Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM ILMU FAAL

METABOLISME ENERGI

Kelompok VI:
KELAS C dan D
1. Renandini Danistha
(051111012)
2. Putri Kurniawati S.
(051111030)
3. Natasha Era Radita
(051111052)
4. Nur Fitri Annisah
(051111056)
5. Muhammad Huda
(051111068)
6. Afina Fani A.
(051111074)
7. Kartiko Arif Purnomo
(051111086)
8. Adhe Wildan Mahbub
(051111100)
9. Anisha Marzilia S. P.
(051111112)
10.Aisha Astari Ekaputri
(051111142)
11.Dhita Chayaning Maharani
(051111160)
12.Devilia Megawati
(051111170)
13.Yulianie Erlitania S.
(051111176)
14.Moh. Nauval Hidayatullah
(051111188)
15.Ode Abdul Majid Al Idrus
(051111196)
16.Noor Septia Reyhana
(051111202)
17.Filza Nur Aini
(051111218)
18.Mila Resmi Ananda
(051111226)
19.Naksa Garnida Arfie
(051111240)
20.

23.

21.
22.
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
24.
2012/2013

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Teoritis
1.1.1. Metabolisme Basal dan Angka Metabolisme
25.
Pengertian metabolisme meliputi setiap proses kimiawi yang
terjadi di dalam badan. Proses ini tentu saja menyangkut proses pembentukan
dan penggunaan energi. Karena itu, tingkat aktifitas metabolisme seseorang
dapat dinilai dengan melihat besarnya energi yang digunakan yang dapat
dilihat dari besarnya panas yang dilepaskan oleh badan atau besarnya
pemakaian oksigen.
26.
Derajat metabolisme seseorang sangat dipengaruhi oleh
aktifitas atau kerja dari orang yang bersangkutan. Karena aktifitas kerja sangat
bervariasi, maka diperlukan suatu keadaan standart dimana dengan demikian
tingkat metabolisme seseorang dapat dinilai dan dibandingkan. Keadaan itulah
yang disebut dengan keadaan basal. Yang disebut keadaan basal adalah suatu
keadaan jaga (tidak tidur) tetapi orang yang bersangkutan dalam keadaan
istirahat fisik maupun mental yang berada dalam lingkungan yang bersuhu
nyaman. Jadi pada saat itu tidak ada pekerjaan luar (external work) yang
dilakukan, selain itu diperlukan keadaan post absortive yaitu agar terbebas
dari pengaruh SDA (Spesific Dynamic Action).
27.
Syarat untuk mendapatkan keadaan basal:
1. Paling baik bila pemeriksaan dilakukan di pagi hari waktu subjek baru
bangun tidur, belum melakukan aktifitas apa-apa. Tetapi keadaan ini tidak
selalu dapat dilaksanakan, oleh karena itu untuk mendekati keadaan basal
ini, maka sebelum pemeriksaan, aktifitas subjek sangat dibatasi dan
diperlukan istirahat terlebih dahulu minimal jam sebelum pemeriksaan.
2. Pemeriksaan dilakukan subjek dalam keadaan istirahat tiduran.
3. Ruang pemeriksaan dalam suasana tenang dan dalam batas suhu nyaman.
4. 10-12 jam terakhir subjek tidak makan, boleh minum air tawar.
5. Malam hari sebelum pemeriksaan , subjek dapat tidur nyenyak dan cukup
waktu.
6. 2 hari terakhir (48 jam), subjek tidak makan banyak protein dan lemak.
7. Pada waktu pemeriksaan, subjek harus bebas dari pengaruh obat-obatan.
28.
Besarnya metabolisme basal dapat dinyatakan dalam satuan KJ/m2 luas
permukaan badan/jam atau kcal/m2 luas permukaan badan /jam.
29.
BASAL METABOLIC RATE (B.M.R)
30.
Yang dimaksud dengan Basal Metabolic Rate pada hakekatnya
adalah produksi panas per satuan waktu pada orang yang dalam keadaan basal.
Untuk kepentingan klinik, dimana perlu membandingkan metabolisme basal
seseorang dengan angka normalnya, maka hasil pengukuran metabolisme basal
dinyatakan dalam besarnya penyimpangan metabolisme basal seseorang dari
harga standart kelompoknya, yang dinyatakan dalam %. Dari dua daftar nilai
Metabolisme Basal (Aub du Bois dan Fleisch) saat ini yang banyak digunakan
adalah harga standart Fleisch. Penyimpangan positif menunjukkan bahwa
aktifitas metabolisme orang tersebut meningkat misalnya adanya peningkatan

