“EMULSIFIKASI”
Kelompok 2 :
1. Narulita Dwi Puspitasari (201510410311033)
2. Octavian Eka Kusuma (201710410311172)
3. Khairunnisa Yahya (201710410311180)
4. Lailiatul Munfarida (201710410311188)
5. Shaviera Yolandari (201710410311199)
6. Rina Widyaning Astutik (201710410311204)
7. Mellya Falestina (201710410311206)
8. Dina Siti Rahma M. Hentu (201710410311248)
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
TUJUAN PERCOBAAN...................................................................................................................4
PROSEDUR....................................................................................................................................5
Skema Kerja..................................................................................................................................6
BAB 3 PEMBAHASAN........................................................................................................................7
TEORI UMUM...............................................................................................................................7
Pengaruh Pengadukan Pada Proses Emulsifikasi (Kecepatan dan Waktu Pengendapan pada
Stabilitas Emulsi)..........................................................................................................................9
PERHITUNGAN............................................................................................................................10
BAB 4 PENUTUP.............................................................................................................................12
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................13
3
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala
besar.Salah satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan dalam
industri adalah jenis emulsi.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil,
sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya
sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau
keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan
campuran cairan polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-
hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Sistem emulsi termasuk jenis
koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cair. Emulsi terdiri dari 2 macam yaitu
emulsi tipe m/a dan a/m. namun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai sistem emulsi tipe m/a .
RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan perhitungan HLB pada pembuatan emulsi paraffin.
2. Apa tujuan pengadukan pada proses emulsifikasi dan jelaskan pengaruhnya
(kecepatan dan waktu pengendapan pada stabilitas emulsi).
3. Apa pengaruh proses pemanasan pada emulsifikasi.
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
- Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan untuk
pembuatan emulsi.
- Membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan.
- Dapat menggunakan HLB butuh.
- Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.
4
- Menentukan tipe emulsi dengan metode pewarnaan dan pengenceran
PROSEDUR
- Formula emulsi parafin
Parafin cair 30%
Span dan Tween 5%
Air suling ad 150 ml
Menentukan jumlah span dan tween dengan metode aligasi.
Mencari HLB butuh dari parafin cair, kemudian menentukan jumlah span
dan tween sesuai dengan harga HLB nya.
- Pembuatan emulsi parafin
1. Menimbang secara seksama bahan-bahan yang digunakan.
2. Mencampurkan bahan-bahan tersebut berdasarkan kelarutannya di dalam
fasa air atau fasa minyak.
3. Parafin cair ditambahn span 70’C.
4. Air suling ditambah tween, dipanaskan 70’C.
5. Dituangkan perlahan-lahan fasa parafin ke dalam fasa air pada suhu 70’C.
5
6. Diaduk dengan pengaduk listrik pada kecepatan 1000 rpm selama 10 menit,
kemudian dinginkan sampai suhu kamar.
7. Mengulangi seperti prosedur di atas dengan kecepatan pengadukan 500 rpm
selama 10 menit.
8. Memasukkan dalam botol dan sebagian untuk uji stabilitas emulsi dan uji
tipe emulsi.
Skema Kerja
TEORI UMUM
Emulsi adalah suatu sistem dispersi dengan stabilitas terbatas yang dibentuk
oleh sekurang-kurangnya dua cairan yang tidak tercampur atau tercampur sebagian.
Suatu cairan terdispersi di dalam cairan lain dalam bentuk partikel halus (ukuran
mikron) dengan adanya satu atau lebih zat pengemulsi.
Parafin cair sering digunakan sebagai pembawa dari obat baik untuk pemakaian
dalam maupun luar dan juga untuk sediaan kosmetik. Pada umumnya parafin cair
merupakan salah satu komponen dari suatu formula sistem dispersi dan agar sediaan
homogen dibuat emulsi.
Pada penyimpanan sering terlihat ketidakstabilan fisik emulsi seperti peah
(breaking), memisah ke atas (creaming) dan koagulasi (flocullating). Untuk
meningkatkan kestabilan emulsi parafin dapat dilakukan antara lain dengan
penambahan bahan pengental. Zat pengemulsi yang digunakan dalam percobaan ini
adalah campuran surfaktan non ionik, sedangkan untuk pengental menggunakan
CMC Na yang kerjanya untuk melapisi partikel-partikel parafin, sehingga mencegah
terjadinya penggabungan (coalesence).
Stokes memberika rumus untuk kecepatan pengendapan partikel yang
terdispersi dalam sistem emulsi dengan persamaan sebagai berikut:
v = 2 r (ρt - ρo) ɡ
18 ɳ
dimana :
v : laju pengendapan
r : jari-jari patikel
ρt : bobot jenis fasa terdispesi
ρo : bobot jenis fasa pendispersi
ɡ : gravitasi
ɳ : viskositas
7
jika ρo > ρt maka nilai v adalah negatif dan akan terjadi pemisahan ke atas.
Tetapi jika fase terdispersi lebih berat daripada medium pendispersi (ρt – ρo), maka
nilai v positif dan terjadi pemisahan ke bawah atau pengendapan. Dari persamaan
Stokes dapat diketahui bawa jari-jari partikel dan viskositas medium pendispersi
dapat memengaruhi stabilitas fisik emulsi.
b. Percobaan 2
9
Methylene Blue
Sudan
10
PERHITUNGAN
Perhitungan harga HLB butuh dengan metode Aligasi
Span 20 8.6 3 = 3 / 6.4 X 7.5 g = 3.52 g
12
6.4
11
BAB 4 PENUTUP
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia, London,
p.324-361
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
13