Anda di halaman 1dari 82

SUSPENSI

Teknologi Farmasi Sediaan Semipadat dan Cair


MATERI
 I. PENDAHULUAN
 II. FORMULASI
 III. STABILITAS
 IV. EVALUASI
 I. PENDAHULUAN
1. BATASAN
2. TUJUAN
3. SYARAT SUSPENSI

II. FORMULASI SUSPENSI


1. ZAT AKTIF
i. UKURAN PARTIKEL
ii. PERMUKAAN ZAT PADAT - CAIR
a. Pembasahan
b. Sudut kontak
iii. FLOKULASI DAN DEFLOKULASI
a. Gaya tolak menolak antar partikel
b. Gaya tarik menarik antar partikel
2. ZAT TAMBAHAN
a. Pembasah d. Dapar
b. Pengental e. Pengawet
c. Pemanis f. Pewarna dan pewangi
III. STABILITAS
IV. EVALUASI
 I. PENDAHULUAN
1. BATASAN
Suspensi adalah suatu sistem dispersi kasar
dimana partikel padat yang tidak larut, terdispersi
dalam medium cair.
Diameter: 1 – 50 μm
2. TUJUAN
- Obat yang tidak larut: dibuat sediaan cair
- Untuk menutupi rasa yang tidak enak
- Terapi: ~untuk anak-anak yg tidak bisa menelan (oral), co:
suspensi kloramfenikol, rifampisin.
- untuk kulit : lotio, co: caladin lotio
- untuk injeksi : i.m, co: suspensi penisilin G
- untuk mata (ocular), co: suspensi hidrokortison asetat
- untuk telinga (otic), co: suspensi hidrokortison
- untuk rectal, c0: suspensi paranitro sulfathiazol
- Stabilitas: untuk mengurangi pengurai an zat
yang mudah terhidrolisa
contoh: antibiotika
 3. SYARAT SUSPENSI YG BAIK
 - Partikel tidak cepat mengendap, harus
rata kembali ketika dikocok.
 - Tidak boleh terlalu pekat (agar mudah
 dituang)
 - Sifat antar muka:
 Penggilingan menurunkan ukuran
 partikel, menaikkan luas permukaan,
 sehingga partikel dari suspensi tidak
 cenderung kembali bersatu  diameter
 konstan  waktu lama
II. FORMULASI
1. ZAT AKTIF
- Tidak larut dalam media pembawa
cair
- Stabil, tdk terjadi pertumbuhan
kristal yg dapat menyebabkan
CAKING
- Terurai menjadi metabolit 
toksik
Proses pembentukan suspensi

1. Partikel  diberi  zat  pembasah  dan  dispersi  medium.


 

2. Lalu  ditambah  zat  pemflokulasi , biasanya  berupa  larutan  elektrolit,


surfaktan  atau  polimer.
 3. Diperoleh  suspensi  flokulasi  sebagai  produk  akhir.
 YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGEMBANGAN FORMULASI SUSPENSI
i. UKURAN PARTIKEL
Jumlah partikel
Ukuran partikel memenuhi sifat
Distribusi ukuran partikel fisik - kimia
Bentuk partikel suspensi

HUKUM STOKES: V = d 2 (ρ 1 - ρ 2 ) g
18 η
V: kecepatan sedimentasi
d: diameter partikel
ρ1: B.J. zat padat
ρ2: B.J. cair
η: viskositas
g: kecepatan gravitasi
ii. PERMUKAAN ZAT PADAT –
CAIR
Berdasarkan sifat permukaannya,
sifat zat padat tersuspensi dibagi
dua:
- 1. Hidrofil : mudah dibasahi
- 2. Hidrofob : sukar dibasahi
Hal yang berkaitan dengan sifat
permukaan zat padat (hidrofilik-lipofilik):

a. PEMBASAHAN (WETTING)
padat + cair  affinitas kuat
padat + cair  affinitas kecil
affinitas terhadap air: >> hidrofilik
<< hidrofobik
HIDROFILIK:
- Mudah dibasahi oleh air/polar
- Dapat memperbesar fasa air
- Dapat dicampur dalam suspensi air
- Tanpa ditambah wetting agent

HIDROFOBIK:
- Sukar dibasahi oleh air
- Dapat mudah basah oleh non polar
- Sukar dicampur dalam suspensi 
“floating”
UNTUK MEMPERMUDAH PEMBASAHAN:
- Ditambah surfaktan: menurunkan γ
(HLB 7- 9), mis: tween
- Ditambah polimer hidrofilik: CMC
- Ditambah zat-zat hidrofil yang tak
larut dalam air: bentonit, Al/Mg silikat
- Ditambah alkohol, gliserol, propilen
glikol, sorbitol

Zat mengalir melalui ruangan antar


patikel, sehingga menggantikan molekul
udara, akibatnya zat dapat dibasahi
b. SUDUT KONTAK
- Parameter yang digunakan dalam menilai mudah
tidaknya suatu zat terbasahi adalah: sudut kontak

- Sudut kontak adalah: sudut yang dibentuk oleh


permukaan zat padat dengan cairan

- θ (SUDUT KONTAK):
< 90°  terjadi pembasahan
0°  zat pdt terbasahi sempurna
> 90 - 180°  sulit dibasahi

GAMBAR 
sudut kontak

Z. Cair
A A  < 90º
ө
Z. padat

Z. cair
B
B  < 180º

ө
Z. padat
 iii. SUSPENSI FLOKULASI DAN DEFLOKULASI

- Untuk menghindarkan embentukan suatu ‘cake’, harus diambil


cara untuk mencegah penggumpalan partikel menjadi kristal
atau masa yg lebih besar. Satu cara untuk mencegah kohesi yg
kuat dari partikel-partikel tersebut dgn menggunakan daya ikat
antar partikel yg lemah. Penggumpalan partikel seperti itu
disebut flok atau flokula.

- Partikel-partikel yg terflukulasi membentuk sejenis struktur kisi


yg dapat menghalangi pengendapan sempurna (walaupun flok
mengendap lebih cepat daripada partikel-partikel yg halus) shg
tdk mudah menjadi kompak dibandingkan dgn partikel-partikel yg
tdk terflokulasi.

- (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ANSEL)


 iii. SUSPENSI FLOKULASI DAN DEFLOKULASI
SIFAT FLOKULASI DEFLOKULASI

- Partikel - agregat/flok - terpisah satu


sama lain
- Sedimentasi - cepat - lambat

- Sifat sedi - tdk mbtk cake - mbtk “cake” keras


mentasi mdh terdispersi sulit terdispersi
kembali

- Penampilan - kurang terlihat - baik


terpisah homogen

- Supernatan (+) (-)

- Vol. sedi - tinggi - rendah


mentasi
(V1/V0)
Bentuk sediaan pada waktu tertentu
TEORI D.L.V.O (Deryaguin, Landan, Verweg,
Overbeek)
 Keseimbangan antara gaya tolak menolak
elektrostatis (EDL) dengan gaya tarik menarik Van der Waals.

Gaya van der waals: gaya tarik listrik yg terjadi antar partikel-partikel
yg memiliki muatan, tjd akibat adanya sifat kepolaran partikel (semakin
kecil kepolaranya mk gaya tarik-menarik semakin kecil)
EDL: Adanya susunan listrik yg menyelubungi partikel shg terjadi
tolak-menolak antara partikel sejenis.

a. E.D.L (Electric Double Layer: lapisan rangkap


listrik)
- Dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit.
Konsentrasi elektrolit rendah  EDL dominan
EDL : muatan pd permukaan yg menyebabkan distribusi
ion dlm air
- Minyak terdispersi kedlm air, satu lapis air yang langsung berhubungan dgn
permukaan minyak akan bermuatan sejenis,.
- Lapisan berikutnya akan bermuatan yang berlawanan dengan lapisan
didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh
dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan.
- Benteng akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan
menggandakan penggabungan menjadi satu molekul besar. Karena susunan
listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai susunan yang
sama.
- Sesama partikel akan tolak menolak dan stabilitas emulsi akan bertambah.
b. GAYA TARIK MENARIK ANTAR MOLEKUL

- Energi terjadi karena adanya gaya tarik


menarik antar molekul  ikatan Van der Waals

- konsentrasi elektrolit tinggi 


Van der Waals dominan

Tarik menarik

Koalesensi / koagulasi
GAYA PADA PERMUKAAN
 - Tolak menolak elektrostatis tergantung pada:
 - konsentrasi elektrolit
- valensi elektrolit

- Tarik menarik Van der Waals:


Jarak partikel >>  tarik menarik <<

- Jumlah gaya tarik + gaya tolak  jumlah


energi
energi energi
(-) (+)
 Gaya tolak elektrostatik tergantung:
- besarnya muatan permukaan
- tebal lapisan ganda  ζ (zeta
(double layer) potensial)

JADI, STABILITAS ~ ZETA POTENSIAL

Zeta potensial dapat diukur dengan:


- surfaktan ionik
- elektrolit (suatu zat yang larut atau terurai ke dalam
bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor elektrik)
FLOKULASI TERKONTROL
 - Mencegah pembentukan endapan padat yang sukar
di dispersikan kembali.
- Bahan untuk menghasikan flokulasi dalam suspensi
(flocculating agent) adalah:
1. elektrolit
2. surfaktan
3. polimer

Ad. 1. ELEKTROLIT
Penambahan elektrolit organik 
- menurunkan potensial zeta.
Potensi zeta menunjukkan tingkatan tolak menolak antara partikel
yang bermuatan sama yang saling berdekatan. ketika nilai
potensial zeta rendah maka daya tarik menarik muatan antar
partikel dispersi melebihi daya tolak menolaknya hingga terjadi
flokulasi (tjd penggabungan koloid dr yg kecil mjd besar).
- pembentukan jembatan antar partikel yg berdekatan shg
partikel-partikel memnentuk flok yg longgar.
Contoh: AlCl3, Na. asetat, KH2PO4, sitrat
Tahapan pembentukan suspensi stabil
 CONTOH:
 1). Obat + elektrolit
(Bi. Subnitrat) (K. fosfat)
(+) (-)
Pada saat ζ = (+)  FLOKULASI max
ζ = (-)  deflokulasi

 Suspensi partikel bismut subnitrat dlm air menyebabkan gaya tolak-menolak


yang kuat antara partikel, (sistem terdeflokulasi). Penambahan kalium fosfat
ke suspensi bi. subnitrat menyebabkan potensial zeta positif untuk menurun
disebabkan oleh adsorpsi dari anion fosfat bermuatan negatif. Dengan terus
menambahkan elektrolit, potensial zeta akhirnya jatuh ke nol dan kemudian
menurun pada arah negatif. Ketika potensial zeta menjadi cukup negatif,
maka volume sedimentasi mulai turun. Akhirnya, tidak adanya caking dalam
suspensi berkorelasi dengan volume sedimentasi maksimum.
 Dispersi dengan nilai potensial zeta rendah akan menghasilkan
agregat karena atraksi Van Der Waal antar-partikel.
 Potensial zeta +25mV s/d – 25mV, biasany memiliki derajat stabilitas
tinggi.
 2). Obat dalam air + elektrolit
(sulfamerazin) (AlCl3)
(-) (+)
pot. Zeta mula-mula = (-)
+ AlCl3
adsorpsi Al3+
ζ = me
+ Al3+

ζ=0
+ Al3+

ζ = (+)  FLOKULASI
Ad. 2. SURFAKTAN
Surfaktan ionik dan non-ionik dapat digunakan untuk menghasilkan
suspensi terflokulasi. Konsentrasi optimum diperlukan karena senyawa
ini juga bertindak sebagai bahan pembasah. Konsentrasi optimum
surfaktan menurunkan energi bebas permukaan  dengan  mengurangi
tegangan permukaan antara cairan medium dan partikel padat.

Hal ini cenderung untuk membentuk aglomerat yang berdekatan. Partikel


yang memiliki energi bebas permukaan yang rendah saling tarik-menarik
oleh gaya Van der Waals dan membentuk aglomerat longgar.

- SURFAKTAN IONIK 
flokulasi, karena menetralkan muatan antar partikel

- SURFAKTAN NON IONIK 


mengadsorpsi > 1 partikel
 struktur longgar
Ad. 3. POLIMER
 Polimer memiliki rantai panjang dalam strukturnya. Polimer
membentuk jembatan (bridging) antara partikel-partikel sehingga
terjadi flokulasi.

- Contoh: pati, alginat, selulosa, tragakan,


karbomer, silikat

- Dapat mengontrol derajat flokulasi

- Hubungan linier  cabang-cabang dalam molekul, diadsorpsi


pada permukaan partikel yang terdispersi  mengikat
partikel longgar  terjadi FLOKULASI
2. ZAT TAMBAHAN
a. ZAT PEMBASAH
- Memperkecil sudut kontak antara partikel zat padat
dan larutan pembawa.
- Surfaktan kationik dan anionik untuk bahan
berkhasiat dgn zeta potensial positif dan negatif.
- Surfaktan nonionik lebih baik untuk pembasah
karena mempunyai range pH yg cukup besar dan
toksisitas yg rendah.
- Digunakan jika bahan aktif hidrofob
- zat pembasah golongan surfaktan harus
diperhatikan bila jumlah > berbusa
rasa tidak enak.
b. ZAT PENGENTAL / BAHAN PENSUSPENSI
TUJUAN :
- Untuk memodifikasi viskositas
- Untuk menstabilkan zat padat yang tidak
larut dalam medium pendispersi
JENIS BAHAN PENSUSPENSI
1. POLISAKARIDA
 GOM ARAB (Acacia gum)
- Penyimpanan → bersifat asam → ada enzim
→ menguraikan zat aktif
- Dengan penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut
menjadi diluar 5 – 9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
- Tidak dipakai untuk sediaan luar / topikal → ada lapis tipis tertinggal
dikulit.

 TRAGACANT
- Sifat aliran : tiksotropik & pseudoplastis.
- Dipakai untuk oral / eksternal.
- Lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya
dilakukan pemanasan. Viskositas dipngruhi oleh panas.
- Mucilago tragacath lebih kental dari mucilago dari gom arab.
- Baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
 ALGINAT
- Merupakan senyawa organik yg mudah mengalami fermentasi
bakteri sehingga suspensi dalam algin memerlukan bahan pengawet.
- Kadar yg dipakai sebagai suspending agent umumnya 1 -2 %.
- Merupakan polimer dari d-asam manuronat
- Mucilago alginat tidak boleh dipanaskan
>60°C, terjadi depolimerisasi & η↓

2. SELLULOSA LARUT AIR


 METIL SELLULOSA:
- Pengembangannya didalam air dgn disebarkan dlm air hangat →
dikocok
- Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun
sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan.
- Selain untuk bahan pensuspensi juga bs sebagai laksansia dan
bahan penghancur (disintergator) dlm pmbuatan tablet.
•) BERSIFAT NON IONIK
 CMC Na:
- Konsentrasi 1% → viskositas 50 Cps
- Dalam air membentuk larutan jernih
- Stabil pada air dingin / panas
- Terdiri dari kristal koloid yang terdispersi
dalam air membentuk gel tiksotropi

•) SILIKAT
 Bentonit, Mg Al silikat, Veegum
- Merupakan golongan clay
- Viskositas sangat ditentukan oleh teknik
pengembangan dalam air
- Adanya kotoran (bentuk minyak) dapat
mempengaruhi proses pengembangan
c. ZAT PEMANIS
- Merupakan komponen penunjang
- Untuk obat2 rasa pahit
- Untuk zat pengental yang mempunyai
rasa tidak enak
- Untuk menutupi rasa tidak enak tsb
- Untuk meningkatkan penerimaan pasien
terutama anak2 yang menggunakan
sediaan suspensi
d. DAPAR
Mengoptimalkan kinerja dr fisikokimia obat, kontrol pH
dimaksudkan untuk:
- Mempertahankan kelarutan bahan obat.
- Meningkatkan stabilitas produk dimana stabilitas kimia zat aktif
tergantung pH.
-Contoh dapar yang digunakan dlm sediaan farmasi:
■ asetat (asam asetat dan natrium asetat): sekitar 1-2%
■ sitrat (asam sitrat dan natrium sitrat): sekitar 1-5%
■ fosfat (natrium fosfat dan disodium fosfat): sekitar 0,8-2%.

e. PENGAWET, pengawet dibutuhkan karena:


- Fasa air→ media yang baik untuk mikroorganisme
- Bahan pensuspensi alam mudah terurai oleh MO/ bakteri.
- diperlukan utk sed. dgn pemakaian berulang (multiple dose).
- Pengawet yg sering digunakan antara lain: metil/propil paraben
(0,1-0,2%), na.benzoat.
f. FLAVOR – PEWARNA
-Untuk menutupi bau yang tidak enak
-Dipilih yang memiliki bau yang tahan lama, tetapi tidak
merubah rasa sediaan
-Pewarna disesuaikan dengan flavor

III. STABILITAS
Yang harus diperhatikan utk stabilitas
dalam formula adalah:

1. KECEPATAN SEDIMENTASI
Dengan cara :
• TEORITIS (Hukum STOKES)
• NYATA ( mengubah gaya gravitasi)
Yaitu dengan centrifuge
Faktor2nya : jari2 (r) & kecepatan (rpm)
- Centrifuge: Alat yang sering dipergunakan
untuk memisahkan suatu larutan
berdasarkan berat jenis (BJ) masing-masing
bahan terlarut.
- Cara kerja: Memanfaatkan gaya centrifugal
yang ditimbulkan oleh adanya putaran rotor,
shg berat benda akan menjadi beberapa kali
lipat bahkan ribuan kali lipat tergantung dari
kecepatan putar dan jari-jari rotor.
- Dengan demikian bahan-bahan terlarut
yang memiliki BJ yang berbeda-beda
tersebut akan dengan cepat mengendap
dan berlapir sesuai dengan BJ masing-
masing bahan.
- Artinya jika dalam kondisi gravitasi normal
benda memiliki berat 1 Newton, maka jika
dimasukkan ke dalam centrifuge dengan
berat benda menjadi 100 N.
2. MUDAH TERDISPERSI KEMBALI
- Dalam waktu tertentu :
- viskositas konstan
- stabilitas tinggi

UJI STABILITAS DIPERCEPAT:


Dengan menaikkan suhu diatas suhu kamar
(mis: 40°C), dilihat perubahan fisik, lalu diamati
pada mikroskop (ukuran Partikel)
IV. EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI

1. FISIK
- Organoleptik
- BJ
- sifat aliran / rheogram
- distribusi ukuran partikel
- volume sedimentasi
- redispersibilitas
- waktu rekonstitusi (untuk suspensi rekonstitusi)

2. KIMIA
- pH
- Bila terjadi hidrolisis → rasa pahit
- Kadar obat

3. MIKROBIOLOGI
- Cemaran (Bilangan mikroba ), untuk zat tambahan alami
- Potensi : untuk zat aktif antibiotika
CONTOH SUSPENSI ORAL
1. ANALGESIK: Acetaminophen
Propoxyphene Napsylate
2. ANTASIDA: Al & Mg trisilikat
Al, Mg & CaCO3
3. ANTELMINTIKA: Pirantel Pamoat
Tiabendazol
4. ANTIBAKTERIAL
• NON ANTIINFEKTIF: (Bakterisid)
: Methenamin mandelat
Nitrofurantoin
: sulfametoxazol
Trisulfapyrimidin
• ANTIBIOTIK : (Bakteriostatik)
Chlorampenicol Palmitat
Erythromycin estolat
Tetracyclin
Oxytetracyclin Ca
5. ANTICONVULSAN (mencegah atau mengurangi
kejang-kejang): Primidon
6. ANTIFLATULEN (menghilangkan kembung di perut):
Simethicon
7. ANTIFUNGI: Nystatin
Griseofulvin
8. ANTIMALARIA: Quinin sulfat
9. ANTIPSIKOTIK, SEDATIV, ANTIEMETIK :
Chlorprothixene
Trifluproniazin
Hydroxyzin Pamoat
10. DIURETIKA : Chlorothiazid
RECONSTITUTABLE ORAL
SUSPENSIONS
- Merupakan sediaan oral yang dibuat secara rekonstitusi.
- Dibuat oleh pabrik dalam bentuk campuran padat
homogen (serbuk/granul)
- Ditambahkan pembawa cair (aqueous vehicle) lalu
direkonstitusi apabila akan segera digunakan oleh pasien
- Pada pustaka SP: have a title designated ….”for oral
suspension”
- Bentuk ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan
kestabilan kimia didalam pembawa cair.
Mis: - reconstituted suspensions of penicillin : max self
life of 14 days
- Dry mixture : a self life of at least 2 years
RATIONALE CHARACTERISTICS OF
SUSPENSION FOR RECONSTITUTION
- To avoid the physical stability
- Possible increased drug solubility due to pH ranges from
chemical degradation
- Incompatibility of ingredients
- Viscosity changes
- Conversion of polymorphic form
- Crystal growth
- Caking
- Reduced the weight of the final product aqueous is
absent
REQUIRED CHARACTERISTICS of
suspension for reconstitution
1. Campuran serbuk harus seragam dan
memperlihatkan konsentrasi pd setiap bahan.
2. Selama proses rekonstitusi, campuran serbuk
harus dpt didispersikan dgn cepat pd cairan
pembawa.
3. Suspensi rekonstitusi harus dpt didispersikan
kembali dgn mudah agar ketika dituang dpt
memberikan dosis yg akurat dan seragam.
4. Produk akhir harus memiliki penampilan yg dpt
diterima bau serta rasanya.
ZAT AKTIF
- Golongan antibiotik
- Konsentrasi zat aktif sesuai untuk pediatric dose.
- Ampicillin dapat digunakan dalam bentuk anhidrat dan
trihidrat
- Eritromosin etil suksinat dikemas dlm botol tetes untuk
bayi pd dosis rendah
- Sod . dicloxacillin larut dalam air. Diformulasikan dalam
bentuk tidak larut untuk menutupi odor & taste
- Potas. penicillin V: larut dalam air
Menurut USP: zat aktif yang larut dalam air
diklasifikasikan sebagai sediaan  oral solution
- Combination probenicid + ampicillin : is intented for
adult, is consumed as one dose
CONTOH ZAT AKTIF
DRUG CONC ENTRATION
after reconstitution
- Amoxicillin trihydrate 125, 250mg/ 5 mL
- Ampicillin 125, 250mg/ 5 mL
- Cephalexin 125, 250mg/ 5 mL
- Dicloxacillin sodium 62.5 mg/ 5 mL
- Erythromycin ethylsuccinate 100 mg/2.5 mL
200, 400 mg/ 5 mL
- Penicillin V potassium 125, 250 mg/ 5 mL

- Ampicillin and probenecid 3.5 g, 1 g/ 60 mL


EXCIPIENT
 FREQUENT INFREQUENT
Suspending agent Anticaking agent
Wetting agent Flocculating agent
Sweetener Solid diluent
Preservative Antifoaming agent
Flavor Granule binder
Buffer Granule disintegrant
Color Antioxidant
Lubricant
SUSPENDING AGENT
- Bahan pensuspensi harus mudah
didispersikan dengan pengocokan selama
waktu rekonstitusi
- Beberapa bahan pensuspensi yang tidak
direkomendasi: carbomer, CMC.
- Kombinasi CMC + Al Mg silicate sebagai
bahan pensuspensi yg baik untuk z. aktif
cephalexin, erythromycin ethylsuccinate
- Bahan pensuspensi yg memiliki muatan
ion  inkompatibilitas kimia
SUSPENDING AGENT SUITABLE for
use in suspensions for reconstitution
1. Acacia
2. CMC sod
3. Iota carrageenan
4. Microcrystalline cellulose with CMC sod
5. Povidone
6. Propylene glycol alginate
7. Silicon dioxide, colloidal
8. Sod starch glycolate
9. Tragacanth
10. Xanthan gum
SWEETENER
 Can mask the unfavorable taste 
enhance patient acceptance
 Any increased viscosity
SWEETENER
1. Sucrose: pengisi pd campuran serbuk
2. Mannitol: non higroskopis, rasa manis,
menyenangkan, alternatif bagi penderita
diabetes
3. Dextrose: termasuk gula sederhana, tdk
aman bagi penderita diabetes karena
memiliki indeks glikemik tinggi.
4. Aspartame: lbh manis sekitar 200x dr gula
biasa, pd suhu tinggi berubah jd asam amino.
5. Sod saccharin: lbh manis 300-500x drpd gula,
Saccharin: carcinogenic potencial (FDA)
WETTING AGENTS
 Banyak Obat pd sed suspensi yg bersifat hidrofob yg bersifat menolak
air dan tdk mudah dibasahi.

 Surfaktan digunakan untuk mempermudah pendispersian bahan-


bahan hidrofob.

 Formulator akan memilih bahan pembasah dgn konst yg rendah dan


memberikan dispersi yg optimal.

 Wetting agent dpt menghasilkan busa yg dpt memberikan rasa yg


kurang menyenangkan pd sediaan.

 Wetting agent yg baik akan meningkatkan laju penetrasi dr serbuk.


WETTING AGENTS

1. Polysorbate 80: nonionic surfactant


- chemically compatible with (+ and - )
excipients and drugs
- Conc ≤ 0.1 %
2. Sod lauryl sulfate: anionic surfactant
- may be incompatible with (+) drugs
OTHER INGREDIENTS
1. BUFFER :
- untuk menjaga pH optimum dari semua bahan yang
digunakan
- pH sediaan suspensi di adjust untuk menjaga
ketidak larutan zat aktif
- Contoh:
Sod. Citrat merupakan buffer yang umum digunakan
pada suspensi rekonstitusi
2. PRESERVATIVE:
- Pengawet dibutuhkan untuk sediaan suspensi karena
suspending agent dan sweetener merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme
- Sod. benzoat efektif pada pH rendah
- Pemilihan pengawet dalam suspensi rekon merupakan
faktor penting, karena memiliki masalah kelarutan
pada temperatur kamar
mis: pengawet yang memiliki poorly soluble tidak
direkomendasikan seperti: sorbic acid dan golongan
paraben
- Sucrose (60% w/w): mencegah pertumbuhan mikrobial
- Pengawet lain: sod benzoat, sod propionat
3. FLAVOR
- Sangat penting karena sediaan dikonsumsi untuk
pasien pediatrik
- Flavor natural dan artificial dapat digunakan
- Untuk kasus tertentu dapat dilakukan pendinginan
setelah sediaan direkonstitusi dapat menjaga stabilitas
flavoring agent dan zat aktif
- Contoh: raspberry, pineapple, bubble gum
4. COLORANT
- Diberikan untuk : meningkatkan nilai estetika dr
sediaan
- Golongan cation dan anion colorant : inkompatibilitas
kimia dengan ingredient lain
contoh: FD & C Red No 3 (merupakan garam
disodium, memiliki muatan/ionik) 
incompatible dengan cationic wetting agent
contoh lain: FD & C Red No 40
FD & C Yellow No 6
ANTIBIOTIC FORMULAS
1. Sulfametazin 5%
Sucrose 60 %
Sod alginat 1.75 %
Sod citrat 0.88 %
Sod benzoat 0.2 %
Tween 80 0.08 %

2. Eritromisin stearat 6.94 %


Sucrose 60 %
Sod alginat 1.5 %
Sod benzoat 0.2 %
Tween 80 0.12 %
3. Ampisilin trihidrat 5.77 %
Sucrose 60 %
Sod alginat 1.5 %
Sod benzoat 0.2 %
Sod citrat 0.125 %
Citric acid 0.051 %
Tween 80 0.08 %
SUSPENSI ANTIBIOTIKA
- Sebagian besar antibiotik tidak stabil ketika berada dalam
bentuk larutan
- Dibuat serbuk kering / campuran granul yg akan
direkonstitusi dgn air ketika akan digunakan
- Suspensi oral untuk bayi & anak dikemas dalam wadah
dengan pipet yang terukur untuk ketepatan dosis
Biasanya diberi – pewarna untuk
- pemanis meningkatkan
- flavour daya tarik &
cita rasa
GRANUL/SERBUK KERING UTK SUSPENSI ORAL

- Merupakan sediaan berbentuk campuran serbuk


kering atau granul yg akan direkonstitusi dlm air

- Untuk meningkatkan stabilitas dr campuran serbuk


kering / campuran granul, mk antibiotika tsb perlu
ditambahkan : - pewarna
- pemanis
- perasa
- stabilizing
- suspending
- preserving agent

- Dikemas dlm wadah dgn volume >>>>


Contoh : Amoxicillin, Ampicilin, Dicloxacillin,
Erythromycin ethylsuccinat, Penicillin,
Cephalexin, Cephadrin.
Suspensi kering (camp. serbuk kering) BaSO4

- Digunakan sbg cairan kontras → pd sinar x

- Digunakan secara oral / rektal


Sec. oral → utk memvisualisasikan sal. Pencernaan
- Hipopharynx
- Esophagus
- Stomach
- Usus halus
- Colon
Secara rektal → untuk memvisualisasi - rektum
- colon

- Tdk larut dlm air, tdk diserap oleh gastro intestin

- Barium Sulfide
Barium Sulfite larut , beracun
REOLOGI
ISTILAH REOLOGI :
BHS YUNANI→ RHEOS : aliran, mengalir
LOGOS : ilmu BINGHAM
&
CRAWFORD

DEFINISI REOLOGI :
Ilmu yg mempelajari sifat aliran zat cair atau perubahan bentuk
(deformasi) zat padat dibawah tekanan. Rheologi mempelajari
hubungan antara tekanan gesek (shearing stress (F/A)) dengan
kecepatan geser (shearing rate (dv/dr)) pada cairan.

PENGUKURAN REOLOGI DIGUNAKAN UNTUK:


Mengkarakterisasi : - kemudahan penuangan dari botol
- penekanan / pemencetan dari
tube, jarum injeksi , atau wadah
lain yang dapat berubah bentuk
- Pemeliharaan bentuk produk dalam suatu
bejana atau sesudah pengeluaran
- Penggosokan bentuk produk pada kulit
- Pemompaan produk dari pencampuran &
penyimpanan ke dalam alat pengisian

• PENTING UNTUK: - pengembangan produk


- jaminan kualitas
VISKOSITAS
Suatu ungkapan yg menyatakan tahanan yang
mencegah zat untuk mengalir
Makin tinggi viskositas, makin besar tahanannya

- Zat cair sederhana diperiksa dg : visk. Absolut (Hk.


Newton)
- Sistem dispersi heterogen lebih komplek : (Hk.
Non Newton)

Reologi dalam farmasi :


- Formulasi
- Analisa produk farmasi : emulsi, pasta,
suppositoria, preparat kosmetik dll.
Reologi suatu sediaan farmasi yg mempunyai jarak
konsistensi dari → semi padat → padat, dapat
mempengaruhi :
- Stabilitas fisik
- estetika

KLASIFIKASI ZAT BERDASARKAN TIPE ALIR &


DEFORMASI :
1) Sistem Newton
2) Sistem non Newton
Faktor-faktor yg mempengaruhi Viskositas
 Temperatur
Viskositas akan turun dgn naiknya suhu. Pemanasan zat
cair menyebabkan molekul2ny memperoleh energi.
Molekul2 cairan bergerak shg gaya interaksi molekul
melemah dan menyebabkan viskositas cairan menurun.
 Kehadiran zat lain.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi
menaikkan viskositas air. Sedangkan pd gliserin,
penambahan air akan menurunkan viskositasnya.
 Berat molekul.
Viskositas naik dgn naiknya berat molekul, viskositas naik
jika ikatan rangkap semakin banyak.
1) • Visk. mula2 diselidiki oleh Newton
dgn menggambarkan zat cair sbb:

F dv A
dx

Ket :
• Kecepatan geser (rate of shear) → dv/dx :
Perbedaan kecepatan dv antara 2 lapisan
yg dipisahkan dgn jarak dx
• Tekanan geser (shearing stress)→F/A :
Gaya persatuan luas yg dibutuhkan utk
mengalirkan zat cair
bayangkan ada 2 buah
lempeng pelat yang
memiliki ukuran luas
permukaan yang sama
yaitu sebesar A dan
terpisah pada jarak yang
cukup dekat yaitu sebesar
y. Di antara kedua
lempeng pelat tersebut
terdapat suatu jenis fluida.
Lempang bagian bawah
dapat bergerak ke arah
sumbuh X, maka profil
kecepatan pada fluida
untuk t < 0, t = 0 dan t > 0
dapat digambar seperti
pada gambar berikut ini.
Pada saat terbentuk sempurna, terlihat profil kecepatan di
dalam lapisan fluida ternyata linier. Besar gradien kecepatan
akan proporsional dengan perbandingan F terhadap A atau
dapat ditulis :

 perbandingan ini memiliki suatu kontanta yang disebut


viskositas () sehingga dapat ditulis menjadi :
Menurut Newton : F/A ~ dv / dx
= η . dv / dx
η = F/A . dx/dv
= dyne/cm2 . cm/cm det-1
η= koefisien visk. = dyne cm-2 detik
= poise
1 poise = gr.cm-1.det-1
1 dyne = gr.cm.det-2

• Visk. Suatu zat dipengaruhi oleh temperatur


Zat cair → visk ↓ , t↑

untuk cairan yang memenuhi hk. Newton :


Viskositas tetap pada suhu & tekanan ttt, tidak
tergantung dv/dx, viskositas dapat ditentukan pada
dv/dx saja→ viskometer 1 titik.
Cairan → HUKUM Newton

dv/dx

F/A

2) CAIRAN NON NEWTON


1. Cairan yg sifat alirannya tidak
dipengaruhi oleh waktu
a. ALIRAN PLASTIK
a. ALIRAN PLASTIK
Tidak akan mengalir sebelum suatu gaya dilampaui
Gaya = yield value = f
Tekanan dibawah f  bahan elastik
diatas f  aliran ~ Hk. Newton

dv/dx

f F/A

Mis : pada suspensi pekat : partikel – partikel terflokulasi


adanya yield value karena penggabungan partikel –
partikel ( oleh gaya Van der waals )
Makin banyak suspensi terflokulasi  yield value >>
* Butuh tekanan yg besar untuk menurunkan viskositas.
 b. ALIRAN PSEUDOPLASTIK
Viskositas cairan pseudoplastik akan
berkurang dengan naiknya kecepatan
geser dv/dx

dv/dx

F/A
Mis: gom alam/sintetik, tragakan, Na. alginat,
CMC, dll
* Tidak butuh tekanan yg besar karena tdk ada yield value
(gaya) seperti pd aliran plastis.
c. ALIRAN DILATAN
viskositas cairan dilatan akan naik
dengan naiknya kecepatan geser

dv/dx

F/A

* Jika dikocok mk viskositas meningkat


Mis : Suspensi dengan % zat padat
terdispersi » (± 50 % atau lebih )
bertambah volumenya jika digeser

mengembang: mendilatasi

partikel-partikel kecil terdeflokulasi

bergerak cepat

susunan partikel terbuka

Digunakan alat pencampur kecepatan


tinggi
 Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi
oleh waktu, bila tekanan dihilangkan, sistem
akan kembali ke keadaan awal dengan
segera kurva menaik dan menurun
berimpit.

 Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh


waktu seperti :
d. ALIRAN TIKSOTROPIK
e. ALIRAN REOPEKSI
f. ALIRAN VISKOELASTIS
Berlaku bila tekanan Geser dikurangi, cairan
tidak mengikuti kecepatan geser semula
kurva menaik dan menurun tidak berimpit

celah “hysteresis loop”


d. ALIRAN TIKSOTROPIK
- kurva menurun disebelah kiri kurva
menaik
- pada zat yang mempunyai aliran
plastik dan pseudoplastik
- karena terjadi perubahan struktur, tidak
dapat kembali ke keadaan semula
dengan segera, bila tekanan dikurangi
dv/dx

F/A
Mis: - suspensi parenteral procain
penicilin (dalam air) 40 – 70% b/v
jika ada geseran  menjadi
encer
- perubahan aliran tiksotropik
salep bacitracin (Lilly)
konsistensi dan yield value berkurang
jika temperatur 20° 35°C
sifat alir berubah atau hilang 
digunakan pada kulit
 e. ALIRAN REOPEKSI
- Kurva menurun disebelah kanan kurva
menaik
- Pengocokan perlahan dan teratur 
mempercepat pemadatan suatu sistem
dilatan

dv/dx

F/A
* Jika dikocok maka viskositas bertambah kental
f. ALIRAN VISKOELASTIK
- cairan diberikan tekanan diatas yield
value (tahanan) statik  akan mengalir sebagai
cairan, bila tekanan dihilangkan  sistem tidak kembali
dengan sempurna ke keadaan semula

dv/ dx

F/A

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai