ANGGOTA KELOMPOK 3
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Junida (1101045)
8.
9.
A. MATA KULIAH
BLOK MATERI
POKOK MATERI
B. WACANA
:
Dalam menentukan tindakan yang tepat bagi pasien maka farmasis harus memiliki
kemampuan untuk memilih serangkaian aksi yang tepat dalam situasi tersebut
berdasarkan apa yang anda pahami tentang prinsip etik yang terlibat.
C. TUJUAN
PEMECAHAN MASALAH
Dalam daftar prinsip etik yang terlibat dengan kasus ini, maka prinsip yang
dapat digunakan adalah confidentially, paternalism serta beneficence sebagai dua
prinsip yang paling penting. Pada kasus ini, Arman yang merupakan seorang pasien
telah bergaul dengan sekelompok siswa dimana orang tuanya telah melarangnya. Hal
ini ditunjang dengan resep yang ingin ditebus Arman yaitu berupa kontrasepsi oral
dan untuk mengatasi penyakit menular seksual (PMS). Padahal dengan usianya yang
masih muda tidak rasional untuk menggunakan pengobatan.
Dalam melakukan pendekatan konseling hal pertama yang harus dilakukan
adalah dengan prinsip confidentially. Prinsip confidentially yaitu, kerahasiaan dalam
pelayanan kesehatan adalah menjamin bahwa provider kesehatan wajib menahan diri
untuk tidak membocorkan informasi yang diperoleh dari pasien selama terapi medis
dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk melindungi informasi tersebut.
Pendekatan prinsip ini dilakukan karna Arman yang sebagai pasien menolak untuk
memberikan informasi terkait resepnya. Confidentiality secara sederhana menyatakan
bahwa Anda tidak perlu memberitahu orang tua Arman tanpa persetujua Arman. Anda
dapat menyelesaikan masalah confidentiality dengan mendesak Arman untuk
memberikan izin kepada Anda untuk berbicara kepada orang tuanya, dalam jangka
panjang, itu akan menjadi yang terbaik untuk semua pihak. Tujuan dari prinsip
confidentially ini adalah agar pasien percaya kepada farmasis sehingga informasi
terkait pengobatan pasien dapat kita terima. Walaupun sebagai seorang farmasis, Anda
harus melindungi rahasia dalam hubungan pasien-provider dan karenanya tidak harus
membicarakan masalah ini dengan orang tua Arman. Di sisi lain, hal ini dapat
bertentangan dengan kebutuhan Anda untuk melakukan sesuatu untuk kepentingan
terbaik Arman (beneficence). Maka dalam hal ini, prinsip kedua yang dilakukan
adalah beneficence. Dimana prinsip benefience yaitu untuk kepentigan terbaik Arman
dengan memberitahu kepada orang tua walaupun dengan keadaan terpaksa. Anda
mungkin merasa terpaksa untuk memberitahu orang tuanya dan membuat mereka
terlibat dalam menangani masalah medis Arman, psikologi, dan sosial.
Setelah mendapatkan kepercayaan dari pasien maka prinsip yang dapat
dilakukan adalah prinsip paternalism. Dimana paternalism yaitu profesi kesehatan
atau farmasis yang melihat hubungan dengan pasien sebagai paternalistik. Mereka
melihat dirinya sebagai orang tua yang mengerti apa yang terbaik untuk anaknya
(pasien). Maka dalam hal ini, farmasis membangun hubungan kekerabatan seperti
orang tua agar pasien dapat merasakan kenyamanan dalam menyampaikan informasi
dari pasien. Intinya, paternalism merupakan praktik yang tak memungkinkan untuk
mengambil pertimbangan pada kesenangan, kepercayaan dan kebiasaan pasien,
terutama bila itu dapat mendatangkan keuntungan untuknya. Sehingga dengan adanya
hubungan paternalism ini farmasis tidak mengambil pertimbangan hanya atas dasar
kesenangan pasien. Dalam menjalankan prinsip ini dapat didukung dengan prinsip
honesty. Dimana prinsip honesty ini pasien memiliki hak untuk komunikasi yang
benar selama kondisi mediknya, sehingga informasi yang didapat dari pasien pun
dapat menunjang dalam konseling yang efektif.