Hemisfer serebri dibagi-bagi dalam daerah-daerah yang besar: lobus
frontalis, lobus parientalis, lobus oksipitalis, dan lobus terporalis.
Disamping itu terdapat beberapa daerah otak besar lainnya yang penting
diketahui seperti insula reili, girus olfaktorius lateralis, girus olfaktorius
medialis, girus cingula, dan girus parahipokampalis (hipokampus). Alur-
alur yang primer yang timbul sebagai pembatas adalah sulkus sentralis
rolandi dan sulkus lateralis (fisura lateralis) sylvii, fisura longitudaliss,
dan fisura kalkarina.
Hemisferium serebri kanan dan iri dihubungkan oleh bangunan yang
disebut korpus kalosum. Bentuk korpus kalosum melengkung bagai
busur, bagian anteriornya yang melengkung (genu) kemudin melanjutkan
diri kearah antero-ventral sebagai rostrum. Bagian posterior korpus
kalosum yang tebal membentuk lengkungan (disebut splenum) yang
menutup mesenensefalon.
a. Lobus frontalis
Lobus frontalis merupakan bagian yang menonjol kedepan yang
menenpati fosa serebri anterior meluas ke dorsal sampai sulkus
sentralis rolandi. Girus yang terpenting adalah: girus praesentralis,
yang mengandung korteks motoris; girus frontalis superior; girus
frontalis media; dan girus frontalis inferior.
Bagian basal lobus frontalis terbagi dalam: girus orbitalis
disebelah lateral dan girus rektus disebelah medial. Girus cingula

28
merupakan girus yang melengkung berbentuk bulan sabit pada bagia
medialnya dan berada diantara suskus cingula dan korpus kalosum.
Lobus parasentralis merupakan girus yang berbentuk segi empat
berada diskitar ujung akhir sulkus sentralis.
b. Lobus parientalis
Lobus parientalis meluas dari sulkus sentralis sampai fisura
parieto-oksipitalis dank e arah lateral sampai setinggi fisura lateralis.
Bagian permukaan atas dan lateral lobus parientalis terdiri dari: girus
pos-sentralis, girus parientalis superior, girus supramarginalis, dan
girus angularis. Dibagian medial labus parientalis terdiri dari: labus
parasentralis, dan lobus prekuneus. Girus yang terpenting adalah
girus pos-sentralis, yang mengandung korteks sensoris.
c. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis merupakan bagian otak besar yang terbentuk
seperti pyramid dan terletak dibalakang fisura parieto-oksipitalis.
Lobus oksipitalis bagian lateral terdiri dari: girus oksipitalis lateralis,
dibagian medial terdapat girus lingualis. Fisura kalkarina membagi
bagian medial lobus oksipitalis menjadi kunaeus dan girus lingualis.
Kugneus yang berbentuk pasak segitiga terletak antara fisura
kalkarina dan bagian posterior fisura kolateralis.bagian postererior
girus fusiformis terdapat dibagian sentral atau basal dari lobus
oksipitalis. Lobus oksipitalis berstandar pada permukaan atas
tentorius serebeli.
d. Lobus temporalis
Lobus temporalis dari himisferium terletak dibawah fisura
lateralis sylvii dan berjalan ke belakang saampaifissura parieto-
oksipitalis. Permukaan temporalis superior, girus temporalis media,
dan girus temporalis inferior.
Dibagian lateral terdapat girus fusiformis. Ke arah terdapat girus
hipokampi dan unkus. Terdapat yang terpenting pada lobus
temporalis adalah bagian tengah permukaan superior girus

