Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN OBAT


LIDAH BUAYA (Aloe Vera)

Disusun Oleh :

Djiwandari Lely (H3316011)


Lutfi Septi (H3316023)
Mukhlishin Nur Pamungkas (H3316026)

PROGRAM STUDI D3 AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover.............................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................. 1
Bab II Pembahasan ....................................................................................... 2
Klasifikasi lidah buaya ...................................................................... 2
Morfologi lidah buaya ...................................................................... 2
Jenis lidah buaya .............................................................................. 3
Cara budidaya ................................................................................... 4
Pengendalian hama dan penyakit ..................................................... 7
Panen ................................................................................................ 8
Pengelolaan pasca panen .................................................................. 9
Bab III Penutup ............................................................................................ 10
Kesimpulan ...................................................................................... 10
Saran ................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau
panduan bahan- bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah
dan rohaniah pada manusia. Obat dapat bersifat sebagai obat jika sesuai
dengan dosis dan waktu yang tepat. Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika
dikonsumsi dengan dosis yang berlebihan.
Banyak masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan
tanaman obat keluarga. Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan
baku dalam pembuatan obat tradisional dan tidak mengerti cara untuk
mengolah bahan tersebut. Ini dapat menyebabkan efek samping yang
berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan secara berlebihan.
Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap penggunaan
obat yang rasional demi kepentingan keluarga. Menurut (WHO, 1992),
penggunaan obat rasional mensyaratkan pasien menerima pengobatan yang
sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dengan dosis yang tepat, jangka waktu
2 pemberian obat yang benar, dan mendapatkan harga obat yang paling
murah. Untuk bayi terutama bayi usia balita, dianjurkan untuk tidak
memberikan obat bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah budidaya tanaman obat mengenai lidah
buaya adalah :
1. Untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi mengenai lidah buaya
2. Untuk mengetahui cara budidaya lidah buaya sebagai tanaman obat
yang benar

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Klasifikasi Lidah Buaya
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L
Lidah buaya ciri-cirinya biasa hidup di tempat yang memiliki suhu
panas atau baiasa di tanam di dalam pot ataupun di pekarang rumah untuk
dijadikan tanaman hias. daunnya agak runcing berupa taji, tidak tipis, getas,
pinggirnya bergerigi/ berduri kecil, permukaannya berbintik-bintik,
panjangnya mencapai 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang
panjangnya mencapai 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan
(jingga), banyak di afrika sisi utara, hindia barat.
2. Morfologi Lidah Buaya
a. Batang
Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya
sanagt pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang
rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa
species yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m. Species ini
dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang
iniakan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan.

2
3

b. Daun
Seperti halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah buaya
berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal
tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin
dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau
lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian
bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak
(sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini
akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya
dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan
disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau
duri yang tumpul dan tidak berwarna.
c. Bunga
Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang
2-3cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjungkai
melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-
100cm.
d. Akar
Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek
dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40cm
3. Jenis-jenis lidah buaya
a. Aloe ferox
Jenis ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan lidah buaya
pada umumnya, namun lidah buaya ini memiliki bunga yang sangat
cantik dan memiliki buah yang berwarna hitam keputih-putihan. Mafaat
dari lidah buaya jeis ini adalah untuk obat sakit perut, obat eksim dan
untuk penumbuh rambut.
b. Aloe barberae
4

Jenis ini adaah jenis lidah buaya yang terbesar di Afrika tingginya
menjapai 0,9 meter sehingga jenis ini terlihat seperti pohon yang
memiliki duri. Jenis ini dapat diguakan sebagai tanaman hias di halaman
rumah
c. Aloe dichotoma
Berbentuk seperti pohon besaryang memiliki cabang-cabang halus.
Lidah buaya ini berwarna kuning keemasan dipadu warna kecklatan
pada bagian sisiknya.
4. Cara Budidaya
a. Persiapan Lahan Budidaya Lidah Buaya
1. Tanaman lidah buaya ditanam di kebun dengan model lahan tegalan
maupun ladang. Langkah awal dalam persiapan lahan yang ingin
ditanami lidah buaya adalah bersihkan ladang dari segala macam
gulma.
2. Pembukaan lahan untuk penanaman lidah buaya sebaiknya dilakukan
pada saat musim kemarau dengan tujuan agar pengolahan tanahnya
dapat dilakukan pada awal musim hujan.
3. Waktu tanam lidah buaya paling tepat jika dilakukan pada awal
musim hujan, namun untuk daerah-daerah yang kondisi airnya
memadai seperti irigasi teknis atau sumber air yang dekat dekat
dengan kebun, penanaman lidah buaya dapat dilakukan sepanjang
tahun.
4. Suhu yang dibutuhkan sekitar 30°C. Media tanam yang baik adalah
tanah dengan tekstur porous dan banyak mengandung humus dengan
Ph 4,5- 5,5. Pertumbuhan lidah buaya paling baik adalah di daerah
dengan ketinggian topografi sekitar 100-700 mdpl.
5. Penanaman sebaiknya berlokasi di lahan datar dan terbuka (tidak ada
pohon pelindung). Lahan yang sudah dibersihkan dilanjutkan dengan
pengolahan tanah dengan cara mencangkul dengan kedalaman 30-40
5

cm sampai struktur tanah gembur dan diamkan tanah selama 15 hari


agar tanah benar-benar matang. Lakukan pengolahan tanah yang
kedua kalinya sambil membuat lubang (tugal) dengan kedalaman 20
cm – 30 cm.
b. Pembibitan dan Penanaman Lidah Buaya
1. Pembibitan lidah buaya dilakukan dengan cara vegetatif, yakni
dengan mengambil anakan yang melekeat pada tanaman induk. Cara
pengambilannya yaitu dengan mencongkel dan memisahkan
tanaman anakan dari tanaman induk hingga pada bagian akar, dan
diusahakan agar akar tidak sampai putus. Anakan tersebut yang
kemudian ditanam pada pot/polybag baik sebagai bibit dengan waktu
pembibitan selama 3-5 bulan untuk kemudian dipindah ke lahan
tanam, atau dibiarkan tumbuh jika pot/polybag dijadikan sebagai
tempat tanam hingga lidah buaya siap untuk dipanen.
2. Cara penanaman tidak berbeda jauh dengan tanaman yang lain, hanya
saja jangan terlalu dalam agar bibit tidak mengalami pembusukan
dan juga tidak terlalu dangkal agar bibit tidak roboh. Kedalaman
yang ideal untuk menanam bibit lidah buaya yaitu kurang lebih 10
cm. Pada saat menanam bibit lakukan dengan hati-hati agar daun
tidak patah dan bibit tidak terhimpit.
c. Perawatan Lidah Buaya
Dalam melakukan perawatan tanaman lidah buaya, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:
1. Pemumupukan
Tujuan pemupukan bagi tanaman lidah buaya adalah untuk
mencukupi asupan kalium dan unsur-unsur nitrogen guna
pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan zat hijau daun serta
pembentukan jaringan tanaman. Selain itu dibutuhkan pula
6

pemupukan fosfat untuk membantu merangsang perkembangan dan


pertumbuhan akar.
Pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang perlu pula
diberikan untuk memperbaiki struktur tanah. Jika menggunakan
pupuk organik dalam bentuk pupuk kandang, bahan yang terbaik
adalah kandang yang berasal dari kotoran sapi, karena kotoran sapi
memiliki kandungan unsur hara yang cukup banyak, utamanya
nitrogen serta unsur mikro lainnya. Selain itu, pupuk kandang yang
berasal dari kotoran sapi juga tidak merangsang tumbuhnya jamur.
pemupukan tanaman maka anda sebaiknya mengetahui
mengenai takaran dan juga bagai mana cara pemupukan yang tepat.
Cara menanam lidah buaya dalam polybag yang sudah dilakukan
dengan baik maka tentu perlu pemupukan yang tepat juga. Anda bisa
menggunakan pupuk NPK atau juga bisa menggunakan pupuk
organic. Jika anda menggunakan pupuk NPK maka anda bisa
memberikan 2 gr pupuk untuk setiap polybag yang anda miliki.
Pilihan lain untuk pupuk yang baik adalah pupuk cair organic. Anda
bisa memilih pupuk mana yang paling tepat. pemberian pupuk bisa
dilakukan setiap dua minggu sekali agar tanaman anda selalu sehat
dan juga tumbuh dengan subur. Setelah anda memberikan pupuk
dengan tepat maka anda juga harus memperhatikan perawatan yang
lainnya.
2. Pembubunan dan Penyobekan
Saat tanaman berumur 3 bulan, lakukanlah pembubunan dengan
cara meninggikan dan memadatkan tanah yang ada di sekililing
batang tanaman. Selain untuk memperkokoh berdirinya tanaman,
juga untuk menggemburkan dan mendekatkan tanaman dengan
makanan. Selain itu untuk pengendalian gulma, tapi untuk lidah
7

buaya yang ditanam pada pot/polybag jarang sekali ditemukan gulma


sehingga praktis tidak butuh penyiangan.
Hal yang perlu dilakukan bersamaan dengan pembubunan
adalah pemupukan dan penyobekan tanaman, yakni memisahkan
tanaman yang sudah mengeluarkan anakan dalam jumlah yang
banyak. Tujuan dari penyobekan, selain agar tanaman induk
memperoleh makanan yang cukup untuk dapat berkembang tumbuh
dengan maksimal, juga untuk memperoleh anakan baru yang dapat
dimanfaatkan sebagai bibit.
Penyobekan harus dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 5-
6 bulan, karena pada usia tersebut tanaman sudah dapat dipastikan
telah mengeluarkan anakan yang terpendam di dalam tanah. Untuk
melakukan penyobekan, gunakan pisau yang tajam dan lakukan
dengan hati-hati.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
a) Gulma
Tanaman lidah buaya ditanam hingga beberapa bulan bahkan
beberapa tahan,dengan daun yang tidak rimbun.Hal tersebut
mengundang tumbuhnya beberapa gulma disekitar tanaman,maka
perlu dilakukannya pengendalian gulma terhadap tanaman. Jenis
gulma yang biasanya tumbuh dan merugikan ialah rumput
teki,alang-alang,rumput gerinting,krokot dan lainnya.Gulma
dapat dikendalikan mulai dari gulma masih kecil dengan cara
mencabutnya secara langsung,atau menggaguk atau
mencangkulnya.Selain itu dapat pula memakai bahan kimia
seperti herbisisda.
b) Hama
1) Ulat pemakan daun
8

Ulat pemaakan daun menyerang terhadap tanaman muda


dan menyebabkan pertumbuhan pada tanaman terhambat.
Cara mengendalikannya dapat dilakukan penyemprotan
dengan menggunakan insektisida
2) Bekicot
Bekicot biasanya merusak daun-daun
tanaman.Pengendalian sejenis siput kecil ini dapat dilakukan
dengan cara mengumpulkannya secara manual. Bekicot yang
telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai pakan ternak
seperti bebek atau yang lainnya,atau dapat langsung
dimusnahkan. Bekicot biasanya bertempat dan menyerang
pada tempat yang lembab seperti pada semak.
c) Penyakit
Untuk penyakit yang biasanya menyerang pada lidah buaya
ialah jamur,jamur dapat menyebabkan pembusukan pada bagian
pangkal batang atau daun. Dampak dari serangan jamur ialah
tanaman menjadi layu dan menjadi mati. Untuk
mengendalikannya bisa melakukan pengatutan pada drainase
tanah. Apabila tanaman yang terserang sudah parah, dapat
dilakukan pemusnahan tanaman dengan cara mencabunya dan
membakarnya.
6. Panen
Tanaman yang pertumbuhannya sehat dan maksimal, dapat
dipanen setelah usia 6 bulan. Tetapi, pada umumnya pemanenan
dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 1 tahun, setelahnya panen
dapat dilakukan terus menerus setiap bulan selama 7-8 tahun dengan
kuantitas panen 2-3 buah pelepah tiap satu tanaman per panennya.
Cara memanen dengan memetik daun lidah buaya paling luar
yang umurnya paling tua dengan menggunakan pisau
9

atau cutter. Pelepah daun tersebut selanjutnya dibawa ke tempat


penyortiran untuk dilakukan proses lebih lanjut.
7. Penangan pasca panen
Penanganan pasca panen perlu dilakukan dengan cermat untuk
menghindari terjadinya kerusakan pelepah. Pemotongan pelepah saat
panen hanya pada bagian yang paling bawah atau yang telah cukup usia,
untuk pengiriman pelepah segar dengan jarak tempuh yang jauh, tiap-
tiap pelepah dapat dibungkus menggunakan kertas koran bekas atau
menggunakan kertas minyak untuk menjaga kualitas pelepah aloe vera
tetap baik hingga tempat tujuan. Selain diberikan perlakuan untuk
mengurangi transpirasi dan respirasi pada lidah buaya, penangan pasca
panen lainnya bisa dilakukan dengan membuat produk makanan atau
produk kecantikan yang berbahan dasar aloe vera.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Lidah Buaya biasa hidup di tempat yang memiliki suhu panas atau biasa di
tanam di dalam pot ataupun di pekarang rumah untuk dijadikan tanaman
hias
b. Lidah buaya dapat digunakan sebagai bahan obat yang manjur dan sebagai
bahan makanan
c. Perbanyakan lidah buaya dapat dilakukan dengan cara vegetative
d. Pengelolaan lidah buaya mudah sesuai dengan apa yang kita butuhkan

2. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca beralih kepada
bahan-bahan alami terutama Lidah Buaya sebagai bahan baku obat dan
makanan karena hal ini akan lebih aman untuk digunakan dibandingkan
dengan menggunakan bahan-bahan kimia

10

Anda mungkin juga menyukai