Anda di halaman 1dari 25

SUSPENSI 2

Dra Ratih Dyah Pertiwi,M.Farm,Apt


NAMA PRODI : FARMASI
Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan
Hal yang harus diperhatikan dalam
suspensi
• Kecepatan Sedimentasi
• Rheologi
• Pembasahan Serbuk
• Floatasi (terapung)
• Pertumbuhan Kristal
• Pengaruh Gula
KECEPATAN SEDIMENTASI :
Rheologi
KATAGORI CAIRAN NON
NEWTONIAN
LANDASAN TEORI WETTING :
• Tahap kritis pembuatan sediaan suspensi
adalah pencampuran partikel padat kedalam
pembawa yaitu pembasahan partikel padat
untuk mendapatkan dispersi yang stabil

• Pembasahan (wetting) partikel padat adalah


pengusiran udara pada permukaan partikel
oleh cairan
Pada proses pembasahan terjadi :
- Penurunan tegangan permukaan cairan
- Penurunan tegangan interfacial cairan/zat padat

- Modifikasi pembasahan dengan surfaktan


- Penambahan surfaktan ke dalam air akan menurunkan
tegangan permukaan air dan tegangan interfacial
air/zat padat sehingga menghasilkan nilai koefisien
penyebaran yang positif
- Bila zat padat porus atau bila surfaktan ter adsorpsi
pada interface zat padat/cairan > penurunan wetting
Proses pembasahan melibatkan surfaces
and interfaces
• Umumnya serbuk yang sedikit
Iyophobic/hydrophobic tidak menimbulkan
banyak masalah dan mudah dibasahi

• Sedangkan serbuk yang sangat


Iyophobic/hydrophobic dapat mengambang
dipermukaan pembawa air karena besarnya
energi interfasial antara serbuk dan pembawa
Spreading wetting
• Cairan yang kontak dengan substrat/zat padat
menyebar dan menggantikan udara di
permukaan substrat/zat padat.
• Bila cairan menggantikan kedudukan seluruh
udara dari permukaan, maka dikatakan cairan
membasahi permukaan dengan sempurna

• Koefisien spreading dinyatakan dengan Sl/s


• S l/S POSITIF = CAIRAN MENYEBAR SECARA SPONTAN
Critical Surface Tension :
• Umumnya surface tension cairan sama atau lebih kecil dari critical
surface tension partikel padat
• Dengan diketahuinya critical surface tension dari partikel padat
akan membantu pemilihan wetting agent.
• Bahan yang memiliki CST dibawah 30 dynes/cm2 memerlukan
wetting agent
• CST beberapa serbuk :
• Sulfadiasin 33
• Aspirin 32
• Asam salisilat 31
• Sulfur 30
• Magnesium Stearat 22
c. Contact angle
• Contact angle (sudut kontak ), adalah sudut yang
terbentuk oleh cairan bila berada pada
keseimbangan dengan fase lain.
• Tetesan pada saat berhenti diatas bahan padat
adalah bentuk yang dihasilkan oleh kontrol tiga
gaya yaitu, Surface tension dari cairan, surface
tension dari zat padat dan interfacial tension antara
cairan dan zat padat.
• Nilai sudut kontak digunakan untuk mengevalusi
Wetting properties
PREFORMULATION
pada tahap awal formulator harus mengetahui sifat
fisika dari bahan aktif
Organoleptis, kemurnian, ukuran partikel,bentuk
dan surface area, muatan static, kelarutan,
kecepatan melarut,koefisien partisi, konstanta
ionisasi, sifat kristal dan poli morf, stabilitas fisika
dan kimia , stabilitas padat dan dalam air,
densitas absolut dan bulk, hygroskopsitas, flow
ability, excipient compatibility
FORMULASI SUSPENSI
A. Kontrol ukuran partikel
• Ukuran partikel bahan aktif harus halus, bila
ukuran partikel> 5 µm >gritty texture
• Ukuran partikel suspensi dapat berubah/
bertambah besar dari pada saat produksi/ fabrikasi
karena adanya perubahan kelarutan bahan aktif
akibat suhu, CONTOH : Paracetamol, makin
meningkat suhu maka kelarutan makin tinggi
sedangkan pada penurunan suhu terjadi
rekristalisasi > tumbuh kristal
B. Bahan Tambahan/eksipien
Pertimbangan pemilihan bahan tambahan
1. Compatibilitas dengan obat
2. Stabilitas pada specific pH and temperature
3. Compatibilitas dengan adjuvant lain
4. Harga

Jenis bahan tambahan


DISPERSING AGENT:
Wetting agent (SUDAH DIJELASKAN DISLIDE ATAS),
defloculating atau dispersing agent
protective colloid
inorganic electrolyte
1. Wetting agent
Solvent : (dapat sbg wetting agent alkohol), gliserin, propilen glikol,
polietilen glikol

Surfaktan :
• Anionik : Sodium lauryl sulphate (SLS), dioctyl sodium
sulphosuccinate (docusate sodium)
• Non ionik : Polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)
• Penggunaan surfaktan sbg wetting agent sampai 0,1%
• Oral : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)
• Topikal: sodium lauryl sulphate, dioctyl sodium sulphosuccinate
• Kerugian surfaktan : > foam, deflocculated system
• Foam bs dihilangkan dengan anti foam contoh Dimetikon (topikal)
2. Deflocculating atau dispersing agent

• Polymerized organic salts of sulfonic acid (aryl-


alkyl) > polyelectrolyte
• (Kurang aman untuk penggunaan internal)
• Yang banyak digunakan : lecithin

3. Protective colloid
• Meningkatkan kekuatan double layer melallui
ikatan hydrogen , mengurangi interaksi molekul
tujuan dalam dispersi
ZETA POTENTIAL

• Muatan elektron, terbentuk pada partikel yang


tersuspensi oleh karena ionisasi pada permukaan
zat padat, adsopsi molekul surfaktan pada
permukaan zat padat atau adsorpsi elektrolit yang
terlarut oleh permukaan zat padat

• Muatan partikel akan meningkatkan potensial


permukaan, Potensial permukaan akan turun
menjadi nol bila ada counter ions dalam fase luar.
• Bila zeta potential relative tinggi 25mV atau lebih,
partikel terdispersi ( deflocculated)
• Sebaliknya bila zeta potential relatif rendah dibawah
25 mV , partikel bergabung > flocculated

• 4. AGGREGATION and CAKING


• Suspensi adalah sistem yang secara termodinamik
tidak stabil, bila tidak dikocok dalam waktu yang lama,
partikel-partikel mengalami agregasi, pengendapan
kadang-kadang caking
• Caking merupakan salah satu masalah yang sangat
sulit yang harus diatasi pada saat fomulasi suspensi
• Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan
ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium
• Caking dapat diatasi dengan flokulasi, yaitu apabila
partikel bergabung dengan ikatan yang lemah dan
longgar.
• Partikel yang terflokulasi cepat mengendap.
Membentuk volume endapan yang besar tetapi
mudah diredispersi.
5. FLOCCULANT
• Fungsi flokulan adalah menurunkan electrostatic
repulsive atau menambah interparticle attraction
• Bahan flukolan : elektrolit, surfaktan atau polymer
Elektrolit
• Efisiensi agregasi meningkat dgn meningkatnya valensi
ion, efosiensi agregasi ion trifalen > divalen > monovalen
• Garam dan anionik surfaktan > flocculated suspension
• Efisiensi flokulan ammonium klorid > kalium klorid >
sodium klorid
Inorganic electrolyte
• Murah tetapi kurang efektif,
• Efektifitas dipengaruhi valensi dari elektrolit

• Contoh:
• Trisodium phosphate
• Aluminum potassium sulfate (alum)
• Aluminum chloride
• Sodium chloride
Surfaktan
• Ionik dan nonionik surfaktan
• Efek flokulasi oleh surfaktan tergantung dari sifat fsikokimia dan
konsentrasinya
• Surfaktan teradsopsi pada EDL > netralisasi atau pembalikan
muatan > penurunan zeta potential

• Polimer
• Polimer berkerja sebagai flocculating agent : sebagian rantai
polimer (rantai hidrokarbon) teradsopsi pada solid-liquid interface,
dan bagian yang lain (gugus polar) berada dalam medium
• Fenomena adsorpsi polimer dipengaruhi, suhu, solvent dan
permukaan adsorben
Perhatian pada pemilihan surfaktan
1. Compatible
2.Harus digunakan minimum jumlah yang
diperlukan
3. Jumlah besar diijinkan untuk foaming,
solubilisasi, taste and odor yang berlebihan
Untuk mempercepat pemilihan surfaktan
(1940) >
• Hydrophile-lipophile-Balance (HLB) system
• Surfaktan dengan HLB rendah lebih larut dlm
minyak
• Surfaktan dengan HLB tinggi larut dlm air
• Surfaktan yg menurunkan tegangan pemukaan
air dibawah 30 dyne/cm2 > pembasahan
spontan
• Untuk wetting surfaktan yang sesuai dengan
HLB 7-9

Anda mungkin juga menyukai