sejati)
Adalah partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm.
(Martin, 2008.).
perbedaan dispersi molekular, koloidal dan dispersi kasar adalah sebagai
berikut :
Larutan (Dispersi Molekuler)
Contoh : Larutan Gula
Homogen, tak dapat dibedakan
walaupun
menggunakan
mikroskop ultra
Diameter partikel lebih kecil dari 10-7cm.
Satu fase
Stabil
Tak dapat disaring dan tak memisah ketika didiamkan
Jernih
Bersifat transparan dan meneruskan cahaya
Koloid (Dispersi Koloid)
Contoh : susu
Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika
diamati dengan mikroskop ultra (campuran antara homogen dan
heterogen)
Diameter partikel antara 10-7sampai 10-5cm.
Dua fase
Pada umumnya stabil
Vi
Vo
2. Derajat flokulasi.
Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir
dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume
sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).
=
3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan
redispersibilitas, membantu menemukan perilaku
pengendapan, mengatur vehicle dan susunan
partikel untuk tujuan perbandingan.
4. Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu
temperatur diturunkan sampai titikbeku, lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara
ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok
menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel
dan sifat kristal. (Hoirul, 2010).
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan
obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan
pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. Merupakan sistem dua fase,
yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. yang berukuran
0,1-100
mm,
yang
distabilkan
dengan
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Cara Kerja
1. Pembuatan suspensi/emulsi
Zat aktif disuspensikan/diemulsikan dengan zat pesuspensi atau
emulgator yang ditentukan asisten, dengan variasi konsentrasi tertentu.
Dibuat pula blanko suspensi/emulsi tanpa zat pesuspensi/emuglator.
2. Pengamatan sedimentasi/creaming
Amati dan catat volume sedimentasi yang terjadi dalam interval waktu :
0, 15, 30, 60 dan 24 jam.
3. Tentukan redisperbilitas suspensi setelah 24 jam
3.2 Alat dan Bahan
Alat- alat :
Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Motir
Stamper
Gelas Ukur
Corong
Batang Pengaduk
Magnetik stker
Bunsen
Kassa asbes
Botol
Beaker glass
Milimiter Blok
a. CMC
b. Paracetamol
c. air panas
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
at
http://www.scribd.com/doc/25264308/EMULS
I-Www-hoirulblog-co-Cc-a-PengertianEmulsi-Adalah-Sediaan [diakses tanggal 30
Mei 2011]
Martin, Alfred. Swarwick. Cammarata. 2008.
Farmasi Fisik. Jakarta: UI Press