Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

“EMULSIFIKASI”

Tanggal Praktikum : 14 NOVEMBER 2018


Kelas : Farmasi F

Kelompok 2 :
1. Narulita Dwi Puspitasari (201510410311033)
2. Octavian Eka Kusuma (201710410311172)
3. Khairunnisa Yahya (201710410311180)
4. Lailiatul Munfarida (201710410311188)
5. Shaviera Yolandari (201710410311199)
6. Rina Widyaning Astutik (201710410311204)
7. Mellya Falestina (201710410311206)
8. Dina Siti Rahma M. Hentu (201710410311248)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Farmasi fisika “Emulsifikasi”
  Makalah ini telah kami susun dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah farmasi fisika “Emulsifikasi” dapat
bermanfaat untuk masyarakan dan dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 20 November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................4

LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4

RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4

TUJUAN PERCOBAAN...................................................................................................................4

BAB 2 METODE PRAKTIKUM.............................................................................................................5

ALAT DAN BAHAN.........................................................................................................................5

PROSEDUR....................................................................................................................................5

Skema Kerja..................................................................................................................................6

BAB 3 PEMBAHASAN........................................................................................................................7

TEORI UMUM...............................................................................................................................7

Perhitungan HLB pada Pembuatan Emulsi Paraffin......................................................................8

Pengaruh Pengadukan Pada Proses Emulsifikasi (Kecepatan dan Waktu Pengendapan pada
Stabilitas Emulsi)..........................................................................................................................9

Pengaruh Proses Pemanasan pada Emulsifikasi...........................................................................9

PERHITUNGAN............................................................................................................................10

BAB 4 PENUTUP.............................................................................................................................12

KESIMPULAN..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................13

3
BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala
besar.Salah satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan dalam
industri adalah jenis emulsi.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil,
sehinggkan  dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya
sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau
keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan
campuran cairan polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-
hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Sistem emulsi termasuk jenis
koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cair. Emulsi terdiri dari 2 macam yaitu
emulsi tipe m/a dan a/m. namun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai sistem emulsi tipe m/a .

RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan perhitungan HLB pada pembuatan emulsi paraffin.
2. Apa tujuan pengadukan pada proses emulsifikasi dan jelaskan pengaruhnya
(kecepatan dan waktu pengendapan pada stabilitas emulsi).
3. Apa pengaruh proses pemanasan pada emulsifikasi.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
- Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan untuk
pembuatan emulsi.
- Membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan.
- Dapat menggunakan HLB butuh.
- Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.
4
- Menentukan tipe emulsi dengan metode pewarnaan dan pengenceran

BAB 2 METODE PRAKTIKUM

ALAT DAN BAHAN


- ALAT
1. Pengaduk listrik
2. Pemanas listrik
3. Thermometer
4. Beaker glass
5. Batang pengaduk
6. Gelas ukur
7. Cawan porselin kecil
- BAHAN
1. Parafin cair
2. Span
3. Tween

PROSEDUR
- Formula emulsi parafin
Parafin cair 30%
Span dan Tween 5%
Air suling ad 150 ml
 Menentukan jumlah span dan tween dengan metode aligasi.
 Mencari HLB butuh dari parafin cair, kemudian menentukan jumlah span
dan tween sesuai dengan harga HLB nya.
- Pembuatan emulsi parafin
1. Menimbang secara seksama bahan-bahan yang digunakan.
2. Mencampurkan bahan-bahan tersebut berdasarkan kelarutannya di dalam
fasa air atau fasa minyak.
3. Parafin cair ditambahn span 70’C.
4. Air suling ditambah tween, dipanaskan 70’C.
5. Dituangkan perlahan-lahan fasa parafin ke dalam fasa air pada suhu 70’C.

5
6. Diaduk dengan pengaduk listrik pada kecepatan 1000 rpm selama 10 menit,
kemudian dinginkan sampai suhu kamar.
7. Mengulangi seperti prosedur di atas dengan kecepatan pengadukan 500 rpm
selama 10 menit.
8. Memasukkan dalam botol dan sebagian untuk uji stabilitas emulsi dan uji
tipe emulsi.

Skema Kerja

Ditimbang bahan-bahan yang akan


digunakan

Campurkan bahan-bahan tersebut

Paraffin cair ditambah span


dipanaskan 70°C diatas hotplate

Air suling ditambah tween,


dipanaskan 70°C diatas hotplate

Dituang perlahan-lahan fase


paraffin ke dalam fase air pada suhu
70°C

Diaduk dengan pengaduk listrik pada


kecepatan 500 rpm selama 20 menit
kemudian didinginkan sampai suhu kamar

Masukkan dalam botol dan


6
sebagian untuk uji stabilitas emulsi
dan uji tipe emulsi
BAB 3 PEMBAHASAN

TEORI UMUM

Emulsi adalah suatu sistem dispersi dengan stabilitas terbatas yang dibentuk
oleh sekurang-kurangnya dua cairan yang tidak tercampur atau tercampur sebagian.
Suatu cairan terdispersi di dalam cairan lain dalam bentuk partikel halus (ukuran
mikron) dengan adanya satu atau lebih zat pengemulsi.
Parafin cair sering digunakan sebagai pembawa dari obat baik untuk pemakaian
dalam maupun luar dan juga untuk sediaan kosmetik. Pada umumnya parafin cair
merupakan salah satu komponen dari suatu formula sistem dispersi dan agar sediaan
homogen dibuat emulsi.
Pada penyimpanan sering terlihat ketidakstabilan fisik emulsi seperti peah
(breaking), memisah ke atas (creaming) dan koagulasi (flocullating). Untuk
meningkatkan kestabilan emulsi parafin dapat dilakukan antara lain dengan
penambahan bahan pengental. Zat pengemulsi yang digunakan dalam percobaan ini
adalah campuran surfaktan non ionik, sedangkan untuk pengental menggunakan
CMC Na yang kerjanya untuk melapisi partikel-partikel parafin, sehingga mencegah
terjadinya penggabungan (coalesence).
Stokes memberika rumus untuk kecepatan pengendapan partikel yang
terdispersi dalam sistem emulsi dengan persamaan sebagai berikut:
v = 2 r (ρt - ρo) ɡ
18 ɳ
dimana :
v : laju pengendapan
r : jari-jari patikel
ρt : bobot jenis fasa terdispesi
ρo : bobot jenis fasa pendispersi
ɡ : gravitasi
ɳ : viskositas
7
jika ρo > ρt maka nilai v adalah negatif dan akan terjadi pemisahan ke atas.
Tetapi jika fase terdispersi lebih berat daripada medium pendispersi (ρt – ρo), maka
nilai v positif dan terjadi pemisahan ke bawah atau pengendapan. Dari persamaan
Stokes dapat diketahui bawa jari-jari partikel dan viskositas medium pendispersi
dapat memengaruhi stabilitas fisik emulsi.

Percobaan emulsifikasi dilakukan untuk mengetahui suatu kestabilan suatu emulsi.


Pada percobaan ini membuat emulsi dengan tipe minyak dalam air (m/a), bahan yang
digunakan adalah  paraffin cair sebagai fase minyak, span 20 sebagai emulgator, tween 80
sebagai emulgator dan aquades sebagai fase air. Emulgator berfungsi membantu menjaga
kestabilan emulsi minyak dan air.
Pada praktikum ini dilakukan 2 kali percobaan. Pada percobaan yang
pertama dan kedua menggunakan bahan yang sama, yaitu : span 20 sebanyak 3,5 g,
tween 80 sebanyak 3,5 g, paraffin cair sebanyak 45 g, dan aquadest sebanyak 84 ml.
Yang membedakan percobaan pertama dan kedua adalah penggunaan aquades
melalui proses pemanasan, percobaan pertama dengan pemanasan dan percobaan
tidak melalui pemanasan.
Dari percobaan tersebut setelah dilakukan pengadukan dengan kecepatan 500
rpm selama 20 menit bahan uji di lakukan pewarnaan. Setelah itu kita mengamati
partikel yang ada di bawah mikroskop.
Perlakuan 1. metode pewarnaan : pada metode ini di gunakan dua bahan
pewarna yaitu methylene blue dan sudan. Pada saat ditetesi methylene blue, bahan
tercampur secara merata, namun tidak pada saat ditetesi sudan, artinya emulsi
merupakan emulsi m/a. Pengamatan menggun akan mikroskop : ukuran fase minyak
pada perlakuan satu terlihat lebih kecil dari perlakuan 2.
Perlakuan 2. Metode pewarnaan : pada metode ini di gunakan dua bahan
pewarna yaitu methylene blue dan sudan. Pada saat ditetesi methylene blue, bahan
tercampur secara merata, namun tidak pada saat ditetesi sudan, artinya emulsi
merupakan emulsi m/a. Pengamatan menggunakan mikroskop : ukuran fase minyak
pada perlakuan dua terlihat lebih besar dari perlakuan yang lainnya.

Perhitungan HLB pada Pembuatan Emulsi Paraffin.


Sistem HLB (Hydrophile Lipophile Balance) HLB merupakan keseimbangan
lipofil dan hidrofil dari suatu surface active dari molekul surfaktan. Makin
rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil surfaktan tersebut,
8
sedangkan makin tinggi nilai HLB surfaktan makin hidrofil. Dalam percobaan
ini tujuan perhitungan HLB adalah untuk menentukan jumlah span dan tween
yang akan digunakan.

Pengaruh Pengadukan Pada Proses Emulsifikasi (Kecepatan dan Waktu


Pengendapan pada Stabilitas Emulsi).
Tujuan pengadukan pada proses emulsifikasi adalah untuk meng-homogenitas
kan sediaan emulsi dan memperkecil ukuran partikel sehingga akan terbentuk
sistem globul yang stabil pada sistem emulsi. Semakin meningkat kecepatan dan
lama pengadukan maka, ukuran partikel akan lebih kecil dan membuat emulsi
lebih stabil.

Pengaruh Proses Pemanasan pada Emulsifikasi.


Pengaruh pemanasan pada emulsifikasi adalah mempercepat homogenitas pada
sediaan karena adanya aktivasi energi yang mengakibatkan antar partikel saling
bertabrakan. Emulsi dapat stabil secara sempurna pada suhu 40°C atau 45°C,
tetapi tidak bisa mentolerir suhu lebih dari 55°C atau 60°C walaupun hanya
beberapa jam. Semakin tinggi suhu pada sediaan emulsi, maka akan
mempercepat laju koalesen atau creaming, dan biasanya disertai dengan
penurunan viskositas dari sediaan emulsi tersebut.

Gambar Metode Mikroskop :


a. Percobaan 1

Methylene blue Sudan

b. Percobaan 2

9
Methylene Blue

Sudan

10
PERHITUNGAN
 Perhitungan harga HLB butuh dengan metode Aligasi
Span 20 8.6 3 = 3 / 6.4 X 7.5 g = 3.52 g

12

Tween 80 15 3.4 = 3.4 / 6.4 X 7.5 g = 3.98 g


+

6.4

No Nama Bahan Fungsi % Gram


1 Parafin cair Fase minyak 30% 45
2 Span 20 Emulgator 5% 3.52
3 Tween 80 Emulgator 5% 3.98
4 Aquadest Fase air 65% 97,5

11
BAB 4 PENUTUP

KESIMPULAN

Pada proses pembuatan emulsi, proses pemanasan dapat membuat partikel


minyak dalam emulsi semakin kecil dan merata, dan sediaan yang dihasilkan
juga lebih lama mengendap dibandingkan dengan sediaan yang dibuat dengan
tanpa pemanasan. Penambahan bahan pengental pada pembuatan emulsi dapat
membuat partikel minyak dalam emulsi tiak terlihat. Jadi, pembuatan emulsi
yang baik adalah dengan menggunakan proses pemanasan, dan penambahan
bahan pengental dapat dilakukan untuk membuat butiran minyak tidak terlihat
pada sediaan emulsi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia, London,
p.324-361
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai