Anda di halaman 1dari 35

KOLOID

AYU PUSPASARI M. FARM., APT.


Ukuran dan Bentuk Partikel
Koloid
Patikel koloid mempunyai luas permukaan yang
sangat besar dibandingkan dengan partikel lain.

Ukurannya partikel koloid dapat


dipisahkan dari partikel molekuler
dengan mudah secara dialisis.
Penerapan Farmasetik Dari
Koloid
 Ada beberapa jenis obat yang efek
teraupetiknya meningkat apabila diformulasi
dalam bentuk koloid (perak iodida, belerang,
tembaga)
 Elektrolit koloid(zat aktif permukaan) dapat
mempertinggi kelarutan, stabilitas
 Polimer alam dan sintesis sebagai bahan
pembawa.
Types of Colloidal
Dispersions
Tipe Sistem Koloid

Koloid liofilik
Koloid liofobik
Koloid gabungan
Koloid liofilik
 Sistem yang mengandung partikel-
partikel koloid yang banyak berinteraksi
dengan medium dispersi (suka-pelarut)
 Bahan-bahan tersebut mudah
membentuk dispersi koloid cukup dengan
melarutkannya dalam pelarut.
 Contoh : disolusi gom/gelatin dalam air
Koloid liofilik

 Tarik
menarik antara fase terdispersi dan
medium dispersi mengakibatkan solvasi.
 Solvasi : menempelnya molekul pelarut
ke molekul fase dispersi.
 Apabila medium dispersinya air : hidrasi.
Koloida liofilik bukan air

 Koloid yang terjadi pada medium


dispersi bukan air (pelarut organik)
misal karet dan polistiren.
 Suatu bahan yang membentuk
suatu sistem koloidal liofilik dalam
suatu cairan (air) tidak akan
bertindak demikian dalam cairan
lain (benzen, hexan)
Koloid Liofobik
 Koloid
yang terbentuk oleh tarik menarik
yang kecil dengan medium dispersi.
 Disebut koloid liofobik (tidak suka
pelarut)
 Umumnya merupakan partikel-partikel
an organik yang terdispersi dalam air.
 Contoh ; emas, belerang, perak, perak
iodida.
Pembuatan Koloid Liofobik
 Metode disperse :
Partikel-partikel kasar direduksi ukurannya
 Metode kondensasi :
Dimana bahan-bahan berdimensi sub koloid
disagregasi menjadi partikel-partikel yang
berada pada daerah ukuran koloid.
Metode kondensasi
Dispersi dapat dicapai dengan Keadaan lewat jenuh dapat
menggunakan generator dibuat dengan menukar
ultrasonik berintensitas tinggi pelarut atau mengurangi
yang bekerja pada frekuensi temperatur
lebih dari 20.000 rpm.

Pembentukan koloid liofobik


: adanya keadaan lewat
jenuh dengan derajat yang
Proses penggilingan / tinggi diikuti dengan
milling pembentukan dan
pertumbuhan inti.
Menukar pelarut

Jika belerang dilarutkan dalam alkohol,


kemudian larutan pekat di tuang kedalam air
berlebih akan terbentuk banyak inti kecil dalam
larutan lewat jenuh tersebut. Ini tumbuh dengan
cepat membentuk koloid. Begitupula dengan
metode pendinginan (penurunan suhu)
Koloid gabungan
 Koloid gabungan disebut juga koloid ampifilik
(zat aktif permukaan)
 Mempunyai dua daerah yang berbeda yang
melawan afinitas larutan dalam molekul atau
ion yang sama.
 Contoh : natrium lauril sulfat, polioksietilen
lauril sulfat.
 Koloid gabungan disebut juga koloid ampifilik
dapat menjadi koloid pelindung dalam larutan.
Molekul amfifilik

Hydrophilic ( lyophobic,
suka air) kepala

Hydrophobic ( lyophilic,
tidak suka air ) ekor
mengandung rantai
hidrokarbon
Surfaktan amfifilik
O
S - +
O Na
O
Sodium dodecylsulfate (SDS)

O
O
O
+ -
Na O S
Aerosol OT
O O
O

Surfaktan amfifilik mengandung sebuah bagian non


polar (ekor) and bagian polar (kepala).
Bangun dari molekul

Sodium dodecylsulfate (SDS) Aerosol OT


Pembentukan Misel

 Misel
– Agregat (gabungan) dari molekul
amfifilik

 Critical Micelle Concentration (cmc)


– Konsentrasi minimal dimana misel
mulai terbentuk.
Critical Micelle Concentration
• Onset of micellization observed by sudden change in
measured properties of solution at characteristic surfactant
concentration
 critical micelle concentration (CMC).

CMC

14

g12
10
8
• Below CMC only unimers are
6
CMC present
4
2 • Above CMC there are micelles in
0 equilibrium with unimers
0 1
Surfactant concentration
Micelles
• If concentration is sufficiently high, surfactants can form aggregates
in aqueous solution  micelles..

+
Peranan koloid dalam bidang
farmasi
 Penglarutan
sifat yang penting dari koloid pelindung dalam larutan
yaitu kesanggupan misel meningkatkan kelarutan
bahan yang secara normal tidak larut, atau larut sedikit
sekali dalam medium dispersi yang digunakan.
 Tempat molekul mengalami penglarutan dalam suatu
misel berhubungan dengan keseimbangan antara sifat
polar dan nonpolar dari molekul tersebut.
 Solubilitas telah digunakan dalam famasi untuk
membuat larutan bahan-bahan seperti minyak
menguap, vitamin, hormon dll.
Solution of Amphiphiles

Concentration of
surfactant below the
critical micelle
concentration.
Solution of Amphiphiles

Concentration of
surfactant below the
critical micelle
concentration.
Solution of Amphiphiles

Concentration of
surfactant below the
critical micelle
concentration.
Association Colloids

Concentration above
the critical micelle
concentration.
Properties of Association Colloids

Surface Tension
Magnitude of
Property
critical micelle
concentration

Concentration of Surfactant
Solubility of non-polar solutes

Concentration of
surfactant below the
critical micelle
concentration.

nonpolar solute
Micellar Solubilization

The interior of the


micelle represents a
hydrocarbon (non-
polar) reservoir.

nonpolar solute
Properties of Association Colloids

Solubility of nonpolar
solute

Magnitude of Surface Tension


Property
critical micelle concentration

Concentration of Surfactant
Contoh aplikasi koloid (ampifil)
dalam bidang farmasi
 Emulsi merupakan sediaan yang mengandung
dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya
terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang
satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam
cairan yang lain.
 Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini
bergabung (koalesen) dan membentuk dua
lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah.
 Untuk itu dibantu oleh zat pengemulsi
(emulgator) yang merupakan komponen yang
paling penting untuk memperoleh emulsi yang
stabil .
Contoh aplikasi koloid (ampifil) dalam
bidang farmasi (2)

 Semua emulgator bekerja dengan membentuk


film (lapisan) di sekeliling butir – butir tetesan
yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen dan
terpisahnya cairan dispersi sebagai zat
pemisah.
 Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu tipe
M/A dimana tetes minyak terdispersi dalam
fase air dan tipe A/M dimana fase intern
adalah air dan fase ekstern adalah minyak .
Contoh aplikasi koloid (ampifil) dalam
bidang farmasi (3)

Zat-zat pengemulsi ( Emugator ) yang biasa


digunakan adalah PGA, PGS, Gelatin,
Tragacantha, ammonium kwartener, senyawa
kolestrol, Surfaktan seperti Tween dan Span,
kuning telur, CMC, TEA, Sabun
Stabilitas Sistem Koloid
Stabilitas pada dasarnya dibantu dengan 2 cara :

Melengkapi partikel-partikel terdispers dengan


suatu muatan listrik

Melindungi sekeliling tiap partikel dg selimut pelarut


pelindung yg mencegah saling melekatnya partikel bila
partikel-partikel tersebut bertumbukan karena gerak
brown. Efek kedua ini hanya berarti dalam kasus sol
liofilik
 Suatu sol liofobik secara termodinamik tidak
stabil.
 Partikel-partikel sol seperti itu distabilkan hanya
dengan adanya muatan listrik pada
permukaannya. Muatan yang sama
menghasilkan tolak-menolak yg mencegah
koagulasi partikel.
 Jika ion-ion yang tersisa dihilangkan dari sistem
koloid dengan dialisis, partikel2 akan saling
berkumpul dan mengurangi luas permukaan dan
karena ukurannya bertambah, kumpulan
partikel2 tsb akan mengendap dengan
cepat(suspensi)
Jadi penambahan sejumlah kecil elektrolit ke dalam sol liofobik
cenderung untuk menstabilkan sistem tsb dg memberikan
muatan ke partikel-partikel tsb.
 Tetapi penambahan elektrolit melebihi yg
diperlukan untuk adsorpsi maksimum pada
partikel kadang-kadang mengakibatkan
penimbunan ion-ion yg berlawanan dan
mengurangi potensial zeta sampai
dibawah nilai kritisnya.

Valensi ion yang mempunyai muatan


berlawanan dengan muatan partikel
tampaknya menentukan keefektifan
elektrolit dalam mengkoagulasi koloid.
Kekuatan pengendapan meningkat dg
cepat dengan naiknya valensi dan
muatan ion.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai