Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STRUKTUR HEWAN

SISTEM SARAF VERTEBRATA

Dosen Pengampu: Drs. Bejo Basuki, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Rama Saputra (213010209002)

Anggi Wulandari (213020209021)

Sintia Elisca Devani (213010209003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem Saraf Vertebrata” dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Struktur Hewan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Bejo Basuki, M.Si. selaku
dosen Mata Kuliah Struktur Hewan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 20 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.2 Sistem Saraf Pada Vertebrata..............................................................................2
A. Sistem Saraf pada Mamalia...........................................................................2
B. Sistem Saraf pada Amphibi...........................................................................3
C. Sistem Saraf pada Aves..................................................................................4
D. Sistem Saraf pada Pisces................................................................................4
E. Sistem Saraf pada Reptil................................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................6
3.2 Saran.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf adalah jaringan kompleks yang terdiri dari sel-sel saraf dan serabut
saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal listrik dan kimia dalam tubuh.
Sistem saraf memungkinkan untuk merasakan lingkungan, berinteraksi dengan dunia di
sekitar, dan mengatur fungsi-fungsi tubuh.
Sistem saraf terbagi menjadi dua komponen utama:
1. Sistem Saraf Pusat: Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah pusat
kendali utama yang mengatur persepsi, pikiran, emosi, dan mengkoordinasikan
aktivitas tubuh. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai jalur komunikasi antara
otak dan tubuh, mengirimkan sinyal saraf antara keduanya.
2. Sistem Saraf Tepi: Terdiri dari saraf-saraf sensorik dan saraf-saraf motorik. Saraf-
saraf sensorik mengumpulkan informasi dari lingkungan dan organ-organ tubuh,
seperti suhu, sentuhan, dan nyeri. Saraf-saraf motorik mengirimkan sinyal dari sistem
saraf pusat ke otot-otot tubuh untuk menghasilkan gerakan dan respons.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem saraf pada hewan vertebrata

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem saraf pada mamalia
2. Mengetahui sistem saraf pada amphibi
3. Mengetahui sistem saraf pada aves
4. Mengetahui sistem saraf pada pisces
5. Mengetahui sistem saraf pada reptil

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata


Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf
yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi
sensoris indrawi, keaktifan motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh,
dan homeostasis berbagai bagian fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan
paling melilit dan paling penting sebab terdiri atas jutaan sel saraf (neuron) yang
saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, muslihat dan ingatan. Satuan
kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem
saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan sumsum
tulang balik. SST utamanya terdiri atas saraf, yang merupakan serat panjang yang
menghubungkan SSP ke setiap anggota dari tubuh. SST mencakup saraf motorik,
memediasi pergerakan pergerakan volunter (disadari), sistem saraf otonom, mencakup
sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dan fungsi regulasi (pengaturan)
involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf enterik (pencernaan), sebuah anggota
yang semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol sistem
pencernaan.
A. Sistem Saraf pada Mamalia
Sistem saraf pada mamalia, yang termasuk dalam kelas hewan vertebrata,
memiliki ciri khas yang kompleks dan berkembang dengan baik. Sistem saraf
mamalia terdiri dari pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang) serta sistem
saraf tepi yang meliputi saraf-saraf sensorik dan saraf-saraf motorik. Otak
mamalia terdiri dari beberapa bagian yang penting, termasuk otak besar
(cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem). Otak besar,
khususnya korteks otak, sangat berkembang dan bertanggung jawab atas
kemampuan kognitif yang kompleks seperti persepsi sensorik, pemrosesan
informasi, memori, belajar, dan kemampuan berpikir. Otak mamalia juga
mengatur berbagai fungsi penting seperti pengendalian motorik, regulasi emosi,
dan koordinasi aktivitas tubuh. Sumsum tulang belakang berjalan sepanjang
tulang belakang dan berperan dalam menghubungkan otak dengan organ-organ
dan jaringan tubuh lainnya. Selain sebagai jalur komunikasi, sumsum tulang

2
belakang juga berfungsi dalam mengatur gerakan refleks dan memfasilitasi
pengiriman sinyal saraf antara otak dan bagian tubuh lainnya. Mamalia memiliki
12 pasang saraf kranial yang menghubungkan otak dengan organ-organ di kepala
dan leher. Saraf-saraf ini mengendalikan berbagai fungsi penting seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, gerakan wajah, dan keseimbangan.
Saraf-saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dan menghubungkan otak
dengan bagian tubuh yang lain. Terdapat beberapa pasang saraf spinal yang
menginervasi berbagai bagian tubuh, mengirimkan sinyal sensorik dari organ-
organ ke pusat saraf, serta menerima sinyal motorik dari pusat saraf untuk
mengatur gerakan tubuh. Saraf-saraf sensorik pada mamalia bertanggung jawab
untuk mengumpulkan informasi dari lingkungan dan organ-organ tubuh. Mereka
mendeteksi stimulus seperti suhu, tekanan, sentuhan, rasa, nyeri, dan mengirimkan
sinyal-sinyal ini ke pusat saraf untuk diproses. Saraf-saraf motorik membawa
sinyal motorik dari pusat saraf ke otot-otot tubuh, memungkinkan gerakan yang
disengaja dan terkendali. Saraf motorik juga mengatur fungsi-fungsi ototik lainnya
seperti kontraksi jantung dan pengaturan gerakan peristaltik dalam sistem
pencernaan.
B. Sistem Saraf pada Amphibi
Sistem saraf pada amphibi, seperti katak dan salamander, terdiri dari otak,
sumsum tulang belakang, saraf kranial, saraf spinal, saraf sensorik, dan saraf
motorik. Otak amphibi mengendalikan berbagai fungsi kognitif dan sensorik,
seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan koordinasi motorik. Sumsum
tulang belakang merupakan jalur komunikasi antara otak dan bagian tubuh
lainnya. Ini mengirimkan sinyal sensorik dari organ-organ tubuh ke otak dan
menerima sinyal motorik dari otak untuk mengontrol gerakan tubuh. Amphibi
memiliki pasangan saraf kranial yang menghubungkan otak dengan organ-organ
di kepala dan leher. Ini mengatur fungsi-fungsi seperti penglihatan, pendengaran,
dan penciuman. Saraf spinal menghubungkan sumsum tulang belakang dengan
bagian tubuh yang lain. Saraf-saraf ini mengirimkan sinyal sensorik dari organ-
organ tubuh ke sumsum tulang belakang dan menerima sinyal motorik dari
sumsum tulang belakang untuk mengontrol gerakan tubuh. Saraf-saraf sensorik
pada amphibi mendeteksi stimulus dari lingkungan, seperti cahaya, suhu, getaran,
dan sentuhan. Mereka mengirimkan informasi ini ke otak untuk diproses. Saraf-
saraf motorik membawa sinyal motorik dari otak atau sumsum tulang belakang ke

3
otot-otot tubuh. Ini memungkinkan amphibi untuk melakukan gerakan dan
respons tubuh yang sesuai dengan lingkungan.
C. Sistem Saraf pada Aves
Sistem saraf pada aves, yaitu burung, memiliki adaptasi yang unik untuk
mendukung kemampuan terbang dan berinteraksi dengan lingkungan. Otak
burung memiliki struktur yang kompleks dan berkembang dengan baik. Ini terdiri
dari beberapa bagian, termasuk otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum),
dan batang otak (brainstem). Otak burung bertanggung jawab atas kemampuan
berpikir, penginderaan, pemrosesan sensorik, dan pengendalian motorik. Sumsum
tulang belakang berjalan sepanjang tulang belakang dan menghubungkan otak
dengan bagian tubuh lainnya. Ini memfasilitasi pengiriman sinyal saraf antara otak
dan otot-otot tubuh, serta memainkan peran penting dalam koordinasi gerakan
burung. Burung memiliki saraf kranial yang menghubungkan otak dengan organ-
organ di kepala dan leher. Saraf-saraf ini mengendalikan fungsi-fungsi seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pergerakan kepala. Saraf-saraf spinal
pada burung menghubungkan sumsum tulang belakang dengan bagian tubuh yang
lain. Mereka membawa sinyal sensorik dari organ-organ tubuh ke otak, serta
sinyal motorik dari otak ke otot-otot tubuh untuk mengatur gerakan tubuh. Saraf-
saraf sensorik pada burung mendeteksi stimulus dari lingkungan, seperti suara,
cahaya, dan sentuhan. Mereka membawa informasi ini ke otak untuk diproses dan
merespons lingkungan dengan tepat. Saraf-saraf motorik pada burung mengontrol
gerakan tubuh yang kompleks, terutama dalam konteks terbang. Mereka
membawa sinyal motorik dari otak ke otot-otot tubuh untuk menghasilkan gerakan
yang diperlukan dalam terbang, berjalan, dan berinteraksi dengan lingkungan.
D. Sistem Saraf pada Pisces
Sistem saraf pada pisces, yaitu ikan, memiliki adaptasi yang khas untuk
mendukung kehidupan di dalam air. Otak ikan terdiri dari beberapa bagian,
termasuk otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak
(brainstem). Otak ini mengendalikan fungsi-fungsi penting seperti penglihatan,
penciuman, pendengaran, dan koordinasi motorik. Sumsum tulang belakang pada
ikan berjalan sepanjang tubuh dan menghubungkan otak dengan bagian tubuh
lainnya. Ini berperan dalam mengirimkan sinyal saraf antara otak dan otot-otot
tubuh, serta menerima sinyal sensorik dari organ-organ tubuh. Ikan memiliki saraf
kranial yang menghubungkan otak dengan organ-organ di kepala dan sekitarnya.

4
Saraf-saraf ini mengendalikan fungsi-fungsi seperti penglihatan, penciuman, dan
pendengaran pada ikan. Saraf-saraf spinal pada ikan menghubungkan sumsum
tulang belakang dengan bagian tubuh lainnya. Mereka membawa sinyal sensorik
dari organ-organ tubuh ke sumsum tulang belakang dan menerima sinyal motorik
dari sumsum tulang belakang untuk mengatur gerakan tubuh. Ikan memiliki saraf-
saraf sensorik yang mendeteksi stimulus dari lingkungan air, seperti perubahan
suhu, tekanan, arus air, dan kehadiran makanan atau bahaya. Mereka membawa
informasi ini ke otak untuk diproses dan merespons lingkungan dengan tepat.
Saraf-saraf motorik pada ikan mengendalikan gerakan tubuh, termasuk gerakan
berenang dan manuver dalam air. Mereka membawa sinyal motorik dari otak atau
sumsum tulang belakang ke otot-otot tubuh ikan.
E. Sistem Saraf pada Reptil
Sistem saraf pada reptil, seperti ular, kadal, dan kura-kura, memiliki
beberapa karakteristik khas yang memungkinkan mereka beradaptasi dengan
kehidupan di darat. Otak reptil terdiri dari beberapa bagian, termasuk otak besar
(cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem). Otak ini
mengendalikan fungsi-fungsi penting seperti penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan koordinasi motorik. Sumsum tulang belakang berjalan sepanjang
tulang belakang dan menghubungkan otak dengan bagian tubuh lainnya. Ini
memfasilitasi pengiriman sinyal sensorik dari organ-organ tubuh ke otak dan
menerima sinyal motorik dari otak untuk mengontrol gerakan tubuh. Reptil
memiliki saraf kranial yang menghubungkan otak dengan organ-organ di kepala
dan leher. Saraf-saraf ini mengendalikan fungsi-fungsi seperti penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan pergerakan kepala. Saraf-saraf spinal pada reptil
menghubungkan sumsum tulang belakang dengan bagian tubuh yang lain. Mereka
membawa sinyal sensorik dari organ-organ tubuh ke sumsum tulang belakang dan
menerima sinyal motorik dari sumsum tulang belakang untuk mengontrol gerakan
tubuh. Saraf-saraf sensorik pada reptil mendeteksi stimulus dari lingkungan,
seperti cahaya, suhu, tekanan, dan getaran. Mereka membawa informasi ini ke
otak untuk diproses dan merespons lingkungan dengan tepat. Saraf-saraf motorik
pada reptil mengontrol gerakan tubuh, termasuk gerakan berjalan, melompat, dan
merayap. Mereka membawa sinyal motorik dari otak atau sumsum tulang
belakang ke otot-otot tubuh reptil.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem saraf hewan vertebrata, memiliki struktur dan fungsi yang mirip secara
umum. Sistem saraf ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, saraf sensorik, dan
saraf motorik yang bekerja bersama-sama untuk mengendalikan fungsi-fungsi tubuh dan
merespons lingkungan.
Otak merupakan pusat pengendalian yang mengatur berbagai fungsi kognitif,
sensorik, dan motorik. Sumsum tulang belakang menghubungkan otak dengan bagian
tubuh lainnya dan berperan dalam pengiriman sinyal sensorik dan motorik. Saraf
sensorik mendeteksi stimulus dari lingkungan dan mengirimkan informasi ke otak untuk
diproses. Saraf motorik membawa sinyal dari otak atau sumsum tulang belakang ke otot-
otot tubuh untuk menghasilkan gerakan yang sesuai.
Selain itu, hewan vertebrata juga memiliki saraf kranial yang menghubungkan otak
dengan organ-organ di kepala dan leher, serta saraf spinal yang menghubungkan sumsum
tulang belakang dengan bagian tubuh lainnya. Adaptasi khusus dalam sistem saraf
mungkin terjadi tergantung pada kebutuhan spesies dan lingkungan hidupnya. Misalnya,
aves memiliki adaptasi khusus dalam sistem saraf untuk mendukung kemampuan
terbang, sedangkan reptil memiliki adaptasi yang sesuai dengan kehidupan di darat.

3.2 Saran
Pengenalan sistem saraf sangat perlu diterapkan dalam mata kuliah struktur hewan,
karena sangat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa terhadap
pentingnya sistem ekskresi pada vertebrata.

6
DAFTAR PUSTAKA

Chaeri, Achmad, and Priyo Susatyo. "Ciri-ciri dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan
Vertebrata."
Leksono, Amin Setyo, and Luchman Hakim. Sistematika Hewan Vertebrata. Universitas
Brawijaya Press, 2021.
Nisa, Galih Kholifatun. STRUKTUR HEWAN VERTEBRATA. Alinea Media Dipantara.
Yasilda, B. P. (2022). IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PERILAKU HEWAN
VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN
LAMPUNG).

Anda mungkin juga menyukai