Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KADAR AIR PADA TEH

Disusun Oleh:

1. Jesika Maya Krisdiyanti (202309005)

2. Najmatuz Zahra (202309008)

3. Safrida Meilia Fajrin (202309009)

4. Tarisza Batari (202309010)

5. I Putu Chaska Satria (202309012)

PROGAM STUDI GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2023

i
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Analisis Kadar Air Pada Teh” ini
tepat pada waktunya.

Penulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kimia
dasar. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan penyusun serta pembaca tentang
hasil dari pengeringan teh dalam proses kimia.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dea Amanda Caressa, M.Kes,
selaku Dosen Pengampu Kimia Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan sesuai dengan progam studi yang penyusun tekuni.

Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan menjadikan laporan ini jauh
lebih baik lagi. Semoga dengan penyusun membuat laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi kami dan bagi para generasi muda yang akan datang.

Senin, 06 November 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB 1.........................................................................................................................................1
2.3 Tinjauan Teh.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1 Pendahuluan.....................................................................................................................4
2.2 Pengertian Kadar Air........................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................4
3.1 PROSEDUR KERJA........................................................................................................5
3.2 ALAT DAN BAHAN.......................................................................................................5
3.3TEMPAT PRAKTIKUM..................................................................................................5
BAB IV......................................................................................................................................6
4.1 HASIL PRAKTIKUM......................................................................................................6
4.2 Perbandingan dengan Standar SNI..................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
LAMPIRAN...............................................................................................................................9

PENDAHULUAN

BAB 1

iii
2.3 Tinjauan Teh

Teh pertama kali ditemukan di China oleh Kaisar Shen Nong, bapak pertanian dan
kedokteran, pada tahun 2373 Sebelum Masehi. Teh adalah tumbuhan yang banyak mengandung
senyawa antioksidan dan teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah minuman yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang di keringkan dari tanaman Camellia
sinensis dengan air. Teh disini juga merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia,
setelah air. Minum teh juga sudah menjadi salah satu budaya masyarakat Indonesia yang mulai
dikenal sejak zaman masehi. Selain karena memiliki rasa yang memikat dan aroma yang harum, teh
juga digemari karena manfaat kesehatannya (Anggraini, 2017).

Manfaat teh antara lain adalah sebagai:

1. Antioksidan bagi tubuh manusia

2. Dapat memperbaiki sel-sel yang rusak

3.Menghaluskan kulit

4. Melarutkan lemak

5. Mencegah kanker

6. Mencegah penyakit jantung

Teh merupakan produk yang diminati oleh masyarakat Indonesia maupun diluar negeri.
Meskipun teh diminati oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia, namun konsumsi teh di
Indonesia menurut Khadijah et al. (2016) masih tergolong rendah sekitar 190 gram/kapita/tahun.
Tanaman teh termasuk genus Camellia. Ditinjau dari segi taksonomi teh dapat diklasifikasikan
menurut Effendi et al. (2010) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicothyledoneae

Ordo : Clusiale

Famili : Tehaceae

Genus : Camellia

Spesies : Camellia sinensis

Varietas : Sinensis dan Asamika

1.1 Latar Belakang

iv
Teh merupakan minuman paling popular di masyarakat. Teh juga termasuk jenis
minuman kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia dewasa setelah air. Kandungan
air merupakan salah satu factor yang mempengaruhi. Pada bahan yang mengalami proses
dehidrasi, kadar air bahan mempunyai hubungan langsung dengan mutu dan kemantapan
bahan selama penyimpanan. Sebagian besar pengolah teh menentukan kadar air hanya
dengan cara visual saja, yaitu dengan melihat kondisi fisik daun teh yang dianggap kering
dan memenuhi syarat. Tindakan ini tidak tepat, karena produksi serbuk daun teh celup telah
diatur oleh SNI 01-4324-1996, yaitu memiliki kadar air maksimal 10%. Apabila kadar air
lebih dari 10%, pengaruhnya kurang baik terhadap daya simpan teh hijau celup tersebut.

Berdasarkan cara dan pengolahannya, teh dapat diklasifikasikan menjadi 4, antara lain
adalah teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh putih ini didapatkan dengan cara
hanya diuapkan dan dikeringkan setelah dipetik untuk mencegah oksidasi, daun teh muda ini
tidak melalui fermentasi (Dias, dkk., 2013). Teh hijau diolah dengan menginaktivasi enzim
oksidase atau fenolase yang terdapat pada pucuk daun teh segar dengan menggunakan
pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, yang kemudian dapat mencegah
oksidasi enzimatik terhadap katekin. Adapun teh hitam, teh hitam didapat dengan
menggunakan proses fermentasi dari oksidasi enzimatik terhadap kandungan katekin teh. Teh
oolong didapat dengan proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan
daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi, teh ini memiliki karakteristik
khusus dibandingkan teh hitam dan teh hijau (Hartoyo, 2003).

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak di pelajari dan dianalisa pada penelitian ini adalah:

a. Apakah terdapat perbedaan kadar air pada teh sebelum dan sesudah di oven ?

b. Apakah pengukuran seperti ini bisa dilakukan pada bahan selain teh?

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah:

a. Mengetahui proses penghitungan kadar air pada teh

b. Mengetahui perbandingan hasil perhitungan kadar air pada teh sebelum dan
sesudah di oven

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi
peneliti dan para pembaca. Manfaat lain yang dapat diperoleh adalah mahasiswa dapat
mempelajari cara penghitungan kadar air pada teh.

v
vi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Berdasarkan hasil penelitian kami, penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian –
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil –
hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tida terlepas dari topik penelitian yaitu kadar air pada
teh. Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, dimana melakukan penelitian mengenai kadar
air pada teh untuk keperluan pembelajaran mahasiswa.

2.2 Pengertian Kadar Air

Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun bukan sumber nutrisi
namun keberadaannya sangat diperlukan dalam kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup.
Kadar air perlu diketahui dalam penentuan nilai gizi bahan makanan dan untuk memenuhi standar
komposisi serta peraturan-peraturan pangan. Untuk menghitung komposisi bahan yang disajikan pada
basis dry-matter. “Yang dimaksud analisis proksimat adalah semua cairan yang menguap pada
pemanasan dalam beberapa waktu pada suhu 105℃-100℃ dengan tekanan udara bebas sampai yang
tidak menguap mempunyai bobot tetap. Penentuan kandungan kadar air dari suatu bahan sebetulnya
bertujuan untuk menentukan kadar bahan kering dari bahan tersebut” (Kemal, 1998).

Kadar air adalah salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air
dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan (Winarmo, 2004). Kadar
air bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Analisis kadar air
dalam bahan pangan sangat penting dilakukan baik pada bahan pangan kering maupun pada bahan
pangan segar. Pada bahan pangan kering contohnya seperti teh, kadar air sering dihubungkan dengan
indeks kestabilan khususnya saat penyimpanan. Sedangkan Kadar air dan kadar abu merupakan
karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena dapat mempengaruhi penampakan,
tekstur, cita rasa dan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Bahan pangan selain mengandung air juga mengandung senyawa anorganik yang sangat
penting bagi tubuh manusia yaitu mineral atau abu. Mineral yang terkandung pada bahan pangan
walaupun berjumlah sedikit tetapi sangat dibutuhkan. Mineral merupakan zat anorganik yang
diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk beragam fungsi tubuh yang berbeda. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teh hitam yang dijual di pasaran memiliki kadar air
dan kadar abu yang memenuhi standar mutu sesuai dengan SNI3753:2014.

vii
BAB III

3.1 PROSEDUR KERJA

1. Pertama kita menyediakan alat dan bahan yang berupa teh, cawan kecil, timbangan digital, oven,
penjepit,dan desikator.
2. Ukur massa teh pada timbangan digital sebesar 3 gram pada kedua cawan,
3. Sebelum memasukkan teh pada oven, panaskan terlebih dahulu oven,
4. Setelah panas, masukan cawan yang berisi teh pada oven yang sudah panas dengan suhu 110-
115℃
5. Oven dengan wakru sekitar satu jam untuk peng-ovenan pertama, disini kita melakukan 3 kali
peng-ovenan,
6. Pada pengovenan pertama dengan suhu 110-115℃ dengan kurun waktu selama 1 jam,
7. Setelah satu jam,masukan bahan kedalam desikator guna untuk mendinginkan,lalu timbang lagi
teh tersebut pada timbangan digital untuk mengetahui apakah kadar air dalam teh tersebut
berkurang atau tidak,
8. Dilakukan selama 3 kali peng-ovenan tetapi pada peng-ovenan kedua dan ketiga waktu yang
digunakan hanya 30 menit.

3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:

1.Teh celup atau teh tubruk

2.Cawan kecil

3.Timbangan digital

4.Oven

5.Penjepit

6. Desikator

3.3TEMPAT PRAKTIKUM

LAB.BAHAN ALAM

viii
BAB IV

4.1 HASIL PRAKTIKUM

N PERCOBAAN WAKTU KADAR AIR


O
1 Uji ke-1 60 menit 0,059%
2 Uji ke-2 30 menit 0,63%
3 Uji ke-3 30 menit

m1−m2
Kadar air = ×100%
m1

3 ,0050−2,8288
Uji ke-1 = x 100%
3,0050

0,1762
= x 100%
3,0050

= 0,59%

3,0111−2,8214
Uji Ke-2 = x 100%
3,0111

0,1897
= x 100%
3,0111

= 0,63%

2,8288−2,8214
Uji Ke-3 = x 100%*-
2,8288

0,0074
= x 100%
2,8288

= 0,261%

4.2 Perbandingan dengan Standar SNI

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian mutu produk teh dengan
persyaratan SNI. Parameter mutu yang dievaluasi meliputi kadar air digunakan dalam
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar air dari sampel produk teh berkisar
antara 1,6% hingga 14%. Teh memiliki kadar air yang melebihi standar yang disyaratkan
oleh SNI. Secara keseluruhan, produk teh telah memenuhi persyaratan SNI teh pada
parameter kadar abu total, Produk teh hijau dan teh hijau melati memiliki kadar abu larut
dalam air sebesar 33,25% dan 41,15% lebih rendah jika dibandingkan dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh SNI sebesar minimal 45%. Secara keseluruhan, produk teh telah

ix
memenuhi persyaratan SNI teh pada parameter kadar abu total, kadar abu tidak larut asam,
dan alkalinitas abu.

Beberapa parameter seperti. kadar abu tidak larut asam, dan alkalinitas abu. Beberapa
parameter seperti kadar abu larut dalam air, abu tidak larut dalam asam, dan alkalinitas abu
belum ditetapkan standarnya pada SNI 7707-2011 tentang teh instan dan SNI 01-1898-2002
tentang teh wangi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi mutu produk teh
dari aspek kimia, cemaran logam mineral, dan mikrobiologi yang ditetapkan di SNI.Jadi
dibandingkan dengan standar SNI kita telah menemukan hasil dari pengamatan kadar air pada
teh sebesar 0,63%,sedangkan standar SNI minimal 45%.

x
DAFTAR PUSTAKA

standardisasi/article/view/845/ https://js.bsn.go.id/index.php

index.php/amina/article/view/2000/ https://journal.ar-raniry.ac.id/

wiki/Teh/ https://id.wikipedia.org

xi
LAMPIRAN

xii

Anda mungkin juga menyukai