EMULSI
ApERsEpsI
Pendahuluan
Emulsi
MILK
ELmugeo
Farmasi Perancis:
Emulsi Vera:
Emulsi spuria
Biji2an
Tragacanth
Air Olium Anisi, olivarum
Protein (E) Kuning telur
Definisi
Sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok.
Sistem terdispersi yang terdiri dari paling sedikit 2
fase cairan yang tidak saling bercampur. Sebagian
besar dari emulsi konvensional dalam farmasi
memiliki ukuran partikel terdispersi dalam diameter
dari 0,1 sampai 100 mm.
Suatu campuran yang tidak stabil secara
termodinamika yang terdiri dari 2 cairan yang
tidak saling bercampur.
Sistem polifase dari 2 campuran yang tidak saling
bercampur. Salah satunya tersuspensi
dengan bantuan emulgatorkeseluruh partikel
lainnya. Ukuran diameter partikelnya 0.2 – 50 m.
Sistem yang tidak stabil secara termodinamika
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak
bercampur satu diantaranya terdispersi sebagai
globul-globul (fase pendispersi) dalam fase cair
lainnya (fase kontinyu) distabilkan dengan adanya
bahan pengemulsi/emulgator.
Sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan
dalam sistem dispersi, yang satu terdispersi sangat
halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
dimantapkan dengan zat pengemulsi.
Suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri
daribulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi
ke seluruh pembawa yang tidak saling bercampur.
sediaan yang mengandung 2 cairan yang tidak
bercampur, satu diantaranya terdispersi secara
seragam sebagai globul.
Suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara
termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua
fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah
satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam
bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-
100 mm, yang distabilkan dengan
emulgator/surfaktan yang cocok.
Alasan Penggunaan Emulsi
• Untuk membuat formulasi tunggal yang
komponen penyusunnya tidak dapat
bercampur,misal : pembuatan lotion atau
cream
• Untuk mengontrol flavour
• Untuk mengatur kondisi fisik produk, seperti
tekstur dan tingkat kekentalannya
• Untuk menekan biaya produksi
• Mengurangi resiko penggunaan bahan
beracun,misalnya sebagai bahan
pencampur insektisida digunakan air
Komponen Emulsi
Komponen
Emulsi
Dasar Tambahan
Komponen Dasar
1.Fase Dispers or Fase Internal or Fase Diskontinyu:
Zat cair yang terbagi menjadi butiran kecil
kedalam zat cair lain.
2.Fase Kontinyu or Fase Eksternal or Fase Luar:
zat cair yang berfungsi sebagai bahan
pendukung dari emulsi.
3.Emulgator
zat penstabil emulsi.
Komponen Tambahan
Corigen Saporis
ex. Saccharosa, sirop simplek
Corigen Odoris
ex.ol.rosarum,ol methae
Corigen Coloris
Ex.caramel
Preservativ
ex. Metil dan propil Paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol
Antioksidant
Ex. Asam askorbat, asam sitrat, propil gallat dan
asam gallat.
Tipe Emulsi
Tipe A/M or W/O: Tipe M/A or O/W:
Air sbg fase Minyak sbg f.internal
internal. Air sbg f.eksternal
Minyaksbg fase Air >31-41%
eksternal.
Dapat diencerkan
Air 10-25%. dengan air.
Diencerkan dengan Dicuci dengan air
minyak.
Bersifat Polar
Larut dalam minyak.
Sulit dicuci dengan
air
minyak minyak
air air
Emulsi Temporer
Cara Membedakan:
1.Pengenceran Tetesan (Dilusi)
O/W (Air);W/O(Minyak)
2.Kelarutan Pewarna
O/W(Metilen Blue/Amaranth);W/O (SudanIII)
3.Creaming Test (arah pembentukan krim)
Pemisahan Emulsi
4.Konduktifitas
Elektroda dicelup kedalam cairan emulsi
5.Metode Penyerapan
Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat kapilaritas
air yang lebih tinggi daripada minyak, misal CoCl2
6. Test Fluorosensi
Menggunakan lampu Uv
Macam Emulsi
Oral
Topikal
Injeksi
Sifat Fisik Emulsi
Penampakan:
Dipengaruhi oleh ukuran pertikel emulsi
dan perbedaan indeks bias antara fase
terdispersidan medium terdispersi. Pada
prinsipnya emulsi yang tampak jernih
hanya mungkin terbentuk bila indeks bias
kedua fasenya sama atau ukuran partikel
terdispersinya lebih kecil dari panjang
gelombang cahaya sehingga terjadi
refraksi.
Viskositas
Semakin tinggi viskositas dan persentase
medium disperse, maka makin tinggi
viskositas emulsi. Demikian juga semakin
kecil ukuran partikel suatu emulsi, maka
semakin tinggi viskositasnya dan makian
tinggi konsentrasi emulsifier/stabilizer
yang digunakan.
Faktor2 yang mempengaruhi viskositas:
viskositas medium dispersi
Diagram
partikel.
Absorpsi ion oleh partikel dari cairan
disekitarnya.
Gesekan partikel dengan cairan
disekitarnya.
Cara Pembuatan
Metode Gom Kering atau Metode
continental
Metode Gom Basah atau Metode Inggris
Metode Botol atau Metode Botol Forbes
Metode Penyabunan In situ
Metode Gom Kering atau Metode Continental
Sabun Kalsium
Sabun Lunak
Pengemulsi Sintetik
Destabilisasi Emulsi
Sistem emulsi dapat di-destabilisasi
melalui mekanisme berikut:
Creaming
Flocculation
Coalescence
Ostwald Ripening
Creaming
Selama penyimpanan, adanya perbedaan densitas
antara minyak dan air, terdapat kecenderungan
fase minyak untuk terkonsentrasi di atas sistem
emulsi
Creaming
Bila ada perbedaan densitas,
maka dua fase dalam emulsi
cenderung akan memisah
Minyak lebih kecil densitasnya
(~ 0.8) dibandingkan dengan
air (1.0 )
Buoyancy force (Hukum
Archimedes)
Friction force (Hukum Stokes)
Gerakan dari droplet <1
mm/hari, tidak terjadi
creaming
Polydisperse vs Monodisperse
Flocculation
Proses dimana dua atau lebih droplet
saling menempel tanpa kehilangan
identitas
Coalescence
Proses ketika dua atau lebih droplet
bergabung dan membentuk droplet
yang lebih besar
Ostwald Ripening
Terjadi pada emulsi dimana droplet
bertabrakan dengan yang lain dan
membentuk droplet yang lebih besar dan
yang lebih kecil
Droplet berukuran kecil cenderung menjadi
makin kecil
Penyimpanan
Emulsi
Brownian Movement
waktu
Sedimentasi bahan padatan dan creaming
Creaming
Sediment
Nasib Partikel dalam emulsi:
Globula lemak: flocculation and creaming
Bahan padatan (mis : garam mineral):
Sedimentasi
Ineteraksi makromolekul
Bagaimana cara memperoleh kondisi emulsi
yang stabil ?
Lemak sapi
Asetat Gliserol Lemak babi
Laktat Poligliserol Kelapa sawit
Sitrat Propylene glycol
Kedelai
Tartarat Sorbitol
Bunga matahari
Sukrosa Lain-lain
Pemilihan Emulsifier
Molekul kecil
Mono dan digliserida
Sucrose esters
Sorbitan esters
Polysorbates (Tween)
Stearoyl lactylates
Lecithin
Molekul besar
Protein (bovine serum albumin, laktoglobulin,
ovalbumin)
Sorbitan ester
Amphipilic emulsifier
Campuran phospholipid
Diperoleh secara
komersial dari kedelai
Bisa dimodifikasi untuk
mendapatkan kisaran
HLB yang lebar
Digunakan pada bakery,
chocolate, confectionery
products
EMULSI YANG BAIK
Stabil Dalam penyimpanan
Tidak mudah terbentuk agregat
Dengan pengocokan dapatkembali membentuk
emulsi
EVALUASI EMULSI
Organoleptis
Volume Terpindahkan
Penentuan viskositaas
Daya hantar listrik
Metode pengenceran
Metode percobaan cincin
Metode warna
TERIMAKASIH