Anda di halaman 1dari 83

 SEDIAAN CAIR

(LIQUID)
Kuliah Teknologi Farmasi Sediaan semipadat dan cair
JENIS DISPERSI
- Dispersi molekuler = LARUTAN
- Dispersi halus = koloid
- Dispersi kasar = SUSPENSI /
EMULSI
Aspek Larutan Koloid Suspensi

Ukuran partikel < 10-7 cm 10-7 < sd < 10-5 > 10-5 cm
cm
Jumlah fasa 1 2 2

Distribusi partikel Homogen Heterogen Heterogen

Penyaringan Tidak dapat Tidak dapat Dapat disaring


disaring disaring kecuali
dengan penyaring
ultra
Kestabilan Stabil, tidak Stabil, tidak Tidak stabil,
memisah memisah memisah
Contoh Larutan gula, Mayonaise, Campuran pasir
larutan garam tepung kanji dengan air
dalam air
KOMPOSISI :
a. BAHAN BERKHASIAT
b. EKSIPIEN : ■ Pelarut
■ Kosolven
■ Korigensia
■ Pengawet (preservatives)
■ Antioksidan
■ Pengental (thickening agent)
■ Dapar
■ Pensuspensi ( = suspending agent )
■ Pengemulsi ( = emulsifying agent )
■ Dll
KEUNGGULAN & KELEMAHAN BENTUK
SEDIAAN CAIR
KEUNGGULAN :
1. PASIEN TERTENTU
Mudah digunakan oleh mereka yang mengalami
kesulitan menelan bentuk sediaan padat: anak2, lansia,
pingsan dll.
2. ABSORBSI
Lebih cepat dan lebih efisien terabsorbsi dibandingkan
sejumlah sama obat dalam bentuk sediaan padat.
3. TUJUAN / BENTUK KHUSUS
Injeksi, tetes mata dll.
4. DOSIS
Bisa diberikan secara lebih tepat, mis: tetes, ml
KELEMAHAN:
1. KESTABILAN
2. Obat TAK LARUT ----→ perlu teknik khusus
3. HARUS MAMPU MEMENUHI TUNTUTAN :
- Rasa / bau
- Penampilan / estetika
- Viskositas
4. KURANG PRAKTIS
5. DOSIS
Sendok tidak selalu standar
1 Cth = 5 ml. 1 C = 15 ml
1 sendok teh / sendok makan dirumah = … ?
-------→ dosis menjadi tidak tepat
 MASALAH UTAMA SEDIAAN CAIR
1. KESTABILAN
2. KELARUTAN sed. larutan
3. KECEPATAN MELARUT

ad 1. KESTABILAN :
a. Ketidakstabilan terdeteksi secara visual:
- berubah bentuk (viskositas), warna,
bau, rasa
- terbentuk endapan
- terbentuk lapisan tertentu
- terbentuk gas
b. Ketidakstabilan TAK terdeteksi secara
visual :
- tak terlihat tanda2 di atas: terjadi
proses hidrolisis, oksidasi
- perubahan pH
- perubahan struktur senyawa
- perubahan efek terapi
SEDIAAN DISEBUT STABIL APABILA TAK
MENGALAMI PERUBAHAN BERARTI DALAM WAKTU
> 3 (TIGA) TAHUN
LARUTAN
1. a. DEFINISI LARUTAN
b. KELARUTAN
c. KECEP MELARUT
2. SIFAT LARUTAN
3. PERNYATAAN KONSENTRASI LARUTAN
4. KEUNGGULAN & KELEMAHAN LARUTAN
5. JENIS LARUTAN
6. FORMULASI LARUTAN
7. MANUFAKTUR LARUTAN
8. STABILITAS LARUTAN
9. SEDIAAN FARMASI BERBENTUK LARUTAN
1a. DEFINISI LARUTAN:
-Campuran 2 komponen/ lebih yang
membentuk fasa tunggal /homogen (ukuran
molekuler)
-Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
BAHAN KIMIA TERLARUT, digunakan dalam
berbagai bentuk takaran untuk pemberian
internal/eksternal

Bedakan antara LARUTAN dan BENTUK SEDIAAN CAIR


1.b. KELARUTAN ( = solubility ):
Jumlah zat yang dapat larut dalam
sejumlah pelarut tertentu pada suhu
dan tekanan tertentu, sampai
terbentuk larutan jenuh.
ISTILAH KELARUTAN DALAM FARMAKOPE

