Anda di halaman 1dari 49

DISPERSI KASAR

(FARMASI FISIKA)

By : Nafisah Isnawati., S.Farm.,


M.Si., Apt
Emulsi
EMULSI
Merup. Suatu sistem yg tdk stabil
secara termodinamika yg
mengandung paling sedikit dua fase
cair yg tdk bercampur, dmn satu
diantaranya didispersikan sbg bola-
bola dalam fase cair yg lain.

(Penstabil : Zat Pengemulsi)


• Ukuran partikel terdispersi 0,1 – 100
mm
• Partikel terdispersi diameter kurang
dari ¼ panjang gelombang cahaya
tampak sehingga transparan pada
mata
KOMPONEN EMULSI
• Fase dalam (internal)
• Fase luar ( eksternal)
• Emulsifiying agent (emulgator)
Pengawetan Emulsi
Sifat bahan yg digunakan dalam emulsi
mudah di tumbuhi mikroba,  perlu
penambahan zat preservative/pengawet.
Syarat pengawet yang digunakan adalah :
- Toksisitas rendah
- Stabil (panas dlm penyimpanan)
- Dapat bercampur dg bahan lain
- Efektive sbg antimikroba
- Bersifat sbg antioksidan
Sifat Rheologi Emulsi
• Rheologi emulsi tergantung pada
konsentrasi
• Viskositas emulsi dipengaruhi o/ zat
pengemulsi.
• Perubahan rheologi akan
mempengaruhi kestabilan emulsi
• Perub. Viskositas mempengaruhi
pengendapan dan terjadinya bentuk
cream
Faktor yg mempengaruhi sifat alir emulsi

1. Fase internal : fraksi volume, interaksi


partikel ( flokulasi, koalesensi), ukuran
partikel, viskositas fase internal, jenis kimia.
2. Fase ekstern : adanya bahan pengental,
bahan elektrolit, pH
3. Emulgator : konsentrasi, sifat kimia,
ketebalan dan sifat rheologi
Keuntungan Sediaan Emulsi
• Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan
susunan yang tidak menyenangkan dan dapat
dibuat lebih enak pada pemberian oral bila
diformulasikan menjadi emulsi.
• Formulator dapat mengontrol penampilan,
viskositas, dan kekasaran dari emulsi kosmetik
maupun emulsi dermal.
Keuntungan Sediaan Emulsi
• Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek
emollient yang lebih besar daripada
dibandingkan dengan sediaan lain.
• Rasa dan bau yg tidak menyenangkan bisa
tertutupi
• Cream minyak dalam air dapat cepat dioleskan
diatas kulit dicampur dengan eksudat air dan
bisa dihilangkan dg pencucian
Kerugian Sediaan Emulsi
• Pembuatan yg kurang benar bisa mengganggu
bioavalabilitas obat
Tujuan Pembuatan Emulsi
• Meningkatkan kelarutan
• Meningkatkan stabilitas
• Memperbaiki penampilan
• Menutupi rasa tidak enak
METODE PEMBUATAN EMULSI
• Metode Gom Kering
• Metode Gom Basah
• Metode botol
• Metode Penyabunan In Situ (Sabun Kalsium,
Sabun lunak, pengemulsi sintetik)
METODE GOM KERING
• Atau metode continental/metode 4:2:1 dibuat
dg jumlah komposisi myk ½, Air 1/2.,
emulgator ¼.
gom di dispersikan kedalam minyak

+ kan air, audk dg cepat  corpus emulsi


METODE GOM BASAH
• Atau metode Inggris, dg
pembuatan mucilago dg
perbandingan 4:2:1
(minyak:air:emulgator)
• Emulgator mucilago + air +
minyak aduk dg cepat
METODE BOTOL
• Metode Forbes, digunakan untuk bahan yg
mudah menguap dan minyak2 dg kekentalan
rendah.
• Merup variasi M.Gom basah + kering, dikocok
dg kuat + fase luar
• Emulgator ¼ dari jumlah minyak + air sesuai
jumlah minyak, kocok + sisa fase luar
M. Penyabunan In Situ ( Sabun Kalsium)

• Emulsi tipe a/m (minyak sayur dan


air jeruk) dalam jumlah yg sama
dikocok kuat, + kan emulgator
( kalsium oleat)
M. Penyabunan In Situ ( Sabun Lunak)
• Basis dilarutkan dalam fase air +
asam lemak dlm fase minyak
• Bahan dilelehkan dg dibagi dlm 2
beker gelas  panaskan sampai
temperatur sama  fase eksternal +
kan ke fase internal, aduk
M Penyabunan In Situ
(pengemulsi sintetik)
• Menggunakan sabun lunak,
emulgator + pada fase yg mudah
melarut
• Perbandingan emulgator 2-5%
• Menggunakan alat homogenizer
Faktor Penting Emulsifikasi
• Polidispersi  pengadukan fase terdispersi
• Energi antarmuka 2 fase yg tdk bercampur 
ketidakstabilan stabilitator antarmuka
• Bahan peningkat viskositas dpt mengurangi
kecepatan penggabungan globul terdispersi
• Dibentuk 2 fase stabilitasi dg fase emulgator
(multi emulsi o/w/o, w/o/w)
• Energi bebas permukaan  koalescen
(penggabungan globul)
Sistem Emulsi Khusus
Tipe emulsi:
a. Tipe o/w
b. Tipe w/o
c. Tipe emulsi ganda w/o/w
d. Tipe emulsi ganda o/w/o
PERISTIWA KETIDAKSTABILAN EMULSI
• Flokulasi dan Creaming
• Penggabungan dan Pemecahan
• Lain2 ( peristiwa kimia fisika, inversi)
Flokulasi dan Creaming
Terjadi karena penggabungan partikel yg
disebabkan oleh adanya energi bebas
permukaan.
Flokulasi ad. peristiwa terbentuknya kelompok-
kelompok globul yang posisinya tidak beraturan
didalam emulsi.
Creaming ad. peristiwa terjadinya lapisan-
lapisan dengan konsentrasi yang berbeda-beda
didalam emulsi.
Penggabungan dan Pemecahan/
Koalesense dan Demulsifikasi
• Peristiwa ini terjadi tidak semata-
mata disebabkan oleh energi bebas
permukaan, tetapi juga disebabkan
oleh ketidaksempurnaan pelapisan
globul dan tidak dapat diperbaiki
melalui pengocokan.
• Peristiwa kimia : Pe+ an alkohol,
Perubahan pH, penambahan
CaO/CaCl2
• Peristiwa fisika : pemanasan,
penyaringan, pendinginan, dan
pengadukan
• Inversi : berubahnya tipe emulsi
secara tiba2 mjd tipe lain dan
bersifat irreversible
PENENTUAN TIPE EMULSI
• Uji pengenceran : metode ini berdasarkan
bahwa suatu emulsi m/a dapat di encerkan
dengan air dan emulsi a/m dengan minyak
• Uji konduktivitas (Uji Hantar Listrik) untuk
melihat fase pendispersi adalah air
• Uji kelarutan warna : pewarna larut air akan
larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara
zat warna larut minyak akan larut dalam fase
minyak. Ex. Biru metilen
PENENTUAN TIPE EMULSI
• Tes fluoresensi : emulsi a/m dalam lampu
flouresensi di bwh mikroskop menunjukkan
flourosensi, jika m/a flouresensi berbintik.
• Metode kertas saring/CoCl2 ; kertas saring
dijenuhkan dg CoCl2 dan dikeringkan. Warna
biru  merah muda (emulsi tipe m/a)
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
STABILITAS EMULSI
• Tegangan antarmuka rendah
• Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan
antarmuka
• Tolakkan listrik double layer
• Relatifitas phase pendispersi kecil
• Viskositas tinggi
EMULGATOR DIKELOMPOKKAN MJD:

1. Anionik : sabun alkali, Na- lauril sulfat


2. Kationik : seny amonium kuarterner
3. Nonionik : tween dan Span
4. Amfoter : protein, lesitin, kasein,
FARMASI FISIK
‘n
DESIGN PRODUK OBAT
PENDAHULUAN
• Obat sediaan padat mengalami tahap
pelepasan (disintegrasi  deagregasi 
disolusi)

• Disolusi obat merupakan tahap awal pada


proses absorbsi obat
• Laju disolusi menyatakan jumlah senyawa obat
terlarut persatuan waktu pada kondisi antar
muka cair/padat, suhu, komposisi pelarut
• Absorbsi bahan obat tergantung pada
pelepasan senyawa dr sediaan, disolusi
senyawa obat in vivo, permeabilitas senyawa
obat mll GIT
DISOLUSI OBAT
• ad suatu proses pelarutan
senyawa aktif dari bentuk sediaan
padat ke dalam media pelarut.
Sediaan obat yang harus diuji
disolusinya adalah bentuk padat
atau semi padat
KONSEP DISOLUSI
• Disolusi mengacu pada proses ketika fase
padat (tablet/serbuk) masuk ke dalam fase
larutan (air.)
• Ketika obat melarut, partikel padat memisah
dan molekul bercampur dengan cairan dan
tampak menjadi bagian dari cairan tersebut
• Disolusi obat merup. proses ketika molekul
obat dibebaskan dari fase padat dan masuk ke
dalam fase larutan  menghasilkan larutan
• Tablet  disintegrasi 
granul  deagregasi 
partikel halus  disolusi 
obat dalam larutan 
absorbsi  obat dalam
darah/jaringan
Penentuan kecepatan proses disolusi melibatkan:
• Zat aktif
• Karakteristik fisik sediaan
• Proses pembasahan sediaan
• Kemampuan penetrasi media disolusi ke dalam
sediaan
• Proses pengembangan
• Proses disintegrasi
• Degradasi sediaa
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI DISOLUSI

• Suhu (tinggi  memperbesar kelarutan)


• Viskositas
• pH (basa lemah  mudah larut pd suasana
basa, asam lemah  mudah larut pd suasana
asam)
• Ukuran partikel
• Polimorfisme (ex. kristal metastabil lbh mdh
larut dr pd bentuk stabilnya)
• Sifat permukaan zat
FAKTOR YG MEMPENGARUHI LAJU
DISOLUSI
• Sifat fisikokimia obat (ex.kelarutan)
• Formulasi (pemilihan eksipien)
• Prosesing (metode pembuatan, waktu
pencampuran eksipien, tekanan kompresi)
• Kemasan dan cara penyimpanan (kandungan
kelembapan granul, sensitivitas eksipen thd
kelembapan)
• Alat disolusi dan parameter pengujian
• Media disolusi
Faktor Formulasi
• Bahan tambahan pada sediaan obat dapat mempengaruhi
kinetika pelarutan obat
• Bahan tambahan mempengaruhi tegangan muka antara
medium n bahan obat.
• Penggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob
(magnesium stearat)  menaikkan tegangan antar muka obat
dg medium disolusi.
• Beberapa bahan tambahan lain dapat membentuk kompleks
dg bahan obat (kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang
membentuk kompleks tidak larut dengan tetrasiklin) 
jumlah obat terdisolusi menjadi lebih sedikit dan berpengaruh
terhadap jumlah obat yang diabsorpsi
SIFAT FISIKA KIMIA OBAT
• Sifat fisika kimia obat berpengaruh besar
terhadap kinetika disolusi.
• Luas permukaan efektif dapat diperbesar
dengan memperkecil ukuran partikel.
• Laju disolusi akan diperbesar karena kelarutan
terjadi pada permukaan solut.
• Kelarutan obat dalam air juga mempengaruhi
laju disolusi.
SIFAT FISIKA KIMIA OBAT
• Obat berbentuk garam lebih mudah larut dari pada
obat berbentuk asam maupun basa bebas.
• Obat dapat membentuk suatu polimorfi yaitu
terdapatnya beberapa kinetika pelarutan yang berbeda
meskipun memiliki struktur kimia yang identik.
• Obat bentuk kristal secara umum lebih keras, kaku dan
secara termodinamik lebih stabil daripada bentuk
amorf, kondisi ini menyebabkan obat bentuk amorf
lebih mudah terdisolusi daripada bentuk kristal
(Shargel dan Yu, 1999).
DESIGN PRODUK FARMASI
• Pengembangan formula
• Rancangan bentuk sediaan
• Rute pemberian obat
• Biofarmasetika
• Pertimbangan penting dalam merancang
sediaan farmasi
Istilah Formulasi Obat
• Zat aktif : seny. Yg memiliki efek farmakologi di
dlm organisme (alami, sintetik, tanaman,
hewan, hormon, mineral)

• Eksipien : membantu zat aktif mengawetkan


dan mengatur aksinya, tdk menimbukan efek
samping, tdk mengurangi aksi obat)
KEBUTUHAN UNTUK BENTUK SEDIAAN
• Melindungi zat aktif dari pengaruh yg merusak
( ex. Oksigen/kelembapan)
• Melindungi zat aktif thd pengaruh asam
lambung (obat PO : salut enterik)
• Menutupi rasa pahit, asin, bau, (kapsul, tablet
salut,sirup + perasa)
• Sediaan cair dari zat yg tdk larut/tdk stabil dlm
pembawa
KEBUTUHAN UNTUK BENTUK SEDIAAN
• Obat topical  melengkapi kerja obat yg
optimum dr tempat pemberian
• Penempatan obat yg pas dalam lubang badan
• Penempatan obat secara langsung ke dalam
aliran darah/jaringan tubuh (parenteral)
• Memberikan kerja obat yg optimum mll
inhalasi
Aplikasi Sediaan/SPO
• Oral  tablet, kapsul, larutan, sirup, eliksir,
suspensi, gel, puyer/bubuk/serbuk
• Sublingual  tablet, trokhisi
• Parenteral  larutan, suspensi,
mikroemulsi/nanoemulsi
• Epikutan/transdermal  salep, krim, pasta,
plester, bubuk/sernbuk, aerosol, lotion, pacth
transdermal, gel
Aplikasi Sediaan/SPO
• Konjungtival  salep, krim
• Intraokular  larutan, suspensi
• Intranasal  larutan, semprot, inhalasi, salep
• Intrarespiratori  aerosol
• Rektal  larutan, salep, suppo
• Vagina  larutan, salep, emulsi, tablet, ovula
• Uretral  larutan, suppo
Pertimbangan Terapeutik dlm Rancangan
Bentuk Sediaan
• Umur pasien
• Cara pemberian obat
• Dosis obat
• Komponen formulasi yg akan digunakan
• Interaksi antar senyawa
• Sifat fisikokimia (kelarutan, kecepatan disolusi,
koefisien partisi antara barier lipid dan air,
stabilitas/penguraian)

Anda mungkin juga menyukai