Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

METODE PROBLEM BASED LEARNING

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA


DOSEN PENGAMPU

: Septi Muharni, M.Farm, apt.

ANGGOTA KELOMPOK 3

: 1.

Dwi Kartika Sari (1301025)

2.

Ade Magdalena (1301001)

3.

Della Aprila (1301018)

4.

Eka Saputri (1301029)

5.

Elsa Miaqsa (1301030)

6.

M. Ridho Abru Jiwantoro (1301046)

7.

Junida (1101045)

8.

Linda Hedianti (1101048)

9.

Mutia Setiadi (1101060)

A. MATA KULIAH
BLOK MATERI
POKOK MATERI

: KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI


: ETIKA FARMASI DALAM BERKOMUNIKASI
:MERANCANG KEPUTUSAN YANG HARUS
DIBUAT BERDASARKAN ASPEK HUKUM DAN
PRINSIP ETIK DALAM FARMASI

B. WACANA
:
Dalam menentukan tindakan yang tepat bagi pasien maka farmasis harus memiliki
kemampuan untuk memilih serangkaian aksi yang tepat dalam situasi tersebut
berdasarkan apa yang anda pahami tentang prinsip etik yang terlibat.
C. TUJUAN

Mahasiswa terlatih dalam menentukan keputusan yang harus di pilih dalam


menghadapi situasi yang terjadi dalam pelayanan kefarmasian sesuai dengan prinsip
etik yang berlaku dalam kefarmasian
D. INFORMASI PENDUKUNG
:
- Lembar data kasus pasien
- Buku Communication Skill in Pharmacy Practice
- Buku kumpulan farmakologi dan terapi penyakit
E. PROBLEM DAN LANGKAH KERJA
PROBLEM:
Anda bekerja sebagai farmasis di apotek. Anda memperhatikan Arman, 20 tahun, anak
dari teman dekat Anda menerima resep untuk kontrasepsi oral dan untuk mengatasi
penyakit menular seksual (PMS). Ternyata Arman telah bergaul dengan sekelompok
siswa dimana orang tuanya telah melarangnya untuk bergabung. Anda sangat peduli
terhadap Arman dan ingin tahu apakah dia menggunakan kontrasepsi oral yang dan
menggunakan kondom terlebih dahulu yang dapat melindungi PMS. Ketika Arman
memasuki apotek untuk mengambil resep dia terganggu dan menolak untuk berbicara,
jika Anda berada di pihak orangtua, Anda ingin tahu tentang resep itu. Anda yakin
bahwa Arman dalam masalah dan butuh bantuan keluarganya.
LANGKAH KERJA:
1. Anda bekerja selalu dalam formasi kelompok: kenali anggota kelompok dan
berkomitmen untuk menghasilkan karya akademis sebaik mungkin.
2. Tetapkan peran ketua, sekretaris dan anggota.
3. Pelajari dan telaah kasus yang terjadi.
4. Anda lakukan diskusi dengan anggota kelompok saudara.
5. Lakukan pemecahan masalah dengan mengacu kepada prinsip etika berperilaku
pada pelayanan kefarmasian.

PEMECAHAN MASALAH
Dalam daftar prinsip etik yang terlibat dengan kasus ini, maka prinsip yang
dapat digunakan adalah confidentially, paternalism serta beneficence sebagai dua
prinsip yang paling penting. Pada kasus ini, Arman yang merupakan seorang pasien
telah bergaul dengan sekelompok siswa dimana orang tuanya telah melarangnya. Hal
ini ditunjang dengan resep yang ingin ditebus Arman yaitu berupa kontrasepsi oral
dan untuk mengatasi penyakit menular seksual (PMS). Padahal dengan usianya yang
masih muda tidak rasional untuk menggunakan pengobatan.
Dalam melakukan pendekatan konseling hal pertama yang harus dilakukan
adalah dengan prinsip confidentially. Prinsip confidentially yaitu, kerahasiaan dalam
pelayanan kesehatan adalah menjamin bahwa provider kesehatan wajib menahan diri
untuk tidak membocorkan informasi yang diperoleh dari pasien selama terapi medis
dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk melindungi informasi tersebut.
Pendekatan prinsip ini dilakukan karna Arman yang sebagai pasien menolak untuk
memberikan informasi terkait resepnya. Confidentiality secara sederhana menyatakan
bahwa Anda tidak perlu memberitahu orang tua Arman tanpa persetujua Arman. Anda
dapat menyelesaikan masalah confidentiality dengan mendesak Arman untuk
memberikan izin kepada Anda untuk berbicara kepada orang tuanya, dalam jangka
panjang, itu akan menjadi yang terbaik untuk semua pihak. Tujuan dari prinsip
confidentially ini adalah agar pasien percaya kepada farmasis sehingga informasi
terkait pengobatan pasien dapat kita terima. Walaupun sebagai seorang farmasis, Anda
harus melindungi rahasia dalam hubungan pasien-provider dan karenanya tidak harus
membicarakan masalah ini dengan orang tua Arman. Di sisi lain, hal ini dapat
bertentangan dengan kebutuhan Anda untuk melakukan sesuatu untuk kepentingan
terbaik Arman (beneficence). Maka dalam hal ini, prinsip kedua yang dilakukan
adalah beneficence. Dimana prinsip benefience yaitu untuk kepentigan terbaik Arman
dengan memberitahu kepada orang tua walaupun dengan keadaan terpaksa. Anda
mungkin merasa terpaksa untuk memberitahu orang tuanya dan membuat mereka
terlibat dalam menangani masalah medis Arman, psikologi, dan sosial.
Setelah mendapatkan kepercayaan dari pasien maka prinsip yang dapat
dilakukan adalah prinsip paternalism. Dimana paternalism yaitu profesi kesehatan
atau farmasis yang melihat hubungan dengan pasien sebagai paternalistik. Mereka

melihat dirinya sebagai orang tua yang mengerti apa yang terbaik untuk anaknya
(pasien). Maka dalam hal ini, farmasis membangun hubungan kekerabatan seperti
orang tua agar pasien dapat merasakan kenyamanan dalam menyampaikan informasi
dari pasien. Intinya, paternalism merupakan praktik yang tak memungkinkan untuk
mengambil pertimbangan pada kesenangan, kepercayaan dan kebiasaan pasien,
terutama bila itu dapat mendatangkan keuntungan untuknya. Sehingga dengan adanya
hubungan paternalism ini farmasis tidak mengambil pertimbangan hanya atas dasar
kesenangan pasien. Dalam menjalankan prinsip ini dapat didukung dengan prinsip
honesty. Dimana prinsip honesty ini pasien memiliki hak untuk komunikasi yang
benar selama kondisi mediknya, sehingga informasi yang didapat dari pasien pun
dapat menunjang dalam konseling yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai