Kelompok 10 Ibd (1.2) )
Kelompok 10 Ibd (1.2) )
MAKALAH
Oleh :
Kelas : 1.2
Kelompok 10
1. Desak Ayu Kadek Itarayani P07120123076 / 28
2. Komang Tri Wahyuni P07120123084 / 36
3. Ni Putu Ayu Budiartini P07120123085 / 37
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya,
tim penyusun berhasil menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu yang berjudul
“Sistem Persarafan”.
Tim penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat terbuka dengan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari serabut-serabut saraf untuk
mengatur serta mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh, seperti melihat, bergerak, hingga
mengendalikan kerja dari berbagai organ tubuh. Dalam menjalankan fungsinya, system saraf
manusia terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah otak, sumsum tulang belakang, serta
neuron-neuron atau sel-sel saraf.
Sistem saraf manusia berkerja dengan menerima informasi atau rangsangan dari tubuh
serta lingkungan luar. Kemudian informasi tersebut akan diproses untuk mengirimkan instruksi
ke seluruh tubuh serta memicu reaksi, seperti menggerakkan otot, bernapas, merasakan sakit,
dan lain sebagainya.
Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang berkumpul
membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron merupakan komponenutama dalam sistem
saraf.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan rangsangan (impuls). Satu sel saraf tersusun
dari badan sel, dendrit, dan akson.
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein. Pada
badan sel saraf terdapat nukleus, sitoplasma, neurofibril, dan membran sel.
a) Nukleus, merupakan inti dari soma sel yang mengandung kromosom.
Kromosom terdiri dari rantai DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kromosom tidak
langsung memiliki fungsi tertentu, ia memiliki fungsi untuk membuat protein
tertentu. Bagian dari kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu
yang berbeda pada masing-masing individu.
b) Sitoplasma, yaitu cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan
terdiri dari beberapa organ, antara lain motokondria, badan golgi, dan REK,
ribosom yang berperan dalam sintesis protein.
c) Neuro Fibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus.
d) Membran Sel, menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul lemak
(lipid), membran semipermeabel (bisa menyeleksi substansi yang boleh keluar
masuk).
3
2. Dendrit
Dendrit berasal dari kata Yunani (dendron = pohon). Dendrit adalah serabut sel saraf
pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. Permukaan
dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan untuk menghubungkan dengan
neuron lain. Neurofibril dan badan Nissl memanjang ke dalam dendrit.
3. Akson
Merupakan suatu prosesus tunggal yang lebih panjang dari dendrit, berfungsi
menghantarkan impuls menjauhi badan sel ke neuron lain dan ke sel lain (sel otot,
kelenjar).
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus
oleh lapisan Schwan. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut
neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel schwan yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan
neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari
kerusakan. Adapun Axon Hillock yaitu bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon
dan soma sel.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin yaitu disebut dengan
nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan. Bagian akhir dari akson
yang berbentuk sebagai kancing yaitu Terminal Buttons yang berfungsi melepaskan
neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa substansi kimiawi) ke
sinapsis.
Selanjutnya, sinapsis (synapses) merupakan bagian-bagian yang menyambungkan
terminal buttons (sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran
dendrit sel penerima atau dapat disebut bahwa sinapsis adalah hubungan antara neuron
yang satu dengan yang lainnya.
➢ Jalannya rangsangan pada sel saraf dari reseptor yaitu dengan urutan : Dendrit →
Badan Sel → Akson → Ujung-ujung Akson.
4
2.4 Jenis-Jenis Sel Saraf Berdasarkan Bentuk
2. Neuron Bipolar
Memiliki bentuk yang hampir sama dengan neuron unipolar, perbedaannya terletak pada
badan sel yang terletak di tengah. Penamaan neuron bipolar dikarenakan bentuknya
membentuk dua cabang pada bagian badan sel. Bentuk neuron bipolar mempunyai dua
cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling berlawanan. Cabang yang satu
berperan sebagai dendrit, sementara yang lain sebagai akson. Fungsi neuron bipolar
adalah sebagai interneuron yaitu menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan
spinal cord.
3. Neuron Multipolar
Merupakan jenis neuron yang pada umumnya banyak dijumpai, pada neuron multipolar
terdapat satu buah akson yang terhubung oleh banyak jumlah dendrit. Bentuk neuron
multipolar mempunyai dendrit lebih dari satu, namun hanya memiliki sebuah akson.
Neuron multipolar berfungsi sebagai motoneuron, yaitu membawa sinyal/isyarat dari
sistem saraf pusat menuju ke bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit, Tupun kelenjar.
5
yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
3. Sel Saraf Penghubung/ intermediet/ asosiasi
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
6
1) Otak besar (Cerebrum)
Merupakan bagian yang sangat penting dari otak terdiri dari dua
hemisphere. Otak besar memiliki berat 83% dari total berat otak. Cerebrum
terdiri dari Cerebral Cortex yang memiliki empat area dan disebut lobus, yaitu
lobus frontal, lobus pariental, lobus oksipital, dan lobus temporal. Lobus frontal
merupakan pusat kemampuan motorik yaitu berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Terdiri atas, sebagai berikut :
➢ Bagian belakang (oksipital) →pusat penglihatan.
➢ Bagian samping (temporal) →pusat pendengaran.
➢ Bagian tengah (parietal) →pusat pengatur kulit dan otot terhadap panas,
dingin, sentuhan, tekanan.
➢ Bagian depan (frontal) →pusat perkembangan kecerdasan, ingatan, kemauan,
dan sikap.
➢ Medula Oblongata merupakan salah satu bagian dari batang otak. Medula oblongata
banyak mengandung ganglion otak. Berperan dalam mengontrol fungsi-fungsi
otonomik (fungsi yang tidak disadari) seperti pernapasan, pencernaan, detak jantung,
fungsi pembuluh darah, batuk, serta menelan dan bersin.
➢ Pelindung otak
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut
meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.
• Tengkorak.
• Ruas-Ruas Tulang Belakang.
• Tiga Lapisan Selaput Otak (Meningen).
a. Pia meter
Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, sertamelekat erat pada
otak. Piameter penuh dengan pembuluh darah, di permukaan otak, suplai oksigen
dan nutrisi, mengangkut sisa metabolisme.
b. Lapisan araknoid
Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter danmengandung sedikit
8
pembuluh darah. Ruang araknoid
c. Durameter
Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal danterdiri dari dua lapisan.
Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi
spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam
kranium dan berperan sebagai periosteumdalam pada tulang tengkorak. Lapisan
meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat
kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium
serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari
araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang
potensial antara perioteal luar danlapisan meningeal dalam pada durameter di regia
medulla spinalis.
Fungsi :
• Di bagian dalam ada (1) akar dorsal yang mengandung neuronsensorik. (2)
akar ventral yang mengandung neuron motorik.
9
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun
diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran
jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan
serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai.
Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui
foramina intervertebral.
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
Kanal sentral berukuran kecil dikelilingioleh substansi abu-abu bentuknya seperti
huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan
mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak
termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu.
Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di
antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf
perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan
kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu
radiks ventral.
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi
funikulus anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau
traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dantujuannya.
10
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis.
Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak; saraf spinal, yang berasal dari
medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
➢ Berdasarkan asal percabangannya, sistem saraf perifer dibagi menjadi 2, yaitu 12 pasang saraf
serabut otak (saraf cranial), dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu
sebagai berikut :
a. 12 pasang saraf serabut otak (saraf cranial). Tugas dari saraf kranial adalah untuk
mengontrol fungsi motoric dan sensorik tubuh, yaitu sebagai berikut:
11
• 3 pasang saraf sensori.
• 5 pasang saraf motori.
❖ Dua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tubuh tertentu, misalnya telinga,
hidun, mata, dan lidah. Adapun nervus cranialis /nama-nama saraf tersebut adalah
sebagai berikut :
12
X Vagus Pengatur suara Reseptor sejumlah Sensorik-
(sensorik) dan organ dalam laring motorik
perasa (motorik) paru-paru, jantung,
aorta, lambung
XI Asesori Pergerakan leher Proprioseptor otot Motorik
dan pundak, leher, pundak, faring,
pergerakan faring dan laring
dan laring
XII Hipoglosal Pergerakan otot Proprioseptor dalam Motorik
lidah lidah
b. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), berfungsi sebagai penghantar impuls
dari dan ke otak serta sebagai pengatur gerak refleks. Yaitu sebagai berikut :
• 8 pasang → saraf leher (servikal) → menuju kulit kepala, leher, dan otot tangan.
• 12 pasang → saraf punggung (Torakal) → menuju organ-organ dalam.
• 5 pasang → saraf pinggang (Lumbal)→ menuju paha.
• 5 pasang → saraf pinggul (Sakral) → menuju otot betis, kaki, dan jari kaki.
• 1 pasang → saraf ekor (Koksigial) → menuju sekitar tulang ekor.
➢ Berdasarkan cara kerjanya, sistem saraf tepi (Perifer) dibedakan menjadi 2 yaitu saraf somatik dan
saraf otonom.
13
b ) Saraf Otonom (tak sadar)
Yaitu sistem yang mengendalikan kerja kelenjar atau organ dalam tubuh secara
tidak sadar. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing- masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat
pada pangkalganglion disebut urat saraf pra gangliondan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion. Urutan jalannya rangsang pada gerak tak
sadar (gerakan refleks): Reseptor → Saraf Sensorik → Sumsum Tulang Belakang
→ Saraf Motorik → Efektor.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakangmenempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
14
keterhubungan dengan ganglion yang telah tersebar ke seluruh tubuh.
2 Kelenjar air mata Tidak ada efek Menstimulasi keluarnya air mata
3 Kelenjar air liur Menghambat sekresi air liur Merangsang sekresi air liur
15
11 Kulit • Kontraksi otot penegak rambut • Tidak berpengaruh pada otot
penegak
• Merangsang produksi keringat
• Tidak berpengaruh pada
• Merangsang vasokonstriksi,
produksi keringat
yaitu mengecilnya diameter
pembuluh darah, biasanya • Merangsang vasodilatasi, yaitu
pada arteriola membesarnya diameter
pembuluh darah, biasanya
pada arteriola
3. Penyakit Alzheimer
Merupakan penyakit neurodegenerative (proses penuaan di otak) yang dapat
mempengaruhi kemampuan fungsi kognitif, seperti penurunan daya ingat hingga
perubahan perilaku. Misalnya lebih agresif, penuntut, dan sangat mudah curiga
terhadap orang lain. Sampai pada tahapan yang kronis, penderita akan mulai
mengalami halusinasi, yakni kesalahan dalam mempersepsi sesuatu. Selanjutnya
kemampuan berbicara dan berbahasa akan semakin melemah. Sampai akhirnya ia
tak bisa mengerjakan aktivitas tanpa bantuan orang lain.
4. Epilepsi
Merupakan gangguan yang terjadi karena terdapat letusan aktivitas listrik di otak
yang berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kejang
berulang tanpa penyebab yang jelas.
Penyebab seseorang mengalami epilepsi belum diketahui secara pasti, namun
terdapat dugaan bahwa kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor seperti pengaruh
genetic, gangguan perkembangan (autism atau neurofibromatosis), kondisi medis
yang menyebabkan kerusakan pada otak (stroke, meningitis, atau tumor otak), serta
cedera kepala.
5. Bell’s Palsy
Merupakan kondisi berupa kelemahan atau lumpuhnya saraf yang mengontrol
otot wajah pada salah satu sisi wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh paparan
17
udara dingin, dan infeksi virus tertentu, seperti herpes, influenza, gondong, dan lain-
lain. Bias any kondisi ini sementara dan bisa pulih dalam jangka waktu tertentu.
6. Meningitis
Merupakan salah satu penyakit infeksi saraf yang menyebabkan selaput di
sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meninges) mengalami radang. Penyakit
ini biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri.
7. Ensefalitis
Radang otak atau esenfalitis adalah kondisi medis berupa peradanga pada otak
akibat infeksi bakteri, virus atau jamur. Esenfalitis ringan biasanya akan
menimbulkan gejala yang menyerupai flu, seperti demam, sakit kepala, mual dan
muntah, serta nyeri otot dan sendi.
Namun pada kasus yang lebih parah, esenfalitis dapat mennibulkan gejala
seperti demam tinggi, nyeri kepala hebat terus-menerus, kejang, lingling, gerakan
motoric menjadi lebih lambat, gangguan pada indra pengecap, hingga penurunan
kesadaran.
8. Multiple Sclerosis
Merupakan gangguan neurologis yang diduga disebabkan oleh penyakit
autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat, seperti otak dan sumsum tulang
belakang karena sistem imun tubuh secara keliru menyerang myelin (selaput
pembungkus saraf) di sistem saraf pusat. Kondisi ini dapat menyebabkan
penderitanya mengalami gangguan gerak dan penglihatan, seperti mati rasa pada
tungkai, kesulitan berjalan, tremor, pandangan menjadi kabur, nyeri saat
menggerakkan mata, dan lain-lain.
9. Tumor Otak
Merupakan kondisi medis yang terjadi karena adanya pertumbuhan jaringan
abnormal di otak. Tumor otak dapat dilakukan oleh mutase genetic di dalam otak.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari mutase genetik tersebut. Namun,
terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami tumor otak, yaitu riwayat keluarga, pertambahan usia, zat atau partikel
racun, serta paparan radiasi.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk di deteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf
adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan
. sitem saraf di bagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf otak dan saraf tulang belakang ).
Kemudian sistem saraf sadar (sistem saraf somatik) terdiri atas 12 pasang
saraf tepi kranial, dan 31 pasang saraf tepi spinal, serta sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom ) terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf para
simpatik. Impuls dapat dihantarkan melalui dua cara yaitu penghantara
impuls melalui sel saraf, impuls yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Serta penghantaran impuls
melalui sinapsis yaitu titik temu antara terminal akson salah satu neuron
dengan neuron lain dinamakan sinapsis. setiap terminal akson membentuk
tonjolan sinapsis.
19
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-saraf-pada-manusia/
https://idschool.net/sma/sel-saraf-struktur-bentuk-dan-jenis/?amp
20