Jumlah pelarut yang


dibutuhkan untuk
ISTILAH melarutkan 1 bagian
zat

Sangat mdh lart Very soluble <1


Mudah larut Freely soluble 1 – 10
Larut Soluble 10 – 30
Agak sukar larut Sparingly soluble 30 – 100
Sukar larut Slightly soluble 100 – 1000
Sangat sukar lrt Very slightly soluble 1000 – 10.000
Praktis tdk larut Practically insoluble > 10.000
or insoluble
KELARUTAN PARASETAMOL ( 1 : 70 )
APA ARTINYA?

Dapatkah Parasetamol dibuat dalam


bentuk sediaan larutan
dengan dosis 500 mg / 1x penggunaan ?
Perhitungan
1) Kelarutan suatu obat A agak sukar larut dalam air.
Akan dibuat sediaan cair dgn dosis Takaran Lazim
untuk Anak (usia 0-1 tahun) 80-160 mg untuk 1x
minum, sehari max 500 mg. Sediaan apakah yang
akan kalian buat???

2) Kelarutan suatu bahan obat B sangat sukar larut


dalam air, akan dibuat sediaan larutan dgn konsentrasi
125 mg/5 mL. Bisakah? Jika tidak bisa, apa yang harus
Saudara lakukan agar menjadi sediaan larutan?
1. Penambahan kosolven
2. Ukuran partikelnya dikecilkan.
3. Diganti bentuk garam.
4. Dikompleks dgn penambahan maltodekstrin atau
siklodekstrin dengan perbanyakan sama banyak
atau tergantung bobot molekul.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN
1. SUHU
2. PH
3. KOSOLVENSI = penggantian sebagian pelarut dengan pelarut
lain untuk meningkatkan kelarutan.
KOSOLVEN = pelarut pengganti
4. SOLUBILISASI = meningkatkan kelarutan dengan penambahan
surfaktan
5. HYDROTROPHY= meningkatkan kelarutan dengan penambahan
zat bukan surfaktan
6. LIKE DISSOLVES LIKE ( = SIMILIA SIMILIBUS SOLVUNTUR)
7. KONSTANTA DIELEKTRIKUM
8. PEMBENTUKAN KOMPLEKS
9. MODIFIKASI BENTUK KIMIA

Catatan: 8 & 9 syarat : efek terapi harus tetap sama


1.c. KECEPATAN MELARUT:
Jumlah zat yang dapat larut per satuan waktu

NOYES – WHITNEY
dc
----- = K. S. (Cs – C)
dt
Keterangan:
dc
----- = kecepatan melarutnya obat
dt
K = Konstanta laju pelarutan
S = Luas permukaan zat yang dilarutkan
Cs = Konsentrasi obat pada lapisan difusi
C = Konsentrasi obat pada medium pelarut pada waktu t
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN MELARUT :
- Ukuran partikel
- Kelarutan
- Suhu
- Pengadukan / pengocokan

Apa usaha untuk meningkatkan kecepatan melarut ?


ISTILAH:

SOLID : zat padat


SOLUTE : zat padat terlarut
SOLVENT : pelarut
SOLUTION : larutan
SOLUBLE : larut
POTIO : bentuk sediaan cair untuk oral
LOTIO : bentuk sediaan cair utk topikal
DISSOLVE : melarut
DISSOLUTION: disolusi
DISSOLUTION RATE: laju disolusi
COLLYRIUM : larutan untuk mata
COLLUNARIUM : larutan untuk hidung
COLLUTORIUM : larutan untuk mulut

GARGLE / GARGARISMA : larutan untuk kumur


INJECTIO : larutan untuk disuntikkan
INVUNDIBILIA : injeksi yang diberikan dalam
volume besar secara I.V
ENEMA / CLYSMA : sediaan cair untuk rektum

DROPS : obat tetes untuk oral


GUTTAE : obat tetes untuk bukan oral
2. SIFAT LARUTAN
Berdasarkan sifat fisik, larutan dikelompokkan dalam :
 Koligatif
 Aditif
 Konstitutif

 KOLIGATIF
Tergantung hanya pada Σ partikel solutnya bukan pada
sifat kimiawi solutnya dari suatu larutan non elektrolit.
seperti pada: - tekanan osmotik
- pe↓ tekanan uap
- penekanan titik beku
- pe↑ titik didih
→ Nilai sifat koligatif ± sama untuk kons yang sama dari
non elektrolit yang berbeda, tanpa memandang sifat
kimianya.
ADITIF
Tergantung kontribusi atom dalam mol. secara
menyeluruh / pada Σ sifat2 konstituen dalam suatu
larutan.
Contoh : BA → masa atom konstituen/ berat molekul

 KONSTITUTIF
Tergantung susunan dalam beberapa hal pada Σ
& macam atom dalam suatu molekul. Sifat ini memberi
petunjuk trhdp aturan seny. Tunggal & kel. Molekul dlm
sistem.
Banyak sifat fisik yg sebagian aditif dan sebagian
konstitutif, pembiasan cahaya, sifat listrik, sifat antar
permukaan dan kelarutan obat.

3. PERNYATAAN KONS. LARUTAN →


LIHAT FARMAKOPE INDONESIA !!
4. KEUNGGULAN & KELEMAHAN LARUTAN
KEUNGGULAN LARUTAN:
 Lebih mudah ditelan
( untuk keperluan bayi, anak, usia lanjut )
 Obat segera diabsorpsi → respon terapi cepat
 Obat terdistribusi merata → sistem homogen
 Mengurangi iritasi, karena bentuk larutan segera
diencerkan cairan tubuh.
misal : asetosal → merangsang / merusak lapisan
mukosa lambung ( terlokalisasi pada
satu tempat dalam bentuk tablet )
KELEMAHAN LARUTAN:
Pada tahap - pembuatan di pabrik
- transportasi
- stabilitas
- cara pemberian

 Bersifat voluminous, kurang menyenangkan dalam


transportasi & penyimpanan
 Stabilitas rendah → shelf life rendah
 Perlu pengawet → air merupakan media mikroorganisme
 Perlu pemanis → menutupi rasa yang tidak enak
 Ketepatan dosis → tergantung takaran
5. JENIS LARUTAN
Berdasarkan keadaan fisik dikelompokkan dalam padat,
cair, gas dari solut & solven
SOLUT → zat terlarut
fase terdispersi (mol / ion )
SOLVEN → pelarut
komponen terbesar dalam sistem &
menentukan fase luar
JENIS LARUTAN
SOLUT SOLVEN CONTOH
Padat Cair Lar. air NaCl
Cair Cair Alkohol dlm air
Gas Cair Air soda
6. FORMULASI LARUTAN
1). AQUEOUS SOLUTION / pelarut air
i. Kelarutan dalam pelarut air
ii. Kontrol pH
iii. Ko-solvensi
iv. Konstanta dielektrika
v. Solubilisasi
vi. Kompleksasi
vii. Hidrotpropi
viii. Modifikasi bahan kimia
ix. Kontrol ukuran partikel
2). NON-AQUEOUS SOLUTION /
PELARUT BUKAN AIR
i. Penggunaan ko-solven
ii. Pelarut minyak dari bahan nabati
iii. Alkohol
iv. Dimetil sulfoksida
v. Etil eter
vi. Paraffin liquid
vii. dll
3). PENAMBAHAN ADITIF
i. Buffer
ii. Pewarna
iii. Perubah densitas
iv. Pewangi
v. Isotonis
vi. Pengawet
vii. Antioksidan
viii.Pemanis
Ad 1) AQUEOUS SOLUTION
i. KELARUTAN DALAM PELARUT
AIR
■KELARUTAN →
KUANTITATIF : Konsentrasi zat terlarut dalam
larutan jenuh pada temperatur
tertentu
KUALITATIF : Interaksi spontan dari 2 atau
lebih zat untuk membentuk
dispersi molekul homogen
AIR
• Sebagai pelarut / pembawa sediaan Farmasi berbentuk
cair, tidak toksik
• Secara fisiologis dapat dicampurkan
• Mempunyai kemampuan melarutkan bahan aktif /
tambahan

JENIS AIR ( → lihat Farmakope! )


• AIR MINUM
• AIR DESTILASI
• AIR BIDESTILASI
• AIR DEMINERALISASI
• AIR UTK INJEKSI
ii. KONTROL pH
pH dari sistem dapar
pH media → persamaan HENDERSON
– HASSELBACH
•ASAM LEMAH → pH p = pKa + log (S – So)
So
•BASA LEMAH → pH p = pKw – pKb + log So
(S – So)
TIDAK BERLAKU UNTUK :
• molekul netral : mis glikosida
• non elektrolit : - steroid - alkohol
- basa dgn pKa < 3 - asam dgn pKa > 10
CONTOH PENGGUNAAN PERSAMAAN DIATAS!
→ Kelarutan Parasetamol dalam formulasi pelarut campur.
Kelarutan Parasetamol = 11,1 mg / ml
pKa = 9,5 & dosis terapi = 120 mg / 5ml
= 24 mg / ml

pH p = 9,5 + Log (24 – 11,1)


11,1
= 9,57
Dibawah pH : 9,57 → parasetamol mengendap
Diketahui : parasetamol stabil pd pH netral
● manipulasi pH untuk meningkatkan kelarutan adalah
tidak mungkin dilakukan
Kalau demikian → Ko – Solven
Cari data kelarutan parasetamol !!!
iii. KOSOLVENSI
Elektrolit lemah
& Kelarutan dalam air → buruk
Mol. Non polar

dapat ditingkatkan + pelarut yang dapat


bercampur air (water – miscible solvent)

•prosesnya → KO – SOLVENSI
•pelarut campuran → KO - SOLVEN
CONTOH KOSOLVEN :
etanol , sorbitol, gliserin, propilen glikol.
Pers. kelarutan - kosolven

Log Cs = f ( log ∂c ) + log Co


log ∂o
Cs = kelarutan jenuh
f = fraksi kosolven →
∂c
kelarutan dalam pelarut campur
∂o
Co = kelarutan dalam cairan
(Florenceant and Attwood, 2008. FASTrack Physical Pharmacy)

Obat yang bersifat asam lemah akan berada dalam bentuk tak
terion total (bentuk utuh) pada pH sampai 2 tingkat dibawah
tetapan pKa –nya serta akan berada pada bentuk terion total
pada pH dgn 2 tingkat lebih besar dari pKa-nya. Senyawa jenis
ini akan terion 50% pada nilai pKa-nya.
PELARUT PELARUT KELARUTAN PARASETAMOL
DLM ELIXIR
BAGIAN mg / ml Sumber

Air 5,6 1 dlm 90 11,1 Smith &


mitcchel
Etanol 11,8 1 dlm 8 125,0 Smitth &
mitcchel
Prop.glikol 10,0 1 dlm 9 111,1 BP

CHCl3 0,1 1 dlm 50 20,0 Martindale

Gliserin qs. 47,5 1 dlm 50 20,0 Smith &


Mitch
Untuk etanol → log Cs = f (log ∂c ) + log Co
log ∂o
log Cs = 11,8 (log (125/11,1)/100) + log 11,1

= 11,8 ( 0,0105) + 1,0453

Karena bersifat aditif, kelarutan elixir adalah


Log Cs = 1,0453 + 11,8 (0,0105) + 10 (0,01) + 0,1 (0,0026)

air etanol prop.glikol CHCl3


+ 47,5 (0,0026)

gliserin
Cs = 24,7 mg / ml → target = 24 mg / ml
Contoh Soal Lainnya!
IV. KONSTANTA DIELEKTRIK = (KD) = D
Cara pendekatan untuk kelarutan → persyaratan
dielektrik solut → kelarutan max pada suatu
sistem pelarut tertentu dengan suatu sistem yang
mempunyai KD spesifik.
Senyawa berdasarkan KD
• tidak polar : ( D : 1 – 20 )
• semi polar : ( D : 20 – 50 )
• polar : ( D : 75 )
■KD pelarut → ada di pustaka
■KD campuran (2 atau lebih) pelarut → dapat
dihitung
■KD dari suatu sistem pelarut campur → merupakan
jumlah hasil perkalian fraksi pelarut dengan KD
masing2 pelarut dari sistem pelarut campur tsb.
Contoh : Menentukan KD zat aktif &
KD pelarut campur

DATA ( PUSTAKA ) → KD air = 78,54


KD etanol = 24,30
KD gliserin = 42,50

KD ( percobaan ) → parasetamol = 250 mg


etanol = 5 ml
air = 19,3 ml (buret)
KD (∑) = ( 5 x 24,30) + ( 19,3 x 78,54)
24,30 24,3
= 5 + 62,37
= 67,37
KD pelarut campur = % pelarut x KD masing2 pelarut
Contoh : 10 % alkohol
20 % gliserin
70 % air

