Anda di halaman 1dari 50

Suspensi

Suspensi adalah sediaan cair


yang mengandung partikel
padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
Farmakope Indonesia Ed,IV,
1995
UKURAN
PARTIKEL
SUSPENSI
BATAS TERENDAH UKURAN PARTIKEL MENDEKATI
0,1 MIKRO METER SEDANGKAN LAZIMNYA UKURAN
PARTIKEL SUSPENSI ADALAH 1-50 MIKRO METER
KEUNTUNGAN
SUSPENSI

1. Beberapa obat yang tidak larut dalam media penerima, oleh


karena itu harus dibuat sebagai padatan, bentuk sediaan
bukan larutan (tablet, kapsul dll)
2. Dapat menutupi rasa yang tidak enak
3. Suspensi lebih stabil dibanding larutan
4. Ideal untuk pasien yang sulit menelan tablet

4
KERUGIAN
SUSPENSI

1. Keseragaman dan keakuratan dosis kurang akurat


debandingkan sediaan tablet atau kapsul
2. Adanya endapan yang meneybabkan tidak mudah untuk
dilarutkan
3. Produknya cair dan secara relative masanya berat. Sifat ini
tidak menguntungan bagi farmasis dan pasien

5
JENIS SUSPENSI

1.SUSPENSI ORAL
2.SUSPENSI TOPIKAL
3.SUSPENSI OPTHALMIK
4.SUSPENSI INJEKSI
SUSPENSI
Karakteristik sediaan suspensi oral :
1.Effikasi , ketersediaan hayati lebih baik
dibandingkan dg tablet
2.Suspensi obat , pengadukan yang tidak
homogen  dosis obat tidak merata
3.Sukar terdispersi, terjadi sedimen 
caking
4.Polimorfisme  mempengaruhi
kelarutan dan pertumbuhan kristal
7
Karakteristik sediaan suspensi oral :
5. Pengaturan temperatur manufaktur
6. Resiko pertumbuhan mikroorganisme
7. Pelepasan komponen wadah
8. Penurunan konsentrasi obat :
kehilangan pelarut  penguapan

8
Syarat suspensi

1. Suspensi injeksi tidak boleh diinjeksikan secara intratekal


2. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
3. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali
4. Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
5. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
6. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi
7. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang.
8. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
dari suspensi tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
Faktor yang
mempengaruhi
stabilitas suspensi

1. Ukuran Partikel
2. Viskositas/kekentalan
3. Jumlah partikel/konsentrasi
4. Sifat/Muatan partikel
1. UKURAN
PARTIKEL

Ukuran partikel :
oLuas penampang partikel
oDaya tekan keatas dari cairan suspensi
Semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas
penampangnya.
Semakin besar luas penampang partikel maka semakin besar
daya tekan keatas cairan sehingga akan semakin
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap
2. VISKOSITAS

 Makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun


(kecil) dan
menurunkan gerakan turunnya partikel

 Namun kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar


sediaan mudah dikocok dan dituang.
 Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “ STOKES “.
d2( ∆ -∆0) g
V = -------------------------
18  
Keterangan :
V = kecepatan aliran
d = diameter dari partikel
∆ = berat jenis dari partikel
∆0= berat jenis cairan
g = gravitasi
 = viskositas cairan
2. Viskositas

• Dari persamaan diatas dapat digambarkan bahwa factor yang


berpengaruh dalam laju pengendapan adalah diameter
partikel karena kecepatan langsung berhubungan secara
proporsional dengan ukuran diameter partikel
• Partikel partikel yang kecil lebih lambat mengendap
dibandingkan partikel besar
• Jika partikel lebih kecil dari 3 mikro meter dan berat jenisnya
tidak lebih dari 20% pembawanya, partikel yang tersisa
dapat terdispersi kembali
3.JUMLAH
PARTIKEL/KONSENTRASI
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam
jumlah besar , maka partikel tersebut akan susah
melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi
benturan antara partikel tersebut  endapan

Semakin besar konsentrasi partikel, makin besar


kemungkinan terjadinya endapan partikel
4. Sifat/ Muatan
PARTIKEL

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa


macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama.

Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar


bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam
cairan tersebut. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu
dengan yang lain.
FAKTOR APA SAJA YANG
TIDAK DAPAT DIUBAH DAN
DIUBAH ???
BAHAN
PENSUSPENSI
BENTONIT HECTORITE VEEGUM
Metode Pembuatan
SuSpensi
PRAESIPITASI
Sistem pembentukan
suspensi
KOMPOSISI SUSPENSI SECARA
UMUM
1. Bahan pensuspensi
Digunakan untuk memperlambat pengendapan sehingga
keseragaman dosis dapat diukur, untuk mencegah
pengendapan dari massa yang sulit untuk tersuspensi
kembali dan untuk mencegah koagulasi dari bahan berlemak

2. Bahan pembasah
digunakan untuk mengurangi tegangan permukaan dan
untuk meningkatkan disperse dari bahan yang tidak larut

3. Bahan tambahan lain


Digunakan untuk meningkatkan kualitas suspense. Contoh :
alcohol, gliserin, PEG, sorbitol

4. Bahan pengawet

25
• Pembawa
• Bahan pembasah
• Bahan pensuspensi
Komponen • Koloid pelindung
dalam • Bahan pengflokulasi
suspensi • Pengawet
• Dapar
• Flavour
• Pewarna
• Bahan penghelat
• Bahan anti busa 26
1.Ukuran partikel uniform
2.Tidak mudah
mengendap
3.Mudah didispersikan
Persyaratan kembali
formulasi 4.Viskositas menunjang
suspensi redispersi partikel 
homogen
5.Stabil secara kimia dan
fisik  usia guna
sediaan
6.Penampilan sediaan
baik 27
VOLUME PENGENDAPAN
Volume pengendapan atau volume endapan (F) merupakan
perbandingan keseimbangan volume dari endapan.
Rumus

F = Vu/Vo
Ket : F = Volume endapan
Vu = Volume akhir endapan
Vo = Volume awal suspensi
Suspensi deflolulasi  F= 0,15
Suspensi terflokulasi  F = 0,75

28
ΥLA
udara (A)
larutan (L)

ΥSA ΥSL

Substrat (S)

Sudut kontak
ΥS = ΥSL + ΥL cos θ
ΥS : tegangan permukaan zat padat
ΥSL : tegangan antar permukaan padat/cair
ΥL : tegangan permukaan larutan
cos θ : sudut antara zat padat dg larutan
Pembasahan sempurna, cos θ = 1
29
SIFAT ALIRAN SUSPENSI

a : pseudoplastis
b : plastis
c : tiksotropik
d : dilatan

30
Bahan tambahan :
ZAT PENSUSPENSI
Golongan polisakarida : gom arab, tragakan, alginate
Golongan selulosa larut dalam air : metil selulosa, CMC Na,
mikrokristal selulosa
Silikat terhidratasi : bentonit, Mg Al silikat
Koloid : silicon dioksida
Bahan tambahan lain :
◦ Pengawet - pengatur densitas
◦ Anti oksidan - pemanis
◦ Buffer - pengkompleks
◦ Humektan - flavouring, colouring
PEMBUATAN SUSPENSI
1. Tahap penghalusan fase terdispers
→ mikropulverisasi
→ energi cair / jet milling / micronizing
→ spray drying

2. Tahap pencampuran fase terdispers ke dalam medium disperse


Metode pengendapan
→ pelarut organic
→ perubahan pH medium
→ reaksi kimia
Metode dispersi
3. Tahap stabilisasi
→ Meningkatkan viskositas
→ prinsip flokulasi

4. Homogenisasi
→ penggiling koloid
PENGEMASAN dan PENYIMPANAN
Wadah bermulut lebar
Mempunyai ruang udara memadai di atas cairan
Wadah tertutup rapat
Terlindung dari pembekuan, panas berlebih dan cahaya
SUSPENSI PERORAL

Kebaikan
1. Mudah ditelan
2. Dapat menutupi rasa pahit
3. Kaolin dan kapur sebagai absorban untuk
racun dan mengurangi keasaman lambung
Ketidaknyamanan
1. Sediaan harus dikocok
2. Ketepatan dosis < larutan
3. Stabilita dalam penyimpanan
35
Formula :
Magnesium trisilikat 50 gram
Magnesium Carbonat (light) 50 gram
Na Bikarbonat 50 gram
Emulsi minyak pipermint (konsentrat) 25 ml
Air ad 1000 ml

Untuk Antasid
1. Dosis tinggi  double strength
2. Kapasitas penetralan
3. Proses aseptik

36
SUSPENSI EKSTERNAL
LOSIO, bahan pensuspensi : semi sintetik, tidak
membentuk film
Penandaan :
1.Kocok dahulu
2.Tidak dapat dipakai pada kulit yang luka

Contoh formula :
Kalamin 150 gram
Zn Oksida 50 gram
Bentonit 30 gram
Natrium sitrat 5 gram
Gliserol 50 ml
Air ad 1000 ml 37
SUSPENSI STERIL

Persyaratan :
1. Steril
2. Bebas pirogen
3. Stabil secara fisika dan kimia selama
usia guna

Bentuknya : Suspensi cair atau rekonstitusi


Jumlah zat padat : 0,5 – 5 % dengan ukuran partikel <
5 um
Antibiotika bisa sampai 50 %
38
Kebaikan :
Kejelekan :
1. Untuk obat yang tidak
larut dalam air, pelarut 1. Formulasi sulit→ menjaga
campur homogenitas ukuran
partikel
2. Meningkatkan stabilita
kimia dibandingkan 2. Manufaktur sulit
dengan larutan 3. Untuk pasien tidak nyaman
3. Memungkin efek depo 4. Mempertahankan stabilita
4. Mengurangi first pass fisik
effect

39
Data preformulasi

Struktur kimia, polimorfisme, kelarutan, stabilita


(kelembaban,oksigen, cahaya dan logam ), pH,
kerapatan masa dan muatan permukaan

Bahan yang diperlukan

Pengawet, Antioksidan, Bahan pengchelat,


Pembasah

Floculating agent, Dapar, Bahan tonisitas, Pelarut

40
Pengawet :

Fenol 0,2 – 0,5 %, cresol (0,25 %), klorobutanol (0,5


%), bensil alkohol (0,9 – 1,5 %), metil paraben ( 0,18
– 0,2 %), propil paranben ( 0,02 %), fenilmerkuri nitrat
0,001 %, timerasol (0,001 -0,01 %)

1. Golongan paraben dilarutkan dalam air panas

2. Bensil alkohol dpat menyebakan konvulsi pada


bayi, tidak diperbolehkan untuk sediaan obat untuk
neonatal
41
Antioksidan dan bahan pengkhelat untuk injeksi suspensi

Bahan yang mudah teroksidasi : aldehida,


keton,amin,alkohol,lemak dan minyak tidak jenuh
42
Prinsip dasar teknik pengembangan sediaan suspensi

1. Kontrol flokulasi, ditambahkan bahan pengflokul untuk


membentuk ikatan agregat lemah dengan kecepatan
pengendapan tinggi, tetapi mudah diredispesikan

2. Dilihat struktur pembawa, elektrolit dan surfaktan


menjaga barier listrik ( kekuatan tarik menarik) diantara
partikel. Koloid hidrofil mempertahankan barier mekanik

3. Kombinasi 1 dan 2

43
Bahan flokulasi untuk injeksi suspensi

44
Sistem pelarut

Pembawa yang digunakan sama dengan pembawa


untuk larutan. Dapat digunakan ko solven untuk
menjaga stabilita dan kelarutan

Pelarut yang dapat dipakai : air dan pelarut lain


yang bercampur dengan air ( gliserin,alkohol ,
propilen glikol, alkohol) dan pelarut non air (etil
oleat, isopropil miristat,bensil bensoat dan minyak
wijen,minyak kacang,minyak biji kapas, minyak
jagung )
45
Penambahan bahan untuk tonisitas

Ditambahkan pada pelarut suspensi yang


digunakan

Bahan untuk tonisitas yang dapat dipakai :


dekstrosa dan Na Klorida

Penambahan dapar

Menjaga pH stabilita zat aktif

Dapar yang dapat dipakai : Na /K asetat-asam


asetat, Na/K sitrat-asam sitrat, Na/K fosfat-
asam fosfat
46
Metode dasar pembuatan sediaan suspensi steril :
1. Sterilisasi rekristalisasi, zat aktif dilarutkan dalam
pelarut (aseton,kloroform,metilen klorida), larutan
disterilisasi filtrasi, kemudian di rekristalisasi. Kristal
dipisahkan dari pelarut dan dihaluskan sampai ukuran
partikel ttt
2. Spray drying, zat aktif terlarut, saring dengan membran
filter, semprotkan dalam wadah dengan suhu tinggi dan
waktu pendek → utk mengeringkan serbuk
3. Liofilisasi, menghilangkan pelarut zat termolabil dengan
sublimasi
4. Sterilisasi : gas etilen oksida (2-4 jam), sterilisasi kering,
radiasi gamma

47
Skema 3
manufaktur
suspensi

48
Klasifikasi
stabilita injeksi
suspensi

49
TUGAS
METODE EVALUASI SEDIAAN 7. Distribusi Ukuran Partikel
SUSPENSI
8. Stabilitas fisik
FISIK
1. ph
2. Volume Pengendapan
3. Laju Endapan
4. Volume Terpindahkan
5. Bobot Jenis
6.Viskositas dan Sifat Alir

50

Anda mungkin juga menyukai