PUSTAKA
1. Remington, 2005, The Science and Practice of
Pharmacy, 21th ed., Philadelphia
SEDIAAN ELIXIR:
Sediaan berupa larutan mempunyai rasa dan bau yag
sedap, mengandung selain obat juga bahan tambahan
gula dan atau zat pemanis lainnya, pewarna, pewangi
dan pengawet, digunakan ebagai obat dalam
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat.
Dapat juga ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen
glikol. Sebagai pengganti gula dapat ditambahkan sirup
gula
Dalam perkembangnnya, penggunaan alkohol
cenderung mulai ditinggalkan dan diganti dengan
pelarut-pelarut organik lainnya
DEFINISI SEDIAAN LARUTAN (SOLUTIONES) (FI IV):
1. AQUEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa air (Aquadest,
aquadem, Purified water)
2. NON AQUAEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa selain air:
- alkohol, gliserol, propilen glikol
- minyak-minyak nabati (Ol. Olive, Ol. Sesami dll)
- Paraffin cair
- Isopropil miristat & isopropil palmitat
(untuk obat luar)
PURIFIED WATER
Diperoleh dengan cara mengolah air (yang berasal dari mata
air/sumber maupun PDAM) melalui serangkaian proses
yaitu klorinasi
- Penyaringan I (Carbon Filter I) Sand Filter-
Penyaringan II (carbon Filter II)- Filter 5 -Reverse
Osmosis-Mix Bed-dilewatkan conductivity meter menuju
tangki penampung (holding tank)
AQUADESTILATA
Adalah air yang diperoleh melalui proses destilasi (hasil dari
proses destilasi air)
AQUADEMINERALISATA
Air yang telah diproses sedemikian rupa sehingga telah bebas
dari mineral (misal melalui proses resin penukar ion)
FORMULASI SEDIAAN LARUTAN
Pertimbangan utama bahan aktif bahan obat dibuat
dalam sediaan larutan:
1. Kelarutan Bahan Aktif
2. Stabilitas Bahan Aktif dalam bentuk terlarutnya
ENERGI PELARUTAN
Energi yang diperlukan oleh proses, merupakan
selisih antara jumlah energi tahap 1 dan 2
dengan energi yang dilepaskan pada tahap 3.
Bila nilainya besar berarti zat tersebut semakin
sulit larut
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
PROSES KELARUTAN:
1. INTERAKSI ANTARA SOLUT-SOLVEN, melibatkan:
- Polaritas solven (momen dipolnya), dikenal
konsep like dissolve like
- Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan
hidrogen (kelarutan zat polar dalam air)
- Gambaran struktur molekul seperti
perbandingan gugus polar terhadap gugus non
polar dari molekul
- Dipengaruhi oleh energi bebas atau entalpi hasil
3 proses: rongga term+, dipolar term+, ikatan
hidrogen term.
Rongga term: mencerminan energi yang dibutuhkan untuk
membentuk rongga pada solven, dipengaruhi:
- Volume molar solut
- Parameter kelarutan Hildebrand (H)
Parameter kelarutan menunjukkan gaya kohesi antar molekul
yang dapat dihitung dari:
- Panas penguapan
- Tekanan internal
- Gaya permukaan
- Dan sifat-sifat lainnya
4. DRUG ABSORBTION
Faktor penentu kecepatan absorbsi:
- derajat ionisasi
- kelarutan dalam lemak
3. Model linier
Menggambarkan fenomena peningkatan kelarutan
senyawa organik non polar secara eksponensial
dengan peningkatan kadar kosolven
Dengan beberapa asumsi:
1. Energi bebas perpindahan solut ke campuran pelarut
ideal adalah jumlah energi bebas perpindahan solut
ke masing-masing pelarut murninya
2. Campuran bersifat ideal, molekul masing-masing
komponen tetap bersifat seperti berada pada pelarut
murninya.
3. Perbandingan air dan kosolven yang mengelilingi
molekul zat terlarut sama dengan perbandingan air-
kosolven media
4. Volume solut dalam larutan dapat diabaikan terhadap
volume komponen solven
5. Tidak terjadi degradasi, solvasi, transisi polimorfik
solut
Mekanisme kosolvensi belum jelas, diduga mengurangi
tegangan antar muka antara air dan zat terlarut
hirdofobik
Posisi solut:
1. Pada permukaan misel
2. Antara rantai oksietilen
3. Di dalam lapisan palisade
4. Bagian lebih dalam dari lapisan palisade
5. Pusat inti misel
Solut seperti terjebak dalam struktur misel
Contoh :
Pensolubilisasi Mensolubilisasi
Contoh:
- dapar fosfat fosfat
- dapar fosfat - sitrat
Persyaratan dapar :
Anti oksidan
Ditambahkan dalam formula untukmencegah terjadinya
oksidasi bahan aktif
Contoh: Asam askorbat, Sodium meta bisulfit
Anti caplocking agent:
Ditambahkan pada formula untuk mencegah terjadinya
caplock akibat terjadinya penguapan dari komponen
dari pelarut yang mudah menguap, sehingga akan
terjadi pengkristalan dari sakarosa (pemanis)
Pelaksanaan:
- Tahap I : plasebo
- Tahap II : formula lengkap (min 3 x percobaan)
- Tahap III : commercial batch
PERSIAPAN SCALE UP:
Instalation Qualification (IQ)
Pemastian pemasangan alat/komponen alat sesuai
dengan ketentuan / spesifikasi
Dilakukan:
- Pada saat pemasangan alat (baru)
- Pada saat dilakukan penggantian salah satu/lebih
komponen dari alat
Contoh :
- Kinerja Filling Machine volume
- Kinerja Granulation Machine ukuran granul
VALIDASI:
Suatu proses pembuktian dan pemastian dengan
menggunakan metode yang sesuai bahwa proses
atau metode yang (akan) digunakan dalam proses
produksi senantiasa menghasilkan hasil akhir
sesuai dengan standar yang telahditetapkan
Contoh:
- Kalibrasi termometer
- Kalibrasi pH meter
- Kalibrasi gelas ukur
- Kalibrasi pipet
- Kalibrasi timbangan
- dll
VALIDASI PROSES
Contoh:
Validasi proses produksi sediaan farmasi mulai
bahan baku produksi sampai dengan evaluasi
produk jadi/produk akhir sampai tahap
pengemasan produk
VALIDASI METODE:
Validasi yang dilakukan terhadap suatu
metode analisa yang akan digunakan, dengan
tujuan untuk memastikan, bahwa metode
tersebut sudah memenuhi standar prosedur
yang sudah ditetapkan.
Contoh:
Validasi metode penetapan kadar secara
spektrofotometri (parameter linieritas,
akurasi, LOD/LOQ reprodusibilitas dsb).
PEMERIKSAAN BAHAN BAKU:
Meliputi:
1. Penimbangan bahan baku (aktif dan tambahan)
2. Proses/tahap pelarutan
3. Proses/tahap pencampuran
4. Proses/tahap penjernihan/penyaringan
5. Proses/tahap filling & sealing
6. Proses/tahap pengemasan
Pelaksanaan seluruh proses sesuai dengan protap yang
sudah ditentukan
Dilakukan kontrol pada tahapan tertentu yang merupakan
kritis proses produksi disebut In-Process Control (IPC)
Peralatan Utama Produksi:
1. Timbangan
2. Compounding tank
3. Filtration Unit
4. Holding tank
5. Filling machine
Peralatan untuk Kontrol Kualitas (Quality Control):
1. Instrumen analisa: Spektrofotometer, GC, HPLC dll sesuai
kebutuhan analisa
2. Alat-alat lain:
- pH meter
- Viscometer
- Pengukuran moisture content dll
1. TAHAP PENIMBANGAN:
Parameter kritis:
- jenis/nama bahan
- Ketepatan jumlah
2. PROSES PELARUTAN
Hal-hal yang harus diperhatikan:
- teknik pelarutan
- jenis pengaduk
- kecepatan pengadukan
- temperatur (dengan/tanpa pemanasan)
- waktu/lamanya pengadukan
Parameter kritis:
- Temperatur selama proses pencampuran
- Lamanya pengadukan
- Kecepatan pengadukan
IPC:
- Oranoleptis (kejernihan, warna,bau, dll_
- pH
- Homogenitas
4. PROSES PENJERNIHAN/PENYARINGAN
Tujuan :
- Menjamin standar mutu kejernihan (clarity)
- Semua bahan sudah terlarut sempurna
- Bebas dari kontaminan (selama proses)
Batch adjusment:
Penyesuaian terhadap volume yang dikehendaki
Metode/cara:
- dengan stick (inert) yang sudah dikalibrasi
- dengan sensor (yang sudah terdapat pada wadah)
IPC:
- Keseragaman bobot, volume atau tinggi sediaan
- Tes kebocoran (untuk penutupan/sealing)
6. PROSES PENGEMASAN
Meliputi:
- Pemberian etiket dan label
- Pemberian brosur/leaflet
- Pengemasan dalam kemasan sekunder
IPC:
- Kebenaran etiket/label, brosur dan wadah
- Kualitas etiket/label, brosur dan wadah
- Ketepatan pemasangan
Catatan:
Pada saat menentukan skor tiap kriteria, sistem
pemberian skor harus searah, sehingga formula dengan
skor tinggi menggambarkan sediaan paling aseptabel