Anda di halaman 1dari 57

SEDIAAN

SUSPENSI
Capaian pembelajaran
CPL
• Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang
keahliannya secara mandiri
• Mampu mengevaluasi diri dan mengelola pembelajaran diri sendiri,
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan diri
secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kemampuan praktik
kefarmasian
• Menguasai teori, metode, aplikasi ilmu dan teknologi farmasi
• Menguasai pengetahuan dalam mencari dan atau menelusur kembali
hasil riset bidang kefarmasian, informasi mutakhir terkait obat
CPMK : Mahasiswa mampu merancang formulasi sediaan cair

Sub CPMK: Mahasiswa mampu merancang formulasi sediaan suspensi


Tujuan / Indikator
• Mahasiswa mampu memilih senyawa aktif untuk bisa
digunakan dalam sediaan suspensi
• Mahasiswa mampu menyusun formula suspensi
• Mahasiswa mampu menjabarkan tahapan pembuatan untuk
digunakan dalam sediaan suspensi
• Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi dalam sediaan
suspensi
Integrasi AIK : Qs. Al Baqarah: 173

173. Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah,


daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Presentation Title
Sediaan Suspensi :
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan aktif
padat (tidak larut) yang terdispersi dalam medium cair
(umumnya air)

Ukuran partikel > 1 μm


Mengendap

Colloids :
Ukuran partikel 1 nm – 1 μm
Tidak mengendap  karena gerak brown
Pembagian Sediaan Suspensi Berdasarkan
Cara Penggunaan • Oral Aqueous Suspensions
• Dry Syrup/ For Oral Suspensions/
Reconstituable Suspensions
• Topical Suspensions

Alasan bahan aktif diformulasi bentuk Suspensi


1. Pasien sulit menelan obat bentuk tablet, kapsul
2. Bahan aktif sukar larut dalam air
3. Bahan aktif bentuk terlarut berasa pahit
4. Lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut
5. Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet
atau kapsul
Karakteristik fisik suspensi yang baik :
1. Tetap homogen dalam waktu tertentu
2. Endapan yang terbentuk mudah diredispersi
3. Viskositas cukup (terlalu tinggi sulit dituang, terlalu rendah
cepat mengendap  dosis homogen)
4. Partikel harus kecil dan uniform untuk mendapatkan sediaan
yang halus, akseptabel bebas dari gritty texture (berpasir)

Sediaan SUSPENSI yang bermutu  stabil, efektif, aman,


akseptabel
Faktor yang diperhatikan pada formulasi suspensi :
1. Homogenitas dosis
2. Proses pengendapan
3. Tidak terjadi pemadatan endapan
4. Proses agregasi partikel suspensi
5. Kemudahan pendispersian
6. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
1. WETTING
Pembasahan (wetting) partikel padat adalah pengusir-
an udara pada permukaan partikel oleh cairan

‫ץ‬LA
Air (A)
Likuid (L)

‫ץ‬SA A ‫ץ‬SL
B C

Solid (S)

Gambar : Spreading wetting


• Contact angle
Tetesan cairan berhenti diatas bahan padat  hasil
kontrol tiga gaya yaitu,
surface tension dari cairan
surface tension dari zat padat
interfacial tension antara cairan dan zat padat.

Cos θ = 1  pembasahan sempurna


Proses pembasahan terjadi :
- penurunan tegangan permukaan cairan
- penurunan tegangan interfacial cairan/zat padat
2. CRITICAL SURFACE TENSION (CST):
CST cairan ≤ CST partikel padat  spreads readily
Bahan yang memiliki CST < 30 dynes/cm2 memerlukan
wetting agent
CST beberapa serbuk :
Sulfadiasin 33
Aspirin 32
Asam salisilat 31
Sulfur 30
Magnesium stearat 22
CARA MENGETAHUI BAHAN AKTIF
MEMERLUKAN PEMBASAH

1. SERBUK DITETESI AIR

2. SERBUK DITABURKAN DIATAS PERMUKAAN AIR


3. ZETA POTENTIAL
a b c d
+ - - - - - -
+
+ - - + - + +
+ - - - - -
+ -
+ - + - - + +
a’ b’ c’ d’
Gambar : electrical double layer pada permukaan antara dua fase

Electrical charges, terbentuk karena pada permukaan


zat padat terjadi: - ionisasi
- adsopsi molekul surfaktan
- adsorpsi elektrolit yang terlarut
Bila zeta potential relative tinggi ≥ 25 mV atau lebih, partikel
terdispersi  deflocculated
Sebaliknya bila zeta potential relativ rendah < 25 mV, partikel
bergabung  flocculated
4. AGGREGATION and CAKING
Suspensi secara termodinamik tidak stabil, bila lama
tidak dikocok  partikel agregasi, mengendap, dapat
caking
Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan
ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium

diatasi dengan flokulasi  partikel bergabung dalam


ikatan yg lemah & longgar, cepat mengendap,
membentuk volume endapan yang besar tetapi mudah
diredispersi
5. FLOCCULANT
Fungsi flokulan menurunkan electrostatic repulsive
force atau menambah interparticle attraction
Flocculating agent:
•Elektrolit; Valensi ion meningkat  Efisiensi agregasi
(ion trivalen > divalen > monovalen)
•Surfaktan
Surfaktan teradsopsi pada EDL  netralisasi atau
pembalikan muatan  penurunan zeta potential
•Polimer
Fenomena adsorpsi polimer dipengaruhi, suhu, solvent
dan permukaan adsorben
Over-flocculation tidak dikehendaki karena, tumbuh
partikel yang sangat besar, menggangu uniformity,
viskositas dan penampilan sediaan  controlled
flocculation
6. PENGENDAPAN (Sedimentation)
d2 ( ρ – ρo ) g
Hukum Stoke : V = -------------------
18η
V = sedimentation velocity, d = particle diameter, ρ = particle density
ρo = medium density, g = gravitation constant
η = viscosity of continuous external phase
7. RHEOLOGY
Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas
sistem dan kemudahan penggunaan
Suspensi  non-Newtonian (psuedoplastic, plastic,
thixotropic,dilatan)
Pseudopastic :
Shearing stress meningkat  hambatan mengalir berkurang 
sediaan lebih encer (koloid, larutan polimer)
Plastic :
Pada shearing stress yang rendah  tidak mengalir, sampai
shearing stress sama atau lebih besar dari yield value
Thixotropic :
Rate of shear tergantung shearing stress yang diberikan
Dilatant :
Hambatan mengalir meningkat dgn meningkatnya shearing
stress
TAHAPAN FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI

• Praformulasi
• Pembuatan
• Evaluasi
PRAFORMULATION

Pada tahap awal formulator harus mengetahui sifat


fisikokimia dari bahan aktif

Organoleptis konstanta ionisasi


kemurnian sifat kristal dan polimorf
ukuran partikel stabilitas kimia dan fisika
bentuk dan surface area stabilitas padat dan dalam air
muatan static densitas absolut dan bulk
kelarutan hygroskopisitas
kecepatan melarut flow ability
koefisien partisi koefisien partisi excipient compatibility
FORMULA SUSPENSI

A. BAHAN AKTIF
Ukuran partikel bahan aktif harus halus, bila ukuran partikel >
5μm  gritty texture

Ukuran partikel suspensi dapat berubah/ bertambah besar dari


pada saat produksi/fabrikasi karena adanya perubahan
kelarutan bahan aktif akibat suhu  KONTROL UKURAN
PARTIKEL.

Parasetamol, makin meningkat suhu maka kelarutan makin


tinggi sedangkan pada penurunan suhu terjadi rekristalisasi 
tumbuh kristal
B. BAHAN TAMBAHAN

Pertimbangan pemilihan bahan tambahan


1. Compatibility with the drug
2. Stability at a specific pH and temperature
3. Compatibility with other adjuvant
4. Cost

Jenis bahan tambahan


1. DISPERSING AGENT : wetting agent,
deflocculating or true dispersing agent, protective
colloid, inorganic electrolyte
WETTING AGENT
• Solvent (dapat sbg wetting agent) : alkohol, gliserin,
propilen glikol, polietilen glikol

• Surfaktan :
Anionik : sodium lauryl sulphate (SLS), dioctyl sodium
sulphosuccinate (docusate sodium)
Non ionik : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)

Penggunaan surfaktan sbg wetting agent sampai 0,1%


oral : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)
topikal : sodium lauryl sulphate, dioctyl sodium
sulphosuccinate
surfaktan yang sesuai sebagai wetting agent  memiliki HLB 7-9
Kerugian surfaktan :  foam, deflocculated system
Efek surfaktan terhadap tegangan permukaan dan sudut
kontak

Concentration
γSL θ
(m X 106)
1.0 60.1 120o
3.0 49.8 113o
5.0 45.1 104o
8.0 40.6 89o
10.0 38.6 80o
12.0 37.9 71 o
15.0 35.0 63o
20.0 32.4 54o
25.0 29.5 50o
Perhatian pada pemilihan surfaktan
1. Compatible
2. Should be used in minimum amount necessary
3. Excessive amount may lead to foaming, solubilization,
unpleasant taste and odor

• Hydrophilic colloids :
Acasia, bentonite, tragacanth, alginate, cellulose derivate 
protective colloids, membungkus partikel padat hydrophobic
dengan cara multimolecular layer

Kerugian :  deflocculated system terutama pada


konsentrasi rendah
Deflocculating or true dispersing agent
Polymerized organic salts of sulfonic acid (aryl-alkyl)
 polyelectrolyte (kurang aman untuk penggunaan
internal)
Yang banyak digunakan : lecithin

Protective colloid
Increase strength of double layer through hydrogen
bounding, reduce molecular interaction  aid in dispersion

Inorganic electrolyte
Murah tetapi kurang efektif, Efektifitas dipengaruhi valensi
dari elektrolit
Exp: trisodium phosphate, aluminum potassium sulfate (alum),
aluminum chloride, sodium chloride
2. SUSPENDING AGENT/ VISCOSITY
MODIFIERS
Hydrocolloids meningkatkan viscositas air, dengan
mengikat atau dengan menjebak molekul air diantara
rantai intertwined macromolecular  menghambat
pergerakan air

Vinkositas meningkat  hambatan sedimentasi 


stabilitas fisik suspensi meningkat

Hydrocolloids (4 katagori), penggunaan sbg


suspending agent  tunggal atau kombinasi
Ideal suspending agent :

1. It should produce a structured vehicle


2. It should have high viscosity at low shear
3. Its viscosity should not be altered by temperature
or on aging
4. It should be able to tolerate electrolytes and
should be applicable over a wide pH range
5. It should exhibit yield stress
6. It should be compatible with other formula
excipients
7. It should be nontoxic
a. Polysaccharides and gums :
• Alginate, (alginic acid)

Penambahan CaCl2  Ca-alginate  viskositas


meningkat

• Starch/amilum

b. Water-soluble cellulose ( cellulose derivate) :


• Methylcellulose (Celacol)
• Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250)
• Sodium carboxymethylcellulose (Edifas, Cellosize)
• Microcrystalline cellulose (Avicel)
c. Hydrated silicate (clays) :
• Bentonite
Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3%  sediaan
calamine lotion

• Veegum
Konsentrasi penggunaan ± 5%,
stabil pada pH 3.5-11
Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dgn yield
value yang besar.

• Hectorite
Mirip bentonite, konsentrasi penggunaan 1-2%,
untuk topikal dan peroral
d. Carboxypolymethylene (Carbopol/carbomer) =
Synthetic Polymer
Sintetis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose
Penggunaan sampai 0,5% umumnya untuk topikal
grade tertentu dapat digunakan untuk peroral
Dispersi dlm air bersifat asam, viskositas rendah
Peningkatan pH 6-11  viskositas tinggi

e. Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil)


Dispersi dlm air  agregat dgn jaring2 tiga dimensi
Penggunaan sampai 4% untuk sediaan topikal,
dapat sbg thickening agent pada suspensi non aqueous
3. BUFFERS (DAPAR)
Alasan penggunaan dapar :
Bahan aktif (asam atau basa lemah) ; sifat fisikokimia,
efektifitas dan stabilitas dipengaruhi perubahan pH
lingkungannya

Demikian juga :
organic excipients,
preservatives,
suspending agent,
chelating agent

Dapar bentuk garam  flocculating agent


Kriteria pemilihan dapar :

1. Kapasitas dapar sesuai dengan range p H yg diinginkan


2. harus kompatibel dengan flocculating agent yg
digunakan
3. Harus aman secara biologis
4. Tidak /sedikit efek mengganggu stabilitas atau
efektifitas sediaan
5. Tidak mengganggu, flavor, fragrance atau warna
sediaan
Dapar yang umum digunakan dlm sediaan farmasi
Dapar Rentang pH efektif
1. NH4Cl 8,5 – 10,5
2. Diethanolamine 8 – 10
3. Triathanolamine 6 – 8,5
4. Boric 8,5 – 10,5
5. Carbonic 5,5 – 7,5 and 9,5 – 11,5
6. Phosphoric 1 – 3 ; 6 – 8,5 and > 11
7. Glutamic 2 – 5,5 and 8,5 – 10,5
8. Succinic 3–7
9. Malic 2,5 – 6
10. Tartaric 2–5
11. Glutaric 3,5 – 6,5
12. Aconitic 1,8 – 6,3
13. Citric 2 – 6,5
14. Acetic 3,8 – 6
15. Benzoic 3,2 – 5,2
16. Lactic 3–5
17. Glyceric 2,5 – 4,5
18. Gluconic 2,6 – 4,6
4. CO-SOLVENT

Untuk mencegah kristalisasi bahan terlarut dalam


suspensi  mencegah “cap locking”

Co-solvent  meningkatkan kelarutan molekul


elektrolit lemah dan non polar (pengawet, antioksidan,
flavor, fragrance)

Bhn aktif tidak boleh larut dalam co-solvent

Yang sering digunakan, alkohol, propilenglikol,


polietilenglikol, 1,3-butilenglikol
5. PRESERVATIVES
Sediaan oral maupun topikal hrs bebas dari mikroba patogen;
E-coli, pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus,
candida albicans, aspergillus niger, salmonella species

Mikroba (bakteri, jamur, yeast/kapang) selain 


merugikan pasien dpt merubah sifat fisika-kimia
sediaan

Perubahan sifat fisika-kimia pada sediaan :


Fisik : warna, viskositas, reologi, gas dan bau
Kimia : hydrolisis, pengawet tidak efektif, pH
Pengawetan diperlukan dlm sediaan suspensi karena:
1. Mengandung karbohidrat dan solvent yang polar
2. Ada sumber kontaminasi; perlakuan pada wadah,
peralatan, komponen bahan pengemas, operator

Selain ditambah pengawet  fabrikasi dan pengemasan harus


sesuai GMPs

Faktor yang mempengaruhi efektifitas pengawet:


1. Kelarutan dalam air
2. Partisi dalam fase polar dan nonpolar
3. Disosiasi pada perubahan pH
4. Interaksi dengan bahan lain dalam formula
Pedoman pengawetan:
1. Riwayat bahan yang sama atau mirip
2. Rute penggunaan
3. Desain kemasan
4. Frekuensi penggunaan
5. Proses fabrikasi
6. Lama penyimpanan

Kombinasi pengawet  beberapa jenis mikroba dlm sediaan


Jenis pengawet : • alkohol
• asam
• ester
• ammonium kuarterner
• derivat fenol
• donor formaldehid
6. SEQUESTRANTS & ANTIOKSIDAN
Chelating agent  mengikat logam bebas dalam sediaan
Logam bebas  katalis reaksi oksidasi

Contoh chelating agent: asam dan Na EDTA, asam sitrat,


asam glutamik

Bahan aktif atau bahan tambahan ada yg mudah teroksidasi


Oksidasi dapat mengakibatkan : penurunan potensi/efek terapi,
perubahan warna, bau, rasa viskositas sediaan dll

Beberapa bahan aktif dapat mengalami autooksidasi (reaksi


radikal bebas yang dipicu oleh radiasi UV dan dgn adanya sedikit
oksigen)  dapat dikatalisa oleh ion2 logam