KD pelrt campur = ( 10 x 24,30 ) + ( 20 x 42,50) + ( 70 x 78,54)


100 100 100

= 2,43 + 8,5 + 54,98

= 65,9
V. SOLUBILISASI MISELAR
• DEFINISI (Mc. Bain)
Sebagai perubahan spontan yang terjadi pada molekul zat yang
sukar larut dalam air kedalam larutan air sabun / deterjen,
sehingga terbentuk suatu larutan yang secara termodinamika
stabil.
• Solubilisasi zat → bagaimana me↑ nya → di + surfaktan.
• Sehingga fenomena Mc.Bain : melibatkan sifat surfaktan yang
membentuk agregat koloidal → misel → “ solubilisasi miselar ”
Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya.

Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air


(hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak
(lipofilik).

Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif


atau netral. Sifat ganda ini yang menyebabkan surfaktan dapat
diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air,
membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada
fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat
padat ataupun terendam dalam fase minyak.

Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai


alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik)
mengandung gugus hidroksil. (Jatmika, 1998)
Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah
bersenyawa dengan air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non
polar dan mudah bersenyawa dengan minyak.

Di dalam molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih


dominan jumlahnya. Bila gugus polarnya yang lebih dominan,
maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih
kuat oleh air dibandingkan dengan minyak. Akibatnya
tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah
menyebar dan menjadi fase kontinu.

Demikian pula sebaliknya, bila gugus non polarnya lebih


dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan
diabsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air.
Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah
sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu.
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya
tegangan permukaan larutan.

Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan


konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila
surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan
mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya misel
ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC).

Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai.


Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang
menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk
misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan
monomernya (Genaro, 1990).
Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara obat dan
medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan
terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martinet al., 1993).

Surfaktan diasumsikan mampu berinteraksi kompleks dengan obat


tertentu selanjutnya dapat pula mempengaruhi permeabilitas
membran tempat absorbsi obat karena surfaktan dan membran
mengandung komponen penyusun yang sama (Attwood & Florence,
1985;Sudjaswadi,1991).

Salah satu sifat penting dari surfaktan adalah kemampuan untuk


meningkatkan kalarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut
dalam medium dispersi. Surfaktan pada konsentrasi rendah,
menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju kelarutan obat
(Martinet al., 1993). Sedangkan pada kadar yang lebih tinggi
surfaktan akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel
(Shargelet al.,1999)
MEKANISME:
SOLUBILISASI → [ ] Surfaktan dalam larutan
berada pada KMK atau > dari KMK
(Konsentrasi Misel Kritik )

Kenapa ? → pe ↑ kelarutan solubilisat

SEBAB ? → • partisi antara fase air & rantai HK


pada bagian dalam misel
• adsorpsi pada permukaan misel
GAMBAR SOLUBILISASI DIDALAM MISEL
c
d

a b

Ket gambar ( , )
a : HK non polar
b : mol. Polar (spt gula, gliserol)
c : mol. amfifatik disisipkan pada lapisan palisade (spt
oktanol, fenol)
d : mol. polar disisipkan antara rantai polioksitilen dari
surfaktan non ionik
MISEL DENGAN GUGUS NON POLAR (RANTAI HK)
DAN GUGUS POLAR
TIPE MISEL: SPHERICAL MICELLE, CYLINDRICAL MECELLE, LAMELLAR MICELLE,
REVERSE MICELLE

Misel tersusun dr surfaktan ionik yg dikelilingi oleh awan ion-ion


yg memiliki muatan yg berlawanan dgn muatan ion surfaktan.
SURFAKTAN YANG DIGUNAKAN:
- Non-toxic, non-irritant
- Disesuaikan dengan rute pemberian
- Miscible with the solvent system
- Compatible with the other ingredients
- Free from disagreeable odour and taste
- Non-volatile
- Ketersediaan hayati → obat akan teradsorbsi
dengan kuat terhadap misel
- Surfaktan yang tidak cukup →↓pada saat di
diamkan atau pada waktu mendiamkan sed. tsb
- Mempunyai HLB 15-18 (solubilizing agent)
- Mis: Fitomenadion(fat-soluble) + polisorbat
Iodine + eter macrogol
 CONTOH SURFAKTAN

 Non Ionik ester:


- Polysorbat 40
- Sorbimacrogol palmitat 300
- Polioksietilen 20 sorbitan monopalmitat
• Anionik:
- Sodium lauryl sulfat
• Kationik:
- Benzalkonium klorida
VI. KOMPLEKSASI
Batas tertentu → terdeteksi
Obat [D] → kompleks
xD + yC → DxCy

x
Koefisien stoikiometri dari interaksi
y

Kelarutan total: → ST= [D] + x [DxCy]


[D]: kelarutan obat tidak membentuk kompleks= KS
x[DxCy]: konsentrasi obat dalam bentuk kompleks

Contoh Soal!
VII. HYDROTROPHY
• Yaitu memperbesar kelarutan dengan penambahan
bukan surfaktan
• Keberadaan ∑ besar bahan penambah
(aditif 25 – 50% )
• Dugaan: bentuk lain solubilisasi → tidak
menunjukkan sifat koloidal jadi terlarut
didlm kelompok ( cluster ) zat hidrotopik.
• Contoh :
Coffein + Na. benzoat → mudah larut
As benzoat + Na benzoat
Teofilin + (Na asetat + Na glisinat)

Mekanisme kerja zat hydrotropik!


viii. MODIFIKASI KIMIA OBAT

 Zat sukar larut dlm air → secara kimia diubah


menjadi turunan larut air.
 Cth: Betametason alkohol: 15,8 mg/ 100 ml 25°C

Ester-21 dinatrium fosfat: 10 g/100ml

Kendala:
- Aktivitas biologi
- Toksisitas akut & kronis
- Evaluasi farmasetika
- Pengujian klinik
ix. UKURAN PARTIKEL ZAT PADAT
Penurunan ukuran partikel →meningkatkan kelarutan obat
log S = 2 M
So 2.303 RTr
Keterangan:
S = kelarutan partikel halus dengan jari2 r
So = kelarutan normal partikel (uk. cukup besar)
= energi antar muka
M = bobot molekul partikel padat
= bobot jenis curahan padat
R = konstanta gas ( 8,314 x 10 7 erg/der.mol )
T = temperatur mutlak

• Peningkatan kelarutan karena penurunan ukuran partikel


akan berhenti bila partikel mempunyai r sangat halus →
kelarutan menurun.
Contoh Perhitungan!
7. MANUFAKTUR LARUTAN
PERTIMBANGAN DALAM PROSES PERAKITAN
i. Kualitas bahan2
ii. Formulasi sediaan
iii. Proses & peralatan
iv. SDM
v. CPOB

i. KUALITAS BAHAN
Bahan baku → memenuhi syarat spesifikasi (FI)
identitas, kemurnian, bebas dari kontaminasi mikroba
Air → memenuhi syarat
ii. FORMULASI SEDIAAN: √
III. PROSES DAN PERALATAN
PROSES
Prosedur → harus dibuat untuk setiap bentuk sediaan
farmasi yang harus diikuti oleh operator
penyimpangan dari prosedur → harus dipertanggung
jawabkan oleh operator
PERALATAN
- Tangki pencampur dengan alat pengaduk
- Alat pengukur ( besar & kecil )
- Sistem penyaringan
Semua alat mudah dibuka , dibersihkan & disanitasi
IV. SDM
Operator → pakai penutup kepala selama operasi,
sarung tangan & penutup mulut untuk mencegah
kontaminasi / pencemaran mikroba
v. CPOB
Lihat buku CPOB untuk cair (DepKes) !!
Wadah → untuk sediaan cair tergantung dari
karakteristik cairan: η , tegangan
permukaan, sediaan → busa
Ada 3 prinsip pengisian cairan berwadah:
• penimbangan
• takaran vol
• tinggi permukaan tetap → kalibrasi
8. STABILITAS / EVALUASI SEDIAAN
CAIR / LARUTAN

• kimia • etiket
• fisika • wadah / sendok
• biologi • no. batch & leaflet

Kimia → PK zat berkhasiat, pH


Fisika → Bj , η , V, berat sediaan
Biologi → potensi , cemaran mikroba
9. SEDIAAN FARMASI BERBENTUK
LARUTAN
i. DIGUNAKAN SECARA ORAL:
- MIXTURA
Larutan majemuk = larutan campuran
Yaitu sediaan cair yang mengandung dua
atau lebih zat yang terlarut (solute) dalam
pelarut tertentu
- OBAT TETES PEDIATRIC
Mis: vitamin untuk bayi
- SIRUP
- ELIXIR
SIRUP = SYRUPS
- Syrups are concentrated, aqueous preparations of a
sugar or sugar-substitute with or without added
flavoring agents and medicinal substances
- Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula
lain dalam kadar tinggi
- FI → dibaca !!
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang
mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,
kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari
64,0% dan tidak lebih dari 66,0%
PEMBAGIAN SIRUP:
1. NONMEDICATED / FLAVORED VEHICLES SYRUPS:
hanya mengandung sukrosa dan flavoring agent,
tanpa bahan aktif
mis: Acacia syrup (thickening effect, flavored vehicle)
Cocoa syrup (sweetened, flavored vehicle for
bitter taste)
2. MEDICATED SYRUP:
mengandung bahan aktif, sukrosa, flavoring agent,
coloring agent, air dll
mis: Pseudoephedrin HCl syrup
Piperazine Citrate syrup
KOMPONEN SIRUP:
Sirup mengandung komponen-2 yang ditambahkan
kedalam air dan zat aktif, seperti:
1. Gula: biasanya sucrose, dextrose
pengganti gula spt: sorbitol, gliserin, prop glikol
digunakan sebagai sweetness dan viscosity

untuk glycogenetic, contoh bahan idem


untuk nonglycogenetic, contoh: metilselulosa,
hidroksietilselulosa
Sirup NF → sukrosa: 85%
Bj : 1,31,3
Larutan sorbitol USP → sorbitol alkohol polihidrat 64%
2. Antimicrobial preservatives:
benzoic acid/Na 0,1-0,2%
metil/propil/butil paraben < 0,1%
jika sudah mengandung alkohol 15-20% (sebagai
solvent)→ tanpa pengawet

3. Flavorants
synthetic
naturally: volatile oil (orange oil), vanilin
untuk melarutkan volatile oil kadang-kadang
dibutuhkan sejumlah kecil alkohol
4. Colorants
berkorelasi dengan flavorant
Mis: green with mint
brown with chocolate
Biasanya bersifat:
- water soluble
- non reactive dengan komponen sirup
- stabil pada range pH

5. Special solvents
6. Solubilizing agents ditambahkan pada
7. Thickeners sirup komersial
8. Stabilizers
Pada sirup sering ditambahkan :
• poli-ol : sorbitol, gliserol, propilen
glikol
guna : menghambat penghabluran
(cap locking)
 PEMBUATAN SIRUP
Berdasarkan sifat fisika kimia bahan
1. Pemanasan
untuk membantu kelarutan gula.
Mis: Acasia syrup
jika panas berlebih, sukrosa mengalami
hidrolisis:inversi → gula invert → terurai
(warna dan rasa berubah, rentan terhadap
fermentasi, pertumbuhan mikroba)

Kecepatan inversi meningkat dengan:


- asam
- ion hidrogen → katalisator
2. Pengadukan tanpa pemanasan
- waktu lebih lama
- kestabilan maksimal
- wadah tangki besar stainless steel atau
dilapis gelas dilengkapi pengaduk
mekanik/pemutar
- Mis:Ferro sulfat syrup
FeSO4 135
asam sitrat 12
lar. Sorbitol 350
gliserin 50
Na Benzoat 1
Flavor qs
air ad 1000
3. Penambahan sukrosa ke dalam larutan Zat aktif
atau larutan Flavor
Zat aktif: tinctur, extract cair
Mis: Senna syrup
4. Perkolasi
sukrosa diperkolasi atau sumber komponen
obat diperkolasi menjadi extrak yang akan
ditambahkan sukrosa atau sirup kedalamnya
Mis: Tolu balsam syrup
Ipeca syrup
https://www.youtube.com/watch?v=CEI9Ui
ybZ1U
ELIXIR
Elixir adalah larutan hidroalkoholik yang jernih dan
manis, dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan
biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan.

Elixir adalah sediaan berupa larutan yg mempunyai


rasa dan bau yg sedap, mengandung selain obat jg zat
tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya,
zat pengawet, zat warna, dan zat pewangi untuk
digunakan sebagai obat oral.
Sebagai pelarut utama digunakan etanol 96% yg
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat.
Dibandingkan dengan sirup, elixir:
- kurang manis dan kurang viscous, karena
kandungan gula lebih kecil sehingga elixir
kurang efektif dalam menutupi rasa zat aktif
- karena berkarakter hidroalkoholik, elixir dapat
melarutkan bahan yang bersifat water- soluble
dan alcohol-soluble
- karena stabil dan mudah dibuat (simple
solution), secara manufacturing elixir lebih
disukai
PEMBAGIAN ELIXIR:
1. Nonmedicated elixirs
- to a pleasant tasting vehicle
- the dilution of an existing medicated
elixir
- ex:
Aromatic Elixir
Compound Benzaldehyde Elixir
Iso-Alcoholic Elixir
2. Medicated elixirs: (a single) therapeutic agent
ex:
Antihistamine Elixirs (Diphenhydramine HCl,
Brompheniramine Maleate etc)
KOMPONEN ELIKSIR:
1. Flavoring agents:
meningkatkan kelezatan
2. Coloring agents:
meningkatkan penampilan
3. Preservatives:
Ethanol 10-12% → solvent, etc
4. Sweeteners:
sucrose, sucrose syrup, sorbitol,glycerin,
saccharin
PEMBUATAN ELIXIR
- Pengadukan
- Pencampuran 2 atau lebih bahan cair

Bahan yang larut dalam air atau alkohol


masing-masing dilarutkan terpisah.
Larutan air ditambahkan ke larutan alkohol atau
sebaliknya, diamkan beberapa jam untuk
menjamin penjenuhan pelarut hidroalkohol.
Hasil keruh !
Dibantu dengan filter Talk
Kertas saring dibasahi dengan larutan hidroalkohol
(kadar alkohol = lar alkohol)
Bagaimana jika zat aktif sukar larut dalam air dan sukar
larut dalam alkohol??
 CONTOH FORMULA ELIXIR
Phenobarbital elixir:
Phenobarbital 4
Orange oil 0,25 ml
P. glycol 100 ml
Alcohol 200 ml
Sorbitol sol 600 ml
Colour qs
Purified water ad 1000 ml
ii. DIGUNAKAN PADA MULUT &
KERONGKONGAN
- Obat kumur2
- Obat pembilas mulut
III. DIGUNAKAN KEDALAM RONGGA TUBUH
Tetes hidung
 Adalah sediaan larutan yang digunakan untuk
pemakaian dalam hidung, biasanya mengandung
bahan adrenergik dan digunakan untuk aktivitas
pemampatan pada mukosa hidung
Komponen formula: -Bahan aktif
- Pendapar
- Pengawet
- Pelarut
- pH cairan hidung 5,5 -6,5 → sediaan dibuat isotoni
(0,9 % NaCl)
- Didapar dan diawetkan untuk menjaga stabilitas
sediaan

Bahan aktif:
- zat adrenergik untuk aktivitas pemampatan
mukosa hidung
Fenilefrin HCl: nasal adrenergik/dekongestan
Nafazolin HCl: nasal adrenergik/dekongestan
Tetes telinga
Adalah sediaan tetes bentuk larutan atau suspensi
diteteskan atau dimasukkan ke dalam saluran
telinga untuk melepaskan kotoran telinga atau
untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa
sakit

Minyak nabati, minyak mineral, H2O2:


Untuk melunakkan kotoran telinga
Komponen Formula:
Bahan aktif:
Mis: antiinfeksi : kloramfenikol, kolistin,
neomisin, polimiksin
anti radang : hidrokortison, deksametason
analgetik : antipirin
anestetik lokal: lidokain, benzokain
Pembawa : gliserin anhidrida, propilen glikol
Pengawet : Klorobutanol 0,5 %
Timerosol 0,01 %
Derivat paraben
Antioksidan: natrium disulfida
iv. LAIN-LAIN
- SPIRITUS:
larutan dari bahan berbau harum, dengan pelarut
mengandung alkohol
- TINCTUR:
larutan yang dibuat dengan menyari unsur2 dari
bahan obat alam
- EXTRACT CAIR:
berupa larutan dari zat kimia yang dilarutkan dalam
alkohol atau dalam suatu pelarut yang mengandung
hidro-alkohol
- AIR AROMATIK:
larutan dengan bahan berbau harum, dengan
pelarut air
- INFUSA:
rebusan (air) pada suhu 90°C, 15 menit dari bahan
alam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai