• METODE PRESIPITASI
zat aktif + pelarut organik gerus homogen (m1)
suspending agent + air gerus homogen hengga terbentuk
mucilago (m2)
masukan m1 dan m2 gerus homogen, encerkan dengan
aquadest
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI
1. Sistem Flokulasi
•Partikel merupakan agregat yang bebas.
•Sedimentasi terjadi cepat.
•Sedimen terbentuk cepat.
•Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdisper
si kembali seperti semula
•Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat da
n diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
2. Sistem Deflokulasi
•Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
•Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel mengendap terpis
ah dan ukuran partikel adalah minimal
•Sedimen terbentuk lambat
•Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi l
agi
•Wujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif l
ama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
Cara Pemakain Suspensi
Suspensi oral
Suspensi
topikal Suspensi
optalmik
Suspensi tetes
Suspensi telinga
injeksi
EVALUASI SUSPENSI
– Volume Sedimentasi
Volume sedimentasi adalah suatu rasio volume sedimentasi akhir terhadap volume mula mula dari
suspendi sebelum mengendap
– Derajat flokulasi
Derajat flokulasi adalah suat rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi terhadap volume a
khir suspensi deflokulasi
– Metode Reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pen
gen dapan, mengatur vehicle, dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
– Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze-thaw cycling, yaitu temperatur diturunkan hingga titik beku, lalu dinaikan hin
gga mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal. Pemeriksaan ini dilakukan
agar sediaan yang dibuat tidak mengalami perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
EMULSI
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terd
ispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang
ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
Komponen Emulsi
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun exte
rnal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
- Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A ( minyak dalam air). Adalah emulsi y
ang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fas
e internal dan air sebagai fase external.
- Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam minyak) Adalah emulsi y
ang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase int
ernal dan minyak sebagai fase external.
Bahan Emulsi
Emulgator alam dari tumbuh tumbuhan :
a. Gom Arab
b. Tragacanth Dispersi tragacanth
c. Agar-agar Emulgator
d. Chondrus
e. Emulgator lain Pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa 1-2 %.
4. Emulgator buatan :
a. Sabun
b. Tween 20 : 40 : 60 : 80
c. Span 20 : 40 : 80
Metode Pembuatan
• METODE GOM KERING
PGA + minyak gerus homogen + tambahkan air
gerus kuat dan cepat hingga terbentuk corpus emulsi + zat aktif enc
erkan dengan sisa air