Anti oksidan : larut air dan larut minyak


Bahan-bahan antioksidan yg umum digunakan

Larut air Larut minyak

Na-bisulfit Butylated hydroxy anisole (BHA)


Na-metabisulfit Butylated hydroxy toluene (BHT)
Na-thiosulfat Propyl gallate
Thioglyserol Tocopherol
Thiourea Hydroqunone
Cystein HCl
Asam askorbat
Persyaratan antioksidan yang ideal :
1. Tidak toksik
2. Tidak mengiritasi
3. Tidak menimbulkan sensitisasi
4. Efektif pada konsentrasi rendah
5. Tidak berbau
6. Tidak berasa
7. Tidak berwarna
8. Stabil pada rentang pH yang luas
9. Dapat tercampurkan dengan formula
10.Hasil urainya tidak toksik dan tidak mengiritasi

Untuk meningkatkan efektifitas  kombinasi dengan


chelating agent atau asam lemah
7. COLORING AGENT
Tujuan pemberian warna :
1. Estetika  sesuai keinginan pasar
2. Identitas produk

Hal yg perlu diperhatikan :


1. Dye dan pewarna organik  oksidasi, hidrolisa, fotolisis
2. Kelarutan dan stabilitas kemungkinan dipengaruhi pH
3. Suspensi peroral hanya boleh menggunakan pewarna
FD&C atau D&C. Suspensi topikal dapat menggunakan
D&C external color
4. Undang-undang dinegara tertentu
8. FRAGRANCE
Tujuan penggunaan :
1. Aseptabilitas  menutupi bau yg tidak enak
2. estetika

Sifat kimia bahan aktif dapat mempengaruhi efektifitas


fragrance; aldehidic fragrance >< amine primer drug
ester-fragrance >< pH tinggi

Penggunaan fragrance dalam jumlah minimum ~ 0,5 %


Pemilihan dan jumlah berdasarkan trial and error

Umumnya fragrance bentuk minyak, tidak larut air,


dilarutkan dengan co-solvent atau solubilizer lain
PREPARATION OF SUSPENSION
Preparation of suspensions on
laboratory or small pilot batch

1. Drug dispersion
2. Preparation of structure vehicle and addition of drug
3. Addition of other formula adjuncts
4. Deaeration, followed by making up to final volume
5. Homogenization
6. In-process testing
7. Transfer and filling
1. Drug dispersion
Untuk memudahkan dispersi, bahan aktif ditambah
larutan pekat wetting agent dlm sedikit pembawa 
dilewatkan colloid mill  pembasahan optimal

Alkohol atau gliserin dapat digunakan pada tahap


awal pendispersian partikel  membantu penetrasi
pembawa kedalam massa serbuk

Atau bahan aktif didispersikan dgn cara menambahkan


perlahan-lahan kedalam air atau sistem air-gliserin
mengandung wetting agent
2. Preparation of structure vehicle and addition
of drug dispersion
structure vehicle : aqueous solution of suspending agent ;
hydrocolloid, polysaccharide, clay atau kombinasinya

Kunci pembuatan yang cepat dari pembawa  dispersi


homogen hydrocolloid atau clay dalam air,
Umumnya medium hangat dapat menghydrasi hydrocolloid
atau clay lebih cepat

Larutan dari hydrocolloid atau bahan aktif dapat dibuat


dalam waktu yg singkat bila hydrocolloid kering terdispersi
sebaik-baiknya
Proses hydrasi clay  lebih lama
Sesudah structure vehicle terbentuk  bahan aktif ditambahkan

Metode pendisperdian hydrocolloid atau clay :


a. High shear mixing :
Dispersi yg baik dapat diperoleh dgn high shear mixer 
membentuk vortex
Serbuk hydrocolloid ditaburkan perlahan-lahan pada
permukaan/dinding vortex  tiap granul terbasahi.
Penambahan serbuk harus sudah seluruhnya sebelum
kekentalan merusak vortex dan mulai memasukkan udara
kedalam sistem
(atau dpt juga digunakan sistem rotor-stator)

b. Use of an Eductor :
Dispersi terbaik dari hydrocolloid bisa didapatkan dgn
menggunakan funnel and mixing eductor.
Air secukupnya dimasukkan kedalam tangki yang dilengkapi
high-shear mixer. Mixer dihidupkan  hydrocolloid
dituangkan kefunnel yg melekat pada lubang diatas tangki
sementara air bergerak. Pada proses ini tiap-tiap partikel
dibungkus oleh air sebelum mencapai permukaan air didalam
tangki  mencegah hydrocolloid mengapung

c. Dry mix dispersion ;


biasanya formula mengandung bahan larut air a.l. asam
sitrat, dicampurkan terlebih dahulu dgn hydrocolloid kering
untuk membantu dispersi  tambahkan perlahan-lahan
kedlm air dengan high-shear mixing  dispersi
hydrokolloid tercapai dlm waktu singkat
3 Addition of other formula adjunct :
Bahan tambahan lain spt chelating agent, antioxidant,
humectan, preservative, color, fragrance
- langsung ditambahkan kedlm pembawa atau
- dilakukan presolubilized dlm cosolvent yg tepat
Waktu dan suhu pencampuran  tgt sifat fisika-kimia
Fragrance ditambahkan terakhir dan suhu sudah dingin

4. Deaeration, followed by making up to final volume


Tiap bacth diproses melewati deaerating equipment sblm
diadkan.
Suspensi dgn udara yg terjebak dlm jumlah besar tidak
aseptabel secara farmasetik  mempengaruhi sifat reologi,
dosis, warna, BJ, volume
5. Homogenization
Terakhir, suspensi dilewatkan colloid mill atau homogenizer
 mengecilkan ukuran partikel yang beraglomerasi

6. In-process testing
Sebagian besar tes-tes evaluasi dilakukan terhadap suspensi
 untuk menjamin kualitas dari produk

7. Transfer and filling


Sediaan dipindahkan ke storage /holding tank untuk
pengisian sesudah memenuhi in process spesification.
Sediaan tidak mengalami perubahan kimia, fisika dan
mikrobiologi setelah proses pemindahan dan pengisian
Hal-hal yg hrs diperhatikan pada pembuatan suspensi

1. Pemanasan terlalu lama  air menguap


2. Pengadukan dan pemanasan berlebihan 
depolimerisasi hydrocolloid, hydrolisis pengawet
3. Menaati dengan ketat GMPs

GMPs  validasi proses  karakteristik sediaan meliputi :


penampakan, pH, BJ, viskositas, ukuran partikel, volume
sedimentasi dan zeta potensial dll

Validasi proses meliputi : kecepatan dan lama pengadukan dll


filling & packaging line machine
EVALUATION OF A SUSPENTION
1. Sediment parameter
2. Ease of redispersibility
3. Rheological measurement and viscosity
4. Zeta potential measurement
5. Particle size measurement
6. Centrifugation
7. pH measurement
8. Density measurement
9. Dissolution
10.Preservative efficacy test
11. Safety test
1. Sediment parameter
Vu
Sedimentation volume: F = ------ X 100
Vo
F = sedimentation volume
Vu = volume of sediment
Vo = volume of suspension before settling
Kurva  F vs waktu (menit atau hari dll)
prediksi cukup waktu homogen dan tidak terjadi caking

2. Ease of redispersibility
• Stanko and Dekay :
100 ml suspension (wadah silinder)  diputar 360o, 20 rpm
Jumlah putaran yg diperlukan  tidak ada endapan
• Dekay and Lesschaft :
kocok 90o arc
Waktu/jumlah pengocokan yg diperlukan  tidak ada endapan
3. Rheological measurement and viscosity
• Single rate of shear  viscosity
• More then one rate of shear  rheological behavior

4. Particle size measurement


• microscopic or coulter counter
• deteksi adanya pertumbuhan agregat/kristal 
perubahan sedimantation rate, ease of redispersibility,
caking, efficacy

5. pH measurement
pH meter  adjust bila perlu
6. Density measurement
picnometer  suhu tertentu

Anda mungkin juga menyukai