OLEH :
TUTIEK PURWANTI
2012/2013
PUSTAKA :
1. Martin, A.,Swarbrick, J., Cammarata, A., 1983,
Phisical Pharmacy, 3 rd , edition, Lea & Febiger,
Philadelphia.
2. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1989
Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System,
Vol.1, Marcel Dekker Inc., New York.
3. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996
Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System,
Vol.2, Marcel Dekker Inc., New York.
5.
2000, The
Science
and Practice of
4.Remington,
Aulton, M.E.,
1996,
Pharmaceutics
Pharmacy, 28th edition, Philadelphia.
: The Science
of Dosage Form Design, Churchill Livingstone,
New York.
SEDIAAN ELIXIR :
Sediaan berupa larutan mempunyai rasa dan
bau yang sedap, mengandung selain obat juga
bahan tambahan gula dan atau zat pemanis
lainnya,
pewarna,
pewangi dan pengawet,
digunakan sebagai obat dalam
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan
obat.Dapat juga ditambahkan gliserol, sorbitol
dan propilenglikol. Sebagai pengganti gula
dapat ditambahkan sirop gula
Penggunaan kosolven sebagai pelarut
LARUTAN :
- Merupakan sistem dispersi yang homogen (satu fase)
- Fase terdispersi : solut
- Fase pendispersi : solven
Solut terdispersi dalam bentuk molekul / ion
Ukuran solut harus < 1 m
Unionized merupakan optimal site of absorption
Permasalahan :
- Bahan aktif umumnya berupa asam lemah atau basa
lemah yang kurang/sukar larut dalam air
- Kelarutan bahan aktif
- Stabilitas bahan aktif dalam bentuk terlarutnya
PURIFIED WATER
Diperoleh dengan cara mengolah air (yang berasal
dari mata air / sumber maupun PDAM) melalui seRangkaian proses yaitu Klorinasi - Penyaringan I
(Carbon Filter I) Sand Filter Penyaringan II (Carbon Filter II)-Filter 5 - Reverse Osmosis Mix Bed
- Dilewatkan conductivity meter menuju tangki penampung (holding tank)
AQUADESTILATA
Adalah air yang diperoleh melalui proses destilasi
(hasil dari proses destilasi air)
AQUADEMINERALISATA
Air yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
telah bebas dari mineral
(misal melalui proses resin penukar ion)
STABILITAS
PERUBAHAN FISIKA
PERISTIWA KIMIA
KELARUTAN
Secara kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi
zat terlarut dalam keadaan jenuh pada temperatur
tertentu
Secara kualitatif merupakan interaksi spontan dari
dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler yang homogen
Proses pelarutan melibatkan interaksi dari :
Solut solut
Solven solven
Solut solven
rongga
2. PENGARUH SUHU
Terkait dengan keterlibatan energi suatu reaksi, yang
dinyatakan sebagai entalpi kelarutan.
- Reaksi endotermik (sistem membutuhkan energi)
- Reaksi eksotermik (sistem menghasilkan energi)
3. PENGARUH pH
Jumlah terion dan tak terion suatu senyawa elektrolit
lemah (asam lemah / basa lemah) dipengaruhi oleh
pH lingkungan
Kelarutan suatu asam lemah / basa lemah sebagai
suatu fungsi pH
Kelarutan total merupakan jumlah bagian terionkan
dan tak terionkan dari suatu senyawa terlarut
C. PELARUT SEMIPOLAR
Dapat menginduksi polaritas molekul pelarut non
polar, sehingga cairan polar dan non polar dapat
bercampur
Dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang menyebabkan bercampurnya cairan non polar & polar
