Teori Emulsifikasi
3
Jenis Zat pengemulsi
Untuk mencegah penggabungan kembali
(koalesensi) perlu ditambahkan zat
pengemulsi.
Jenis zat pengemulsi :
1. Surfaktan : terjerap pd antarmuka minyak/air
mbtk lapisan monomolekular dan
menurunkan tegangan permukaan.
Penggunaan zat pengemulsi gabungan akan
menstabilkan emulsi
4
Jenis Zat Pengemulsi (Surfaktan)
1. Lanjutan….
Gabungan Na setil sulfat dan kolesterol
membentuk membran kompleks yg rapat,
menghasilkan emulsi yg stabil (a). Natrium
setil sulfat dan oleil alkohol : membran tidak
rapat, mk emulsi krg bagus (b). Setil alkohol
dan natrium oleat : membran rapat tp tidak
kompleks, mk emulsi krg bagus (c).
5
Gambar 1. Gambaran gabungan zat pengemulsi pd antarmuka
minyak-air suatu emulsi
6
Cont….
Zat pengemulsi gabungan yg dianjurkan :
• Tween dan Span
• Natrium stearat dan kolesterol
• Natrium lauril sulfat dan gliseril monostearat
• Tragakan dan Span
7
Sifat zat pengemulsi dikenal dg : HLB
(Hydrophilic - Lipophilic Balance)
• Emulsi m/a :HLB zat pengemulsi berkisar 9 –
12
• Emulsi a/m : HLB zat pengemulsi berkisar 3 - 6
8
Tabel 1. Beberapa Jenis Zat Pengemulsi
9
Jenis Zat Pengemulsi
2. Koloid Hidrofilik (Penjerapan Multimolekular)
: mbtk lapisan multimolekular di sekeliling
tetesan minyak dalam emulsi m/a. Lapisan
terbentuk adl kuat shg dpt melawan
terbentuknya koalesensi.
Sifat dari tipe ini :
• Tidak menurunkan tegangan permukaan
• Meningkatkan viskositas emulsi
10
Jenis Zat Pengemulsi
3. Partikel padat halus, yg terjerap pd antarmuka
minyak/air membentuk lapisan partikel di
sekeliling globul terdispersi, shg dapat
mencegah tjd penyatuan kembali.
11
Stabilitas Fisik Emulsi
Ketidakstabilan emulsi digolongkan dalam :
1. Flokulasi dan Kriming
Jika kerapatan fase terdispersi kurang drpd kerapatan
fase luar, spt emulsi m/a (kriming naik)
Jika kerapatan fase terdispersi lebih besar drpd fase
luar spt emulsi a/m (kriming menurun)
Faktor yg menentukan fenomena ini : meningkatnya
diameter globul fase terdispersi
Fenomena ini mrp proses bolak-balik, dpt disebarkan
kembali dg mudah
12
Stabilitas Fisik Emulsi
2. Koalesensi dan Pecah
Lapisan pelindung telah pecah, sehingga
pengocokan sedang tidak menghasilkan emulsi
kembali.
Agar emulsi stabil maka nilai kritis fase
terdispersinya berkisar 50 - 74%.
Rasio volume-fase 50/50 menghasilkan emulsi
yang stabil
13
3. Pembalikan Fase
Stabilitas Fisik Emulsi
Dapat dilakukan dg cara :
a) Penambahan elektrolit ke dalam emulsi, contoh : emulsi m/a (yg
distabilkan dg Na-stearat), bila ditambahkan kalsium klorida, mk
emulsi dibalikkan mjd a/m dan terbentuk kalsium stearat.
b) Perubahan rasio volume-fase
14
Reologi Emulsi
• Sifat reologi emulsi penting artinya pada : daya
sebar sediaan kosmetik/topikal, aliran pd sediaan
parenteral.
• Faktor2 yang mempengaruhi sifat aliran :
a) Ratio volume fase
b) Distribusi ukuran globul : semakin lebar
distribusi ukuran globul maka viskositas semakin
rendah dibandingkan distribusi ukuran globul yg
sempit (seragam)
c) Viskositas dari fase luar
15
Reologi Emulsi
• Macam reologi pada emulsi :
a) Bila volume fase dalam sangat kecil (<0.05),
maka alirannya Newtonian
b) Fase dalam ditingkatkan : alirannya
pseudoplastik, plastik
c) Bila volume fase dalam ditingkatkan hingga
0.74, maka dapat tjd pembalikan fase.
16