Anda di halaman 1dari 87

SEDIAAN

SUSPENSI

Oleh :
Esti Hendradi
2015
Sediaan Suspensi :
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
bahan aktif padat (tidak larut) yang terdispersi
dalam medium cair (umumnya air)

Ukuran partikel > 1 m


Mengendap

Colloids :
Ukuran partikel 1 nm 1 m
Tidak mengendap karena gerak brown
Pembagian Sediaan Suspensi Berdasarkan
cara Penggunaan Oral Aqueous Suspensions
Dry Syrup/ For Oral Suspensions/
Reconstituable Suspensions
Topical Suspensions
Alasan bahan aktif diformulasi bentuk Suspensi
1. Beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet, kapsul
2. Sukar larut dalam air
3. Dalam bentuk terlarut berasa pahit
4. Lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut
5. Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet
atau kapsul
Karakteristik fisik suspensi yang baik :
1. Tetap homogen dalam waktu tertentu
2. Endapan yang terbentuk mudah diredispersi
3. Viskositas cukup (terlalu tinggi sulit dituang,
terlalu rendah cepat mengendap)
4. Partikel harus kecil dan uniform untuk
mendapatkan sediaan yang halus, akseptabel dan
bebas dari gritty texture (berpasir)

Untuk memperoleh sediaan SUSPENSI yang bermutu


stabil, efektif, aman, dan akseptabel
Faktor yang diperhatikan pada formulasi
sediaan suspensi :
1. Homogenitas dosis
2. Pengendapan
3. Pemadatan endapan
4. Agregasi partikel suspensi
5. Kemudahan pendispersian
6. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
Penyusunan formula sediaan suspensi dengan
pembawa air, memperhatikan teori teori:
wetting Floculant
surface tension Pengendapan
zeta potential Rheoligy
agregasi dan caking
LANDASAN TEORI :
1. WETTING
Pembasahan (wetting) partikel padat adalah pengusir-
an udara pada permukaan partikel oleh cairan

LA
Udara (A)
Cairan (L)

SA A SL
B C

Substrat (S)
Gambar : Spreading wetting
2. CRITICAL SURFACE TENSION (CST):
Umumnya:
CST cairan CST partikel padat spreads readily
Bahan yang memiliki CST < 30 dynes/cm2 memerlukan
wetting agent
CST beberapa serbuk :
Sulfadiasin 33
Aspirin 32
Asam salisilat 31
Sulfur 30
Magnesium stearat 22

surfaktan yang sesuai sebagai wetting agent


memiliki HLB 7-9
Contact angle
Tetesan cairan berhenti diatas bahan padat hasil
kontrol tiga gaya yaitu,
surface tension dari cairan
surface tension dari zat padat
interfacial tension antara cairan dan zat padat.
Cos = 1 pembasahan sempurna

Pada proses pembasahan terjadi :


- penurunan tegangan permukaan cairan
- penurunan tegangan interfacial cairan/zat padat
3. ZETA POTENTIAL
a b c d
+ - - - - - -
+
+ - - + - + +
+ - - - -
+ - -
+ - + - - + +
a b c d
Gambar : electrical double layer pada permukaan antara dua fase

Electrical charges, terbentuk karena pada permukaan


zat padat terjadi: - ionisasi
- adsopsi molekul surfaktan
- adsorpsi elektrolit yang terlarut
Bila zeta potential relative tinggi 25 mV atau lebih, partikel
terdispersi deflocculated
Sebaliknya bila zeta potential relativ rendah < 25 mV, partikel
bergabung flocculated
4. AGGREGATION and CAKING
Suspensi secara termodinamik tidak stabil, tidak
dikocok lama, partikel teragregasi, mengendap,
kadang2 caking
Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan
ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium
saja

dapat diatasi dengan flokulasi partikel bergabung


dengan ikatan yg lemah & longgar, cepat mengendap,
membentuk volume endapan yang besar tetapi mudah
diredispersi
5. FLOCCULANT
Fungsi flokulan menurunkan electrostatic repulsive
force atau menambah interparticle attraction
Flocculating agent:
Elektrolit; Valensi ion meningkat Efisiensi agregasi
(ion trivalen > divalen > monovalen)
Surfaktan
Surfaktan teradsopsi pada EDL netralisasi atau
pembalikan muatan penurunan zeta potential
Polimer
Fenomena adsorpsi polimer dipengaruhi, suhu, solvent
dan permukaan adsorben
Over-flocculation tidak dikehendaki karena, tumbuh
partikel yang sangat besar, menggangu uniformity,
viskositas dan penampilan sediaan controlled
flocculation
6. PENGENDAPAN (Sedimentation)