Contoh :
Propilen glikol (semi polar) dapat meningkatkan kemampuan air dalam melarutkan peppermint oil dan
benzil benzoat
Ikatan hidrogen term merupakan efek eksoergik yg
menunjukkan kemampuan solut-solven membentuk
ikatan hidrogen. Dalam proses pelarutan ikatan hi
drogen lebih berperan penting daripada polaritas
DOH (PADAT)
DH (LAR)
D + H+
DOH (LAR)
D+ + OH
Na+ + A
H2O
A + H2O
HA + OH
Cs = [HA] + [A]
= So + [A]
2. DRUG STABILITY :
Instability result when the substance desire to
remain unchanged is converted to one or more
other unwanted substances
Reactivity of pharmaceutical system
efect of hidrogen ion concentration of the stability
Ketidakstabilan bahan aktif dalam sediaan larutan (dalam air) umumnya disebabkan karena
proses hidrolisa yang dikatalisis oleh asam /
basa
3. DRUG ACTIVITY
Obat (asam lemah / basa lemah) kelarutan dalam
air (keberadaan dalam bentuk molekul / ion ) di
pengaruhi pH lingkungan
Aktivitas ( dalam bentuk molekul ) dipengaruhi pH
4. DRUG ABSORPTION
Faktor penentu kecepatan absorbsi :
- derajat ionisasi
- kelarutan dalam lemak
* Absorbsi dalam bentuk molekuler dan larut lemak
* pH determines the extent to which the drug be con
verted to ionic or unionic form
Persamaan Henderson-Hasselbalch :
[garam]
pH = pKa + log
[asam]
Kelarutan suatu asam lemah akan meningkat dengan
naiknya pH. Sedangkan kelarutan basa lemah akan turun
dengan naiknya pH.
Suatu zat dilarutkan dalam air ada 2 kemungkinan :
1. Larutan ideal
kelarutan tidak dipengaruhi sifat pelarut, mempunyai
koefisien aktivitas 1
2. Larutan non ideal
kelarutan dipengaruhi sifat pelarut, harga koefisien
aktivitas tergantung suhu larutan, sifat solut / solven
4. STRUKTUR MOLEKUL
- Struktur dalam ruang molekul yang semakin rumit
dan kompleks atau rigid mempersulit proses pelarutan
- Kristal dengan susunan molekul yang tidak simetris lemudah larut daripada yang susunannya simetris
(keteraturan sistem)
- Kecenderungan atom untuk melepas atau menarik elek
tron pada lapisan terluar
5. POLARITAS
- Harga konstante dielektrik suatu zat atau sistem sering
terkait dengan momen dipolnya yang akan menentukan
polaritasnya. Semakin tinggi harga KD maka zat atau
sistem tsb semakin polar
Berlaku prinsip like dissolve like
1. Entropi pencampuran
Berpengaruh pada pencampuran sempurna semua
komponen
2. Perbedaan gaya kohesi (solut/solut dan solven/solven) dengan gaya adesi (solut/solven)
Semakin besar perbedaan gaya kohesi dan adesi,
maka semakin kecil kalarutan zat tersebut dalam air
3. Gaya kohesi pada solut
Berhubungan dengan energi dalam kristal solut. Ter
ukur sbg kelarutan ideal solut, tergantung pada suhu lebur dan sifat termodinamika peleburan solut
Pemakaian :
- Surfaktan
- Kosolven (dalam pelarut campuran)
- Bahan pembentuk kompleks dapat digunakan
untuk :
- menurunkan gaya kohesi solven/solven atau
- meningkatkan gaya adesi solut/solven
KOSOLVENSI :
Meningkatnya kelarutan suatu obat akibat penambahan
suatu pelarut lain yang dapat bercampur dengan air, di
mana dalam pelarut tersebut obat mempunyai kelarutan
yang baik
Biasanya diterapkan pada proses pelarutan elektrolit
elektrolit lemah atau pada molekul - molekul non polar
yang kelarutannya dalam air kurang baik.
Pelarut yang dapat meningkatkan kelarutan suatu zat di
sebut kosolven
Biasanya diaplikasikan dalam sistem pelarut campuran
Kelarutan suatu zat dalam suatu campuran pelarut biasanya tidak sama dengan harga yang diprediksi berdasarkan kelarutannya dalam pelarut murni
Pendekatan yang lebih praktis ( meskipun belum tepat )
adalah melalui aspek PERSYARATAN DIELEKTRIKUM
untuk kelarutan
Setiap zat terlarut menunjukkan suatu kelarutan maksimum dalam sistem pelarut tertentu, pada satu atau lebih
konstanta dielektrik spesifik
JUGA
DAPAT
MENSTABILKAN
Dalam sistem solut solven (tunggal maupun campuran), terjadi interaksi antar sesama zat yang ada
sehingga terjadi :
- Distribusi elektronik baik inter molekuler maupun
inter atomik yang mengakibatkan perubahan momen dipole
- Momen dipole terkait dengan sifat kepolaran / polaritas suatu zat / sistem
- Melalui pendekatan harga konstanta dielektrik
lebih mencerminkan keadaan sistem
- Nilai konstanta dielektrik yang dibutuhkan untuk
kelarutan suatu zat (solut) harus dapat dipenuhi
oleh pelarut yang digunakan (harganya sama atau
mendekati)
Rumus :
f1.1 + f2.2 + f3.3
camp =
100
f1 ; f2; f3 adalah fraksi volume untuk solven 1,2 dan3
1; 2; 3 adalah konstanta dielektrik solven 1,2 dan 3
Cara :
- Mengacu pada formula yang sudah ada (standar)
- Dihitung harga konstanta dielektrik bahan obatnya
- Menentukan komponen palarut yang akan dipakai
- Menentukan prosentasi salah satu pelarut yang su
dah dapat ditentukan, mis alkohol
SOLUBILISASI (PENGLARUTAN)
Didefinisikan sebagai lewatnya molekul-molekul zat ter
larut (solut) yang larut dalam air secara spontan ke
dalam larutan air dari suatu sabun atau detergent,
membentuk larutan yang stabil secara termodinamika
Mekanisme : melalui pembentukan agregat koloid
(misel)
zat aktif permukaan (surfaktan) sebagai
solubilizing agent
Pada penambahan surfaktan ke dalam suatu cairan,
maka surfaktan akan menempati ruang antar muka
udara-cairan
Penambahan
surfaktan
secara
berlebihan,akan
berakibat terbentuknya agregat yang terarah yang
disebut misel
Contoh :
Pensolubilisasi
Mensolubilisasikan
Ester-ester asam lemak
Kafein, Benzokain,
(gol. Tween)
Barbital, Kloroform
Kloramfenikol, Vitamin A,D,E,K, Asam
salisilat, Mentol, Minyak atsiri dll.
Brij* dan Myrj*
Benzokain, Iodium,
Minyak atsiri, Derivat Asam Benzoat
KOMPLEKSASI :
Bergabungnya antar molekul senyawa-senyawa organik
sampai tingkat tertentu membentuk suatu kompleks
yang larut
Secara kuantitatif bisa terdeteksi dengan adanya bukti
kelarutan yang meningkat (analisis kelarutan)
Suatu obat D dan pembentuk kompleks C
xD + yC
DxCy
Kelarutan total :
Sr = [D] + X [DxCy]
[D] = Ks = Kelarutan obat yang tidak membentuk
kompleks
X[DxCy] = konsentrasi obat dlm bentuk kompleks
HIDROTROPI :
Merupakan tipe lain dari solubilisasi. Zat terlarut melarut
dalam campuran / kumpulan terarah dari zat hidrotrofis
tersebut
Terjadi karena penambahan zat hidrotrofis dalam jumlah
besar (20-50%)
Larutan-larutan hidrotrofis tidak menunjukkan sifat-sifat
koloid
Fenomena hidrotrofi erat hubungannya dengan pembentukan kompleks yang meliputi interaksi lemah antara zat
hidrotrofis dan zat terlarut
Meningkatnya kelarutan kemungkinan disebabkan oleh :
-Terdispersinya molekul solut dalam agregat bahan
hidrotrofis
- Perubahan sifat fisikokimia solven karena pengaruh
bahan hidrotrofis
MODIFIKASI KRISTAL
Susunan kristal yang memiliki tingkat keteraturan tinggi menghasilkan kristal yang stabil
Diperlukan energi yang besar untuk merubahnya ke bentuk lain
Kristal dengan titik lebur yang tinggi akan semakin sukar larut
Bahan dalam bentuk amorf lebih mudah larut di
bandingkan bentuk kristalnya
Salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan
zat sukar larut adalah dibuat sistem dispersi solida
PENGATURAN pH - pKa
Senyawa obat yang biasanya merupakan asam lemah
atau basa lemah kelarutannya sangat dipengaruhi oleh
pH lingkungannya.
pH dari senyawa obat tergantung dari harga pKa senyawa ybs
Senyawa dengan harga pKa tinggi mencerminkan derajat
Ionisasinya tinggi, maka polaritasnya juga tinggi. Kelarutannya dalam air meningkat seiring dengan peningkatan
polaritasnya
DAPAR
Penggunaan dapar dalam sediaan :
Untuk stabilitas bahan aktif/sediaan
Pendaparan sediaan dilakukan
bila :
- Kelarutan bahan aktif dipengaruhi
oleh pH
- Bahan aktif stabil pada pH
tertentu
(rentang pH stabilitas sempit)
- Air sebagai pembawa / media
Contoh :
- Dapar fosfat
fosfat
- Dapar fosfat
PERSYARATAN DAPAR
# Mempunyai kapasitas memadai dalam kisaran
pH yang didinginkan
# Secara biologis harus aman
# Tidak mempengaruhi stabilitas produk akhir
# Memberikan warna dan rasa yang dapat diterima
# Gunakan bahan dapar yang memiliki harga Ka
dengan pH mendekati harga pH yang diinginkan
PENGAWET
Umtuk menjamin stabilitas bahan obat/sediaan
diperlukan suatu pengawet
Beberapa sumber kontaminasi :
bahan baku, wadah dan peralatan proses, lingkungan, operator, bahan pengemas yang sangat
ditunjang oleh adanya air dlm sediaan
Perubahan fisika kimia yang ditimbulkan :
Fisika : - perub. warna, viskositas, reologi
- timbul gas dan bau
Kimia : - hidrolisa,
- inaktivasi pengawet
- perubahan pH
PERSYARATAN PENGAWET :
1. Golongan Asam
Asam borat & garamnya
0,5 - 1,0%
Asam sorbat & garamnya
0,05 - 0,2%
Asam benzoat & garamnya
0,1 - 0,3%
Ester- ester alkil dari p-hidroksi benzoat 0,001 - 0,2%
2. Golongan netral
Klorbutanol
Benzil alkohol
-Fenil etil alkohol
0,5%
1,0%
0,2 1,0%
3. Golongan merkuri
Fenilmerkuri asetat dan nitrat
0,002 - 0,005%
Nitromersol
0,001 - 0,1%
Thimerosal
0,001 - 0,1%
E-Coli
Pseudomonas aeruginosa
Staphilococcus aureus
Candida albicans
Aspergilus niger
Salmonela Sp.
THICKENING AGENT
Bahan yang dapat memperbaiki konsistensi sediaan
Contoh :
propilen glikol, gliserin, polietilen glikol, sirupus simpleks
PERSIAPAN SCALE UP :
Instalation Qualification (IQ)
Pemastian pemasangan alat / komponen alat sesuai
dengan ketentuan / spesifikasi
Dilakukan :
- Pada saat pemasangan alat (baru)
- Pada saat dilakukan penggantian salah satu / lebih
komponen dari alat
* Berdasarkan manual yang ada
* Biasanya dilakukan oleh pihak supplier alat ybs
PERFORMANCE QUALIFICATION ( PQ ) :
Pengujian terhadap suatu alat untuk memastikan
bahwa alat tersebut dapat bekerja sesuai dengan
standar spesifikasinya/standar yang telah ditetap
kan, sehingga akan menghasilkan suatu produk
sesuai dengan yang diharapkan
Yang dianalisa / diuji adalah produk yang dihasilkan oleh alat tersebut
Contoh :
- Kinerja Filling Machine
- Kinerja Granulation Machine
- Kinerja mesin pencetak tablet
VALIDASI :
Suatu proses pembuktian dan pemastian dengan
menggunakan metode yang sesuai bahwa proses
atau metode yang (akan) digunakan dalam proses
produksi senantiasa menghasilkan hasil akhir sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
Dalam praktek industri farmasi dikenal :
- Validasi proses
- Validasi metode
KALIBERASI :
Proses pengembalian nilai (penyetaraan) dari suatu
alat ukur ke nilai sebenarnya dengan cara membandingkan dengan standar kaliberator yang memputrace ability ke standar yang lebih tinggi
Contoh :
- Kaliberasi termometer
- Kaliberasi pH meter
- Kaliberasi gelas ukur
- Kaliberasi pipet
- Kaliberasi timbangan
- dll
VALIDASI PROSES :
Validasi yang dilakukan terhadap setiap tahapan
proses produksi untuk memastikan bahwa keseluruhan proses dapat berjalan sesuai dengan ke
tentuan yang sudah ditetapkan
Contoh :
Validasi proses produksi sediaan farmasi mulai
bahan baku produksi sampai dengan evaluasi
produk jadi / produk akhir sampai tahap penge masan produk
VALIDASI METODE :
Validasi yang dilakukan terhadap suatu metode
analisa yang akan digunakan, dengan tujuan untuk memastikan bahwa metode tersebut sudah
memenuhi standar prosedur yang sudah ditetapkan
Contoh :
Validasi metode penetapan kadar secara spektro
fotometri (parameter linieritas, akurasi, LOD/LOQ
reprodusibilitas dsb)
Alur Proses:
Pemb. Lar.gula
(hot water tank)
Gudang
1. TAHAP PENIMBANGAN :
Pada saat penimbangan bahan (baku maupun
tambahan) dilakukan cek :
- Kebenaran bahan yang ditimbang (nama, bentuk kimia dsb.)
- Ketepatan penimbangan (jumlah dan cek skala)
Parameter kritis :
- Jenis / nama bahan
- Ketepatan jumlah
2. PROSES PELARUTAN
Hal - hal yang harus diperhatikan :
- Teknik pelarutan
- Jenis pengaduk
- Kecepatan pengadukan
- Temperatur (dengan / tanpa pemanasan)
- Waktu / lamanya pengadukan
Parameter kritis :
- Kecepatan pengadukan (rpm)
- Temperatur
- Lamanya / waktu pengadukan
IPC : kadar, kejernihan, warna, pH dll
3. PROSES PENCAMPURAN
a. Pencampuran secara langsung
Seluruh komponen formula ditimbang sesuai
kebutuhan, lalu dimasukkan kedalam tangki
pencampur (compounding tank) secara berta
hap (bahan aktif, bahan tambahan, ke dalam
cairan pembawa) diaduk sampai seluruhnya
larut
b. Pencampuran secara tidak langsung
Terdiri dari 2 tahapan :
Masing-masing komponen dilarutkan terlebih
dahulu dalam pelarut yang sesuai (dikelom pokkan dulu antara larutan yang encer dan larutan yang kental
BATCH ADJUSMENT :
Batch adjustment :
Penyesuaian terhadap volume yang dikehendaki
Metode/Cara :
- Dengan stick ( inert ) yang sudah dikaliberasi
- Dengan sensor (yang sudah terdapat pada
wadah)
Setelah produk memenuhi standar spesifikasi yang
telah ditetapkan, dilakukan adjust volume, produk
dikarantina dan siap untuk proses filling
5. PROSES FILLING
Biasanya langsung dengan sealing / penutupan
wadah
Teknik filling :
1. Gravimetri
Pengukuran berdasarkan berat sediaan padat, cair)
2. Volumetri
Pengukuran berdasarkan volume (sediaan cair)
3. Constant level
Pengukuran berdasar ketinggian tertentu
IPC :
- Keseragaman bobot, volume atau tinggi sediaan
- Tes kebocoran (untuk penutupan / sealing)
6. PROSES PENGEMASAN
Meliputi :
- Pemberian etiket dan label
- Pemberian brosur / leaflet
- Pemgemasan dalam kemasan sekunder
IPC :
- Kebenaran etiket/label, brosur dan wadah
- Kualitas etiket / label, brosur dan wadah
- Ketepatan pemasangan
Produk yang sudah dikemas lengkap dikarantina dan siap didistribusikan
SELAMAT
SEMOGA
BELAJAR
SUKSES