Anda di halaman 1dari 17

SISTEM

DISPERSI
“PERBEDAAN SISTEM DISPERSI”
NAMA KELOMPOK
1. MEGA JULIANA
2. MINHATUL KURNIA
3. NADIYA BALDATUZ ZAHRA
4. NIDA NUUR JANNAH
5. NISA NURMAYA
6. RAHAYU PRAHASMI
7. RENA DWI SEPTYNINGRUM
8. ROSFIKA
S1.1-1
SISTEM DISPERSI
Keadaan dimana pada saat suatu zat
dicampurkan dengan zat lain kemudian terjadi
penebaran secara merata, maka disebut dengan
sistem dispersi.
Syarat bahan terdispersi:
Ukuran partikel berdimensi atom
Molekul
Berukuran mm
SISTEM DISPERSI
1. DISPERSI KASAR (SUSPENSI)
Merupakan sistem dispersi dengan partikel yang
berukuran relatif besar tersebar merata di dalam
medium pendispersi nya. Ukuran partikel dari
suspensi adalah paling besar djika dibandingkan
dengan jenis campuran yang lain, yaitu lebih besar
dari 100 nm. Oleh karenanya partikel suspensi dapat
dilihat dengan mata telanjang.

Suspensi merupakan campuran yang heterogen dan


tidak stabil. Jika suspensi didiamkan selama beberapa
waktu, partikel-partikel dari suspensi akan
mengendap karena pengaruh gravitasi sehingga
dapat dipisahkan dengan mudah. Kecepatan
pengendapat bergantung pada ukuran partikel
suspensi. Semakin besar partikel suspensi, semakin
cepat proses sedimentasi berlangsung.
SISTEM DISPERSI
2. DISPERSI HALUS (DISPERSI MOLEKULER)
Dispersi halus atau dispersi molekuler dapat juga
disebut larutan sejati merupakan sistem dispersi yang
ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga
tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel
pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun
menggunakan mikroskop ultra.

Dalam larutan, fase terdispersi dan medium


pebdispersinya biasa dikenal dengan solute dan
solven. Partikel-partikel dalam larutan baik solute
maupun solven berupa atom, ion-ion atau molekul
dengan ukuran yang sangat kecil, lebih kecil dari 1
nm. Dari ketiga jenis campuran ukuran partikel dari
larutan adalah yang paling kecil.
SISTEM DISPERSI
3. DISPERSI KOLOID
Koloid berasal dari kata ‘kolia’ dalam bahasa Yunani
yang berarti ‘lem’. Istilah ini pertama kali diperkenalkan
oleh Thomas Graham pada tahun 1861, berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal
tetapi sukar berdifusi. Padahal umumnya kristal mudah
mengalami difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin
ini disebut koloid.

Koloid atau disebut juga dispersi koloid merupakan


sistem dispersi yang memiliki ukuran partikel lebih
besar dari larutan tetapi lebih kecil dari partikel
suspensi. Jika kita mencampurkan susu instan dengan
air, maka susu tersebut akan ‘larut’ tetapi ‘larutan’ itu
tidak bening melainkan keruh. Campuran seperti
inilah yang disebut koloid.
PERBEDAAN DISPERSI:

DISPERSI KASAR

Campuran heterogen Terdiri dari dua fase Tidak stabil

Salah satu atau semua


dimensi partikelnya lebih Dapat disaring
dari 100 nm
PERBEDAAN DISPERSI:

DISPERSI HALUS (MOLEKULER)

Homogen tidak dapat Semua partikelnya berdimensi


dibedakan walaupun Satu fase
(panjang, lebar, atau tebal)
menggunakan mikroskop kurang dari 1 nm
ultra

Tidak dapat disaring Stabil


PERBEDAAN DISPERSI:

DISPERSI KOLOID

Secara makroskopis Partikelnya berdimensi


bersifat homogen tetapi antara 1 nm sampai 100 nm Dua fase
heterogen jika diamati
dengan mikroskop ultra

Tidak dapat disaring Pada umumnya stabil


kecuali dengan penyaring
ultra
JENIS KOLOID
Koloid Terdiri Dari
Aerosol
adalah sebutan untuk koloid yang
medium pendispersinya adalah gas. Sol
Aerosol terbentuk karena adanya adalah sebutan untuk
pendorong/propelan, misalnya partikel padat yang
kloro-fluorokarbon dan CO2 terdispersi dalam
partikel cair.
Gel
adalah sebutan untuk partikel Buih
cair yang terdispersi dalam adalah sebutan untuk partikel gas
partikel padat. Gel terbentuk dari yang terdispersi dalam partikel cair.
sol liofil yang zat terdispersinya Buih terbentuk karena adanya pembuih
mengadsorpsi medium dispersi. Gel yang menstabilkan campuran, misalnya
disebut juga koloid setengah kaku, sabun, detergen dan protein. Buih
karena sifatnya cair namun agak terbentuk dari zat cair yang
padat mengandung pembuih yang dialiri gas
Koloid Terdiri Dari
Emulsi Emulsi terbagi menjadi:
adalah sebutan untuk partikel a.Emulsi minyak dalam air (M/A)
cair yang terdispersi dalam Emulsi dimana minyak (zat yang
partikel cair. Emulsi terbentuk tidak bercampur dengan air)
apabila partikel cair tidak terdispersi dalam air. Contoh:
saling melarutkan. Emulsi santan, susu, lateks.
terbentuk karena adanya
emulgator/pengemulsi yang
menstabilkan campuran.
b.Emulsi air dalam minyak (A/M)
Emulsi dimana air terdispersi dalam
Contoh pengemulsi: minyak (zat yang tidak bercampur
Sabun membuat minyak dan air dengan air). Contoh: mayonnaise,
bercampur. minyak ikan, minyak bumi, mentega
Kasein mengemulsikan susu.
Kuning telur mengemulsikan
mayonnaise

Anda mungkin juga menyukai