Hukum Stokes :
d2 ( o ) g
V = -------------------
18

V = sedimentation velocity
d = particle diameter
= particle density
o = medium density
g = gravitation constant
= viscosity of continuous external phase
Ukuran partikel bahan yang tidak larut harus homogen

homogen Caking
7. RHEOLOGY
Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas
sistem dan kemudahan penggunaan
Suspensi non-Newtonian (psuedoplastic, plastic,
thixotropic,dilatan)
Pseudopastic :
Shearing stress meningkat hambatan mengalir berkurang
sediaan lebih encer (koloid, larutan polimer)
Plastic :
Pada shearing stress yang rendah tidak mengalir, sampai
shearing stress sama atau lebih besar dari yield value
Thixotropic :
Rate of shear tergantung shearing stress yang diberikan
Dilatant :
Hambatan mengalir meningkat dgn meningkatnya shearing
stress
Newtonian Flow
TAHAPAN FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI

Praformulasi
Pembuatan
Evaluasi
PREFORMULATION

Pada tahap awal formulator harus mengetahui sifat


fisikokimia dari bahan aktif

Organoleptis konstanta ionisasi


kemurnian sifat kristal dan polimorf
ukuran partikel stabilitas kimia dan fisika
bentuk dan surface area stabilitas padat dan dalam air
muatan static densitas absolut dan bulk
kelarutan hygroskopisitas
kecepatan melarut flow ability
koefisien partisi koefisien partisi excipient compatibility
FORMULASI SUSPENSI
A. Kontrol ukuran partikel
Ukuran partikel bahan aktif harus halus, bila ukuran
partikel > 5m gritty texture

Ukuran partikel suspensi dapat berubah/ bertambah


besar dari pada saat produksi/fabrikasi karena adanya
perubahan kelarutan bahan aktif akibat suhu.

Parasetamol, makin meningkat suhu maka kelarutan


makin tinggi sedangkan pada penurunan suhu terjadi
rekristalisasi tumbuh kristal
B. Bahan Tambahan
Pertimbangan pemilihan bahan tambahan
1. Compatibility with the drug
2. Stability at a specific pH and temperature
3. Compatibility with other adjuvant
4. Cost

Jenis bahan tambahan


1. DISPERSING AGENT :
wetting agent,
deflocculating or true dispersing agent, protective
colloid, inorganic electrolyte
Perhatian pada pemilihan surfaktan
1. Compatible
2. Should be used in minimum amount necessary
3. Excessive amount may lead to foaming, solubilization,
unpleasant taste and odor

Hydrophilic colloids :
Acasia, bentonite, tragacanth, alginate, cellulose derivate
protective colloids, membungkus partikel padat hydrophobic
dengan cara multimolecular layer

Kerugian : deflocculated system terutama pada


konsentrasi rendah
2. SUSPENDING AGENT/ VISCOSITY MODIFIERS

Hydrocolloids meningkatkan viscositas air, dengan


mengikat atau dengan menjebak molekul air diantara
rantai intertwined macromolecular menghambat
pergerakan air

Vinkositas meningkat hambatan sedimentasi


stabilitas fisik suspensi meningkat

Hydrocolloids (4 katagori), penggunaan sbg


suspending agent tunggal atau kombinasi
Ideal suspending agent :

1. It should produce a structured vehicle


2. It should have high viscosity at low shear
3. Its viscosity should not be altered by temperature
or on aging
4. It should be able to tolerate electrolytes and
should be applicable over a wide pH range
5. It should exhibit yield stress
6. It should be compatible with other formula
excipients
7. It should be nontoxic
a. Polysaccharides and gums :
Alginate, (alginic acid)

Penambahan CaCl2 Ca-alginate viskositas


meningkat

Starch/amilum

b. Water-soluble cellulose ( cellulose derivate) :


Methylcellulose (Celacol)
Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250)
Sodium carboxymethylcellulose (Edifas, Cellosize)
Microcrystalline cellulose (Avicel)
c. Hydrated silicate (clays) :
Bentonite
Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3% sediaan
calamine lotion

Veegum
Konsentrasi penggunaan 5%,
stabil pada pH 3.5-11
Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dgn yield
value yang besar.