29
temporalis siuperior yang tersembunyi dalam ramus posterior fisura
lateralis sylvii. Ditempat itu terdapat gelung-gelung melintang
disebut giri temporalis transversi hescl, yang mengandung korteks
pendengaran.
1) Insula reili.
Insula reili merupakan bagian serebrum yang membentuk
dasar fisura lateralis sylvii yang terdapat diantara lobus frontalis.
Insula reili ini tertutup oleh girus temporalis superior dan girus
temporalis inferior. Insula reili adalah daerah korteks serebri
yang melekat erat pada korpus striatum
2) Rhinensefalon
Rhinensefalon secara filogenetik merupakan bagian tua dari
hemisferium serebri, mencakup bagian-bagian yang
berhubungan dengan presepsi sensasi olfaktorius. Pada bagian
ini dapat dilihat bagian yang disebut bulbus olfaktorius, traktus
olfaktorius, striae olfaktorius, dan trigonum olfaktorius.
3) Substansi alba
Substansi alba daari hemisferium serebri merupakan bagian
putih. Otak besar mengandung baik serabut-serabut saraf
birmielin dengan berbagai jenis ukuran maupun neuroglia.
Ketiga tipe serabut saraf yang birmielin membentuk pusar dari
hemisferium serebri: serabut transversal, serabut proyeksi, dan
serabut asosiasi.
4) Fisiologi korteks serebri
Fisiologi korteks serebri mengambil morfologi bangunan
lapis sel otak sebagai dasar. Brodmann menbagi-bagi korteks
manusia dalam 52 daerah yang dinyatakan dengan angka-angka,
sehingga kita mengenal area 1 sampai area 52. Daerah-daerah
“reseptif primer” korteks serebri, antara lain: primary sensory
receptive cortex area 3, 2, dan 1; primary visual receptive cortex
area 17; dan primary auditory receptive cortex area 41.

30
Secara garis besar srtruktur otak besaar terbagi menjadi korteks
serebri dan stuktur-struktur sub kortikal. Korteks sensori berfungsi untuk
mengenal, interpretasi impuls sensoris yang diterima sehingga individu
merasakan, menyadari adanya suatau sensasi rasa atau indra tertentu.
Korteks sensori juga menyimpan sangat banyak data memori sebagai
hasil rangsangan sensoris selama manusia hidup. Baik korteks sensori
maupun motoris mempunyai pemetaan tubuh yang disebut pemetaan
somatofik.struktur sub kortikal terdiri dari;
a. Basal ganglia
Basal ganglia berfungsi motoris dengan merinci dan
mengkoordinir geraakan dasar, gerakan halus (terampil), dan sikap
tubuh
b. Hipotalamus
Hipotalamus yaitu pusaat tertinggi integrase dan koordinasi
sistem saraf otonom dan terlibat dalam pengolahan perilaku insting
(makan, minum, seks, dan motivasi) daerah hippotalamus dibagi atas
tiga bagian, yaitu supraoptik (bagian depan) dibagian ini terdapat
pusat mengatur suhu. Saraf-saraf nucleus supraoptik berhubungan
dengan pars nervosa hiposisi. Nuclei tuberalis berhubungan dengan
ganglion basal; Region tuberalis (bagian tengah) dibagian ini
terdapat pusat pengontrol makan.dibagian tengah ini ada pusat
kenyang, dan bagian lateral ada pusat nafsu malkan; dan rengiop
mamilaris (bagian belakang), dibagian ini terdapat pusat yang
berfungsi mempertahankan cairan tubuh. Bila kadar NaCl
meningkat, sel-sel dipusat ini terangsang dan membentuk hormone
atiduresis, dengan demikian reabsorpsi air dalam ginjal meningkat
Dibaagian posterior hiputalamus terdapat pusat yang
menghambat sekresi keringat dan menyebabkan vokonstriki kapiler-
kapiler kulit dengan tujuan menahan menguapnya panas dalam
tubuh. Bila pusat ini terganggu, penderita akan berkeringat dan
dingin misalnya apa yang Nampak pada penderita shock.

31
c. Subtalamus
Subtalamus sebetulnya merupakan lanjutan tegmentum
messenensefalon, yang mengandung nucleus rubar dan substansi
nigra. Pada umumnya subtalamus ini berfungsi sebagai stasiun
antara korpus striatum dan susunan ekstrapiramidalis.
d. Epitalamus
Epitalamus terdiri dari ganglia habenularia dengan traktus-
traktusnya, dan berfungsi sebagai suatu pusat untuk mengkoordinir
rangsangan penghidu (olfaktoria)
e. Talamus
Talamus merupakan pusat pengatur atau penerima rangsangan
sensoris, terletak pada bagian tengah otak. Bagian bawahnya
merupakan pusat pengatur suhu tubuh, selera makan, keseimbangan
cairan tubuh, metabolism lemak dan karbohidrat, tekanan darah, dan
tidur.
Thalamus merupakan substansi grisea yang terdapat dibagian
dorsal diensefalon yang membentuk dinding lateral kanan dan kiri
ventrikulus tertius. Disebelah lateral thalamus ada kapsula interna.
Thalamus yang terdiri dari kumpulan nuclei, merupakan stasiun
penghubung berkas-berkas saraf yang menghantar rangsangan yang
akan disalurkan ke korteks serebri.
Adapun nuclei tersebut antara lain:
1) Nukleus talamikus anterior : termasuk sistem limbik yang
emyalurkan rangsangan-rangsangan ke konteks cingula
2) Nukleus ventralis anterior : berhubungan dengan korpus
striatum.
3) Nukleus ventralis lateralis : menerima saraf dari globus plidus
dan serebelum dan mengeluarkan serabut-serabut saraf yang
berjalan ke korteks motoris serebri.

32
4) Nukleus ventralis posteolateralis : merupakan stasiun tempat
sinapsis traktus spinotalamikus dan lemnikus medialis, yang
selanjutnya berjalan menuju korteks serebri.
5) Sentrum medianum : berhubungan dengan korups strantum
6) Nuklei dibagian medial : thalamus berhubungan dengan
hipotalamus dan lobus frontalis.
7) Pulvinar : berhubungan dengan lobus oksipitalis dan lobus
parientalis.
8) Korpus benikulatum mediale : merupakan stasiun penghubung
penghantar rangsangan pendengaran.
9) Formasi retikularis : merupakan substrat anatomis kesadaran.
Fungsi talamus antara lain :
1) Menyebabkan adanya rasa sadar terhadap sensasi sakit, panas,
dan raba.
2) Berperan terhadap terjadinya mekanisme emosi (perasaan
senang ataau tidak senang).
3) Berperaan terhadap sikap siaga kita
f. Hiposisis
Bersama dengan hipotalamus mengatur kegiatan sebagian besar
kelenjar endokrin dalam sintetis dan pelepasan hormone.
7. Batang otak (brainstem)
Batang otak terdiri atas dieensafalon, mid brain, pons, dan medulla
oblongata. Merupakan tempat berbagai macaam pusat vital seperti
pernapasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung, pusat
muntah, bersin dan batuk.
Dari batang otak keluar dua belas pasang saraf kranial yaitu :
a. Neuron olfaktorius. Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi
penghidu, yang terletak di bagian atas dari mukosa hidung
disebelah atas dari konha nasalis superior

33
b. Neuron optikus. Saraf ini penting penglihatan dan merupakan saraf
eferan sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan
penonjolan dari otak ke perifer.
c. Neuron okolomotorius. Saraf ini mempunyai nucleus yang tedapat
pada mesensefalon. Saraf ini berfungsi saraf untuk mengangkat
bola mata.
d. Neuron troklearis. Pusat saraf ini terdapat pada messensafalon.
Saraf ini mensarafi messenterium oblique yang berfungsi memutar
bola mata.
e. Neuron trigeminus. Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu
neuron optal mikus, neuron maksilaris, dan neuron mandibularis
yang merupakan saraf gabungan sensori dan motoris. Ketiga saraf
ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala,
bagian dalam hidung, mulut, gigi, dan meninges.
f. Neuron abdusaen. Berpusat di pons bagian bawah, saraf ini
mensarafi mensenterium rektus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat
menyebabkan bola mata tidak dapat digerakkan kelateral dan sikap
bola mata tertarik ke medial (strabismus konvergen)
g. Neuron fasialis. Saraf ini merupakan gabungan saraf, saraf eferen
yang berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan
saraf eferan untuk otot wajah atau mmik.
h. Neuron statoakustikus. Saraf ini terdiri dari dua komponen, ialah
saraf pendengaran dan saraf keseimbangan.
i. Neuron glosofaringeus. Saraf ini mengurus lidah dan faring. Saraf
ini megandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini
megurus otot-otot faring. Serabut sensori khusus mengurus
pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut
sensasi umum dibaagian belakang lidah. Faring, tuba eustakhius
dan telinga tengah.
j. Neuron vagus . saraf ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
komponen motoris yang mensarafi oto-otot faring dan otot yang

34
menggerakkan pita suara; komponen sensori yang mengurus peraan
dibawah faring; komponen saraf parasimpatis yang mensarafi
sebagian alat-alat dalam tubuh.
k. Neuron asesoris. Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat
pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus
motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mengurus mesenterium trapezius
dan mesenterium sternokleidomastoideus.
l. Neuron hipoglosus. Saraaf ini merupakan saaraaf eferen (motoris)
yang mengurus otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla
di dasar venrtikularis IV dan menonjol sebagian trigonum hipoglosi
8. Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak dibagian belakang cranium menempati fosa
serebri posterior dibawah lapisan durameter. Tentorium serebeli.dibagian
depannya terdapat batang otak. Berat otak kecil sekitar 150 gram atau
kira-kira 8% dari berat batang otak seluruhnya. Otak kecil dapat menjadi
hemisfer serebeli kana dan kiri yang dipisahkan oleh vosmis. fungsi otak
kecil pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot
sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.
Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior, mempunyai
hubungan dengan :
a. Medulla oblongata melalui corpus restiforme
b. Pons melalui brachium pontis
c. Mesenchepalon melalui brachium conjunctivum
cerebellum terdiri dari 2 bagian utama yaaitu vermis cerebelli yang
terletak ditengah daan hemispherium cerebelli pada bagian masing-
masing samping kiri dan kanan. Permukaan cerebellum dibentuk cortex
cerebelli terdiri dari substantia grisea yang terbentuk lipatan-lipatan
disebut folia, mempunyai struktur dan fungsi yang homogeny. Lapisan
disebelah profunda mengandung serabut-serabut berselubung myelin,
dinamakan corpus medullare. Di dalam corpus medullari terdapat
kelompok-kelompok kecil substansia grisea membentuk nuclei cerebelli.

35
Nuclei cerebelli terdiri dari :
a. Nucleus fastigii
b. Nucleus globosus
c. Nucleus emblolifornis
d. Nucleus dentatus
Secara anatomis cerebellum dibagi menjadi tiga bagian, sebagai
berikut:
a. Lobus flocconodularis, mempunyai hubungan dengan nervus dan
nucleus vestibularis, (informasi proprioceptif keseimbangan)
b. Lobus anterior cerebelli, menerima impuls dari ventralis dan dorsalis
(informasi propiocertif)
c. Lobus posterior cerebelli, mempunyai hubungan dengan cortex cerebri
melalui fibrae cortico-ponto-cereberallis, untuk koordinasi pengaturan
gerak.
Fungsi utama cerebellum yaitu mengendalikan koordinasi gerakan
sehingga dihasilkan gerakan halus, lincah, tepat dan terampil.

E. Mekanisme Refleks Fisiologis


Refleks merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap ancaman
dari dalam dan luar tubuh, misalnya refleks kejut tangan pada tangan dan
kaki saat menyentuh benda tajam atau api. Refleks adalah respons
otomatis terhadap stimulus tertentu dengan cepat melalui jalur refleks
yang disebut lengkung refleks. Lengkung refleks terdiri dari reseptor, saraf
sensoris, bagian pusat medulla spinalis, saraf motoric dan efektor.
Ada lima langkah proses terjadinya refleks saraf yaitu sebagai
berikut :
1. Adanya stimulus yang diaktifkan oleh reseptor. Reseptor
merupakan sel khusus dari ujung dendrit saraf sensori. Reseptor sangat
sensitive terhadap perubahan fisik dan kimia dalam tubuh dan
perubahan eksternal. Reseptor diubah menjadi impuls saraf yang
selanjutnya dihantarkan oleh saraf sendiri.

36
2. Adanya aktivitas saraf sensori. Ketika sampai pada dendrit, stimulus
akan menimbulakan depolarisasi yaitu terjadinya perubahan muatan
listrik dengan cepat yang kemudian jika mencapai ambang letup akan
menimbulkan potensial aksi yang berjalan melalui akson saraf
sensorik. Impuls saraf ini dihantarkan ke radialis dorsal pada medulla
spinalis, dan sebagian lagi dihantarkan ke radiks dorsal selanjutnya
berjalan ke interneuron pada medulla spinalis.
3. Pada bagian pusat di substansia abu-abu susunan saraf pusat,
terjadi pertemuan antara saraf sensorik dan motoric melalui
interneuron pada daaerah ini terjadi impuls saraf dihambat atau
ditransmisikan tergantung pada dari jenis neurotransmiltter yang
dihasilkan sinaps.
4. Aktivitas saraf motoric akson, saraf motoric akan menghantarkan
impuls ke radiks ventral sampai ke efektor
5. Aktivitas efektor, impuls saraf akan diubah menjadi mekanisme
mekanik dan menghasilkan aksi yang khas.
Bila kita melihat kegiatan biolistrik di masing-masing bagian pada
suatu lengkun refleks, akan didapati :
1. Potensial generator yang timbuk karena pemberian rangsangan.
Besar/kecilnya potensial ini bergantung pada kuat/ringannya
rangsangan. Pada reseptor tidak timbul potensial aksi tetapi potensial
generator berupa polarisasi
2. Potensial aaksi pertama timbul baru terlihat pada neuron eferen,
dihantarkan sepanjang neuron eferen dengan kecepatan bergantung
pada sifat serat eferen.
3. Pada pusat saraf impuls dari serat aferen akaan dihantarkan ke neuron
lainnya melaui sinaps diteruskan ke neuron lain, akan mengalami
perlambattan pusat (sentral delay).
4. Impuls yang sampai di pusat eferen akan diteruskan dalam bentuk
potensial aksi. Kegiatan listrik ini diteruskan hingga sampai pada
hubungan serat eferen dan efektor

37
5. Bila efektor berupa otot, selanjutnya di sel otot akaan timbul potensial
aksi yang dapat menyebabkan kontraksi otot.
Dengan penjelasan ini dapa diketahui bahwa berbagai bentuk kegiatan
biolistrik dapat ditemukan sepanjang lengkung refleks. Hantaran impuls
dibedakan menjadi :
1. Hantaran orthodromik, penghantaran kegiatan mulai dari reseptor
hingga efektor yang melaui aferen, saraf pusat, dan eferen. Hantaran
impuls dapat pula berlangsung dari reseptor ke efektor tampa melalui
saraf pusat, karena saraf aferen mempunyai cabang, langsung
berhubungan dengan orang lain yang dapat dipengaruhi.
2. Hantaran antidromik, penghantaran impuls yang membalik tidak
melalui saraf pusat. Refleks ini tidak melalui sistem saraf pusat dan
disebut refleks akson karena hanya melalui akson saja.
Waktu refleks adalah penghantaran kegiatan sejak pemberian
rangsangan pada reseptor sampai timbul jawaban di efektor, atau masa
pemberian rangsangan hingga timbul jawaban. Waktu refleks ini
ditentukan oleh perlambatan pusat yang sialami terutama bila melalui
sinaps. Gangguan masing-masing bagian lengkungan refleks dapat
memengaruhi waktu refleks.
Kekuatan refleks ditentukan oleh kekuatan raangsangan serta lama
pemberian rangsangan. Bila diberikan dengan kekuatan yang lebih besar
maka lebih banyak reseptor yang terlihat. Bila lebih banyak serat aferen
yang meneruskan kesaraf pusat akan lebih banyak serat eferen terlihat
meeneruskan kegiatan efektor akan mengakibatkan peningkatan jawaban
efektor.
Sering terjadi jawaban refleks terus berlangsung meskipun rangsang
sudah lama dihentikan hal ini disebut lama refleks atau aksi ikutan refleks.
Hal ini karena adaanya susunan hubungan neuron berupa rantai tertutup
atau rantai terbuka impuls yang berputar-putar antar-neuron tersebut
meskipun rangsangan sudah dihentikan serat aferen terus mendapat

38
rangsangan dari interneuron yang menyebabkan jawaban refleks akan tetap
terjadi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
berkesinambungan serta terutama terdiri dari jaringan saraf. Dalam

39
mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dari stimulus eksternal
dipantau dan diatur.
Suatu sel daraf dapat dikatakan sebagai neuron apabila terdiri dari
badan sel (cell body), dendrit daan neurit. Dendrit menerima dan
menyalurkan stimulus masuk ke dalam badan sel, neurit mengirim
stimulus keluar dari badaan sel. Kumpulan neuron yang berda didalam
susunan saraf pusat dinamakan pseudounipolar. Ujung saraf yang
menerima stimulus disebut receptor dan ujung terminal saraf yang berada
pada otot dan organ disebut effector.

B. Saran
Kami dari kelompok 3 menyadari dalam penyajian maakalah ini,
masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman semua,

DAFTAR PUSTAKA

Buranda, theopilus. dkk. 2009. Anatomi Umum. Universitas hasanuddin :


Makassar
Irianto, koes.2012. Anatomi dan Fisiologi. Alfabeta : Bandung

40
Pearce, evelyn c. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT gramedia
pustaka utama : Jakarta
Suarnianti. 2016. Anatomi Dan Fisiologi Pada Tubuh Manusia. Indomedia
pustaka: yokyakarta
Syaifuddin. 2013. Anatomi Fisiologi. Buku kedokteran : Jakarta
Tarwonto. Aryani, ratna. Wartonah. 2009. Anatomi dan Fisiologi. Trans Info
Media: Jakarta

41

Anda mungkin juga menyukai