hormon tiroid. Pengukuran metabolisme basal dapat juga digunakan sebagai


tolak ukur untuk menentukan kebutuhan kalori seseorang.
1.1.2. Metabolisme Kerja
31.
Pada waktu kerja di samping keperluan basal diperlukan tenaga
ekstra untuk melakukan kerja tersebut. Besarnya tenaga ekstra tentu saja
tergantung dari beratnya pekerjaan yang dilakukan. Pada percobaan ini, akan
diukur besarnya metabolic rate pada waktu kerja.
1.2. Masalah
1.2.1. Bagaimana menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme basal dan
metabolisme kerja orang coba?
1.2.2. Mengapa perlu menghitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja?
1.2.3. Bagaimana menghitung dan membandingkan pengukuran BMR dengan rumus
Reed?
1.2.4. Apa saja faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil pengukuran BMR?
1.3. Tujuan
1.3.1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme basal dan metabolisme
kerja orang coba.
1.3.2. Mempelajari perlunya menghitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate
saja.
1.3.3. Menghitung dan membandingkan pengukuran BMR dengan rumus Reed:
32.
BMR = 0,75 {(frekuensi nadi) + 0,75 (tekanan nadi)}-72
1.3.4. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil
pengukuran BMR.
33.
II. METODE KERJA
2.1.
Sarana
1. Alat spirometer
2. Alat pencatat suhu ruangan
3. Barometer
4. Pipa mulut (mouth piece) dan penjepit hidung
5. Timbangan dan pengukur tinggi badan
6. Tabel Nomogram Aub du Bois
7. Cermin kecil
8. Beban
9. Metronom
10. Tempat tidur
11. Tensimeter
2.2.
Tata Kerja
2.2.3. Pemeriksaan Metabolisme Basal
1. Pemeriksaan secara tak langsung dilakukan dengan menggunakan alat
spirometer. Spirometer termasuk jenis kalorimeter tertutup. CO 2 dalam
pemeriksaan ini dihilangkan dengan peningkatan gas CO2 oleh soda lime.
Penurunan tabung sungkup dari awal menunjukkan besarnya pemakaian O2.
2. Persiapan orang coba.
a. Mencatat: nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan.
b. Menghitung luas badan badan orang coba dengan Nomogram Aub du
Bois.
c. Orang coba berbaring istirahat tenang minimal setengah jam.
3. Persiapan alat-alat:
a. Mencatat suhu ruang dan tekanan udara yang terbaca pada barometer.

b. Spirometer
Membilas sungkup 2-3 kali dengan udara atmofer dengan cara
menekan ke bawah dan ke atas sungkup. Memastikan terlebih dahulu
kran pengatur aliran udara pada ujung pipa dalam keadaan terbuka
agar sungkup dapat ditekan dan ditarik.
Memeriksa soda lime-nya apakah sudah mengalami kejenuhan
dengan cara melihat perubahan warnanya.
Memeriksa pipa-pipa aliran udara terpasang dengan benar, hawa
ekspirasi keluar melewati soda lime masuk ke dalam sungkup.
Mengisi sungkup dengan O2 melalui kran pengisi O2. Memperhatikan
kran pengatur aliran udara pada ujung pipa napas dalam keadaan
tertutup.
Mamasang kertas pada drum (tromol).
Mengisi tinta penulis jika perlu.
Memasang pipa mulut (mouth piece) yang telah disterilkan.
Menghubungkan arus lisrik dan periksa jalannya tromol (kecepatan
rendah).
4. Jalannya pemeriksaan
a. Setelah istirahat, menjelang pemeriksaan mengukur suhu tubuh,
frekuensi nadi, tekanan darah serta frekuensi pernapasan. Memastikan
jiwa betul-betul tenang.
b. Memasang pipa mulut orang coba, kemudian jepitlah hidungnya dengan
penjepit hidung. Membiarkan orang coba membiasakan diri dengan
alatnya (masih bernapas dengan udara luar).
c. Setelah pernapasan teratur, menjalankan tromol pencatat. Kemudian
pada akhir ekspirasi, membuka kran pengatur aliran udara sehingga
orang coba bernapas dengan udara dalam spirometer.
d. Memeriksa jangan sampai ada kebocoran gas melalui mulut, maupun
hidung.
e. Mengukur kembali frekuensi nadi, frekuensi pernapasan pada
pertengahan percobaan.
f. Mencatat suhu spirometer. Ini adalah suhu udara di dalam spirometer.
g. Melanjutkan percobaan sampai didapat grafikyang teratur, paling sedikit
dalam enam menit.
h. Setelah selesai, melepaskan semua alat dari orang coba.
i. Jangan lupa menghitung kembali frekuensi nadi dan frekuensi
pernapasan orang coba setelah percobaan.
j. Untuk menghitung pemakaian O2, buatlah garis lurus yang banyak
menyinggung titik ujung akhir ekspirasi dari grafik yang didapat.
5. Contoh perhitungan
a. Laki-laki 21 tahun, TB=165 cm; BB=65 kg; luas badan= 1,43 m2
b. Pemakaian O2 6 menit= 1,6 liter, suhu spirometer= 27C.
34.
Tekanan uap air jenuh pada 27C= 26,5 mmHg.
c. Barometer ruangan= 763 mmHg.
d. Mengubah volume Ambient Temperature Pressure Saturated (ATPS) ke
Standard Temperature Pressure Dry (STPD).

VI PI
T1

35.
V 2=

V 2 P2
T2

V 1. P1. T 2
P 2.T 1

76326,5
273
x
=1,41 liter
760
273+27
e. Pemakaian O2 tiap jam= 60 min/60min x 1,41 liter= 10 x 1,41= 14,1
liter.
f. Pada keadaan Post Absorptive (satu liter O2 setara dengan 4,825 kcal).
14,1 x 4,825
g. Metabolic Rate=
= 39,33 kcal/m2/jam.
1,73
37.
38.
39. Cara menghitung Metabolisme Basal (BMR)
40. Di dalam daftar Aub du Bois, didapatkan bahwa untuk seseorang lakilaki berumur 21 tahun, metabolisme standart adalah 39,5 kcal/m2/jam.
41.
Bila orang coba dalam keadaan basal, maka:
39,3339,5
42.
BMR=
x 100% = -0,43% (negatif)
39,5
2.2.4. Metabolisme Kerja
43.
Prosedur persiapan dan pelaksanaan sama dengan pemeriksaan
metabolisme basal (BMR), hanya saja selama pengukuran orang coba
melakukan kerja dengan kedua tangannya menggenggam beban di kanan kiri
yang beratnya 500 gram, kemudian orang coba melakukan gerakan fleksi
lengan bawah sampai sudut sendi siku 90, lalu meluruskannya lagi dengan
frekuensi 20 kali per menit (ikuti irama metronom) selama 2 menit saja dan
selanjutnya pengukuran O2 tetap diteruskan sampai 4 menit tanpa melakukan
kerja sehingga total kerja keseluruhan adalah 6 menit. Metabolisme kerja
orang coba dihitung dengan cara seperti pada pemeriksaan metabolisme basal
(BMR).
44.
HASIL
45.
Nama orang coba
: Kartiko Arif Purnomo
46.
Umur
: 18 tahun
47.
Jenis kelamin
: Laki-laki
48.
Pekerjaan
: Mahasiswa
49.
Tinggi badan
: 165 cm
50.
Berat badan
: 43,5 kg
51.
Luas badan
: 1,44 m2
52.
Suhu tubuh
: 37,1 C
53.
Suhu spirometer
: 26 C
54.
Tekanan barometer : 755 mmHg
55.
Tekanan uap jenuh : 25,0 mmHg
56.
Tekanan darah
: 110/80mmHg
3.1.
Pemeriksaan Laju Metabolisme Istirahat
57. Frekuensi nadi
Frekuensi pernapasan
58. *permulaan : 50 / 30detik
*permulaan : 27 / menit
59. *pertengahan : 49 / 30detik
*pertengahan : 23 / menit
60. *akhir : 59 / 30detik
*akhir
: 33 / menit
36.

III.

V 2=1,6 liter x

61. Hitungan:
- Banyaknya pemakaian O2 6 menit
= 2,61 liter ATPS
- Banyaknya pemakaian O2 6 menit
= 2,29 liter STPD
- Banyaknya pemakaian O2 1 jam
= 22,9 liter STPD
- Metabolisme Rate
= 76,73kcal/m2/jam
- Metabolisme baku Aub du Bois
= 41,0 kcal/m2/jam
- BMR orang coba = 76,73kcal/m2/jam = 87,1 %
62.
63.
*Tinggi grafik = 87 mm
64.
* V O2 6 menit = 30 x 87 ml O2 = 2610 ml ATPS = 2,610 liter ATPS
65.
*Mengubah volume ATPS ke STPD :
66.
V2 6 menit = P1.V1.T2
67.
P2 T1
68.
= (755-25) x 2,61 x 273
69.
760 x (273+26)
70.
V2 6 menit = 2,29 liter STPD
71.
V2 1jam
= 22,9 liter STPD
72.
*Metabolic rate
=
V2 x RQ .
73.
Luas prmk tubuh
74.
= 22,9 x 4,825
75.
1,44
76.
= 76,73 kcal/m2/jam
77.
*Metabolisme Baku Aub de Bois : 41,0 kcal/m2/jam
78.
Beda = BMR hitungan BMR standart
79.
= 76,73 41,0
80.
= 35,73 kcal/m2/jam
81.
% Beda
= BMR hitungan BMR standart x 100%
82.
BMR standart
83.
= 35,73 x 100%
84.
41,0
85.
= 87,1%
86.
3.2.
Pemeriksaan Laju Metabolisme Kerja
87. Frekuensi nadi
Frekuensi pernapasan
88. *permulaan : 42 / 30detik
*permulaan : 21 / menit
89. *pertengahan : 46 / 30detik
*pertengahan : 29 / menit
90. *akhir : 55 / 30detik
*akhir
: 45 / menit
91. Hitungan:
- Banyaknya pemakaian O2 2 menit kerja
= 1,5 liter ATPS
- Banyaknya pemakaian O2 4 menit pemulihan = 2,1 literATPS
- Banyaknya pemakaian O2 6 menit
= 3,6 liter ATPS
- Banyaknya pemakaian O2 6 menit
= 3,16 liter STPD
- Banyaknya pemakaian O2 1 jam
= 31,16liter STPD
- Metabolic Rate
= 105,9kcal/m2/jam
92.
93.
*Tinggi grafik = 50 mm
94.
* V O2 2 menit = 30 x 50 ml O2 = 1500 ml ATPS = 1,500 liter ATPS
95.
*Tinggi grafik = 70 mm
96.
* V O2 4 menit = 30 x 70 ml O2 = 2100 ml ATPS = 2,100 liter ATPS
97.
* V O2 6 menit = 3,6 liter ATPS

98.

IV.

*Mengubah volume ATPS ke STPD :


99.
V2 6 menit = P1.V1.T2
100.
P2 T1
101.
= (755-25) x 3,6 x 273
102.
760 x (273+26)
103.
V2 6 menit = 3,16 liter STPD
104.
V2 1jam
= 31,6 liter STPD
105. *Metabolic rate
=
V2 x RQ .
106.
Luas prmk tubuh
107.
= 31,6 x 4,825
108.
1,44
109.
= 105,9 kcal/m2/jam
110.
111.
112.
PEMBAHASAN
4.1.
Diskusi Hasil
113. Pada praktikum metabolisme energi yang dilakukan kelompok kami
dalam keadaan istirahat diperoleh metabolic rate sebesar 76,73 kcal/m2/jam dengan
persentase BMR sebesar 87,1%. Hasil ini sangat berbeda dengan persentase normal
untuk kecepatan metabolisme basal yaitu antara 5% sampai 10% (Guyton &
Hall,1138). Perbedaan hasil ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
meningkatkan metabolic rate, antara lain:
a. Suhu tubuh dan lingkungan
114.
Suhu tubuh orang coba lebih tinggi dari suhu lingkungan, sehingga
tubuh mengalami penyesuaian dan menyebabkan nilai BMR ikut terpengaruh,
sehingga persentase BMR orang coba lebih besar dari normal.
b. Hormon
115.
Orang coba berumur 18 tahun yang mana pada usia tersebut adalah
masa pertumbuhan sehingga hormon pertumbuhan yang berfungsi dalam
memacu pertumbuhan tubuh dapat menurunkan nilai BMR dan persentasenya
lebih besar dari normal.
c. Orang coba tidak memenuhi beberapa syarat untuk mendapatkan kondisi basal,
antara lain orang coba tidak diistirahatkan selama minimal setengah jam sebelum
pemeriksaan, malam hari sebelum pemeriksaan subyek kurang cukup tidur,
dalam kondisi lelah dan 2 hari terakhir mengonsumsi banyak protein dan lemak
sehingga dapat dikatakan orang coba hanya seakan-akan dalam kondisi basal.
116. Sedangkan pada kondisi kerja, nilai metabolic rate semakin tinggi dari
BMR karena semakin banyaknya O2 yang diperlukan kontraksi otot, yaitu sebesar
105,88 kcal/m2/jam.
4.2.
Diskusi Jawaban Pertanyaan
1. Pemeriksaan metabolic rate:
a. Cara langsung adalah pengukuran metabolic rate secara langsung dari panas
atau energi yang dilepas dari pembakaran nutrien di luar tubuh.
b. Cara tidak langsung adalah pengukuran metabolic rate melalui pengukuran
konsumsi oksigen orang coba karena jumlah konsumsi oksigen per satuan
waktu sesuai dengan energi yang dilepas oleh metabolisme.
2. Kalorimeter tertutup adalah kalorimeter yang tidak terjadi pertukaran kalor
antara system dengan lingkungan. Sedangkan kalorimeter terbuka adalah

kalorimeter yang dalam sistemnya terjadi pertukaran energi dengan lingkungan


yang besarnya dapat dihitung
3. Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan metabolic rate, antara lain:
a. Kerja otot (pengerahan otot selama atau tepat sebelum pengukuran)
Saat tidur, metabolisme turun 10%
Aktivitas fisik dan kontraksi otot menyebabkan metabolisme meningkat
Massa otot karena otot mengkonsumsi O2
b. Makanan yang baru dimakan
Saat lapar berkepanjangan, metabolisme naik 40%
Saat makan, metabolisme meningkat (diet-induced thermogenesis)
c. Suhu lingkungan
Kurva hubungan metabolic rate dan suhu lingkungan (seperti huruf U)
Saat suhu lingkungan menurun, metabolic rate meningkat (biasanya
metabolic rate meningkat 14% untuk tiap derajat celsius)
d. Tinggi badan, berat badan, dan luas permukaan tubuh
e. Jenis kelamin
f. Umur
g. Masa pertumbuhan
h. Masa reproduksi
i. Masa menyusui
j. Emosi
k. Suhu tubuh
l. Kadar hormon Tiroid
m. Kadar Epinefrin dan NE
4. Perlu dilakukan perubahan pengukuran kondisi ATPS ke STPD karena semua
volume dan kapasitas paru-paru yang diukur adalah volume dan kapasitas paruparu di dalam alat (ATPS) sehingga harus diubah ke kondisi yang mencerminkan
keadaan sebenarnya dalam tubuh (STPD).
5. Pengaruh SDA terhadap hasil pemeriksaan metabolic rate adalah meningkatnya
produksi panas yang disebabkan oleh pengolahan makanan, terutama protein
(heat production postprandially) sehingga meningkatkan nilai metabolic rate.
SDA protein = 30 kcal (untuk meningkatkan metabolic rate 100 kcal)
SDA karbohidrat = 6 kcal (untuk meningkatkan metabolic rate 100 kcal)
SDA lemak = 5 kcal (untuk meningkatkan metabolic rate 100 kcal)
6. Menurut pendapat kami pengukuran metabolic rate menggunakan rumus Reed
hasilnya pasti akan berbeda dengan hasil percobaan di laboratorium, karena pada
pelaksanaan percobaan di laboratorium, banyak faktor kesalahan yang
mempengaruhi hasil percobaan, di antaranya ketelitian pengukuran nadi dan
nafas, pengukuran O2 sisa pernafasan, dan lain-lain.
117.
V. DAFTAR PUSTAKA
118. Ganong, W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22nd Edition., Appleton &
Lange : A Simon & Schuster Co., Los Altos, California.
119. Guyton, A.C. and Hall J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Edition.,
W.B. Saunders Co., Philadelphia.
120. Marieb, E.N. 2006. Human Anatomy and Physiology. 7th Edition., The Benjamin /
Cummings Publishing Co. Inc., California.

121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
VI.

LAMPIRAN
130.
131.

Hasil Rekaman Grafik Spirometer

Anda mungkin juga menyukai