Hectorite
Mirip bentonite, konsentrasi penggunaan 1-2%,
untuk topikal dan peroral
d. Carboxypolymethylene (Carbopol/carbomer) =
Synthetic Polymer
Sintetis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose
Penggunaan sampai 0,5% umumnya untuk topikal
grade tertentu dapat digunakan untuk peroral
Dispersi dlm air bersifat asam, tidak bisa mengembang
(viskositas sangat rendah)
Peningkatan pH 6-11 viskositas tinggi
e. Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil)
Dispersi dlm air agregat dgn jaring2 tiga dimensi
Penggunaan sampai 4% untuk sediaan topikal,
dapat sbg thickening agent pada suspensi non aqueous
3. BUFFERS (DAPAR)
Alasan penggunaan dapar :
Bahan aktif (asam atau basa lemah) ; sifat fisikokimia,
efektifitas dan stabilitas dipengaruhi perubahan pH
lingkungannya

Demikian juga :
organic excipients,
preservatives,
suspending agent,
chelating agent

Dapar bentuk garam flocculating agent


Kriteria pemilihan dapar :

1. Kapasitas dapar sesuai dengan range p H yg diinginkan


2. Harus kompatibel dengan flocculating agent yg
digunakan
3. Harus aman secara biologis
4. Tidak /sedikit efek mengganggu stabilitas atau
efektifitas sediaan
5. Tidak mengganggu, flavor, fragrance atau warna
sediaan
Dapar yang umum digunakan dlm sediaan farmasi
Dapar Rentang pH efektif
1. NH4Cl 8,5 10,5
2. Diethanolamine 8 10
3. Triathanolamine 6 8,5
4. Boric 8,5 10,5
5. Carbonic 5,5 7,5 and 9,5 11,5
6. Phosphoric 1 3 ; 6 8,5 and > 11
7. Glutamic 2 5,5 and 8,5 10,5
8. Succinic 37
9. Malic 2,5 6
10. Tartaric 25
11. Glutaric 3,5 6,5
12. Aconitic 1,8 6,3
13. Citric 2 6,5
14. Acetic 3,8 6
15. Benzoic 3,2 5,2
16. Lactic 35
17. Glyceric 2,5 4,5
18. Gluconic 2,6 4,6
4. HUMECTANTS AND CO-SOLVENT

Untuk mencegah kristalisasi bahan terlarut dalam


suspensi mencegah cap locking

Co-solvent meningkatkan kelarutan molekul


elektrolit lemah dan non polar ( pengawet,
antioksidan, flavor, fragrance)

Bhn aktif tidak boleh larut dalam co-solvent

Yang sering digunakan, alkohol, propilenglikol,


polietilenglikol, 1,3-butilenglikol
5. PRESERVATIVES
Sediaan oral maupun topikal hrs bebas dari mikroba patogen ;
E-coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus,
Candida albicans, Aspergillus niger, Salmonella species

Mikroba (bakteri, jamur, yeast/kapang) selain


merugikan pasien dpt merubah sifat fisika-kimia sediaan

Perubahan sifat fisika-kimia pada sediaan :


Fisik : warna, viskositas, reologi, gas dan bau
Kimia : hydrolisis, pengawet tidak efektif, pH
Pengawetan diperlukan dalam sediaan suspensi karena:
1. Mengandung karbohidrat dan solvent yang polar
2. Ada sumber kontaminasi; perlakuan pada wadah,
peralatan, komponen bahan pengemas, operator

Selain di tambah pengawet fabrikasi dan pengemasan harus


sesuai GMPs

Faktor yang mempengaruhi efektifitas pengawet:


1. Kelarutan dalam air
2. Partisi dalam fase polar dan nonpolar
3. Disosiasi pada perubahan pH
4. Interaksi dengan bahan lain dalam formula
Pedoman pengawetan :
1. Riwayat bahan yang sama atau mirip
2. Rute penggunaan
3. Desain kemasan
4. Frekuensi penggunaan
5. Proses fabrikasi
6. Lama penyimpanan
Kombinasi pengawet beberapa jenis mikroba dlm sediaan
Jenis pengawet : alkohol
asam
ester
ammonium kuarterner
derivat fenol
donor formaldehid
6. SEQUESTRANTS
Chelating agent mengikat logam bebas dalam
sediaan

Contoh :
asam dan Na EDTA
asam sitrat
asam glutamik

Logam bebas katalis reaksi oksidasi


7. ANTIOXIDANT
Bahan aktif atau bahan tambahan ada yg mudah teroksidasi

Oksidasi dapat mengakibatkan : penurunan potensi/efek


terapi, perubahan warna, bau, rasa viskositas sediaan dll

Beberapa bahan aktif dapat mengalami autooksidasi (reaksi


radikal bebas yang dipicu oleh radiasi UV dan dgn adanya
sedikit oksigen) dapat dikatalisa oleh ion2 logam

Anti oksidan : larut air dan laut minyak


Bahan-bahan antioksidan yg umum digunakan

Larut air Larut minyak

Na-bisulfit Butylated hydroxy anisole (BHA)


Na-metabisulfit Butylated hydroxy toluene (BHT)
Na-thiosulfat Propyl gallate
Thioglyserol Tocopherol
Thiourea Hydroqunone
Cystein HCl
Asam askorbat
Persyaratan antioksidan yang ideal :
1. Tidak toksik
2. Tidak mengiritasi
3. Tidak menimbulkan sensitisasi
4. Efektif pada konsentrasi rendah
5. Tidak berbau
6. Tidak berasa
7. Tidak berwarna
8. Stabil pada rentang pH yang luas
9. Dapat tercampurkan dengan formula
10.Hasil urainya tidak toksik dan tidak mengiritasi

Untuk meningkatkan efektifitas kombinasi dengan


chelating agent atau asam lemah
8. COLORING AGENT
Tujuan pemberian warna :
1. Estetika sesuai keinginan pasar
2. Identitas produk

Hal yg perlu diperhatikan :


1. Dye dan pewarna organik oksidasi, hidrolisa, fotolisis
2. Kelarutan dan stabilitas kemungkinan dipengaruhi pH
3. Suspensi peroral hanya boleh menggunakan pewarna
FD&C atau D&C. Suspensi topikal dapat menggunakan
D&C external color
4. Undang-undang dinegara tertentu
9. FRAGRANCE
Tujuan penggunaan :
1. Aseptabilitas menutupi bau yg tidak enak
2. estetika

Sifat kimia bahan aktif dapat mempengaruhi efektifitas


fragrance; aldehidic fragrance >< amine primer drug
ester-fragrance >< pH tinggi

Penggunaan fragrance dalam jumlah minimum ~ 0,5 %


Pemilihan dan jumlah berdasarkan trial and error

Umumnya fragrance bentuk minyak, tidak larut air,


dilarutkan dengan co-solvent atau solubilizer lain
PREPARATION OF SUSPENSION
Preparation of suspensions on
laboratory or small pilot batch

1. Drug dispersion
2. Preparation of structure vehicle and addition of drug
3. Addition of other formula adjuncts
4. Deaeration, followed by making up to final volume
5. Homogenization
6. In-process testing
7. Transfer and filling
1. Drug dispersion

Untuk memudahkan dispersi, bahan aktif ditambah


larutan pekat wetting agent dlm sedikit pembawa
dilewatkan colloid mill pembasahan optimal

Alkohol atau gliserin dapat digunakan pada tahap


awal pendispersian partikel membantu penetrasi
pembawa kedalam massa serbuk

Atau bahan aktif didispersikan dgn cara menambahkan


perlahan-lahan kedalam air atau sistem air-gliserin
mengandung wetting agent
2. Preparation of structure vehicle and addition
of drug dispersion
structure vehicle : aqueous solution of suspending agent ;
hydrocolloid, polysaccharide, clay atau kombinasinya

Kunci pembuatan yang cepat dari pembawa dispersi


homogen hydrocolloid atau clay dalam air,
Umumnya medium hangat dapat menghydrasi hydrocolloid
atau clay lebih cepat

Larutan dari hydrocolloid atau bahan aktif dapat dibuat


dalam waktu yg singkat bila hydrocolloid kering terdispersi
sebaik-baiknya
Proses hydrasi clay lebih lama
Sesudah structure vehicle terbentuk bahan aktif ditambahkan

Metode pendisperdian hydrocolloid atau clay :


a. High shear mixing :
Dispersi yg baik dapat diperoleh dgn high shear mixer
menggunakan vortex
Serbuk hydrocolloid ditaburkan perlahan-lahan pada
permukaan/dinding vortex tiap granul terbasahi.
Penambahan serbuk harus sudah seluruhnya sebelum
mulai memasukkan udara kedalam sistem
(atau dpt juga digunakan sistem rotor-stator)

b. Use of an Eductor :
Dispersi terbaik dari hydrocolloid bisa didapatkan dgn
menggunakan funnel and mixing eductor.
Air secukupnya dimasukkan kedalam tangki yang dilengkapi
high-shear mixer. Mixer dihidupkan hydrocolloid
dituangkan kefunnel yg melekat pada lubang diatas tangki
sementara air bergerak. Pada proses ini tiap-tiap partikel
dibungkus oleh air sebelum mencapai permukaan air didalam
tangki mencegah hydrocolloid mengapung

c. Dry mix dispersion ;


biasanya formula mengandung bahan larut air a.l. asam
sitrat, dicampurkan terlebih dahulu dgn hydrocolloid kering
untuk membantu dispersi tambahkan perlahan-lahan
kedlm air dengan high-shear mixing dispersi
hydrokolloid tercapai dlm waktu singkat
3 Addition of other formula adjunct :
Bahan tambahan lain spt chelating agent, antioxidant,
humectan, preservative, color, fragrance
- langsung ditambahkan kedlm pembawa atau
- dilakukan presolubilized dlm cosolvent yg tepat
Waktu dan suhu pencampuran tgt sifat fisika-kimia
Fragrance ditambahkan terakhir dan suhu sudah dingin

4. Deaeration, sebelum mencapai volume terakhir


Tiap bacth diproses melewati deaerating equipment sblm
disesuaikan sampai voleme tertentu.
Suspensi dgn udara yg terjebak dlm jumlah besar tidak
aseptabel secara farmasetik mempengaruhi sifat reologi,
dosis, warna, BJ, volume
Hal-hal yg hrs diperhatikan pada pembuatan suspensi

1. Pemanasan terlalu lama air menguap


2. Pengadukan dan pemanasan berlebihan
depolimerisasi hydrocolloid, hydrolisis pengawet
3. Menaati dengan ketat GMPs

GMPs validasi proses karakteristik sediaan meliputi :


penampakan, pH, BJ, viskositas, ukuran partikel, volume
sedimentasi dan zeta potensial dll

Validasi proses meliputi : kecepatan dan lama pengadukan dll


5. Homogenization
Terakhir, suspensi dilewatkan colloid mill atau homogenizer
mengecilkan ukuran partikel yang beraglomerasi

6. In-process testing
Sebagian besar tes-tes evaluasi dilakukan terhadap suspensi
untuk menjamin kualitas dari produk

7. Transfer and filling


Sediaan dipindahkan ke storage /holding tank untuk
pengisian sesudah memenuhi in process spesification.
Sediaan tidak mengalami perubahan kimia, fisika dan
mikrobiologi setelah proses pemindahan dan pengisian
Syrup filling & packaging line machine
Mixing, carbonating and
bottle filling equipment
CMF
Fully automatic mixing and
carbonating, semi automatic
filling equipment designed for
small scale production (of
carbonated or other type of
gas saturated beverages)
and packaging into a wide
range of containers including
glass bottles, PET bottles or
cans.
EVALUATION OF A SUSPENTION
1. Sediment parameter
2. Ease of redispersibility
3. Rheological measurement and viscosity
4. Zeta potential measurement
5. Particle size measurement
6. Centrifugation
7. pH measurement
8. Density measurement
9. Dissolution
10.Preservative efficacy test
11. Safety test
1. Sediment parameter

Sedimentation volume:
Vu
F = ------ X 100
Vo

F = sedimentation volume
Vu = volume of sediment
Vo = volume of suspension before settling

Kurva F vs waktu (menit atau hari dll)


prediksi cukup waktu homogen dan tidak terjadi caking
Degree of flocculation :

F
= ---------
F

F = sedimentation volume of the


deflocculated suspension

Menyatakan peningkatan volume sedimentasi akibat flocculasi,


= 5.0 volume sedimentasi dlm keadaan flucculasi lima kali
dari keadaan deflocculasi
2. Ease of redispersibility

Stanko and Dekay :


100 ml suspension (wadah silinder)
diputar 360o, 20 rpm

Jumlah putaran yg diperlukan tidak ada endapan

Dekay and Lesschaft :


kocok 90o arc
Waktu/jumlah pengocokan yg diperlukan tidak ada
endapan
3. Rheological measurement and viscosity
Single rate of shear viscosity
More then one rate of shear rheological behavior

4. Particle size measurement


mocroscopic or coulter counter
deteksi adanya pertumbuhan agregat/kristal
perubahan sedimantation rate, ease of redispersibility,
caking, efficacy

5. pH measurement
pH meter adjust bila perlu
6. Density measurement
picnometer suhu tertentu
DRY SYRUP/
RECONSTITUABLE SUSPENTION/
FOR ORAL SUSPENSION

TRISTIANA ERAWATI
2009
DRY SYRUP/ RECONSTITUABLE
SUSPENTION/ FOR ORAL SUSPENSION

Pada penyimpanan kering SERBUK/ GRANUL ,


dilakukan rekonstitusi dengan air ketika akan
digunakan

Bahan aktif tidak tahan lama dalam air ( 2minggu)

Lebih menguntungkan dalam hal pengiriman


dari pada suspensi konvensional lebih
tahan perubahan temp.
Karakteristik dry sirup :
1. Campuran serbuk hrs homogen
2. Rekonstitusi mudah dan cepat terdispersi dlm pembawa
3. Redispersi dan penuangan mudah
4. Aseptabel, bentuk, bau dan rasa
Untuk mendapatkan karakteristik yg diinginkan dispersing
agent yang cepat terdispersi

A. Bahan aktif : 1. Amoxicillin


2. Ampicillin
3. Cephalexin
4. Dicloxacillin
5. Erythromycin
6. Penicillin V potassium
7. dll
B. Bahan Tambahan :
Suspending agent Anticaking agent
Sweetener Flocculating agent
Wetting agent Solid diluent
Preservative Antifoaming
Flavor Granule disintegrant
Buffer, Color Antioxidant, lubricant

1. Suspending agent :

Mudah terdispersi dikocok dgn tangan


Suspending agent yg cocok untuk dry syrup :
Acacia
CMC-Na
Iota Carrageenan
Microcrystalline cellulose with CMC-Na
Povidone
Propylenglicol alginate
Silicon dioxide colloidal
Sodium starch glycolate
Tragacanth
Xanthan gum

Suspending agent yg tidak cocok untuk dry syrup :


Agar, carbomer, MC, aluminum megnesium silicate
2 Sweetener

Sukrosa pemanis
pengisi
pembawa minyak menguap

Mannitol, dextrose, sodium saccharin,


Aspartame tidak tahan panas

3 Wetting Agent

Umum : polysorbate 80, sodium lauryl sulfate


4 Bahan tambahan lain
Pengawet : Na-benzoate
Dapar : Sodium citrate

Sukar larut tidak direkomendasikan :


asam sorbat, nipagin, nipasol
AMPICILLIN FOR ORAL SUSPENSION B.P.
Each 5ml. of prepared Syrup contains :
Ampicillin Trihydrate B.P..
Equi. to Ampicillin 0.125gm.
Colour : Sunset yellow
Excepients Q.S.

RIFAMPIN DRY SYRUP


Each 5ml. of reconstituted syrup contains :
Rifampicin B.P.. 100.0mg.
Flavoured Syrupy base
Excepients Q.S.
ERYTHROMYCIN ESTOLATE FOR ORAL
SUSPENSION
Each 5ml. of prepared Suspn. contains :
Erythromycin Estolate B.P..
Equi. to Erythromycin base 125mg.
Colour : Sunset Yellow F.C.F.

AMOXYCILLIN FOR ORAL SUSPENSION B.P.


Each 5ml. of prepared Suspn. contains :
Amoxycillin Trihydrate B.P..
Equi. to Amoxycillin 125mg.
Colour : Sunset Yellow F.C.F.
Excepients Q.S.
PEMBUATAN DRY MIXTURE :

1. POWDER BLEND : (komponen formula dicampurkan


dalam bentuk serbuk)
bahan dengan jumlah sedikit dilakukan pencam-
puran dua tahap, pertama dicampur dengan
sebagian sucrose, selanjutnya dicampur dgn
bahan yang lain hasil yg homogen.

2. GRANULATED PRODUCT

3. COMBINATION PRODUCT:
bahan yang tidak tahan panas (flavor), di tambah
kan setelah pengeringan granul
GRANULATED PRODUCT

1. REDUKSI UKURAN PARTIKEL :


- bahan btk serbuk di milling dgn mesh size
tertentu, dilengkapi screen/ayakan
- perameter kritis: - kecepatan milling
- ukuran mesh

2. PENCAMPURAN SUSPENDING AGENT, WETTING


AGENT DAN ANTI FOAMING AGENT :
- wetting agent + anti foaming agent
- suspending agent ditambahkan per-lahan2
pd campuran wetting agent & anti foaming
agent
- parameter kritis : - kecepatan pengadukan
- waktu pengadukan
3. PENCAMPURAN BAHAN AKTIF :

- bahan yang sudah dimilling


ditambahkan pada campuran langkah no. 2,
diaduk sampai homogen
- parameter kritis : - kecepatan pengadukan
- waktu pengadukan

4. GRANULASI :
pada campuran no. 3, dilakukan pembentukan
granul dgn mesh size tertentu ( dng cairan
pembentuk masa granul )
5. PENGERINGAN :
granul hsl langkah no. 4 dikeringkan sampai %
moisture content tertentu (tray oven atau fluid
bed drier)
parameter kritis : - temperatur
- waktu pengeringan

6. MILLING :
hasil pengeringan distribusi ukuran partikel

7. FINAL BLEND :
(pencampuran akhir)
parameter kritis : - waktu & kecepatan pengadukan
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
PEMBUATAN DRY MIXTURE

TYPE ADVANTEGE DISADVANTAGE


POWDER economy, low incidence mixing & segregation
BLEND of instability problem, losses of drug

GRANULATED appearance, flow cost, effect of heat &


PRODUCT characteristic, less granulating fluids on
segregation, less dust drug & excipients

COMBINATION reduced cost, no use no segregating mix of


POWDER & of heat sensitive granular & non
GRANULATION ingredient granular ingredient
PROSES
FABRIKASI
PERALATAN UTAMA PADA
PEMBUATAN SIRUP KERING

MIXER (V atau DOUBLE CONE)


MILLING MACHINE
OVEN ATAU FLUID BED DRIER
MIXER/BLENDER UNTUK PENCAMPURAN AKHIR
FILLING MACHINE

PROSES FILLING :
METODE GRAVIMETRIC KECEPATAN ALIR
GOOD FLOW = 38
FAIR FLOW = 38 - 42
POOR FLOW = 42
GULA
PENGAWET
DAPAR SOLVEN YANG SESUAI
SUSPENDING AGENT
PENGENTAL

DALAM MIXER
MASA GRANUL
SCREENING DGN
OSCILATING GRANULATOR
MASA GRANUL DASAR
PENGERINGAN: OVEN/FBD
GRANULAT I BAHAN AKTIF
Q.C. : KADAR AIR
SUPER MIXER, SCREENING ROLL COMPACTOR
GRANULAT II
+ FLAVOR, V MIXER

GRANULAT III KERING


SIAP DIISIKAN DLM WDH PRIMER
KARANTINA Q.C
SIRUP KERING DLM BOTOL
KARANTINA Q.C

+ ETIKET, LABEL, LEAFLET, BROSUR


+ KEMASAN SEKUNDER
KARANTINA Q.C
DISIMPAN DLM GUDANG OBAT JADI
SIAP DIPASARKAN
Automatic Single Head Dry Syrup Powder Filling Machine
Automatic Double Head Auger Type Dry Syrup Powder Filling
Machine SJAF-D-100
Four Heads / Six Heads ROPP Cap Sealing Machine SJCS-150R/200R
PENGEMASAN
EVALUASI SEDIAAN SYRUP KERING :
1. Waktu rekonstitusi
2. Sediment parameter
3. Ease of redispersibility
4. Rheological measurement and viscosity
5. Zeta potential measurement
6. Particle size measurement
7. Centrifugation
8. pH measurement
9. Density measurement
10. Dissolution
11. Preservative efficacy test
12. Safety test
Selamat belajar semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai