Anda di halaman 1dari 34

Apt. Wildan Khairi Muhtadi, M.Pharm.

Sci
 Emulsi adalah:
sistem dua fasa, yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain, dalam bentuk tetesan kecil.

Berdasarkan fasa terdispersinya emulsi


terbagi :
 Emulsi minyak dlm air (M/A atau O/W):
fasa minyak terdispersi dlm fasa air.
 Emulsi air dlm minyak (A/M atau W/O):
fasa air terdispersi dlm fasa minyak.
◼ Berdasarkan ukuran tetesan/droplet
 0.2 – 50 mm Macroemulsi
 0.01 – 0.2 mm Microemulsi
 <1000 nm Nanoemulsi
 Untuk menutupi rasa dan bau obat yang tidak
enak contoh: castor oil, cod-liver oil dll
 Untuk memperpanjang pelepasan obat pada
sediaan sustained relesase.
 Mempermudh pemberian nutrisi penting pada
pasien di RS seperti karbohidrat, lemak dan
vitamin dalam bentuk sediaan intra vena
 Melindungi obat yang mungkin teroksidasi dan
mengalami hidrolisis
 Emulsi digunakan dalam formulasi sediaan
topikal seperti losion, krim, liniment dan salep.
 Menutupi rasa minyak yang tidak enak.
 Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi
karena ukuran minyak diperkecil.
 Ketersediaan hayati lebih baik karena
sudah dalam bentuk terlarut. (mudah
diabsorpsi ukuran partikel minyak kecil).
 Sebagai topikal: membersihkan dan
pelembut
1.Teori tegangan permukaan
 Pada dua cairan yang tidak dapat
bercampur terdapat tegangan antar
muka (interfacial tension) pada bidang
batas kedua cairan tersebut.
 Penambahan emulgator akan
menurunkan atau menghilangkan
tegangan yang terdapat pada antar
muka/bidang batas cairan kedua zat
cair mudah bercampur

+ emulgator
2. Teori orientasi bentuk baji (Oriented wedge Theory)
 Emulgator terdiri dari kelompok hidrofilik yang akan
bergabung ke dalam air dan kelompok lipofilik ke
dalam minyak
 Emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat
antara air dan minyak keseimbangan
 Berkaitan dengan nilai HLB: angka yang
menunjukkan perbandingan antara kelompok
hidrofil dan lipofil
3. Teori interfasial film
 Emulgator akan diserap pada batas
antara air dan minyak sehingga
terbentuk lapisan film yang akan
membungkus partikel fasa terdispersi.
 Lapisan film(tipis) ini akan mencegah
kontak antara fase terdispersi tidak
bergabung emulsi stabil
4. Teori Electric double layer (Lapisan listrik
rangkap
 Partikel minyak seolah-olah dilindungi
oleh 2 lapisan listrik yang saling
berlawanan (benteng)
 Benteng ini akan menghalangi partikel
minyak untuk bergabung emulsi
stabil.
Emulsifier merupakan komponen
berada di permukaan antara dua
cairan yang tak bercampur,
menurunkan tegangan permukaan
antar fase dan memfasilitasi
pembentukan sebuah emulsi
 Anionik: Natrium lauril sulfat
 Kationik: Benzalkonium klorida
 Non Ionik: Tween, Span dan Brij
 Amfoter: Lesitin, protein
HLB adalah
karakteristik (ukuran) surfaktan yang
menunjukkan keseimbangan bagian hidrofil
dan lipofil.
Harga HLB makin besar berarti surfaktan
makin bersifat hidrofil.
Apabila surfaktan dimasukkan ke dalam
sistem minyak-air, maka gugus polar
(hidrofil) akan terarah ke fasa air
sedangkan gugus nonpolar (lipofil) terarah
ke fasa minyak.
R/ Paraffin Liq 40% (M/A HLB butuh 12)
Emulgator (Tween 80 dan Span 80) 5%
Emulsi ad 100

Metode Aligasi:
Span 80 (4,3) 3 3/10,7 x 5 g = a g
12
Tween 80 (15) 7,7 + 7,7/10,7 x 5 g = b g
10,7
 Jika seluruh fase minyak memiliki HLB

R/ Paraffin liq 20 (HLB 10)


Adeps lanae 2 (HLB 12)

Hitung dulu HLB butuh utk semua fase minyak:


Paraffin liq : 20/22 x 10 = 9,1
Adeps Lanae : 2/22 x 12 = 1,1 +
10,2

Lalu Hitung jumlah emulgator yang dibutuhkan


dengan metode aligasi spt diatas.
Bentuk ketidakstabilan emulsi:
 Creaming adalah suatu peristiwa terjadinya
lapisan-lapisan dengan konsentrasi yang
berbeda-beda di dalam emulsi.
 Flokulasi adalah suatu peristiwa terbentuknya
kelompok-kelompok globul yang posisinya
tidak beraturan.
 Coalesence dan breaking
Coalesence merupakan proses bergabungnya
droplet yang akan diikuti dengan breaking
yaitu pemisahan fasa terdispersi dari fasa
kontinu. Prosesnya irreversibel karena lapisan
emulgator yang mengelilingi cairan sudah
tidak ada.
 Selama penyimpanan, adanya perbedaan
densitas antara minyak dan air, terdapat
kecenderungan fase minyak untuk terkonsentrasi
di atas sistem emulsi
 Flocculation diartikan sebagai proses
dimana dua atau lebih droplet saling
menempel tanpa kehilangan identitas
 Coalescence merupakan proses ketika
dua atau lebih droplet bergabung dan
membentuk droplet yang lebih besar
 Suspensi dalam bidang farmasi adalah
disperse kasar dimana partikel zat padat
yang tidak larut terdispersi dalam suatu
medium cair.
 Colloidal suspension
biasanya 0,5-10 µm
 Coarse suspension
umumnya 10-50 µm
 Nano suspension (10 nm)
Sistem Flokulasi Sistem deflokulasi

 Partikel terflokulasi  Partikel deflokulasi


terikat lemah, mengendap perlahan,
cepat mengendap, akhirnya membentuk
namun tidak membentuk sedimen,
“cake” dan, terjadi agregasi,
mudah tersuspensi membentuk “cake” yang
kembali keras dan,
sukar tersuspensi kembali.
 “cake”: endapan yang
mengeras/ membatu
Partikel
+ wetting agent
Dispersi homogen

Suspending agent + Zat untuk flokulasi

Suspensi Deflokulasi + Suspending agent

Suspensi terflokulasi
Sistem Flokulasi Sistem deflokulasi

› Keunggulannya : › Keunggulannya :
sedimen pada tahap akhir sistem deflokulasi akan
penyimpanan akan tetap menampilkan dosis yang
besar dan mudah relatif homogen pada
diredispersi. waktu yang lama karena
› Kekurangannya : kecepatan sedimentasinya
dosis tidak akurat dan yang lambat.
produk tidak elegan karena › Kekurangannya :
kecepatan sedimentasinya apabila sudah terjadi
tinggi. endapan sukar sekali
diredispersi karena
terbentuk masa yang
kompak.
1. Derajat sedimentasi
rasio (perbandingan) dari volume sedimentasi/ endapan akhir
(Vu) terhadap volume awal suspensi (Vo)
F= Vu/Vo
F biasanya dinyatakan juga sebagai derajat sedimentasi.

• Bila F = 1, maka dinyatakan sebagai sediaan yang baik karena


mencapai flocculation equilibrium
• Bila volume akhir lebih besar dari volume awal, maka terjadi
flokulasi dan perlu dilakukan penambahan zat pembantu
dalam sediaan
 Stabilitas fisika suspensi terjaga bila
partikel tetap terdistribusi secara merata
ke seluruh media.
 Kecepatan pengendapan dinyatakan
oleh hukum stokes:
 υ : kecepatan pengendapan akhir
(cm/detik)
 d : diameter partikel (cm)
 ρs dan ρo: kerapatan dari fase terdispers
dan medium pendispers
 g : percepatan karena gravitasi
 ηo : viskositas dari medium pendispers (
poise)
 Ukuran partikel rata-rata kalsium
karbonat dalam suspense adalah 54 µm.
Kerapatan CaCO3 dan air berturut-turut
yaitu 2,7 dan 0,997 g/cm3. Viskositas air
pada 25°C adalah 0,9 centipoise.
Hitunglah kecepatan pengendapan
suspense tersebut (g = 9,81 m/s2)

Anda mungkin juga menyukai