Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM PERSYARAFAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Biomedik Dasar

Dosen pengampu : Bayu R. K., S.Kep., Ners., M.Kes., AIFO

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Amanda Aditya Pratiwi – C1AA22012


2. Dini Rafisa Azzahra – C1AA22036
3. Khansa Nashif Hibatullah – C1AA22072
4. Moch ikbal – C1AA22087
5. Risma Apriliani – C1AA22150
6. Vina Pidiyanti – C1AA22183

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI PROGRAM


STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Jl Karamat, No 36 Karamat, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43122


KATA PENGANTAR

Syukur ke hadirat Allah ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SISTEM
PERSYARAFAN” mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar I. Shalawat serta salam mari
kita curah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga,
sahabat, dan pengikutnya sampai hari pembalasan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Ilmu Dasar Biomedik dalam Keperawatan I. Selain itu, makalah
ini semoga bisa untuk menambah wawasan tentang Sistem Persyarafan bagi
pembaca dan juga bagi penulis dalam membangun khazanah keilmuan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang
belum sempurna, untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca guna perbaikan untuk langkah selanjutnya.

Demikian yang dapat disampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat


bagi pembaca, akhirnya hanya kepada Allah ta’ala kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Sukabumi, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

halaman
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Saraf.......................................................................................3
B. Susunan Sistem Saraf Pada Manusia.................................................................7
C. Sel-Sel yang Terdapat Pada Sistem Saraf.........................................................13
D. Penyakit-Penyakit Pada Sistem Saraf...............................................................16
BAB III...........................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf
dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan pada manusia.
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan
membutuhkan sistem saraf untuk mengatur dan mengendalikan anggota
tubuh dalam beraktivitas sehari-hari, namun pada kenyataannya juga tidak
lepas dari ancaman gangguan sistem saraf.

Struktur dan Fungsi Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang
disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia. Tersusun
membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP
terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi
merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari
sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan
kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap
mencapai keseimbangan.

Sistem saraf juga berfungsi untuk mengatur setiap tindakan yang


dilakukan tubuh dengan cara saling mengirimkan sinyal dari berbagai
bagian tubuh. Misalnya, saraf bekerja memberi tahu jantung untuk
berdetak atau memberitahu paru-paru untuk bernapas tanpa kamu sadari.
Sistem saraf sendiri terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-
organ sensorik, dan seluruh saraf yang saling terhubung dengan organ di
dalam tubuh.

4
Sistem saraf dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan
saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
sedangkan saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua
sistem bekerja sama untuk mengumpulkan informasi dari dalam tubuh dan
dari lingkungan luarnya. Sistem memproses informasi yang dikumpulkan,
kemudian mengirimkan instruksi ke seluruh tubuh dan memfasilitasi
tanggapan yang sesuai.

Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari


lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan
dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang.
Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan
saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu
mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau
sakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem saraf ?
2. Bagaimana konsep anatomi fisiologi dari sistem saraf ?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari sistem saraf ?
4. Apa saja susunan sistem saraf yang ada pada tubuh manusia ?
5. Apa saja sel-sel yang terdapat pada sistem saraf ?
6. Bagaimana konsep penyakit-penyakit pada sistem saraf ?

C. Tujuan
7. Menjelaskan pengertian sistem saraf.
8. Menjelaskan anatomi fisiologi dari sistem saraf.
9. Menjelaskan konsep mekanisme kerja dari sistem saraf.
10. Menjelaskan susunan sistem saraf pada tubuh manusia.
11. Menjelaskan sel-sel yang terdapat pada sistem saraf.
12. Menjelaskan penyakit-penyakit pada sistem saraf.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf
ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan
rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah
satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang
paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang
cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas
listrik (impuls saraf) (Bahrudin, 2013).

Sistem saraf amerupakan sistem organ pada manusia yang terdiri atas sel
neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk
atau menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen
utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia,
neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi. Sistem saraf pada
manusia secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.

Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah


kemampuan menanggapi rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada
tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada
tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu
sendiri. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan.
Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar
(hormon). Otot menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh,

6
sedangkan hormon menaggapi rangsang dengan
meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh tertentu. Misalnya
: mempercepat/memperlambat denyut jantung.

Fungsi Saraf :
1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh
melalui
saraf sensori. Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem
saraf pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis
maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-
organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik
disebut juga Efferent Motorik Pathway

A. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf


1. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang
berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf
terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).

a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya
ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel
berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam
sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi
untuk membawa rangsangan.

b. Dendrit

7
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf
lain.
Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang
terdiri
atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk
isolator dan
pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
selubung
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.

Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak
bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat
sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain
tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia
yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk
membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya.

2. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)


a. Saraf sensorik
Saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari
reseptor
(indra) ke saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang).

b. Saraf motorik
Saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf

8
pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).

c. Saraf asosiasi
Saraf asosiasi adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari
saraf sensorik ke saraf motorik.

3. Impuls
Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif
mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada
rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial
aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut
impuls yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke
pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus listrik yang timbul
akibat adanya rangsang.

4. Sinapsis
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat
datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf
penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel
saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis.

Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan


dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada
hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan
melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel. Jika impuls sampai ke
bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat penghubung atau
neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.
Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang
berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu,
asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin
esterase menjadi asetat dan kolin.

9
5. Mekanisme Penghntaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyal sinyal
listrik yang sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari
satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut
dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron
sensorik untuk menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel
atau membran plasma dan sinapsis.

B. Susunan Sistem Saraf Pada Manusia


Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk
sistem saraf. Sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan
sistem saraf otonom.

I. Sistem saraf pusat

Tanpa sistem saraf pusat, kemungkinan kita menjadi makhluk yang


tak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun. Sebab, di dalam sistem
saraf pusat tubuh kita terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
Dua bagian tubuh inilah yang menjadi sentral pusat koordinasi tubuh
kita. Pada manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
suatu tulang. Tulang yang melindungi otak adalah tulang tengkorak,
sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang
belakang. Kedua organ penting ini juga dilindungi oleh suatu lapisan
pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat. Lapisan ini disebut
meninges.

a. Otak

Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan


manusia. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang
besar, yakni belahan kiri dan belahan kanan. Oleh karena terjadi
pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri mengendalikan

10
sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan
mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum
tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang berasal dari
dasar otak hingga tulang belakang. Otak terletak di rongga
tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut
meninges yang terdiri dari:

a. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar


dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat
langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk
melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan
medula spinalis.
b. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah
dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jaring laba-laba.
Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang
subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan
serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak
dan medulla spinalis dari guncangan.
c. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam
dari otak dan melekat
1. Otak depan (Prosensefalon)

Pada bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling


menonjol disebut otak besar atau serebrum (cerebrum). Serebrum
ini terbagi menjadi belahan (hemisfer) serebrum kanan dan kiri.
Permukaan luar serebrum (korteks serebrum) berwarna abu-abu
karena mengandung banyak badan sel saraf. Selain itu, pada bagian
dalam (medula) otak depan terdapat lapisan yang berwarna putih,
karena mengandung dendrit dan akson.

Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari


berbagai bagian tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat
area sensorik yang menerima impuls dari reseptor pada indra. Di
samping itu, bagian tersebut terdapat juga area motorik yang

11
mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik serta
berperan dalam berbagai aktivitas misalnya berpikir, menyimpan
ingatan, dan membuat keputusan.

Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi


lobus frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping),
lobus oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis (bagian
antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus
frontalis berada pada bagian dahi; lobus temporalis berada pada
bagian pelipis; lobus oksipitalis berada pada bagian belakang
kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-ubun.

2. Otak Tengah (Mesenfalon)

Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu


mencolok. Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti
lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior
yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan
impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak
depan dan mata.

3. Otak Belakang (Rombesenfalon)

Otak belakang manusia tersusun atas dua bagian utama yakni


otak kecil (serebelum) dan medula oblongata. Serebelum adalah
bagian yang berkerut di bagian belakang otak, dan terdiri atas dua.
belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya adalah sebagai
pusat keseimbangan dalam tubuh, koordinasi motorik/gerakan otot,
dan memantau kedudukan posisi tubuh. Adanya serebelum
memungkinkan kita belajar gerakan yang terlatih dan saksama,
seperti menulis atau bermain musik tanpa berpikir.

Di antara kedua belahan serebelum terdapat suatu bagian yang


berisi serabut saraf. Bagian tersebut dinamakan jembatan varol
(pons varolii). Fungsinya ialah menghantarkan impuls dari bagian

12
kiri dan kanan otak kecil. Selain itu, jembatan varol juga
menghubungkan korteks otak besar dengan otak kecil, dan antara
otak depan dengan sumsum tulang belakang.

4. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih


kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang
belakang. Pada irisan melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni
bagian luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang
berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian luar
sumsum tulang belakang berwarna putih, karena tersusun oleh
akson dan dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian
dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh badan sel yang tak
berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik. Apabila
sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam
berwarna abu-abu terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel
dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel ini berhubungan juga
dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya mempunyai dua
akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah
punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh.


Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf
sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak
ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada
gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada
tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor
dibawa oleh neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang
melalui akar dorsal untuk diolah dan ditanggapi. Selanjutnya,
impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral ke efektor
untuk direspons.

II. Sistem Saraf Tepi

13
1. Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar


Proses yang dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat
memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan
bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Misalnya ketika
kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan
sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan
mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu. Sistem saraf
somatis terdiri atas :

a. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian


kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang
terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12
pasang.
b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum
tulang belakang berjumlah 31 pasang. Saraf sumsum tulang
belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot rangka tubuh. Medula spinalis merupakan
perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam
kanalis vertebralis mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I
memanjang hingga setinggi cornu vertebralis lumbalis I - II.
Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu
pasang saraf spinal. Dari medula spinalis bagian cervical
keluar 8 pasang, dari bagian thorakal 12 pasang, dari bagian
lumbal 5 pasang dan dari bagian sakral 5 pasang serta dari
coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis. Seperti halnya otak,
medula spinalispun terbungkus oleh selaput meninges yang
berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau cedera.
2. Sistem saraf autonom (tak sadar)

14
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi
yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis.
Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam
seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat
reproduksi.

Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:

a. Sistem saraf simpatik


b. Sistem saraf parasimpatik

Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja


secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu
organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian
ganda.

Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :

 Mempercepat denyut jantung.


 Memperlebar pembuluh darah.
 Memperlebar bronkus.
 Mempertinggi tekanan darah
 Memperlambat gerak peristaltis.
 Memperlebar pupil.
 Menghambat sekresi empedu. Menurunkan sekresi ludah.
 Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan


dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf
simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada
sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

15
C. Sel-Sel yang Terdapat Pada Sistem Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf dan
sel glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls dari
panca indera menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim ke otot.
Sedangkan sel glial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron
(Feriyawati, 2006).

1. Sel Saraf (Neuron)


Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer
informasi pada sistem saraf (Bahrudin, 2013). Sel saraf berfungsi
untuk menghantarkan impuls. Setiap satu neuron terdiri dari tiga
bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson (Feriyawati,
2006).

Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan


(Feriyawati, 2006). Soma berfungsi untuk mengendalikan
metabolisme keseluruhan dari neuron (Nugroho, 2013). Badan sel
(soma) mengandung organel yang bertanggung jawab untuk
memproduksi energi dan biosintesis molekul organik, seperti enzim-
enzim. Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling nukleus
disebut perikarion. Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang
dendrit (Bahrudin, 2013).

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang


serta merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan menghantarkan rangsangan ke badan sel (Khafinudin,
2012). Khas dendrit adalah sangat bercabang dan masing-masing
cabang membawa proses yang disebut dendritic spines (Bahrudin,
2013).

Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan


informasi keluar dari badan sel (Feryawati, 2006). Di dalam akson
terdapat benang-benang halus disebut neurofibril dan dibungkus oleh

16
beberpa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan dan membantu
pembentukan neurit. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
lapisan mielin yang disebut nodus ranvier (Khafinudin, 2012).

Pada SSP, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di


dendritic spines, yang mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total
neuron area permukaan. Badan sel dihubungkan dengan sel yang lain
melalui akson yang ujung satu dengan yang lain membentuk sinaps.
Pada masing-masing sinap terjadi komunikasi neuron dengan sel yang
lain (Bahrudin, 2013).

2. Sel penyokong atau Neuroglia (Sel Glial)


Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi
sebagai jaringan ikat (Nugroho, 2013), selain itu juga berfungsi
mengisolasi neuron, menyediakan kerangka yang mendukung
jaringan, membantu memelihara lingkungan interseluler, dan
bertindak sebagai fagosit. Jaringan pada tubuh mengandung kira-kira
1 milyar neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar dapat diperkirakan
5 kali dari jumlah neuron (Feriyawati, 2006).

Sel glia lebih kecil dari neuron dan keduanya mempertahankan


kemapuan untuk membelah, kemampuan tersebut hilang pada banyak
neuron. Secara bersama-sama, neuroglia bertanggung jawab secara
kasar pada setengah dari volume sistem saraf. Terdapat perbedaan
organisasi yang penting antara jaringan sistem saraf pusat dan sitem
saraf tepi, terutama disebabkan oleh perbedaaan pada

a. Macam-macam Sel Glia

17
Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda
yaitu (Feriyawati, 2006):
 Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan”
bagi sel saraf
 Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung
jawab menghasilkan mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini
mempunyai lapisan dengan substansi lemak mengelilingi
penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung mielin. Mielin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh
sel Schwann.
 Mikroglia: sel glia yang mempunyai sifat fagosit dalam
menghilangkan sel-sel otak yang mati, bakteri dan lain-lain.
Sel jenis ini ditemukan diseluruh SPP dan dianggap penting
dalam proses melawan infeksi
 Sel ependimal: sel glia yang berperan dalam produksi cairan
cerebrospinal

b. Neuroglia pada Sistem Saraf Tepi (SST)


Neuron pada sistem saraf tepi biasanya berkumpul jadi satu
dan disebut ganglia (tunggal: ganglion). Akson juga bergabung
menjadi satu dan membentuk sistem saraf tepi. Seluruh neuron
dan akson disekat atau diselubungi oleh sel glia. Sel glia yang
berperan terdiri dari sel satelit dan sel Schwann.

- Sel Satelit
Badan neuron pada ganglia perifer diselubungi oleh sel
satelit. Sel satelit berfungsi untuk regulasi nutrisi dan produk
buangan antara neuron body dan cairan ektraseluler. Sel tersebut
juga berfungsi untuk mengisolasi neuron dari rangsangan lain
yang tidak disajikan di sinap.
- Sel Schwann

18
Setiap akson pada saraf tepi, baik yang terbungkus dengan
mielin maupun tidak, diselubungi oleh sel Schwann atau
neorolemmosit. Plasmalemma dari akson disebut axolemma;
pembungkus sitoplasma superfisial yang dihasilkan oleh sel
Schwann disebut neurilemma (Bahrudin, 2013).

D. Penyakit-Penyakit Pada Sistem Saraf

1. Infeksi sistem syaraf pusat

Penyakit ini di nilai parah dan perlu penanganan yang serius. Untuk
itu wajib hati hati dalam menjaga kesehatan otak anda. karena ketika
sakit, akan memerlukan waktu lama untuk sembuh. Bahkan ketika
sembuh, tak akan bisa kembali seperti sedia kala.

2. Ensefalitis atau radang otak

Penderita yang terkena penyakit ensefalitis atau infeksi otak


biasnaya merasa demam dan sakit kepala yang berlebihan. Selain
ituperasaan mengantuk dan juga bingung kerap terjadi pada mereka.
Penyebab dari penyakit ini adalah virus. Dalam diri anda, bagian sistem
imun akan mencoba untuk melawan infeksi otak. Sayang ini tidak akan
berhasil dengan baik. Karena kebanyakan kasus yang ada, justru sistem
imun yang berusaha untuk melawan penyakit, malah yang kondisi
bertambah parah.

Seperti terjadi pembengkakan di otak. Sebab virus tadi malah akan


semakin berkembang. Karena kekurangan ruang, maka bagian otak
akan mendorong tulang tengkorak. Hal ini berbahaya, sebab mampu
melukai bagian otak. Parahnya bisa menyebabkan kematian.

Meskipun dokter akan mengupayakan untuk meminum beberapa


obat obatan pencegah dan pengurangi infeksi, tampaknya tidak terlalu
banyak berpengaruh. Sebab obat tidak akan mampu melawan semua
infeksi yang ada. Hanya beberapa infeksi saja yang bisa di tanggulangi.

19
3. Meningitis atau radang selaput

Penyakit ini sempat menjadi kontrofersial di media massa beberapa


bulan lalu. Pasalnya inilah penyakit yang menyebabkan kematian
seorang komedian Indonesia yang sedang naik daun. Radang selaput
otak atau di kenal sebagai meningitis adalah penyakit yang menyerang
Olga Syahputra, hingga ia meninggal belum di temukan obatnya.

Merupakan salah satu bentuk infeksi yang menyerang pada selaput,


yang mana fungsinya menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Penderita akan merasakan demam cukup tinggi serta sakit kepala.
Selain itu, leher mereka juga akan terasa kaku.

Penyebab dari penyakit ini adalah virus atau bakteri. Jika penderita
terserang meningitis karena virus, maka akan sedikit aman. Sebab viras
ini mampu dibersihkan dengan sendirinya sampai beberapa hari
kemudian.

Sedangkan jika mengalami meningitis yang di sebabkan karena


bakteri, jatuhnya akan lebih serius. Karena mampu menyebabkan
kerusakan otak, bahkan parahnya sampai terjadi kematian. Pasien yang
terkena meningitis bakteri sangat memerlukan perawatan medis darurat
yang intensif. Satu satunya yang dapat medis lakukan untuk membantu
mengurangi penyakit ini adalah dengan diberikannya antibiotik yang
berguna untuk membunuh bakteri. Meskipun hal ini sebenarnya tidak
terlalu menolong banyak.

Berkat kemajuan teknologi dan pendidikan, kini sebuah vaksin


untuk mencegah meningitis sudah di temukan. Vaksin ini sudah mampu
diberikan pada anak-anak sejak usia dua tahun. Dari beberapa dokter
merekomendasaikan untuk pemberian vaksin sebelum anak masuk ke
usia 12 tahun atau 13 tahun.

4. Sindrom raye

Jika memang belum, maka bukan mutlak kesalahan anda. sebab


penakit ini pun sebenarnya tergolong jarang, bahkan di nilai langka.

20
Mereka yang terkena sindrom raye adalah orang tua yang memiliki
infeksi virus, yang mana sebelumnya ketika masa muda yang
mengambil aspirin.

Sindrom ini mampu menyebabkan pembengkakan pada otak, dan


akibatnya bisa fatal. Biasanya mereka yang memiliki resiko terkena
sindrom raye adalah yang memiliki kekebalan tubuh rendah. Sebab kala
muda sering mengkonsumsi obat yang mengandung aspirin, yang mana
biasanya di pakai dalam tablet flu. Boleh jadi mereka memiliki reaksi
alergi terhadap obat.

Salah satu cara untuk menghindari sindrom raye adalah dengan


tidak mengkonsumsi aspirin. Karena kita tidak pernah tahu, apakah
nantinya ketika sudah tua akan terserang sindrom raye atau tidak.

5. Parkinson

Pengertian Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf progresif yang


berdampak terhadaprespon mesenfalon dan pergerakan regulasi.
Penyakit ini ini bersifat lambat yang menyerang usia pertengahan atau
lanjut, dengan onset pada umur 50 sampai 60an. Tidak ditemukan sebab
genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkannya.

Etiologi

Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan


neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya seperti :

1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan


respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus,
genetik,toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

Patofisiologi

Pada kebanyakan klien,penyebab penyakit tersebut tidak


diketahui,tetapi terlihat pada usia lanjut.kondisi ini menyertai keracunan,

21
toksisitas (mangan,karbon monoksida) hipoksia atau dapat akibat
pengaruh obat.krisis oligurik: menyertai parkinsonisme jenis spasme
otot-otot konjunggasi mata.

Gejala Klinis

Penyakit Parkinson memiliki gejala klinis sebagai berikut:

 Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan,


 Tremor yang menetap,
 Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol,
 Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi
ortostatik,
 Depresi, demensia,
 Wajah seperti topeng
6. Alzheimer

Dementia adalah sindrom mental yang ditandai dengan hilangnya


kemampuan intelektual secara menyeluruh yang mencakup gangguan
mengingat, penilaian, dan pemikiran abstrak demikian juga dengan
perubahan tingkah laku, tetapi tidak disebabkan oleh kesadaran yang
berkabut, depresi atau gangguan fungsional mental lainnya. Alzheimer
merupakan penyakit dementia primer yang tersering. Penyakit
Alzheimer (AD) adalah penyakit yang bersifat degeneraif dan progresif
pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron, serta
mengakibatkan gangguan memori, berfikir, dan tingkah laku (Price dan
Wilson, 2006).

22
23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan suatu struktur yang terdiri dari komponen-
komponen sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem
hormon memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi
mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam
yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa kelenjar
endokrin.

Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat


kompleks dan khusus. Sistem syaraf menerima berjuta-juta rangsangan yang
berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk
dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Sistem saraf
sendiri terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan
semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh.

Fungsi yang paling utama adalah untuk menerima, mengolah dan


menyampaikan rangsangan dari seluruh organ.Sistem saraf yang kompleks
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
sementara sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom.
Kedua sistem ini bekerja sama mengendalikan seluruh aktivitas di dalam
tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.

B. Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami tentan sistem saraf
yang terdapat pada tubuh manusia. Saran bagi pembaca agar

24
memberikan masukan untuk melengkapi makalah Sistem Persyarafan

DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B (2000), Fundamental of Nursing : Concept, Process and Practice, 6th


edition, Menlo Park, California.

Sitorus Ratna (2006), Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,


EGC, Jakarta.

Tomey, A.M, Alligod, M.R (2006), Nursing Theorist and Their Work, Mosby
Elsevier, St. Louis, Missouri.

http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/12/paradigma-keperawatan.html

https://stikesypib.ac.id/blog/paradigma-keperawatan-perlu-dipahami-para-calon-
tenaga-perawat/

25

Anda mungkin juga menyukai